Pernikahan

Keesokan harinya, Arlinda tetap di rias menggunakan kebaya putih meskipun air matanya tetap bercucuran. Rendy pun begitu, ia memakai setelan jas berwarna putih, senada dengan apa yang di pakai Arlinda.

" Non, saya mohon jangan nangis ya, tuan muda menyuruh kami untuk merias nona secepat mungkin atau kami akan kehilangan pekerjaan kami. " Kata salah satu perias dengan wajah yang memelas

" Apa? B-baiklah, aku tidak akan menangis lagi. " Arlinda sempat kaget dengan pernyataan yang dilontarkan perias tersebut. Ia pun mengehentikan tangisnya secara paksa

Di sisi lain, Ariel sudah mendatangi tempat kediaman Rendy, tapi di sana dia tidak menemukan apapun. Hingga dia ingat, kalau dia pernah menjemput kekasihnya di villa terpencil. Ya hanya di situ harapan untuk menemukan sang adik berkobar lagi.

Dia tau kalau di sana memakai sistem kode, maka dari itu ia memanggil temannya yang bernama Alvin. Alvin seorang mahasiswa jurusan komputer, yang diam-diam mempunyai keahlian sebagai hacker.

Drrrtttt, drrrttttt, drrrtttt.... Deringan tersebut terus berbunyi hingga Alvin mengangkatnya

" Halo, ada apa Riel? "

" Emmm, bantu aku Vin, kau bisa membobol kode villa kan? "

" Sepertinya bisa Riel, emangnya ada apa sih? "

" Sudahlah, nanti akan aku ceritakan kalau kau sudah tiba di alamat yang nanti akan ku berikan padamu, ingat, kau jangan masuk di villa besar itu, kau harus bersembunyi dan berlagaklah seperti penghuni daerah situ. Jangan lupa bawa alat untuk membobol kodenya. "

" Emm, ok Riel, aku akan tiba secepatnya. "

Ariel pun langsung mengirimkan alamat villa tersebut ke Alvin, tak lupa ia juga berangkat ke sana.

" Linda, tenanglah, kakak akan menjemputmu secepatnya. " Kata itu yang terus di ucapkan Ariel di sela-sela perjalanannya

Lepas dari Ariel yang mengejar waktu menggunakan mobil sportnya, Alfin pun sudah menyiapkan beberapa alat untuk membobol kode villa tersebut, kini ia sudah bertengger di balkon salah satu rumah yang tak jauh dari villa tersebut.

Para mempelai, baik wanita maupun pria sudah siap. Mereka sudah duduk di depan penghulu, Arlinda yang memikirkan nasibnya sekarang hanya bisa menyembunyikan kesedihan dalam hatinya.

"Apakah kedua mempelai siap? " Tanya pak penghulu

" Kami siap pak. " Jawab Rendy

" Mempelai wanita, apakah anda siap? Dan kenapa anda bersedih? Saya tidak ingin kalau ini di atas paksaan. " Arlinda yang mendengarkan ucapan pak penghulu langsung ia jawab dengan berbagai alasan setelah Rendy menatapnya dengan tajam

" Saya siap pak, saya sedih karena kakak saya tidak bisa hadir saat ini. " Di samping itu, Arlinda mengatakannya dengan smirk yang biasa ia tunjukkan ketika berhasil memojokkan sang musuh

Tenang kak, adikmu ini penembak yang handal, dalam waktu seminggu aku akan pergi dari neraka ini.

Ijab kabul pun di mulai. di sisi lain Ariel sudah tiba di tempat tersebut, kemudian ia menghampiri Alvin yang bertengger di balkon rumah orang dengan alat-alanya.

" Gimana Vin? Butuh berapa lama untukmu membuka pintu tersebut? " Kata Ariel dengan tergesa-gesa

" Sebentar, aku butuh 5 menit lagi. " Kata Alvin yang masih fokus dengan layar komputernya

Di saat mereka baru saja sah menjadi suami istri dalam agama, Ariel masuk ketika Alvin menandakan kalau dia sudah berhasil membobol kode tersebut, di dobraklah pintu tersebut dengan keras oleh Ariel.

Semua mata tertuju pada Ariel yang membuka paksa pintu tersebut. Ariel langsung menarik tangan Arlinda dan seketika Arlinda langsung mengeluarkan pistolnya dari balik kebaya putih tersebut. Arlinda langsung menodongkan pistol tersebut ke arah kerumunanan.

" Wow, ada apa ini? Ariel? Itukah kau? " Suara tersebut berasal dari Rendy yang tertawa sekaligus tepuk tangan atas kelaluan kakak beradik tersebut.

" Kenapa kau ke sini? Aku tidak mau kau membawa istriku. " Kata Rendy dengan percaya diri.

" Kak, kakak mundur atau aku yang akan menarik pelatuknya... " Kata Arlinda dengan sedikit ketakutan melihat Rendy masih percaya diri begitu kakaknya tiba di TKP.

" Dek, ketika dia mendekat, langsung kau lempar pistol ke belakang dan pergilah, biarkan kakak menghadapi para iblis ini. " Bisik Ariel yang bersembunyi di balik tubuh mungil Arlinda.

" Baik kak. " Kata Arlinda sambil menganggukkan kepala. Perlahan Rendy mulai mendekati Arlinda, sementara di luar sana, Alvin sudah siap dengan mobilnya untuk membawa Arlinda pulang setelah Ariel memberitahunya tadi.

" Sekarang!!! " Perintah Ariel yang kemudian di lempar lah pistol tersebut ke belakang dan bersamaan dengan Ariel yang membalik posisi mereka. Arlinda menangkap pistol tersebut dan langsung lari menuju mobil yang di kemudi oleh Alvin.

" Seperti biasanya, kau ahli dalam bidang ini Linda. " Kata Alvin yang langsung menancap gas setelah Arlinda masuk dan menutup pintu mobilnya.

" Aku tahu, di depan sana akan ada penjaga. kau bawa pistol kesayangankukan? " Kata Arlinda yang melepas roknya lalu menurunkan celananya.

" Ya ada di belakang sana, pelurunya ada di depanmu. " Setelah membuka atap mobil, ia menunjuk dasbor di depan Arlinda.

" Kau memang tau apa yang selalu ku inginkan. " Arlinda mencubit gemas pipi sahabat kecilnya itu hingga ia menjerit kesakitan.

" Lin, lepaskan!! " Jeritan Alvin yang langsung membuat Arlinda melepaskan cubitan tersebut.

" Oke, ayo kita mulai Vin. " Suara tersebut di barengi dengan langkah Arlinda yang membawa peluru ke arah senjatanya berada. Ia mengisi senjata tersebut dengan penuh. Ia mengeluarkan kepalanya lewat atap mobil Alvin.

" Vin pelankan lajumu. " Perintah Arlinda yang kemudian di turuti Alvin. Perlahan tapi pasti Alvin mulai membelokkan mobilnya perlahan kemudian ia tekan rem yang ada di bawah sana dengan kakinya. Mobil tersebut telah di kepung oleh segerombol laki-laki.

" Sekarang Lin!!! " Arlinda muncul dengan dua pistol di tangannya. Dengan cepat namun tepat sasaran ia menembakkannya ke arah gerombolan tersebut. Memang tidak ada yang tertembak, namun Arlinda hanya ingin membuat mereka takut dan tiarap lalu memberi jalan untuk mereka.

" Nyalakan mobilmu, kita akan pergi dari sini. " Kata Arlinda. Ia masih tetap pada posisinya. Para lelaki tersebut yang semula ingin bangkit, tiba-tiba tiarap lagi ketika Arlinda menembakkan tembakannya ke sembarang arah.

" Bye, para iblis. " Kata Arlinda yang kemudian kembali ke kursinya semula setelah menutup pintu atap mobil tersebut.

" Huhhh, Cepat Vin, bawa aku ke rumahmu saja. " Kata Arlinda yang hanya di sahut anggukan oleh Alvin.

" Aku mohon, jangan laporkan ini pada siapapun, cukup bilang kalau aku sakit pada orang di kepolisian. " Kata Arlinda setelah melepas kebaya yang ia benci itu. Lagi-lagi Alvin hanya mengangguk.

Sementara, Rendy dan Ariel hanya berdua di ruang tersebut. Pak penghulu pergi setelah menerima uang dari Rendy. Setelah lama mereka bertatap muka, akhirnya Rendy memulai topik pembicaraan tersebut.

" Beraninya kau membawa istri ku?!!! " Kata Rendy sambil menggebrak meja.

" Dia adikku bukan istrimu. " Kata Ariel sambil menekan setiap kata yang ia ucapkan.

" Kami sudah sah bodoh! " Kata Rendy yang masih di liputi dengan amarah mengingat kematian adiknya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!