Bab 8, Kepergok

( POV Syahnaz )

"Sayang, mas berangkat kerja dulu ya!,"

Aku malas menjawab mas Raja, aku masih sangat kesal sama dia. Aku pura-pura memejamkan mataku agar mas Raja gak banyak bertanya lagi.

"Sayang, masih marah ya sama Mas?" Mas Raja masih berusaha mengajak berbicara, biarkan saja, biar dia tau dan peka kalau aku benar-benar marah sama dia.

"Ya sudah kalau begitu, mas berangkat kerja dulu ya sayang, baik-baik dirumah." Ucap mas Raja mencium pucuk kepala ku dengan lembut, lalu terdengar langkah kaki nya yang menjauh keluar.

Setelah kurasa mas Raja benar-benar pergi,

Barulah ku buka kedua mata ini.

"Kenapa kamu gak peka sih Mas?" Lirih ku kembali bete. Aku benar-benar gak bisa menerima kehadiran orang lain dirumah ini, apalagi Lily perempuan, aku hanya takut mas Raja akan tergoda dengan dia, apalagi penampilan Lily terlalu terbuka.

"Ya Allah, lindungi lah rumah tangga aku," Batin ku berserah pada yang maha segalanya.

Tok~Tok~

"Mbak....Mbah Syahnaz, Apa Mbak didalam?" Teriak Lily dari luar kamar ku.

Dengan sejuta rasa malas aku terpaksa beranjak membuka pintu, sebenarnya malas sekali harus melihat wajah Lily yang sok polos itu. Tapi terpaksa, dari dia terus mengganggu aku istirahat.

"Apa?" Aku membuka pintu kamar sedikit dan bertanya dengan ketus pada Lily yang berdiri dibalik pintu, dengan senyum nya yang sok manis itu.

"Mbak, kok dibawah gak ada makanan? Aku lapar nih....Mbak Syahnaz gak masak ya?" Tanya nya tanpa rasa malu. Dia pikir dia siapa? nyonya dirumah ini? Enak saja.

"Kalau lapar kenapa kekamar aku? Kan kamu punya tangan untuk masak sendiri?" Balas ku ketus, benar-benar menyebalkan wanita ini.

"Aku gak bisa masak Mbak, aku gak tau caranya....Tadi kata mas Raja, kalau lapar minta saja sama Mbak Syahnaz. Karena katanya masakan Mbak Syahnaz enak, makanya aku kesini," Ucapan nya mampu membelalakkan mata ku.

"Apa? Mas Raja bilang begitu?" Tanya ku memastikan.

"Iya Mbak, masak aku bohong," Balas nya terlihat serius.

"Apa-apaan Mas Raja, gak....Aku gak boleh percaya sama ucapan Lily, bisa saja dia berbohong kan, gak mungkin mas Raja tega menyuruh aku melayani Lily." Batin ku berpikir positif sama suami aku.

"Gak usah banyak alasan Lily, aku bukan pembantu kamu yang bisa kamu suruh-suruh. Kamu ingat ya, kamu itu hanya menumpang dirumah ini, gak usah banyak tingkah." Bentak ku, aku benar-benar kesal melihat tingkah laku Lily yang sok manja.

"Ya sudah kalau Mbak gak mau, biar aku pesan online saja lah...." Balas nya cemberut dan pergi begitu saja.

Ku tutup pintu kamar dengan kasar saking kesal nya, kepala ku benar-benar pusing sekarang. Aku berniat ingin keluar sebentar, mencari angin, aku merasa bosan dikamar terus.

Setelah mengganti pakaian, ku ambil kunci mobil dan turun kebawah.

"Eh, Mbak Syahnaz mau kemana?" Tanya Lily saat aku turun, terlihat Lily duduk santai sembari menelpon seseorang, aku gak tau dia sedang berbicara sama siapa, apa peduli ku.

Aku tidak menjawab ucapan Lily dan keluar begitu saja melewati dia. Samar-samar sempat kudengar kalau Lily menggerutu kesal.

"Apa aku ke Panti saja ya? Aku juga sudah kangen banget pengen ketemu Umi dan Kak Reni di Panti, sudah lama juga aku nggak kesana." Entah kenapa ya tiba-tiba saja aku sangat merindukan mereka.

Mengingat mereka membuat aku sedikit bersemangat, Kulajukan mobil membelah padat nya jalan raya, Hingga sekitar 1 jam am aku pun sudah sampai, memang tidak terlalu jauh, hanya saja selama menikah dengan mas Raja, aku sudah jarang kesini.

"Syahnaz...." Begitu aku turun dari mobil, tiba-tiba ada suara seseorang memanggil nama ku.

 Sontak saja aku menoleh karena penasaran.

"Lusy...." Teriak ku melambaikan tangan pada sahabat ku Lusy.

Lusy berlari kecil menghampiri aku yang masih berada didekat gerbang.

"Ya ampun Syahnaz, Apa kabar? kemana aja selama ini. Aku kangen banget tau sama kamu, Umi juga sering nanyain kamu. Tapi ya, gitulah...Kamu susah banget dihubungi." Ucap nya sedikit merasa kecewa sama aku. Aku jadi merasa bersalah mendengar nya, aku sadar kalau selama menikah dengan mas Raja dan hidup bergelimang harta aku sampai melupakan mereka yang selama ini berjuang bersama aku dulu.

"Umi....Lihat siapa yang datang!" Teriak Lusy sembari menarik tangan aku menghampiri ruangan Umi. Lusy begitu antusias dan senang melihat kedatangan aku kesini.

Lusy, dia teman aku sewaktu aku masih di Panti, dan kami sangat akrab bahkan sudah seperti saudara kandung.

Terlihat seorang wanita paruh baya memakai gamis dan jilbab senada menghampiri aku, rasa bersalah ku kian menjadi kala melihat wajah teduh Umi Salamah. Ya, beliau lah yang selama ini mengurus kamu, beliau pengurus Panti asuhan ini.

"Syahnaz, " Sebut nya, dan langsung memeluk aku dengan erat.

"Nak, kamu sehat? Apa kabar kamu sekarang? Umi kangen sekali sama Syahnaz." Ucap nya melepaskan pelukan, dan tidak terasa air mataku jatuh.

"Lusy, ajak Syahnaz kedalam...." Titah Umi, Lusy membawa aku kedalam.

"Umi, Lusy....Maafin Syahnaz, kalau selama ini Syahnaz jarang datang menjenguk kalian.... Syahnaz, juga sangat rindu kalian," Aku kembali menangis, aku benar-benar sedih, kenapa aku baru ingat mereka saat aku sedang ada masalah saja. Padahal hanya mereka lah keluarga yang aku punya.

"Sudah nak, gak papa....Kami maklum kok, Oh ya, bagaimana kabar nak Raja? Kenapa gak diajak kesini?" Tanya Umi, aku tersenyum getir menatap umi dan kak Reni yang sedang menunggu Jawaban aku.

Ya, yang mereka tau mungkin aku hidup bahagia bersama mas Raja, karena mas Raja pria mapan.

Ku akui memang aku sangat bahagia menikah dengan mas Raja, tapi semenjak kedatangan Lily rumah tangga aku jadi terancam, bahkan kami sering bertengkar akhir-akhir ini.

"Eum...Mas Raja sibuk Umi, beliau gak bisa ikut...Mas Raja hanya titip salam buat Umi dan semuanya." Balas ku berbohong, padahal nyatanya aku datang kesini saja mas Raja tidak tau.

Dan terlihat Umi percaya sama apa yang aku katakan, aku gak boleh memperlihat kan kalau aku sedang ada Masalah, aku gak mau membuat Umi dan Lusy sedih. Biarlah masalah ini ku pendam sendiri.

Cukup lama aku melepas kangen sama mereka, dan akhirnya aku memutuskan untuk pulang.

Sesampainya dirumah aku langsung memarkir kan mobil ku ke carpot dan masuk kedalam.

Saat membuka pintu ruang tamu,

Samar-samar aku seperti mendengar suara lelaki dikamar Lily, dan juga suara tawaan dari dalam kamar nya.

jantung ku mulai deg-degan, aku berjalan perlahan. Perasaan aku mulai tidak enak. Dan benar saja suara itu berasal dari kamar Lily.

"Astaghfirullah...." Teriak ku begitu kencang begitu melihat siapa lelaki yang ada didalam kamar nya Lily.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!