Bab 2 Kabar Duka

"Hmm.. lain kali aja deh gue pelajari tentang amalan yang ada di dalam buku ini."

Lisa berjalan ke arah lemari kamarnya, ia menyimpan cincin dan buku itu ke dalam lemarinya.

"Hadeh.. gabut juga dirumah terus, apa gue kerumah Dinda aja kali ya,? Hmmm.. gue kerumah Dinda aja deh dari pada gabut di kamar terus," ucap Lisa, lalu setelah itu ia langsung menyambar kunci motornya dan berjalan keluar.

Saat membuka pintu menuju keluar tiba tiba Lisa berpapasan dengan ibunya.

"Kamu mau kemana nak?" tanya bu Kasna pada putrinya.

"Lisa mau kerumah Dinda bu,, boleh kan Lisa main kerumah Dinda?"

"Oh, iya nak boleh kok, jangan terlalu sore pulangnya."

"Iya bu.. yaudah ya bu kalau gitu Lisa pergi dulu." ucap Lisa sambil mencium punggung tangan ibunya.

"Iya nak hati hati dijalan."

"Iya bu.. asalamualaikum."

"Waalaikumsalam" sahut bu Kasna.

Lalu setelah itu Lisa berjalan menuju motornya.

Lisa mengendarai motornya dengan kecepatan sedang sambil menikmati perjalanan di siang hari yang cerah.

Tak lama kemudian Lisa pun sudah sampai di rumahnya Dinda, setelah mematikan mesin motornya Lisa pun langsung berjalan ke arah pintu.

Tok.. tok.. tok.. "Asalamualaikum,"

Din.. Dinda.. Dinda.! Lisa berucap sambil mengetuk pintu rumahnya Dinda.

"Waalaikumsalam" eh ada Nduk Lisa, ujar seorang paruh baya sembari membukakan pintu, dan teryata perempuan paruh baya itu merupakan ibunya Dinda.

"Dinda nya ada bu?" tanya Lisa pada ibunya Dinda.

"Ada Nduk.. ayo masuk kedalam Dinda nya ada di dalam kamarnya, coba deh kamu samperin si Dinda nya." sahut ibunya Dinda.

"Iya bu.. amit ya." ucap Lisa sedikit membungkuk sambil berjalan masuk kedalam.

Lisa nampak terus berjalan menuju kamarnya Dinda.

Din.. Dinda.. Dindaa..! Lisa berucap sambil mengetuk pintu kamar nya Dinda.

"Eh Lisa,? kapan kesini kok gak bilang bilang, ayo masuk Lis." ucap Dinda setelah membukakan pintu nampak sedikit terkejut saat melihat Lisa.

"Emang harus laporan dulu kalau gue mau kesini."

"Emm.. iya juga sih biasanya kan kamu kalau mau kesini chat aku dulu."

Lisa pun langsung masuk kedalam.

"Tumben kamu kesini Lis ada apa?" tanya Dinda sambil duduk di atas kasurnya.

"Gapapa sih sangking aja gue kesini, jenuh gue dirumah terus gak ada temannya." sahut Lisa.

"Oh kirain ada apa."

"Kemarin kamu kenapa Din kok gak masuk sekolah.? tanya Lisa basa basi.

"Kemarin gue agak gak enak badan, mungkin gue besok masuk."

"Oh pantesan.. si Doni nyariin kamu terus tuh padahal cuma di tinggal satu hari udah bingung dia nya."

"Biasa lah namanya udah terlanjur sayang, gak ada kabar satu hari nyariin terus dia."

"Dih kepedean lu, emang iya.??

"Iya lah gue rasa sih gitu, btw lu sendiri gimana Lis,? anak mana pacar lu, kenalin sama gue lah kalau udah ada cowok."

"Gak ada, seperti yang kamu tau boro boro mau pacaran satu pun gak punya."

"Jiah.. kasian banget ngenes gak tuh. Hahaha... makannya buruan cari cowok lah, keburu tua gak laku lu, Hahaha...." ledeknya sambil tertawa lebar.

"Sialan lu Din mentang mentang punya pacar ngatain gue lu, Hmm.. gimana ya, semenjak kejadian itu gue masih troma sampai sekarang, gue males pacaran Din ujung ujungnya gue sakit hati lagi, lebih baik gue gini aja sekarang, bebas."

"Kelamaan jomblo gak laku lu yang ada, gini ya sekedar memberi saran, troma itu memang wajar gak ada yang salah, cuman tidak seharusnya kamu seperti ini terus. yang terjadi terjadilah, sampai kapan kamu seperti ini terus Lis."

"Ntah lah Din.. gue juga bingung, terkadang sih gue suka iri kalau liat orang pacaran, kayak gimana gitu, disisi lain aku takut kejadian dulu terulang kembali, gue males sakit hati lagi Din."

"Masalalu biarlah berlalu, coba deh perlahan buka pintu hatimu untuk menerima orang baru, gak seharusnya kamu seperti ini terus."

Tring.. tring.. tring..

Terdengar suara HP nya Lisa berbunyi saat mereka tengah asyik ngobrol.

Lisa pun langsung bergegas meraih HP nya.

"Ibu.? ada apa ya tumben ibu nelfon, ntar dulu ya Din ibu gue nelfon nih."

Dinda hanya mengangguk pelan. lalu Lisa beranjak dari duduknya dan berjalan menjauhi Dinda.

["Halo.. Asalamualaikum, ada apa ya bu?" tanya Lisa setelah mengangkat telefon dari ibunya.]

["Pulang lah nak kakekmu sudah tiada"]

["Hah.? Apahh..!! kakek.. kakekkk...!! ]

Seketika itu HP yang Lisa pegang luruh ke bawah dan terjatuh, ia sangat terkejut kala mendengar kabar jika kakeknya meninggal.

Air matanya luruh, Lisa berlari keluar dari dalam kamar Dinda sambil menangis.

"Loh.? Lis Lisaa.. kamu kenapa Lis?"

Dinda seakan menjadi heran dengan Lisa yang tiba tiba saja ia keluar dari kamarnya sambil menangis, Dinda pun langsung mengambil HP nya Lisa yang tergeletak di lantai.

"Lis... Lisaa.! Lisaa." ucap Dinda sedikit berteriak sambil berlari keluar mengejar Lisa. namun Lisa sudah tidak ada di depan rumahnya.

"Aduh.. gimana ini,? Lisa kenapa ya kok tiba tiba nangis? terus ini HP nya gimana?"

Dinda nampak terheran heran sekaligus kebingungan, ia tidak tau dengan apa yang sebenarnya terjadi pada temannya itu.

Terlihat ibunya Dinda nampak berjalan dari arah pintu menghampiri putrinya yang ada di depan rumah. ia nampak heran saat melihat putrinya seperti orang kebingungan.

"Loh Nduk kamu ngapain disisi,? kamu kenapa Nduk? ibu liat liat kamu kok kayak orang lagi kesusahan gitu, teman kamu yang tadi itu kemana Nduk udah pulang ya." tanya ibunya yang menimpali nya banyak pertanyaan.

"Udah pulang mungkin bu, tadi teman aku itu tiba tiba nangis terus langsung keluar gak tau pergi kemana, Dinda juga bingung sekarang ini HP nya teman aku ketinggalan tadi." sahut Dinda.

"Hah.? teman kamu itu kenapa Nduk?"

Ibunya Dinda nampak heran saat mendengar penjelasan putrinya.

"Gak tau bu,, Dinda juga bingung. terus gimana ini bu?"

"Yasudah Nduk gini aja coba kamu samperin kerumah nya, kembalikan HP nya itu"

"Iya deh bu, yaudah bu kalau gitu Dinda pergi dulu ya."

"Iya Nduk.." sahut ibunya singkat.

Dinda berjalan ke arah motornya yang terletak di samping rumahnya, ia pun langsung menaiki motornya menuju kerumah Lisa.

sesampainya Lisa di rumahnya ia pun langsung masuk kedalam, ia menghentikan langkahnya saat sampai di samping pintu, tubuhnya seakan terpaku, air matanya lurus sangat deras, dilihatnya jenazah kakeknya di kelilingi sekumpulan orang yang hendak memandikan jenazah kakeknya.

Kakek.. Kakekk..!!

Lisa nampak berlari kecil seraya terisak tangis ke arah jenazah kakeknya.

"Gak mungkin gak mungkin..!! Kakek... kakek jangan pergi kek, jangan tinggalin Lisa kek... bangun kek... kakekkk...!!!

Lisa menangis sejadi jadinya sambil memeluk jenasah kakeknya.

Episodes
1 Bab 1 Warisan khodam Raja kera Dari Kakek
2 Bab 2 Kabar Duka
3 Bab 3 Kematian Kakeknya Lisa
4 Bab 4 Kemunculan Sang Raja Kera
5 Bab 5 Kerajaan Gaib
6 Bab 6 Awal Pertemuan
7 Bab 7 Perkenalan
8 Bab 8 Pergi Ke Hutan larangan & Mencari Energi Gaib
9 Bab 9 Ular Berkepala Dua
10 Bab 10 Kebangkitan Sang Sukma
11 Bab 11 Di Sekolah
12 Bab 12 Kedekatan Lisa Dan Reno
13 Bab 13 Troma Masalalu
14 Bab 14 Perihal Tentang Hilangnya Kakaknya Dinda Yang Masih Menjadi Misteri
15 Bab 15 Bentrok Dengan Geng Motor
16 Bab 16 Menyerang Kerajaan Gaib
17 Bab 17 Berusaha Membantu
18 Bab 18 Kekalahan Raja Iblis
19 Bab 19 Kemusnahan Kerajaan Gaib
20 Bab 20 Mendapatkan Kekuatan Baru
21 Bab 21 Mimpi Bertemu Kakek
22 Bab 22 Latihan Awal
23 Bab 23 Pertama Kali Mendapatkan Jurus
24 Bab 24 Menanyakan Prihal Tentang Mbak Devi
25 Bab 25 Rencana Licik Raden Wijaya
26 Bab 26 Mengajak Kencan
27 Bab 27 Membantu Orang Dijalan
28 Bab 28 Penyerangan Para Jin Dirumah Lisa
29 Bab 29 Mencari Pedang Mustika Raja
30 Bab 30 Pertarungan Lisa Melawan Genderuwo
31 Bab 31 Mendapatkan Pedang Mustika Raja
32 Bab 32 Terungkap Rahasia Besar Tentang Kematian Ayahnya Lisa
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35 Pemilik Pedang Mustika Raja Sesungguhnya
36 Bab 36
37 Bab 37 Nasip Buruk Menimpa Rafa & Dinda
38 Bab 38 Memiliki Hubungan Pertemanan Di Masalalu
39 Bab 39 Dirumah Sakit
40 Bab 40 Menyerang Raden Wijaya
41 Bab 41 Pertarungan Sengit
42 Bab 42 Puncak Kemarahan Lisa & Kekalahan Raden Wijaya
43 Bab 43 Pembalasan Dendam Rafa
44 Bab 44
45 Bab 45 Usaha Awal Berjualan Kue
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48 Bertemu Dengan Mantan
49 Bab Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51 Tamat
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1 Warisan khodam Raja kera Dari Kakek
2
Bab 2 Kabar Duka
3
Bab 3 Kematian Kakeknya Lisa
4
Bab 4 Kemunculan Sang Raja Kera
5
Bab 5 Kerajaan Gaib
6
Bab 6 Awal Pertemuan
7
Bab 7 Perkenalan
8
Bab 8 Pergi Ke Hutan larangan & Mencari Energi Gaib
9
Bab 9 Ular Berkepala Dua
10
Bab 10 Kebangkitan Sang Sukma
11
Bab 11 Di Sekolah
12
Bab 12 Kedekatan Lisa Dan Reno
13
Bab 13 Troma Masalalu
14
Bab 14 Perihal Tentang Hilangnya Kakaknya Dinda Yang Masih Menjadi Misteri
15
Bab 15 Bentrok Dengan Geng Motor
16
Bab 16 Menyerang Kerajaan Gaib
17
Bab 17 Berusaha Membantu
18
Bab 18 Kekalahan Raja Iblis
19
Bab 19 Kemusnahan Kerajaan Gaib
20
Bab 20 Mendapatkan Kekuatan Baru
21
Bab 21 Mimpi Bertemu Kakek
22
Bab 22 Latihan Awal
23
Bab 23 Pertama Kali Mendapatkan Jurus
24
Bab 24 Menanyakan Prihal Tentang Mbak Devi
25
Bab 25 Rencana Licik Raden Wijaya
26
Bab 26 Mengajak Kencan
27
Bab 27 Membantu Orang Dijalan
28
Bab 28 Penyerangan Para Jin Dirumah Lisa
29
Bab 29 Mencari Pedang Mustika Raja
30
Bab 30 Pertarungan Lisa Melawan Genderuwo
31
Bab 31 Mendapatkan Pedang Mustika Raja
32
Bab 32 Terungkap Rahasia Besar Tentang Kematian Ayahnya Lisa
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35 Pemilik Pedang Mustika Raja Sesungguhnya
36
Bab 36
37
Bab 37 Nasip Buruk Menimpa Rafa & Dinda
38
Bab 38 Memiliki Hubungan Pertemanan Di Masalalu
39
Bab 39 Dirumah Sakit
40
Bab 40 Menyerang Raden Wijaya
41
Bab 41 Pertarungan Sengit
42
Bab 42 Puncak Kemarahan Lisa & Kekalahan Raden Wijaya
43
Bab 43 Pembalasan Dendam Rafa
44
Bab 44
45
Bab 45 Usaha Awal Berjualan Kue
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48 Bertemu Dengan Mantan
49
Bab Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!