‘brakk!!’
Putri menggebrak mejanya dan berdiri dari duduknya. Ia menatap tajam Riry, “woy! Aku masuk ke sini karena prestasi. Aku nggak pernah mohon ke orang tuaku buat bayarin fasilitas lebih di sekolahan ini!” Putri memalingkan pandangannya dan menghela nafas, “hahhh.. jangan bilang kamu sendiri yang merengek ke orang tuamu”
“KALIAN BERDUA BERHENTI!” teriak Georgio dengan lantang. Putri langsung kembali duduk di bangkunya. Georgio menoleh ke arah Riry, “Riry cukup”
Riry langsung berdiri dari duduknya dan membungkukkan badannya, “maaf atas perilaku buruk saya”
“ya, kembalilah duduk” ucap Georgio. Riry mengikuti perintahnya dan kembali duduk di bangkunya. Georgio menoleh ke arah Putri, “siapa namamu?”
“Putri” jawab Putri singkat
“tidak ada yang ingin kamu sampaikan pada bapak?” tanya Georgio
“hmm.. nggak ada”
“minta maaf sekarang” ucap Georgio
“maaf? Apa kesalahan yang udah kulakuin?”
“kamu sudah berisik di kelas dan mengganggu murid lain. Kamu masih tanya di mana letak kesalahanmu?!”
“kapan aku begitu?!” tanya Putri
‘bsst..’ panggil Agnes. Putri menoleh kearahnya, ‘minta maaf!’ bisik Agnes
Putri kembali menoleh ke arah Georgio, “maaf” ucapnya singkat
“ahahaha, teman saya emang suka emosian kalau lagi dapet pak. Maafin yah” seru Awani dengan tawa kecil
“haish.. dasar anak jaman sekarang! bapak maafkan untuk sekarang, lain kali minta maaflah dengan benar!” ucap Georgio
“baik pak, silahkan di lanjut” ucap Agnes
“baiklah, kalian tahu kan pepatah tak kenal maka tak sayang? bapak akan mengabsen kalian satu persatu supaya kita bisa saling kenal” jelas Georgio
“pak!” panggil Agnes sembari mengangkat tangan kanannya
“ya?”
“maksud bapak, abis absen kita saling kenal trus sayang sayangan? nggak pak! Lebih baik bapak jangan kenali saya. Anggap saja saya ngga ada” ucap Agnes
“ahahahahaa” teman sekelasnya tertawa mendengar apa yang baru saja ia katakan
“ahahaa, kamu bisa saja. Siapa namamu nak?” tanya Georgio dengan tawa kecil
Agnes mengangkat setengah satu tangannya, “jangan tanya, saya nggak ada”
“pufft.. sip Nes” ucap Awani
Georgio terheran dan menggeleng gelengkan kepalanya, “dasarr. baiklah bapak akan mulai absennya”
Ia membuka tab presensi kelas, “Agnes Shin?” panggilnya
Agnes mengangkat tangan kanannya, “hadir”
“oh, namamu Agnes ya, nomor urut satu. Akan bapak ingat ingat” ucap Georgio dengan senyuman di wajahnya
“astaga lupa!” ucap Agnes tersadar, (“kenapa absenku selalu nomor satu njirr”)
“ahahaha” Georgio tertawa kecil. Ia melanjutkan mengabsen siswa lainnya
Di tengah presensi daftar hadir kelas, dua orang siswa menggeser pintu kelas belakang dan masuk ke dalam. Mereka menundukkan badan dan memberi salam pada guru
“maaf pak kami telat, mobil kami terhadang macet” ucap salah satu siswa
“tidak masalah, duduklah di bangku kalian” ucap Georgio. Kedua siswa itu mencari bangku kelas yang kosong. Salah satu dari mereka menemukan bangku kosong dan menepatinya, namun saat itu sudah tidak ada lagi bangku kosong di kelas itu
“sepertinya bangku kelas kurang satu ya. kamu gabung dengan temanmu dulu, nanti bapak akan minta seseorang membawakan meja kemari” ucap Georgio
“baik pak, terimakasih” siswa itu duduk bergabung dengan temannya
“kurang dua pak, teman saya belum datang satu” seru Agnes
“baiklah, nanti akan bapak urus”
Georgio melanjutkan mengabsen siswa di kelas itu. hingga absen terakhir di bacakan, nama Awani dan Putri tidak di panggil. Mereka berdua merasa heran
Awani mengangkat tangan kanannya, “pak, saya belum di absen”
Putri ikut mengangkat tangan kanannya, “saya sepaket”
“hmm.. siapa nama kalian? Biar bapak cek di tab presensi” tanya Georgio
“Awani Kwan dan Putri Hwang” jawab Awani. Georgio mencari nama mereka di tab presensi yang terhubung ke seluruh kelas di sekolahan itu
“sepertinya kalian berdua salah memasuki kelas, nama kalian terdaftar di kelas dua belas Mipa B” jelas Georgio
“hah?! Apa?!” Putri dan Awani terkejut hebat mendengarnya
“puftt..” Agnes memalingkan wajahnya dan tertawa kecil. Ia menoleh ke arah Putri dan Awani yang juga menoleh ke arahnya, “heh? Kalian di Mipa B? Ko bisa? Aku nggak tau lho”
“kamu tau, barusan kamu ketawa” ucap Awani dengan ekspresi datar, “aku jadi tau kenapa tadi di luar kamu bilang bye bye ke kita”
“kenapa nggak bilang?!” sambung Putri
Agnes menaikkan pundaknya, “kalian nggak nanya”
‘tcihh.. kamvret!’ gumam Putri dengan ekspresi datar, “Aw, ayo pergi” mereka berdua mengambil tas mereka dan berjalan menuju pintu kelas
“bye bye kalian berdua” ucap Agnes sembari melambaikan tangannya
“hah.. sudah kuduga, mana ada murid begitu masuk kelas favorite” ucap Riry. Putri menghentikan langkahnya dan menoleh ke arahnya. Ia mengerutkan alisnya dan menatap tajam Riry, “tcihh.. ayo pergi” ia menggeser pintu kelas belakang dan melangkah keluar. Mereka berdua masuk ke dalam kelas tempat mereka seharusnya berada
Di rumah Vani, tepatnya di dalam kamarnya
‘woahhh’ ia menguap setelah terbangun dari tidurnya yang menyenyakkan. Dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya, ia menoleh ke arah jam dinding di dalam kamarnya, ‘hmm.. jam setengah delapan’ gumamnya lirih, “hah?! Aku sekolah!” kesadarannya kembali dengan cepat ketika ia menyadarinya. Ia segera bangkit dari tidurnya dan bersiap untuk sekolah. Ia berlari keluar dari kamarnya dan turun ke lantai dasar, ia melanjutkan berlari menuju pintu utama rumahnya
“pagi Van” sapa seseorang, “eh? Pagi menjelang siang”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎
150 😁😁
2021-10-09
0
Amira Maharani
yah vany,udh telat aja 🤣🤣🤣
2020-08-03
2
S.Ratu haluu
vani kebiasaanmu loh telat trs bolos trs hhhh
2020-08-02
2