"Ha..halo?"
"Halo Carol,kenapa kamu sangat gugup?"
"Oh tidak ada apa-apa tuan,saya hanya bingung kenapa anda memberi saya sebuah ponsel?"
"Tidak ada,supaya lebih mudah saja menghubungimu.Bagaimana kabarmu?"
"Saya?saya baik-baik saja tuan."
"Baguslah,mengenai kalung yang kuberikan padamu itu,bisakah kamu menjaganya untukku?"
Carol teringat kalung dengan liontin aneh yang indah itu.
"Saya menyimpannya dengan baik tuan,saya akan menjaganya hingga anda kembali untuk mengambil kalung beserta cek tersebut."
"Apakah kamu tidak memakainya?"Suara Dantes berubah menjadi berat dengan geraham yang mengeras.
"Saya tidak berani tuan,itu bukanlah milik saya."
Tut..tut..tut..tut..
Tidak mungkin Carol mengganti kalung yang sangat berharga baginya itu dengan kalung pemberian orang asing.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Dantes terlihat sangat marah ketika mendengar pernyataan bahwa Carol tidak memakai kalung pemberiannya.Kalung itu adalah warisan turun temurun dari keluarga Black.
1,5 tahun yang lalu ayah dan ibu Dantes telah meninggal dunia.Pengkhianat itu telah membunuh seluruh anggota keluarga Dantes, dan mengambil alih perusahaannya.
Beruntung anak semata wayangnya sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Gavin Black 16th,seorang anak yang pintar dengan tatapan tajam.
Dantes Black sendiri berusia 38th dengan perawakan yang tinggi dan tampan serta kulit yang bersih membuatnya menjadi dambaan seluruh wanita di kota A
Hanya ada 1 wanita yang berani menjebaknya saat dirinya muda dulu.Wanita itu mengaku sedang mengandung anak dari Dantes,hingga lahirlah Gavin.
Dantes tau jika anak itu bukanlah darah dagingnya,dia hanya tidak mau membunuh bayi yang tidak berdosa itu.Setelahnya Dantes mengusir wanita itu pergi dan menghancurkan karirnya.
Bukan memulai hidup yang baru,justru wanita itu bersekongkol dengan salah seorang kepercayaan Dantes.Mereka benar-benar menghancurkan hidupnya,bahkan berniat membunuhnya.
Hingga dia bertemu dengan Carol dan merasakan kembali kehangatan sebuah keluarga.Dia bertekat untuk merebut kembali semua miliknya,dan disinilah dia sekarang. Berdiri di dalam ruangannya di lantai tertinggi sedang merasa marah karena Carol tidak memakai kalung pemberiannya.
"Bagaimana bisa dia tidak mau memakai kalung itu?dia juga tidak menggunakan uang yang telah aku berikan padanya." Ditengah pemikirannya itu,masuklah sahabat baiknya.Eliot.
"Kenapa dengan wajahmu itu?apakah ada pembelot lainnya?"Ucap Eliot sambil menyesap minuman.
"Hmm,bagaimana pendapatmu jika seorang wanita tidak menggunakan barang pemberian darimu."
"Apakah dia sudah punya pacar?"
"Dia sudah bersuami."Jawab Dantes tenang.
"Pufffttt!!!"Air yang diminum Eliot seketika menyembur keluar di susul dengan tawa keras darinya.
"Hahahaha...apa kau bercanda?Sudah pasti dia tidak akan mengkhianati suaminya."
"Hentikan tawamu itu dan bersihkan dirimu!menjijikkan!"
"Kau yang hentikan pikiranmu untuk merebut istri orang.Bukankah masih banyak wanita-wanita muda di luar sana yang dengan sukarela melemparkan diri mereka untukmu walau hanya satu malam?"
"Aku tidak akan pernah merebut istri orang!Suaminya sudah lama meninggal, tapi kenapa dia tidak mau memakainya?"
"Sudah berap lama kalian saling kenal?"
"1minggu."Jawab Dantes datar.
"Hahahahaha...apa kau ingin membuatku tertawa hingga mati?!" Eliot tidak berhenti tertawa.
"Apakah ada yang salah dengan perkenalan selama 1minggu?aku tinggal di rumahnya dan sudah mengenalnya."
"Dantes,kamu adalah orang yang sangat pintar tapi hari ini kamu menjadi orang bodoh."Masih dengan kekehan yang kental.
"Apa kamu sudah bosan hidup?!cepat katakan dimana kesalahanku!"
"Apa kamu dapat menggantikan seluruh kenangan dan cintanya pada suaminya selama belasan tahun itu dalam 1minggu?Kamu mengenalnya dan memperhatikannya selama 1minggu,tapi apakah dia juga mengenalmu dalam 1minggu itu?"
Dantes tampak berpikir dengan serius.
"Hahahaha...sudahlah aku pulang saja,perutku sakit tertawa karena kebodohanmu itu!" Eliot berjalan keluar ruangan dengan mengangkat sebelah tangannya.
Dantes masih memikirkan perkataan sahabatnya itu.Memang waktu itu hanya dia yang mengamati dan mengikuti gerak gerik Carol setiap saat.Sebaliknya Carol sibuk dengan kegiatannya.
"Nanti malam datang ke tempat biasa,temani aku!"Dantes memutus sambungan telepon itu segera.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Dantes sedang duduk menunggu kedatangan Eliot sambil menyesap anggur.Tempat ini adalah ruangan VVIP di salah satu klub yang terkenal di kota A ini.
Pintu masuk terbuka dengan Eliot yang dikelilingi wanita cantik.Eliot melihat raut wajah tidak suka dari sahabatnya itu, dengan segera dia mengusir semua wanita yang bergelayut padanya hanya dengan mengangkat satu tangannya.
"Bagaimana?apakah sudah mendapat pencerahan?"tanya Eliot dengan nada yang mengejek.
"Aku memanggilmu kemari untuk bertanya,jika kau berada di posisi sepertiku,apa yang akan kamu lakukan?"
"Aku?tinggalkan saja dia,lagipula aku tidak tertarik pada janda.Apa aku masih harus mengajarimu tentang masalah seperti ini?"
"Aku tidak akan pernah meninggalkannya!dan aku tidak butuh seorang playboy untuk mengajariku."
"Bukankah baru saja kau meminta saran dariku?"
"Hanya sebuah saran sesama lelaki,aku masih akan mempertimbangkannya nanti."
"Gantikan saja kenangannya itu.Buat dia bahagia."
"Baiklah!aku akan memikirkannya."
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Dantes menelepon Carol setiap hari.Pagi,siang,dan malam ponsel Carol selalu berdering.Selama 2 bulan sudah hal ini berlangsung.
Bukannya Carol tidak peka dengan perlakuan Dantes,tapi dia masih belum bisa membebaskan perasaannya itu.
"Carol!sini..aku disini."teriak Karin,sahabat Carol.
Karin adalah sahabat Carol sejak kecil,dia baru saja pulang dari luar negeri.Karin memang berasal dari keluarga yang cukup terpandang dan kaya,hanya saja sikapnya terlalu berterus terang.
Karinlah yang saat itu menemani Carol di masa terpuruknya 3th lalu.Dia membantu Carol dengan sepenuh hati,layaknya saudara sendiri.
"Apakah kau sudah lama menungguku?"Tanya Carol.
"Tidak,aku baru saja sampai."
"Bagaimana perjalanan bisnismu di luar negeri?"
"Baik-baik saja,semuanya beres.Bagaimana denganmu?"
"Entahlah,Dantes semakin giat meneleponku setiap saat."
"Bukankah itu bagus?sudah saatnya kamu membuka diri dan berbahagia."
"Saat ini aku sudah sangat bahagia dengan kedua anakku."
Belum sempat Karin bicara,terdengar bunyi ponsel dari Carol.
"Maaf Karin,aku angkat telepon dulu ya."
"Baiklah,disini saja.Aku ingin tahu bagaimana dia berbicara."
"Halo?"
"Halo Carol,apa yang sedang kamu lakukan sekarang?"
"Ah,aku sedang makan siang bersama seorang teman."
"Benarkah?apakah dia seorang pria?"Suara Dantes menahan amarah.
"Bukan..bukan..sahabatku dari kecil.Karin namanya,dia perempuan."
"Baguslah,apa anak-anak sudah pulang?"
"Belum,aku akan menjemput mereka sebentar lagi."
"Baiklah,jaga diri baik-baik."
Tut..panggilan itu sudah berakhir.Carol bernafas lega dan memasukkan ponselnya ke dalam tas.
"Carol!!apa yang sedang kamu pikirkan?!jangan bilang bahwa kamu tidak jatuh cinta padanya."
"Aku..aku masih belum tahu pasti."
"Katakan padaku,untuk apa kau menjelaskan padanya bahwa kamu tidak sedang makan bersama seorang pria.Bukankah kamu tidak ingin dia salah paham?"
"Bukan..aku..aku hanya..sudahlah,aku harus menjemput anak-anak sekarang.Bye."
Carol bergegas keluar dari cafe itu tanp menoleh dan mendengar teriakan dari Karin.
Aku akan membantumu menemukan kebahagiaanmu kawan. janji Karin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
zsarul_
hai thorr aku mampir nihh 🤗
semangatt yaa
yuk baca juga cerita aku yang judulnya CONVERGE!!
dijamin baper deh bacanyaa 😍
mari saling support ya thorr ❤️
thanks
2021-01-10
1