4

"Siapa kamu?dimana Caroline?"

"Anda tenang saja,Caroline sangat aman bersamaku."

"Apa maumu?!jangan sakiti dia!"Ucap Dantes dengan nada penuh peringatan.

"Haha..Anda tenang saja tuan Dantes.Aku adalah orang yang paling tidak mungkin menyakitinya.Aku bahkan tidak suka melihatnya menangis atau terluka."

"Baiklah,bisakah kamu memberikan teleponnya kepada Caroline?"

"Maaf tuan,aku tidak mengijinkan anda untuk menemuinya lagi!tinggalkan dia!oh,tentang semua barang pemberian darimu aku akan mengirimkannya kembali padamu."

"Katakan padaku apa maumu!aku tidak akan pernah meninggalkannya!Dia adalah wanitaku!hanya milikku!"Teriak Dantes frustasi.

"Wah..wah..ternyata tuan Dantes mempunyai temperamen yang buruk.Saya tidak akan mengijinkan orang yang sangat kusayangi ini bersama ******** seperti anda."

"Jaga bicaramu!"

"Saya berbicara apa adanya.Bukankah anda telah menyakitinya hari ini?menyajikan pemandangan yang begitu romantis menyayat hati?"

"Aku tidak akan pernah menyakiti Caroline!ini hanya salah paham,biarkan aku menjelaskan kepadanya.Aku tidak tahu jika dia akan berada di sana."

"Ohh..Niat buruk anda sangat terlihat jelas sekali tuan Dantes.Bukankah maksud anda,jika dibelakang Caroline anda dapat berbuat apa saja sesuka hati dan mengkhianatinya?"

"Bukan begitu,ini hanya masalah hutang budi."

"Pfffttt..hutang budi?Jadi anda juga hanya menganggap hutang budi pada Carol?"

"Tidak!aku sungguh mencintainya."Ucap Dantes mantap.

"Apakah pantas anda berkata mencintainya dan berpikir Carol adalah wanita anda?jika anda tidak pernah muncul selama 1th bahkan dalam 1minggu kemarin anda tidak menghubunginya dan tiba-tiba hari ini anda memberikan pertunjukan yang seperti itu!"

"Maaf aku memang salah,tapi aku mempunyai alasan sendiri.Kuharap kamu bisa mengijinkan ku untuk bertemu Caroline."

"MIMPI!!!"

tut..tut..tut..

Sial!!siapa dia sebenarnya?mengapa jadi wanita aneh ini yang marah kepadaku?

Tak lama ponsel Dantes kembali berdering.

"Kuharap aku mendapatkan berita bagus!"

"Hahaha..tenanglah,kau masih berhutang satu malam padaku."Eliot menanggapi.

"Baiklah,cepat katakan.Aku tidak mau wanitaku kabur lagi."

"Dia sedang ada di hotel XX.Check in atas nama Karina Chung di kamar 305."

"Aku tahu kau sangat bisa kuandalkan.Terimakasih Eliot."

Mobil sedan berwana hitam legam itu melintasi jalan raya dengan kecepatan tinggi,melewati banyak kendaraan disana dengan lincah.

Dantes benar-benar tidak ingin kehilangan wanitanya.

Sesampainya di lobi,semua pegawai terlihat menundukkan kepala mereka dengan hormat.

"Selamat malam Tuan Dantes,ada urusan apa anda kemari?"

"Aku mencari seorang wanita bernama Karina Chung,kabarnya dia sedang menempati kamar 305 di sini."

"Betul sekali tuan."

"Antar aku kesana sekarang."

Mereka berjalan dengan cepat menuju lift.Manajer yang mengantarnya terlihat gemetar berada di dalam lift yang sama dengan Dantes Black.

"Mari tuan." ucapnya

"Buka pintunya!"

"Baik."

Tit!!

Pas sekali saat Karin baru saja keluar dari kamar mandi.Melihat sosok Dantes,bukannya mundur tetapi Karin memberikan pandangan mengejek.

"Kita bicara di luar,aku tidak ingin membangunkannya."ucap Karin.

"Kalian semua kembali bekerja."

"Ba..baik tuan."

"Cih,seharusnya aku mencari tahu terlebih dahulu hotel milik siapa ini."

"Katakan padaku apa yang terjadi dengan Carol."

"Dasar ******** tidak tahu malu!aku tidak akan sungkan padamu.Bukankah kamu yang membuatnya seperti ini?"

"Aku tahu aku salah,tapi aku tidak mengerti kenapa dia bisa terlihat begitu pucat?"

"Kamu memang tidak tahu apa-apa tentang Carol.Dia adalah wanita dengan hati yang sangat lembut.Dia mempunyai kebiasaan untuk menyalahkan diri sendiri atau merendahkan dirinya sendiri.3 tahun yang lalu setelah suaminya meninggal,dia tidak pernah keluar dari kamarnya.Selama berhari-hari hanya menangis,tidak makan juga tidak melakukan apapun.Hari ini aku melihatnya menangis hingga pucat dan tertidur.Aku tidak ingin dia terluka lagi."

"Ini salahku,memang benar katamu.Aku adalah pria brengsek! tetapi maaf,aku tidak bisa berpisah darinya."

"Apa penjelasanmu?"Ucap Karin dengan wajah kesal.

"Orang tua Belinda membantuku memenangkan tender minggu lalu dan berharap aku bisa menemani putrinya selama berada di kota A.Tapi wanita itu selalu menggangguku saat aku ingin menghubungi Carol."

"Sudah..sudah..kau jelaskan saja padanya besok pagi!sudah terlalu lama seorang ******** menyita waktuku malam ini."

"Apakah mulutmu memang seperti ini?"

"Haha..aku memang seperti ini.Jika kau tidak suka,kau bisa meninggalkan Carol."

"Tidak akan pernah!"

Dantes berjalan memasuki kamar dan membawa Carol dalam pelukannya.

"Eh..mau di bawa kemana?"Tanya Karin.

"Pulang.Aku tidak ingin membuang kesempatan yang ada."

"Bagus!lanjutkan."dukung Karin.

Semua tamu dan karyawan memandang ke arah Dantes dengan tatapan yang penuh tanda tanya.

Dantes meletakkan Carol dengan lembut di dalam mobil.Perjalanan pulang kerumah malam ini terasa sangat menyenangkan bagi Dantes.

Kepala pelayan membuka pintu mobil seperti biasa dan terkejut dengan sosok Carol.

"Tuan.."tanyanya ragu.

"Aku yang akan menggendongnya."

"Baiklah."

Bagaimana mungkin wanita ini masih tertidur dengan lelap setelah kugendong kesana kemari? Ucap Dantes dalam hati.Senyum terulas di bibirnya.

Carol terlihat nyaman berbaring di atas kasur king size milik Dantes.Segera Dantes membersihkan diri,kemudian berbaring diatas kasur yang sama.

Dantes mengecup lembut pucuk kepala Carol.

"Aku tidak akan pernah melepaskanmu.Maafkan aku jika hari ini telah menyakitimu.Kuharap kau bisa memaafkanku besok."Ucap Dantes sambil memeluk erat Carol.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Carol yang terbiasa bangun lebih awal kali ini mengerjapkan mata melihat kesekeliling.

"Ini tidak seperti kamar hotel kita?Karin..Kar.."Ucapannya terhenti saat dia melihat yang memeluknya adalah Dantes Black.

"Aaaaa..kamu..kamu..apa yang telah kamu lakukan?"

"Kenapa berteriak sekencang itu?ini masih terlalu pagi,tidurlah sebentar lagi."Ucap Dantes sambil menarik Carol kembali kedalam pelukannya.

Carol merasa wajahnya sangat panas karena malu.Dia mendorong tubuh Dantes dan beranjak untuk duduk.

"Eh,itu maafkan aku.Aku tidak tahu bagaimana bisa berada disini bersamamu.Aku..aku harus menelepon Karin."Carol sudah akan beranjak dari ranjang ketika tangannya ditarik oleh Dantes.

"Untuk apa?dia mengijinkaku membawamu kemari."

"Karin?eeh..tapi ini bisa jadi salah paham nanti dengan nona Belinda.Maafkan aku,aku harus pergi."Carol berusaha melepaskan diri,tapi tenaganya tak berarti apa-apa untuk Dantes.

Dantes menarik Carol sehingga dia terjatuh kedalam pelukan Dantes,mata mereka beradu dan bibirpun menyatu.

Carol tidak memberikan reaksi apa-apa,hanya air matanya tiba-tiba mengalir.Segera Dantes melepas ciumannya.

"Carol..jangan menangis.Dengarkan aku sebentar,aku akan menjelaskannya."

Tak ada jawaban dari Caroline,akhirnya Dantes memposisikan Carol dengan benar,menarik selimut hingga bahunya.Mengecup lembut pucuk kepalanya dan mulai menjelaskan.

"Maafkan aku yang tidak pernah menemuimu.1,5th yang lalu,seluruh anggota keluargaku telah habis di bunuh oleh seorang pengkhianat dari perusahaanku."

Carol menoleh sebentar.

"Aku bangkrut,seluruh usahaku diambil alih olehnya.Bahkan dia sangat ingin aku mati hingga saat itu aku bertemu denganmu.Aku merasakan bagaimana sebuah keluarga yang harmonis,seorang istri yang penuh kasih sayang dan anak-anak yang rukun saling mengasihi.Saat itu aku sudah jatuh cinta padamu.Aku bertekad untuk kembali merebut semua yang telah menjadi milikku,aku berhasil.Tinggal satu tender lagi dan aku berhasil.Tapi..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!