Lima

"Cepetan bangun! Kamu, tuh, berat tahu, Dik!"

"Iya-iya! Lagian, siapa suruh Kang Hamam menangkap tubuh Dina? Enggak ada, 'kan?" Medina buru-buru bangkit dari atas tubuh Hamam.

Rupanya, melihat Medina hendak jatuh, Hamam berinisiatif menangkapnya. Karena tanpa persiapan, Hamam pun tidak kuat menahan bobot tubuh Medina yang memang cukup berat, lalu mereka terjatuh bersama dengan posisi Medina berada di atas tubuh Hamam. Alhasil, pemuda itu pun meringis kesakitan.

"Emang enggak ada yang nyuruh, Dik. Sebagai laki-laki, aku enggak tega aja melihat seorang perempuan yang hampir jatuh, dan diam saja tidak melakukan apa-apa," jawab

Hamam yang kini telah berdiri kembali.

Pemuda itu lalu merapikan sarung dan membersihkan pakaiannya dari kerikil serta daun-daun kering yang menempel.

"Ya, biarkan saja Dina jatuh. Toh, kita bukan siapa-siapa, 'kan? Kita ini orang lain, Kang, ingat itu!" Medina sengaja menekankan kata orang lain agar Hamam tahu bahwa dirinya menolak perjodohan tersebut.

"Bener, Dik, kita ini memang orang lain." Datar saja ekspresi Hamam ketika menimpali perkataan Medina, hingga membuat gadis itu makin penasaran.

"Nah, kalau Kang Hamam udah tahu kalau kita ini orang lain, kenapa Akang bisa berada di sini? Bukan karena sengaja memata-matai Dina, 'kan?" pancing Dina, ingin tahu reaksi Hamam.

"Jangan ge-er kamu, Dik. Aku memang biasa berkeliling pesantren untuk menjaga ketertiban santri abah. Kebetulan, tadi aku lihat ada seorang santri putri yang berjalan dengan mencurigakan. Makanya aku ikuti. Enggak tahunya, ternyata kamu." Hamam pun menjelaskan dengan raut wajah yang terlihat lempeng saja.

"Yakin, bukan karena Kang Hamam sengaja mengawasi Dina?" kejar Medina yang masih penasaran dengan pemuda itu.

"Buat apa? Kayak enggak ada kerjaan aja." Datar saja, pemuda itu menjawab.

'Wah, beneran belok, nih, pasti Kang Hamam. Tapi, baguslah. Itu artinya, jika kami beneran dinikahkan, aku jadi memiliki alasan untuk berpisah dengan pemuda belok seperti Kang Hamam ini.'

"Sudah, Dik. Jangan mikir terlalu jauh," lanjut Hamam yang seolah tahu, apa yang dipikirkan oleh gadis di hadapan. "Aku juga enggak seantusias seperti kelihatannya, kok, dengan perjodohan kita," imbuh Hamam, membuat Medina membuka lebar kedua matanya.

"Apa Kang Hamam juga sudah punya kekasih, sama seperti Dina?" tanya Medina, yang semakin dibuat penasaran dengan sikap Hamam yang datar-datar saja pada dirinya.

"Ini sudah malam, Dik. Sebaiknya, kamu kembali ke kamarmu." Hamam memerintah, tanpa merespons pertanyaan Medina.

Gadis itu cemberut seraya menghentakkan kaki karena kesal, pertanyaannya diabaikan oleh Hamam. Medina kemudian segera berlalu dari sana tanpa sepatah kata. Sementara Hamam menatap kepergian Medina dengan senyuman tipis di sudut bibirnya.

Waktu terus berlalu. Hari yang dinanti pun tiba.

"Kamu sudah siap 'kan, Gus?" tanya sang abah ketika melihat Hamam bergabung di ruang keluarga.

"Sampun, Bah."

"Nak Dina, kok, belum kelihatan, ya, Umm? Sudah dipanggil, tho?" tanya Kyai Umar pada sang istri.

"Lho, Dik Dina ikut pulang ke Jakarta, Bah?" sahut Hamam, bertanya. Pemuda itu nampak sangat terkejut.

Tadinya, dia berpikir jika Medina tidak akan ikut pulang ke rumah orang tua gadis itu. Sebab, pertunangan tanpa kehadiran sang gadis sudah lumrah di lingkungan pesantren. Yang terpenting kedua orang tua sudah saling setuju dan mereka pun berhak menentukan tanggal pernikahan untuk putra-putrinya.

"Kalau Dina ikut memangnya kenapa, Kang? Apa Kang Hamam grogi dan memutuskan untuk menghentikan niat menikahi Dina? Baguslah kalau memang begitu dan itu yang Dina harapkan."

Hamam tersenyum samar, nyaris tak kelihatan jika saja tidak jeli mengamati wajah tampannya. "Bukan grogi, Dik. Justru aku malah seneng, kalau kamu ikut serta. Karena dengan begitu, kita bisa langsung menikah saja, tanpa menunda-nunda."

"Abah setuju, Gus."

"Umi juga setuju, banget malah."

"Eh-eh! Apa-apaan, sih? Kok jadi langsung nikah?"

bersambung ...

Terpopuler

Comments

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

Hahaha bagaimana sih Medina nihhh

2024-10-15

1

Aprisya

Aprisya

gerceeppo deh pokoknya😎😎

2024-05-14

1

zian al abasy

zian al abasy

kluarga alamsyah emng pd kocak" ummy aida mlah ikutn jg nie godain calon mntu hehe..pling skaa bca novel kluarga alamsyah..tp ak kngen bnget sm abang kelvin n neng salma 🤔kira"mrka pny ank brpa y.ap princes udh tmbh adik"

2024-05-10

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!