Vani menghentikan langkahnya dan menoleh ke asal suara. Ia melihat Kaituo sedang berbaring santai di sofa ruang tamu sembari membaca sebuah buku, “Kai! Kenapa ngga bangunin aku?!” tanya Vani ngegas
“mau sampai kapan kamu bergantung ke aku? gimana kalau aku balik ke negaraku? Apa kamu akan minta aku kemari tiap pagi buat bangunin kamu?” tanya balik Kaituo
“iya lah! Kamu harus selalu ada buat bangunin aku!”
“hah.. dasar” ucap Kaituo. Ia menutup bukunya dan bangkit dari sofa, “ayo ku antar kamu ke sekolah dengan cepat”
Kaituo mengantar Vani ke sekolahnya dengan mobilnya. Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam tanpa mengobrol kan apa pun
Vani sedikit melirik ke arah Kaituo, (“hum.. kayaknya dia masih sedih gara gara itu, gimana cara hiburnya?”)
“ada apa? Kenapa kamu liatin aku seperti itu? apa aku segitu gantengnya sampe matamu nggak bisa berpaling?” Tanya Kaituo tanpa menoleh kearah Vani
“hiyeks, darimana kamu dapat kepercayaan diri sampe segitunya?”
Kaituo hanya membalasnya dengan senyuman kecil, “gimana memar di wajahmu? masih sakit?”
“nggak sakit sama sekal, toh aku pernah ngalamin yang jauh lebih parah daripada ini”
“lain kali jangan lakukan itu lagi”
“aku lakuin juga demi kamu. gitukah caramu sampein rasa terimakasihmu?” ucap Vani
“dasar.. harusnya aku yang jadi pelindungmu”
“kamu udah lakuin banyak hal buat aku, anggap aja kita impas”
“ya udah kalau itu maumu”
“Kai, turunin aku di sini” ucap Vani
‘citt..’ Kaituo menginjak rem mobilnya dengan tajam, ia menoleh ke arah Vani, “disini? Kamu mau bolos?”
“nggak, aku cuma mau drama sedikit ke pak satpam” ucap Vani sambil tersenyum. Ia mengambil tasnya di kursi belakang dan menggendongnya. Ia kembali menoleh ke arah Kaituo, “kai, jangan sedih oke? atau kalau kamu mau, aku bisa balesin dendammu ke mereka”
“hmm? Kamu coba hibur aku?” goda Kaituo
“mana ada yee. dah lah lupakan. Bye bye” Vani membuka pintu mobil dan keluar. Ia berjalan menyelusuri trotoar menuju gerbang sekolah
Setelah memastikan mobil Kaituo melaju mendahuluinya, ia berbalik dan berlari menuju sisi sekolah lainnya. Ia memanjat tembok sekolah dan melompat ke dalamnya, ‘hah, mana mungkin ku ngabisin waktu buat debat minta masuk sama satpam yekan’ gumamnya
Ia mengangkat sedikit lengan tangan kirinya untuk memeriksa jam, “anjirr! Setengah sepuluh!” ucapnya terkejut. Ia segera berlari menuju kelasnya
‘srekk’ ia menggeser pintu kelas belakang dengan keras, “maaf bu! Saya terlambat!” teriaknya. Ia melihat guru yang sedang berdiri di depan kelas, “eh pak maaf”
Seluruh siswa di kelas itu memperhatikannya, ia menyadari sesuatu, “maaf salah kelas!”
‘srekk.. brak’ ia menggeser pintu kelas hingga tertutup rapat
“haishh.. kelas dua belas bgo! Malu maluin” ucapnya. Ia kembali berlari keluar dari gedung kelas XI dan masuk ke dalam gedung kelas XII
‘aku belum liat papan pengumuman, kelasku nggak mungkin ganti kan?’ gumamnya. Ia menggeser pintu belakang kelas XII MIPA A dengan sangat pelan. Ia mengamati keadaan di kelas itu. ia melihat guru yang sedang fokus mencatat di papan tulis dan tanpa sengaja ia melihat Agnes berada di kelas itu. ia menyelinap masuk dan menepati bangku kosong di samping bangku Agnes, ‘bsstt..’ panggilnya. Agnes menyadarinya dan menoleh, 'hah? Kenapa bisa*?' bisik Agnes terkejut
'husstt..'
'okeoke' Agnes mengangguk paham
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎
154 😆😆
2021-10-09
0
spesialis jiwa
next kak
2020-08-03
2
Amira Maharani
mkin seru aja thor 😊😊😊
2020-08-03
1