Kania terus berjalan tidak tahu tujuan kemana. Keringat bercucuran di kening perempuan berhijab itu.
Beberapa kali Kania menyeka keringat, lapar dan haus yang ia rasakan. Namun apalah daya Kania , ia tidak punya uang sepeser pun. Sungguh menyedihkan hidup Kania sekarang.
Allahu akbar Allahu akbar..
Terdengar suara adzan dhuhur dimasjid. Kania segera mencari masjid atau mushola terdekat. Sekitar 25 meter, Kania menemukan masjid.
"Alhamdulillah" ucap Kania. Ia segera mengambil wudhu lalu sholat. Setelah itu ia berdo'a pada Sang Maha Kuasa.
Ya Allah Ya Rabb..Hamba adalah manusia biasa yang tak berdaya.
Hamba hanya mohon pada Mu agar menunjukan jalan keluar dari masalah ini..
Kuatkan hati ku Ya Allah..Semoga ada kemanisan setelah kepahitan ini
Aamiiiin. Kania mengusapkan tangannya ke wajahnya.
Kania bingung harus kemana, ia memilih duduk dulu di teras masjid. Lelah yang ia rasakan sedari tadi karena terus berjalan.
"Assalamualaikum" Kania langsung menoleh.
"Wa-Waalaikumsalam" jawab Kania terbata.
"Maaf, sedang apa kamu di sini?" tanya ibu paruh baya.
"Saya sedang istirahat, Bu," jawab Kania lembut. Ibu tersebut terheran kenapa Kania membawa koper.
"Tapi, kenapa harus bawa koper? Apa kamu dari bepergian?" tanya Ibu paruh baya tersebut lagi.
"Sa...saya tidak dari mana mana, Bu. Tetapi sa..saya diusir dari rumah," jawab Kania sembari menunduk.
"Astagfiirullah, kenapa tega sekali keluargamu? Apa kamu melakukan kesalahan besar?" ucap Ibu paruh baya tersebut.
Kania menggeleng. "Mungkin inilah cara Allah agar saya mandiri menjalani hidup berkelok ini.” Kania berusaha tegar.
Sorot mata iba jelas terlihat dari Ibu paruh baya tersebut. "Kamu ikut saja kerumah ibu, ya?" tawar Ibu tersebut.
"Maaf, Bu. Saya tidak mau merepotkan Ibu." jawab Kania tersenyum.
"Tidak repot, kok. Kamu nanti mau tidur di mana memangnya?" balas Ibu tersebut.
"Insya Allah, saya pasti dapar, Bu." Dengan setengah hati Kania mengucapkannya.
"Masya Allah … ya sudah Ibu permisi, ya?" ucap Ibu tersebut dan Kania mengangguk.
Walau keadaan Kania seperti ini tapi ia tidak mau kalau sampai merepotkan orang lain. Kania pun melanjutkan perjalanannya.
Setiap waktu adzan tiba, Kania selalu mencari masjid untuk sholat sekaligus beristirahat.
Siang berganti malam, Kania masih terus berjalan tanpa tujuan.
Ya Allah kemana lagi aku harus pergi? Apalagi sudah malam begini, batin Kania.
Kania menemukan ruko tutup, maka ia pun berhenti di ruko tersebut. Dan kebetulan ada beberapa lembar kardus di sana. Dan kardus tersebut Kania gunakan sebagai alas ia Istirahat.
Aku akan istirahat disini saja, batin Kania.
Kania menjadikan lengannya sebagai bantal, dan ia mulai memejamkan matanya.
Sungguh malang nasibnya, tapi jika ini jalan hidupnya pasti Allah SWT akan memberikan hasil yang manis dari penderitaan Kania ini.
Adzan subuh membangunkan Kania dan tak jauh dari ruko terdapat sebuah mushola.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, Pak Ustadz." jawab Kania.
"Apa kamu perantau, Nduk?" tanya Ustadz paruh baya.
"Bukan Pak, saya ini orang tanpa arah yang melakukan perjalanan." jawab Kania ramah.
"Sebabnya apa, Nduk?" tanya Pak Ustadz yang mengerti ucapan Kania.
"Saya diusir dari rumah." jawab Kania lesu.
"Astagfiirullah. Lebih baik kamu ikut saya ke rumah." ajak Pak Ustadz.
"Tidak ,Pak! Saya tidak mau merepotkan." tolak Kania lembut.
"Tidak, nduk! Kamu ikut saya saja. Sampai kamu benar benar dapat tempat tinggal." ucap Pak Ustadz mencoba membujuk Kania. Tapi Kania tetap menolaknya dan hingga Pak Ustadz-lah yang mengalah.
*
*
Jangan lupa Like Comment dan Vote ya Kakak readers:)
Jangan lupa baca karya pertama ku "MAYRA"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Yani
Kania mungkin takut di usir lagi
2022-11-28
0
Fira Ummu Arfi
lanjuttttt baca
2022-08-18
0
pinnacullata pinna
wedew ati ati atuh
btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏☺️
2021-01-28
0