"Hanya sisa satu perusahaan lagi dan aku akan berhasil.Tapi semua itu ada harga yang harus dibayar.Ayah Belinda membantuku untuk mengambil alih perusahaan tersebut dengan catatan,aku menemani putrinya selama berada di kota A.Kupikir tidak akan terjadi apa-apa karena aku tidak memiliki perasaan apapun padanya.Tapi aku salah.Belinda menyukaiku dan dia selalu mengganggu waktuku untuk menghubungimu.Hingga kemarin malam aku melakukannya hanya sebatas menghormati."
Plak!!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Dantes.
"Aku tidak pernah tahu apa yang kamu alami selama 1 tahun itu.Kenapa kamu tidak pernah menceritakannya padaku?kenapa kamu bilang mencintaiku?Aku..aku tidak mau kehilangan orang yang kusayangi lagi."Carol memeluk Dantes erat.
"Aku mencintaimu Caroline Ze."
"Aku juga mencintaimu Dantes Black."
Kali ini Carol membalas ciuman Dantes.Awalnya ciuman mesra yang sekarang berubah menjadi ciuman panas menuntut.
Carol sadar dan segera melepaskannya.
"A..aku perlu mandi."Dengan cepat dia berlari menuju kamar mandi dengan muka yang merah.
Carol sangat lama berada di dalam kamar mandi.
Tok..tok..tok..
"Carol,apa kau baik-baik saja?"
"Mm..ya aku baik,hanya saja aku tidak membawa tasku kemari jadi aku tidak punya handuk dan baju ganti."
"Oh..pakailah handukku itu dan ini pakaian sementara untukmu."Ucap Dantes memberikan setelan piyamanya.
Tak ada pakaian dalam dan ukuran celana Dantes terlalu besar bagi Carol.
Akhirnya dia memutuskan hanya memakai bathrobe milik Dantes.
Dantes benar-benar menahan sesuatu d bawah sana melihat Carol hanya memakai bathrobe.
"Maaf,bajumu terlalu besar jadi aku tidak bisa memakainya."
"Hmm..tidak apa.Berbaringlah di atas kasur dan tutupi dirimu hingga leher.Aku akan mandi,jangan buka pintu kamar apapun yang terjadi."
Dantes segera masum ke dalam kamar mandi dan melakukan urusannya.Tak lama pintu kamarnya di ketuk.
"Hey Dantes,aku membawakan pesananmu!buka pintunya."ucap Eliot.
Brak..brak..brak..
"Dantes!kau dengar aku kan?"
Carol tak bisa menahan diri untuk menjawab.
"Tunggulah sebentar lagi,dia akan membukakan pintu untukmu."
Hening....tidak ada suara maupun gedoran pintu lagi.
Dantes sudah selesai mandi dan berpakaian rapih.
"Dantes,ada orang yang mencarimu.Sepertinya dia sudah tidak sabar,apa ada hal penting?"
"Tidak ada.Naikkan selimutmu."Ucapnya tegas.
Carol tidak menjawab,hanya patuh dengan permintaan Dantes itu.
Pintu di buka hanya sedikit sekali,tidak memberikan celah pada Eliot untuk melihat kedalam.
"Apakah itu kakak ipar?"Tanya Eliot.
Pletak!
Sebuah sentilan mendarat di dahinya.
"Tunggu aku di ruang makan."
Pintu di tutup dengan cepat.
"Ini pakaianmu.Gantilah."Ucapnya lembut.
"Terimakasih."Jawab Carol
Tak ada berdandan,bedak ataupun lipgloss.Tapi aura keibuan yang terpancar dari diri Carol sangat menarik.Parasnya manis,sangat lemah lembut membuat Dantes sekali lagi menahan hasratnya.
"Baju ini sangat pas sekali,bagaimana bisa kamu tahu ukuranku?"
"Aku menelepon Karin tadi untuk menanyakan size mu"
"Mengapa kalian bisa sangat akrab?"
"Kami?tidak ada apa-apa.Aku hanya bertemu dengannya kemarin malam.Dia membuatku sadar akan sesuatu.Sudahlab
h,mari kita sarapan."ajak Dantes mengulurkan tangan pada Carol.
Mereka berjalan menuju Ruang makan.Dantes menarik kursi untuk Carol,kemudian dirinya duduk disebelah Carol berhadapan dengan Eliot.
"Aku lupa belum menghubungi Karin sama sekali sejak semalam,dia pasti sangat mengkhawatirkan aku.Aku akan meneleponnya sebentar."
"Tidak usah,aku sudah memberitahunya tadi pagi."
"Oh..Baiklah."
"Hai kakak ipar.Namaku Eliot Smith."Ucap Eliot dengan mengulurkan tangan tanda jabat tangan.
"Hai,aku Caroline Ze."Jawab Carol dengan tangan yang akan menyambut uluran Eliot.
Dantes menghalau tangan Carol dengan lembut dan kemudian menjabat tangan Eliot.
"Apa ini! berjabat tanganpun kau sangat pelit!"Ucap Eliot.
Carol tersenyum geli melihat tingkah laku para pria di depannya ini.Dia menepuk lembut tangan Dantes dan memberikan senyum ramahnya.Dantes tidak dapat menolak senyum itu,dilepaskannya genggaman tangan Eliot.Kini tangan Carol lah yang menjabat Eliot.
"Salam kenal."Ucapnya lembut.
"Sayang,jangan tersenyum begitu ramah pada orang lain selain aku."Pinta Dantes
"Baiklah,mari makan."
"Kakak ipar,tolong ambilkan selai kacang itu untukku."Eliot mulai memprovokasi.
Carol sudah mengambil sendok,tetapi tangannya dihentikan dengan cepat oleh Dantes.
"Meja ini tidak terlalu panjang dan makanan disini tidak terlalu banyak.Seharusnya kau bisa mengambilnya sendiri."
"Haha..tak kusangka Dantes menjadi sangat posesif sekarang.Belum juga menikah."
Wajah Carol memerah mendengar kata-kata Eliot.Dantes memberi peringatan lewat tatapannya.
"Ehem,jika sudah selesai sarapan.Pulanglah!"
"Baiklah.Kakak ipar,mari kuantar kembali ke hotel."
"Tidak perlu,dia akan tinggal disini selama di kota A."
"Eh?bisakah begitu?"Tanya Carol.
"Tentu bisa!Kau adalah wanitaku.Mana bisa aku menelantarkan wanitaku."
"Sudah!jangan tunjukkan kemesraan kalian di depanku ini."Eliot memalingkan wajahnya jengah.
"Mm..Eliot?"Suara Carol membuatnya menoleh dan menjawab dengan cepat.
"Bisakah aku meminta bantuanmu?"pinta Carol.
"Tentu saja bisa,kau dapat mengandalkanku kakak ipar."
"Baguslah kalau begitu,aku takut Karin akan kesepian jika aku berada disini.Bisakah kamu menemaninya?"
"Tentu saja bisa,Eliot adalah playboy kelas berat."Dantes mengejek.
"Aku harap kamu bisa menjaga Karin dengan baik.Terimakasih Eliot."
"Sama-sama"
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Sayang,aku masih ada beberapa pekerjaan di kantor."Ucap Dantes.
"Pergilah,aku akan menunggumu di rumah."
"Ikutlah bersamaku."
"Aku?tapi aku tidak mengerti apa-apa.Aku takut akan semakin membebanimu nanti."
"Kamu hanya perlu duduk dan menemaniku saja."
"Baiklah jika itu maumu."
Mereka berdua sudah sampai di gedung milik Dantes.Para karyawan berbisik-bisik melihat kedatangan Carol.Membuat sang empunya nama itu menundukkan kepala.Dantes tahu situasi seperti apa ini.Dia berhenti tepat ditengah ruangan.
"Siapa yang berbisik tadi bisa mengirimkan surat pengunduran diri hari ini,dan untuk kalian semua mulai hari ini panggil dia Nyonya Carol."
"Baik."suara mereka serempak menjawab.
Dantes memeluk Carol dan membawanya menuju lift.
"Aku berjanji,tidak akan membuat mu terluka atau bersedih lagi."
"Terimakasih Dantes."Ucap Carol.
Ting! Lift sudah berhenti dan seorang perempuan dengan pakaian sexy segera menghambur memeluk Dantes.
"Dantes!Sayang!aku menunggumu dari tadi.Kenapa kau bisa terlambat?tidak biasanya kamu datang siang."Ucap wanita itu.
"Maaf nona Belinda,bukankah sudah saya jelaskan berkali-kali untuk tidak bersikap seperti ini?apa kamu tidak menganggap wanita disampingku ini?"
"Oh,maafkan aku.Aku hanya sudah tidak sabar menunggu kedatangan calon suamiku."Ucapnya dengan sengaja.
"Baiklah,maaf mengganggu kalian.Aku pergi."Carol hendak berbalik dan pergi,tapi tangan Dantes mencengkeram lembut bahu Carol,menariknya dan mencium bibirnya dengan lembut.
"Dantes!Apa maksudmu?apa maksudnya ini?"ucap Belinda marah.
"Apakah masih kurang jelas?Dia adalah Nyonya Carol Black.Satu-satunya wanitaku,jangan menggangguku lagi."Ucap Dantes dengan suara berar penuh ancaman.
Dantes menghela Carol menuju ruangannya.
"Sayangku,Carol.Jangan menangis."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments