Di dalam ruangan tersebut, suasana begitu tegang. Para eksekutif senior telah berkumpul, dan mereka semua menanti arahan dari pria yang kini duduk di ujung meja, Dimitrei Uvarov.
Thalia juga ada di ruangan itu, meskipun ia hanya duduk di sudut ruangan, mencoba untuk tidak terlalu mencolok.
Ia ingin tetap berada di bagian belakang, menghindari masalah yang bisa muncul jika ia terlalu terlihat.
Dimitrei memulai pertemuan dengan percakapan yang serius. Ia menjelaskan situasi perusahaan secara rinci, mencerminkan pemahaman mendalamnya tentang bisnis tersebut.
Setiap kata yang keluar dari mulutnya adalah poin penting yang harus dipertimbangkan oleh semua orang di ruangan itu.
Thalia merasa beruntung bisa mendengarkan diskusi ini meskipun hanya sebagai penonton karena sejak tadi perannya belum terlalu dibutuhkan dalam diskusi itu.
Ia merasa terinspirasi oleh dedikasi dan pengetahuan Dimitrei terhadap perusahaan ini. Ia ingin belajar lebih banyak dan mungkin suatu hari bisa menjadi seorang pemimpin seperti Dimitrei meskipun itu adalah hal yang mustahil karena perusahaan ayahnya telah diambil oleh orang lain.
Pertemuan berjalan dengan intensitas yang terus meningkat. Dimitrei Uvarov membuat keputusan-keputusan yang akan membentuk masa depan perusahaan.
Tidak ada yang berani menentangnya, karena keberanian dan ketegasannya dalam mengambil langkah-langkah sulit, telah terbukti membuahkan hasil yang luar biasa.
Hingga akhirnya, Tuan John memanggil Thalia untuk mempresentasikan angka-angka yang tersusun dalam daftar laporan buku besar perusahaan di mana dia-lah yang mengatur dan menata hal itu semua.
“Thalia, giliranmu.” Bisik John yang ada di depan Thalia.
“Hmm, aku siap,” sahutnya berbisik juga.
Dimitrei menatap tajam ke arah Thalia yang duduk di meja paling pojok. Pria itu sudah duduk di ujung meja dengan tubuh yang menyandar di sandaran kursi kebesarannya.
Thalia berdiri dan melangkah penuh keyakinan ke depan untuk memberikan presentasi laporan keuangan yang merupakan hal terpenting dari meeting ini.
Jika sudah menyangkut pekerjaan, Thalia akan berubah menjadi orang yang benar-benar serius dan kompeten dalam bidang ini.
Wanita itu mulai beraksi di depan dengan menunjukkan tabel-tabel rumit penuh angka dan juga bagan-bagan pencapaian melalui proyektor.
Tangannya memegang laser pointer untuk membantunya menunjukkan angka-angka yang ingin dijelaskannya pada peserta meeting terutama pada sang bos besar.
Dimitrei tak melihat ke arah angka-angka itu melainkan pada sosok Thalia yang terbilang sangat sederhana bagi pegawai yang berada di posisi penting divisi keuangan yang notabene memiliki gaji yang lumayan besar.
Dimitrei sangat percaya dengan apa yang dikatakan Thalia tentang laporan keuangannya dan tampaknya tak perlu mengoreksinya lagi meskipun seharusnya dia tetap melakukannya karena itu adalah hal yang sangat penting.
Hingga akhirnya presentasi Thalia pun telah selesai dan Dimitrei masih melihat ke arah Thalia.
"Apakah anda puas dengan laporanku, Tuan? Apakah menurut anda ada yang perlu diperbaiki?" tanya Thalia dengan sangat sopan dan hati-hati.
"Hmm, setelah ini datanglah ke ruanganku," jawab Dimitrei dan membuat Thalia menelan salivanya karena dia mengira ada masalah dengan laporannya tadi.
"Baik, Tuan.” Thalia berusaha menepis rasa gugupnya.
Lalu Dimitrei menyudahi meeting itu dan asisten Dimitrei menyuruh Thalia untuk datang ke ruangan CEO setelah membereskan laporannya tadi.
Setelah Dimitrei keluar dari ruangan meeting itu, Thalia melihat ke arah John dan seakan meminta pertolongan.
"Semangatlah," ucap John dengan tangan mengepal ke atas untuk memberikan semangat pada Thalia.
Dan pegawai lainnya pun ikut memberikan semangat pada Thalia seakan dia merupakan tumbal kemarahan sang bos dari meeting ini.
"Kau pasti bisa, Thalia. Jangan gugup," ucap salah seorang pejabat perusahaan yang berada di samping Thalia.
Thalia mengangguk pelan dan pasrah dengan apa yang akan dikatakan oleh Dimitrei nanti.
“Apa-apaan ini? Mereka hanya memberikan semangat tanpa membantuku?” gumam Thalia berbisik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
ren_iren
jgn takut thalia, kibaskan saja rambut ekor kudamu, pasti dimitrei akan tersepona padamu 🤣🤣🤣
2025-03-19
0
ira
tenang saja thalia kmu bakal d kasih kerja sampingan khusus th sm dimitrei🤭🤭
2024-11-22
0
ira
pasti bisa kn kmu bakal jadi nyonya pemimpin thalia 😁😁
2024-11-22
0