Ari berjalan menuju meja resepsionis yang berada di sebuah aula besar tepat setelah dia masuk melalui pintu utama. ruang aula itu sudah dihias indah dengan berbagai ornamen dan lukisan di semua sisi dindingnya. di sisi kanan dan kiri menghadap ke arah luar, sepasang tangga ulir telihat mengarah ke dua sisi balkon di kanan dan kiri aula yang menjadi akses ke ruangan lain yang ada di lantai atas. di kedua sisi tangga ulir, dua pasang baju zirah dipajang seakan akan menjadi penjaga akses menuju tangga ulir. sementara itu ditengah aula besar terdapat sebuah patung yang terdiri dari dua figur.
figur pertama adalah seorang ksatria berbaju zirah lengkap tanpa helm dengan sebuah tombak sebagai senjatanya. dihadapan ksatria itu adalah ksatria lain yang hanya menggukan beberapa bagian dari baju zirah. ksatria kedua menggunakan sepasang palu perang sebagai senjatanya. kedua figur ini tampak sedang berada dalam sebuah pertarungan sengit. pada bagian dasar dari patung, terdapat sebuah plakat dengan keterangan didalamnya.
"Sang Ksatria Pahlawan Sir Burginson Speraend melawan Ksatria Buangan Lady Quin Bullhammer.
Pertarungan pada Perang Perbatasan Utara."
Ari sempat tertegun sementara menyaksikan kejadian yang digambarkan oleh patung tersebut. kedua sosok tampak sangat nyata dan ekspresi yang terlihat digambarkan tampak nyata. anehnya kedua ksatria tidak menampakkan ekspresi kebencian ataupun kemarahan. yang digambarkan pada mereka adalah ekspresi senang dan bersemangat, seakan pertempuran itu adalah salah satu dari permainan yang sering mereka jalani.
"halo anak muda!
tertarik dengan Patung Dua Pahlawan?"
"oh? halo tuan.
saya tidak sengaja melihatnya dan secara tidak sengaja terpikat oleh ekspresi wajah kedua patung tersebut."
"hahaha. ekspresi kedua patung itu tampak tidak sesuai dengan tema pada plakat, benar kan?"
"iya tuan. saya kira seharusnya mereka menampilkan ekspresi marah atau benci, bukan ekspresi bahagia dan bersemangat seperti yang ada pada patung."
"hahaha ya kau tidak salah. perang memang seharusnya penuh kebencian dan kemarahan.
tapi kedua pahlawan ini memang sedikit berbeda.
apa kau tau kalau mereka berdua sebenarnya adalah sahabat?
mereka terpaksa bertarung satu sama lain karena tugas dari masing masing bangsawan, tapi mereka malah membuat tugas itu tampak seperti sebuah permainan jika dilihat dari ekspresinya."
"wow, saya tidak tau tentang itu tuan.
saya hanya anak desa yang baru pertama kali melihat kota."
"oh benarkah? luar biasa sekali!
kenalkan, nama saya Sir Edmund Gil Shimer! ksatria dan pengawas pelatihan murid."
"salam kenal tuan Edmund.
nama saya Ari dari desa Westedge."
"kau berjalan cukup jauh anak muda.
apa kau kesini untuk mendaftar Akademi Ksatria?"
"benar tuan. saya sudah menunggu sejak pagi dan tidak sabar ingin mendaftar!"
"semangat yang bagus. hahahaha.
mari saya temani, kebetulan saya juga mau mengumpulkan formulir pendaftaran untuk saya proses."
Ari dan Sir Edmund berjalan bersama menuju meja resepsionis. Sir Edmund dengan sangat baik hati membantu Ari dalam melakukan proses pendaftaran dan bahkan membimbing Ari untuk melakukan pengisian formulir.
"baiklah Ari.
kau sudah mengisi nama dan tempat tinggal asalmu.
untuk usiamu... dua puluh empat?
ukuran badanmu tidak tampak seperti dua puluh empat hahahahhaa!
baiklah, sekarang yang kurang adalah kemampuan dasar sesuai dengan yang kau sudah ketahui dan biaya pendaftaran.
bisa kau sebutkan kemampuan apa saja yang kau miliki Ari?"
"ehhh... segala hal tentang beternak pak.
lalu, saya juga bisa membaca dan menulis serta berhitung walaupun tidak terlalu bagus.
terakhir saya bisa berkelahi sedikit dengan tangan kosong."
"hmmm menarik menarik. kau benar benar orang Westedge.
saya sempat meragukan pengakuanmu tadi. hehe"
"ah.. maafkan saya pak."
"jangan malu-malu begitu Ari.
kalau kau mau menjadi ksatria yang baik, kau harus memiliki semangat dan kepercayaan diri yang tinggi. kau paham?"
"saya paham pak."
"bagus!
baiklah sekarang untuk finalisasi sebelum formulirmu diproses, kau harus menjalani pemeriksaan.
nona resepsionis, bolehkah saya minta bola kaca tipe dua?"
"tipe dua tuan? apakah anda tidak terlalu berlebihan tuan?
semua calon murid biasanya hanya mencoba menggunakan bola kaca tipe tiga."
"saya paham. tapi saya punya perasaan yang bagus soal ini."
wanita yang menjadi resepsionis tidak bisa dan tidak berani membantah kata kata Sir Edmund. Sir Edmund memang terkenal merupakan orang yang ramah dan sopan, tapi bagaimanapun juga dia adalah seorang ksatria. statusnya jauh lebih tinggi dari seorang resepsionis biasa.
nona resepsionis kemudian mengeluarkan sebuah bola kaca dihiasi dengan dudukan berwarna perak. dudukan yang memiliki empat kaki itu diukir dengan bentuk hewan sihir, seakan ada empat hewan sihir yang menopang sebuah bola kaca. nona resepsionis meletakkan bola kaca dan dudukannya diatas meja lalu menyelipkan selembar kertas dibawahnya.
"nah Ari, letakkan tanganmu pada bola kaca dan tahan disana sampai nona resepsionis mengambil kertas yang ada dibawah."
Ari dengan patuh mengikuti arahan dari Sir Edmund. dia meletakkan tangannya pada bola kaca dan kemudian menunggu.
Ari menunggu selama beberapa detik namun tidak ada reaksi apapun. dengan bingung Ari menengok kesamping, berniat untuk bertanya pada Sir Edmund. namun ternyata yang berada disampingnya adalah barisan tentara berbaju zirah yang sedang berbaris ditepi jurang, bermandikan salju dingin yang menumpuk di pundak dan kepala mereka.
HAH!!
Ari terkejut dan melompat mundur. punggungnya menabrak sesuatu dan Ari dengan cepat berbalik. benda yang ditabrak Ari adalah sebuah pilar batu hitam dengan ujung runcing berwarna biru muda menuju putih. dibelakang pilar batu itu terdapat sebuah kastil berdinding hitam yang melayang ditengah udara.
*****
"terima kasih Ari, kau bisa menarik tanganmu sekarang."
HAH!!
Ari tersadar dan melihat bahwa dirinya sudah kembali ke tempatnya semula didepan meja resepsionis bersama Sir Edmund. Ari menoleh kekanan dan kekiri dengan sedikit panik, takut kalau dia masih berada ditempat asing yang tidak dikenalinya tadi.
"sepertinya pengelihatanmu cukup mengejutkan ya?
hahahahhaha.
aku selalu suka melihat ekspresi kaget para calon murid.
sampai jumpa di hari ujian Ari. semoga kau sukses!"
Sir Edmund pergi meninggalkan Ari yang masih kebingungan. nona resepsionis mempersilahkan Ari untuk duduk di sofa yang tersedia di samping meja resepsionis, tempat yang biasa digunakan oleh tamu untuk menunggu. nona resepsionis juga memberikan beberapa lembar kertas pada Ari dan memberikan arahan pada Ari terkait kertas tersebut.
"surat ini adalah tanda bukti ujian anda.
jadwal ujian dan lokasi ujian anda sudah tertulis dikertas ini.
kemudian kertas kedua ini adalah hasil pemeriksaan anda.
untuk penjelasan terkait isi dari kertas ini akan anda dapatkan pada hari ujian nanti.
silahkan menunggu dan beristirahat menggunakan kursi disamping meja resepsionis.
jika anda sudah merasa lebih baik, anda boleh meninggalkan Markas Ksatria."
Ari memutuskan untuk duduk dan menenangkan diri. pemandangan yang dia lihat tadi saat pemeriksaan masih lumayan mengganggu dirinya. pemandangan yang dia lihat tidak menyeramkan atau mengganggu dalam berbagai hal, hanya saja pemandangan itu datang dengan sangat mendadak dan benar benar membuat Ari terkejut.
setelah merasa lebih tenang, Ari mulai membaca kedua surat yang dia dapatkan dari resepsionis. surat pertama menjelaskan kalau waktu ujiannya adalah besok dan lokasinya berada persis di luar Gerbang Utara. Ari menanyakan soal lokasi Gerbang Utara pada resepsionis dan akhirnya mengetahui bahwa Gerbang Utara bisa dicapai dengan berjalan ke arah Alun Alun Mountframe di pusat kota lalu bergerak ke utara.
'berarti aku datang ke Mountframe melalui Gerbang Barat, dan Markas Ksatria berada di dekat Gerbang Timur.'
setelah selesai membaca surat pertama, Ari melanjutkan membaca surat kedua. pada surat ini Ari menemukan sebuah tabel yang di isi dengan beberapa kata kunci dan angka. anehnya Ari bisa memahami makna dari tabel dan kata kunci yang tertera pada surat ini.
Name : Ari
level : 6
status
(Lv X 1) + Add. Stat(Addt X Multiplier)
Str : 12 (+ 6)
Agi : 7,5 (+ 1,5)
Dex : 9 (+ 3)
Con : 15 (+ 9)
Mag : 6 (+ 0)
mungkin karena efek dari mimpi aneh yang beberapa kali Ari alami, tapi tulisan pada kertas ini tampak sangat familiar sekali untuk Ari. dia bisa mengerti tentang level yang menunjukan tingkat kekuatan dirinya saat ini. sementara itu Ari juga paham bahwa keterangan - keterangan yang ada dibawah status dan angka disana dimaksudkan sebagai parameter yang mengukur kemampuan fisik dirinya.
sayangnya, Ari belum terlalu yakin apakah keterangan seperti Str dan Con dimaksudkan untuk mewakili kekuatan fisik dan ketahan staminanya, atau kedua kata itu mewakili maksud lain yang sejenis tapi memiliki detail yang berbeda. Ari hanya bisa berharap besok dia bisa mendapatkan penjelasan yang lebih detail mengenai halaman statusnya.
setelah merasa cukup tenang dan pulih dari keterkejutannya, Ari memutuskan untuk mengucapkan salam perpisahan pada nona resepsionis sebelum kemudian dia keluar dari Markas Ksatria. karena hari masih panjang dan dia berada di Markas Ksatria tidak terlalu lama, Ari memutuskan untuk berjalan jalan mengelilingi kota sambil melihat lihat pemandangan yang ada di kota Mountframe.
sebagai awal, Ari memutuskan untuk pergi ke Alun Alun Mountframe dan menikmati pemandangan disana. saat tiba dilokasi, Ari menemukan seorang pedagang makanan ringan berupa olahan telur goreng yang digulung menggunakan tongkat kecil dan diberi bumbu asin. Ari bisa menebak kalau pedangan ini menggunakan telur Ayam Eastclif, jenis ayam yang bertelur sangat banyak tapi isinya sedikit dan hampir tidak memiliki nilai gizi. untungnya telur Ayam Eastclif secara alami tidak memiliki rasa sehingga setelah diberi bumbu asin, rasanya menjadi lebih baik.
dengan camilan ditangan, Ari memilih tempat duduk dan kemudian bersantai sejenak sambil menikmati pemandangan gunung yang menyelimuti taman alun alun. sesekali Ari melihat anak anak bermain dan berlarian mengelilingi taman, beberapa dikejar oleh orangtuanya karena tingkah laku mereka yang sedikit berlebihan.
saat tengah asik menikmati camilan, seorang anak kecil menghampiri Ari dan menatap dirinya dengan sangat serius. awalnya Ari berusaha menghiraukan anak kecil itu dan terus menikmati camilannya, tapi lama kelamaan Ari merasa tidak nyaman dan akhirnya berusaha mengusir anak kecil itu.
"kenapa kau menatapku terus, adik kecil?
kau membuat aku tidak nyaman."
"hmmmmmmmmmmm..."
"pergilah, adik kecil.
nanti ibumu mencarimu."
"hmmmmmmmmmmm....."
"hei.. berhenti menatapku, adik kecil..."
"hhmmmmmm... kakak bau!"
anak kecil itu lalu segera berlari kabur, bergabung dengan teman temannya dan melanjutkan bermain tanpa menghiraukan Ari yang hatinya terasa seperti baru saja disobek dengan cepat.
'disebut bau oleh anak kecil asing benar benar menyakitkan hati.'
malu dan sakit hati, Ari memutuskan untuk mencari tempat permandian umum dan membersihkan diri. Ari tentunya sadar kalau dia sudah berhari hari tidak mandi, tapi biasanya tidak ada orang yang secara terang terangan menyebut dia bau. hanya anak kecillah yang berani seterus terang itu dan menyebut Ari bau.
*****
Ari menghabiskan siang dengan mandi dan menggosok tubuhnya hingga bersih. dia bahkan sengaja membayar sedikit lebih banyak hanya untuk mendapatkan pengharum tubuh supaya dia tidak disebut bau lagi. orang orang kota pada umumnya sepertinya memiliki alat sihir untuk masalah kebersihan, tapi Ari yang berasal dari desa belum mengetahui alat tersebut dan hanya bisa membersihkan diri secara manual.
setelah selesai mandi dan merasa dirinya sudah seharum lapangan bunga, Ari memutuskan untuk mencari makan siang dan kemudian melanjutkan dengan pergi ke perpustakaan. Ari makan siang dengan makanan yang relatif murah, sepotong roti isi daging dan segelas air. setelah itu, Ari bergerak menuju perpustakaan yang berada di sisi selatan alun alun.
perpusatakaan kota Mountframe lumayan besar, diisi dengan ribuan buku dari berbagai wilayah dan waktu. beberapa buku disini tampak sudah sangat tua dan usang, bahkan untuk menariknya dari rak saja Ari tidak berani.
diperpustakaan itu, Ari menghabiskan waktu dengan membaca berbagai hal. mulai dari koran sehari hari sampai buku pengetahuan. salah satu buku yang menarik bagi Ari adalah buku tentang hewan. Ari sangat tertarik membaca tentang hewan terutama bagian hewan ternak. Ari membaca tentang Woolcow dan manfaatnya, mendapat pengetahuan baru tentang kegunaan Woolcow selain bulu, susu dan dagingnya.
Ari juga membaca tentang Ayam Westfield, ayam khas sisi barat negara, yang juga jenis ayam yang diternak oleh kakek Jon. tidak ada informasi baru tentang ayam ini tapi melihat gambar ayam itu membuat Ari merindukan rumahnya di Westedge.
'tidak apa. aku akan pulang suatu saat nanti, setelah aku menjadi ksatria sejati.;
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments