ch 4. Into the Knight Headquarters

"apakah benar anda berusaha menerobos masuk ke kota dan berusaha melukai penjaga gerbang?"

"apa?"

ksatria yang mengepalai para penjaga ini adalah pria berbadan besar, hampir sama besar dengan Ari, dengan rambut pirang. wajahnya keras dengan rahang bersiku menunjukkan ekspresi ketidak sukaan yang sangat jelas, seakan apa yang baru saja dia tuduhkan pada Ari adalah sesuatu yang sangat serius.

"saya tanya sekali lagi, apakah benar anda berusaha menerobos masuk ke dalam kota dan berusaha melukai penjaga gerbang?"

"menerobos masuk?

saya yakin anda bisa melihat kalau sejak tadi saya berdiri disini dalam keadaan bingung. yang saya lakukan hanya bertanya tentang bagaimana caranya untuk masuk ke kota tanpa menggunakan dokumen identitas karena saya tidak memilikinya."

"apakah benar yang anak muda ini katakan?"

si ksatria pengawas menanyakan pada si penjaga gerbang, yang memberikan tatapan licik dan senyum jahat pada Ari. dengan sangat terbata bata seakan akan sesuatu telah membuatnya takut setengah mati, si penjaga gerbang itu mulai menjelaskan.

"tidak pak! dia baru saja memukul perut saya.

sa.. saya sendiri ham..hampir tidak bisa kabur.. untuk melapor pada anda...

anda bisa.. bertanya pada warga yang.. mengantri.."

si penjaga itu menampakkan ekspresi mengancam pada antrian orang orang yang berada dibelakang Ari saat ksatria pengawas mengalihkan pandangannya pada antrian. orang orang di antrian paham dengan tatapan dari si penjaga gerbang, kalau mereka tidak menyetujui kebohongan si penjaga gerbang maka izin masuk mereka akan sangat dipersulit.

"penjaga, sudah berapa lama anda bekerja sebagai penjaga gerbang?"

ksatria pengawas menayai si penjaga gerbang dengan tenang. penjaga gerbang yang licik tidak menyadari kalau ada yang berubah dari nada bicara ksatria pengawas. dengan santai dia mulai berbicara seakan akan dia sudah memenangkan hadiah yang besar.

"saya sudah menjadi penjaga gerbang selama sepuluh tahun pak!

tidak pernah ada masalah di barisan yang saya pegang. bahkan barisan yang saya pegang selalu menjadi bari-"

"sudah cukup. sekarang kau akan saya beri pilihan.

mengundurkan diri dan mencari pekerjaan lain dimana kau bisa menggunakan kelicikanmu.

atau dihabisi ditempat karena sudah melakukan tindak pemerasan dan penipuan, baik terhadap masyarakat maupun pada atasan."

"apa?"

si penjaga tampak kaget dan kebingungan. sesaat yang lalu posisinya berada di atas angin, dia bisa bebas memeras warga dan dapat dengan mudah mengancam orang. tiba tiba semua berubah dan sekarang dia dibawah ancaman kematian.

"saya beri waktu sampai tiga hitungan."

"tapi pak! saya selalu-"

"satu."

"pak saya tidak pernah menipu ap-"

"dua."

"hiiiiii!!!"

"tiga."

swosshh!

Ari hampir saja menjerit ngeri saat melihat kepala penjaga gerbang yang sedang berusaha melarikan diri mendadak terbang melintas persis didepan wajahnya. tubuh penjaga gerbang yang masih menyemburkan darah masih melanjutkan langkahnya sedikit sebelum kemudian terjatuh lemas, kehilangan kendali dan hanya bergerak berdasarkan respon otot secara insting.

sementara itu, ksatria pengawas tampak tidak terpengaruh melihat darah yang menyembur dengan derasnya. pedangnya yang masih bersih tanpa noda segera ia sarungkan lagi dipinggangnya dan kemudian fokus pada Ari yang masih sangat ketakutan.

"boleh anda sebutkan darimana anda berasal dan kenapa anda tidak memilki catatan identitas diri?"

"ehhh... maaf kalau saya lancang pak.

tolong jangan bunuh saya."

"tenang saja, saya hanya menghabisi orang korup dan ancaman pada masyarakat.

jadi tolong jelaskan tentang diri anda dan darimana anda berasal."

"eh .... saya berasal dari desa terpelosok bernama Westedge. disana tidak ada pendataan penduduk jadi saya tidak pernah mendapatkan catatan identitas atau sejenisnya."

"hmm Westedge ya..

memang di daerah sana belum ada pencatatan penduduk.

baiklah, silahkan ikuti saya. saya akan bantu pengurusan identitas dan persyaratan lainnya.

anda tidak keberatan kan kalau kami melakukan pemeriksaan sejenak tentang diri anda?

kami hanya ingin memastikan semua orang tetap aman dan damai."

"tidak keberatan sama sekali!

amat sangat tidak keberatan!"

"terima kasih banyak. mari ikut saya."

selama percakapan tersebut, si ksatria pengawas sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apapun. wajahnya selalu datar dan matanya tampak kosong. Ari benar benar gugup saat berhadapan dengan si ksatria pengawas karena ekspresinya yang kosong seakan akan mengatakan kalau dia bisa menghabisi nyawa Ari kapan saja.

Ari mengikuti ksatria pengawas ke sebuah ruangan di samping gerbang, yang mengarah pada Ruang Pengawas. dari situ mereka melewati satu pintu lain menuju sebuah ruangan yang lebih tertutup dimana Ari harus menjawab cukup banyak pertanyaan mengenai dirinya sendiri dan asal usulnya. beberapa penjaga juga tampak membandingkan wajah Ari dengan beberapa lembar gambar yang tampaknya adalah gambar buronan dan penjahat yang sedang dalam pencarian.

setelah proses yang cukup panjang dan memakan waktu beberapa jam, Ari akhirnya bisa masuk ke kota Mountframe setelah mendapatkan kartu identitas berisi data dirinya dan membayar biaya masuk sebesar sepuluh silver. saat Ari keluar dari Ruang Pengawas, langit sudah berubah menjadi merah keabu abuan tanda bahwa hari akan segera menjadi gelap.

Ari memutuskan untuk mencari penginapan dan makan malam terlebih dahulu supaya bisa melewati malam dengan tenang. bayangan tentang penjaga gerbang yang ditebas lehernya hanya karena pemerasan kecil masih terbayang jelas di kepala Ari. terlebih lagi karena kepala penjaga gerbang itu terbang didepan muka Ari, membuat Ari secara tidak sengaja melihat ekspresi terakhir penuh ketakutan dari si penjaga gerbang yang sekarang mungkin sudah dimakamkan.

bagaimana dengan keluarganya? teman temannya? rekan kerja dan kenalan yang lain? apakah mereka merasa kehilangan? dikhianati atau merasa ditekan?

*****

keesokan harinya setelah sarapan di restoran hotel, menyantap makanan sederhana dengan harga yang tidak terlalu mahal, Ari memutuskan untuk mulai keliling kota dan bertanya mengenai tempat pendaftaran Akademi Ksatria. salah satu metode termudah untuk menemukan Akademi Ksatria adalah dengan bertanya langsung pada ksatria terdekat dan satu satunya ksatria terdekat yang Ari tau adalah ksatria pengawas di pintu masuk kota.

Ari kembali mendatangi pintu masuk kota dan terkejut melihat antrian masuk yang luar biasa panjang. Ari bisa mengambil asumsi bahwa setiap hari selalu ada antrian yang sangat panjang untuk masuk ke kota. sekitar ratusan orang mengantri untuk mendapat akses masuk, dengan beberapa terpaksa pergi karena akses masuk mereka ditolak oleh penjaga.

Ari meneruskan langkahnya menuju Ruang Pengawas dimana dia bertemu dengan penjaga yang sedang bertugas.

"permisi pak, apakah saya bisa bertemu dengan ksatria pengawas disini?"

"ksatria pengawas?"

"iya pak, ksatria pengawas yang mengepalai para penjaga di pintu gerbang ini."

"ahh.. apakah kau bermaksud bertemu dengan Tuan Rud Flatcold?"

"saya kurang tahu tentang nama beliau, tapi beliau menolong saya dari penipuan oleh salah satu penjaga yang.. ehh..."

"ohh! ya benar, dia bernama Tuan Rud Flatcold.

tapi dia bukan ksatria pengawas atau apapun nama yang kau sebut, dia adalah Ksatria Mountframe.

beliau kemarin datang untuk pengecekan rutin.

kalau kau mau bertemu dengan beliau, kau bisa langsung pergi ke Markas Ksatria yang ada di sisi lain kota."

"wah terima kasih banyak untuk informasinya!

benarkah saya bisa menemui beliau disana?"

"tentu saja tidak! haahahaha

mana ada orang biasa bisa datang ke Markas Ksatria dan minta bertemu ksatria kapan saja.

tapi kalau kau beruntung, mungkin kau bisa melihat beliau saat sedang berjalan keluar dari markas. beliau biasanya lebih suka berjalan menuju tempat tujuannya, tidak mengendarai kuda atau kereta kuda seperti kebanyakan ksatria lain."

si penjaga tampak bahagia karena berhasil membuat Ari kaget dan malu akan pertanyaannya sendiri, walaupun setelah itu dia meminta maaf dan mereka sedikit mengobrol tentang hal hal lain yang lebih ringan. lima belas menit kemudian, Ari berpisah meninggalkan Ruang Penjaga dan berjalan menuju Markas Ksatria.

Ari merasa cukup beruntung karena perjalanan menuju Markas Ksatria cukup mudah. hanya perlu berjalan lurus dari gerbang pertama sampai dia tiba di sisi lain kota. dari situ Ari hanya perlu mencari bangunan dengan simbol gunung dengan pigura disekitarnya dan sebuah pedang ditengah, yang merupakan logo milik kota Mountframe sekaligus lokasi Markas Ksatria kota Mountframe.

dalam perjalan kesana, Ari menemukan beberapa tempat menarik seperti Alun Alun Mountframe dimana terdapat sebuah taman besar yang didesain khusus supaya bisa berada didalam sebuah siluet gunung besar. siluet gunung tersebut dibuat secara sihir dengan memanfaatkan Mana.

selain itu, Ari juga menemukan Markas Petualang dimana orang orang dengan pakaian yang beragam berjalan keluar masuk dengan santai.

beberapa dari mereka tampak menjalani harinya dengan serius, terlihat dari ekspresi wajah mereka dan cara berjalannya yang menunjukkan ketegasan. beberapa yang lain tampaknya hanya ingin menghabiskan waktu dengan sia sia, mabuk dan mengobrol seharian dengan rekan rekan petualang yang lelah dan mencari hiburan disela istirahat mereka.

tempat menarik lain yang Ari temukan adalah Markas Penyihir yang kebetulan tidak terlalu jauh dari Markas Ksatria. Markas Penyihir juga memiliki simbol Mountframe terpampang di dinding depan bangunannya, walapun ditambahkan dengan gambar empat bola yang masing masing mewakili empat elemen dasar.

Ari sempat berfikir apakah dia memiliki kesempatan untuk bergabung dengan Markas Penyihir tapi segera membuang pikiran itu jauh jauh. kesempatannya untuk menjadi ksatria saja belum bisa ditentukan, apalagi mau memikirkan kesempatan untuk menjadi penyihir.

Ari mendatangi Markas Ksatria dan melihat bahwa gerbang masuk menuju markas ditutup dengan rapat dan dijaga oleh empat orang penjaga berbaju zirah lengkap. Ari menghampiri penjaga terdekat dan mencoba bertanya padanya.

"permisi pak, apakah benar ini Markas Ksatria?"

"benar. silahkan pergi."

"uh... maaf saya mau bertanya tentang ksatria bernama Tuan Rud Flatcold."

"tidak boleh. silahkan pergi."

"uh.... "

penjaga yang Ari ajak bicara tampak tidak tertarik sama sekali untuk merespon apapun yang Ari katakan lebih banyak dari beberapa kata saja. Ari menjadi agak ragu dan mencoba bertanya pada penjaga yang lain.

"permisi pak, apakah saya bisa masuk ke dalam?"

"tidak. silahkan pergi."

"uh... boleh saya bertanya pada anda kalau begitu?"

"ya. cepatlah lalu pergilah."

"ah! terima kasih!

saya mau bertanya dimana saya bisa mendaftar untuk ikut ujian masuk Akademi Ksatria."

"untuk mendaftar anda bisa masuk ke Markas Ksatria dan menemui resepsionis. sampaikan niat anda untuk mendaftar dan anda bisa segera mengisi formulir. setelah itu tunggu panggilan untuk ujian.

saya sudah menjawab anda. silahkan pergi atau saya akan menggunakan kekerasan."

"uh..... baiklah..."

Ari dengan terpaksa mundur meninggalkan para penjaga karena takut akan ancaman kekerasan, namun Ari tidak pergi terlalu jauh. dia hanya bergeser sedikit ke gedung disebelah Markas Ksatria yang kebetulan adalah sebuah toko perlengkapan dan alat. berusaha menghibur diri sendiri karena gagal masuk ke Markas Ksatria, Ari sengaja masuk ke dalam toko dan melihat lihat barang yang dipajang di toko.

Ari melihat lihat selama satu jam lalu keluar tanpa membeli apapun. saat Ari keluar, dia sempatkan menengok satu kali ke arah Markas Ksatria dan melihat sekarang pintu gerbang sudah terbuka dan beberapa orang bebas keluar dan masuk melalui gerbang itu.

Ari bergegas kembali ke Markas Ksatria dan sekali lagi menghampiri penjaga.

"permisi pak, apakah saya boleh masuk ke Markas Ksatria?"

"ya tentu saja. silahkan masuk."

"terima kasih pak!

tapi, kenapa sebelumnya saya diminta untuk pergi pak?"

"itu karena sebelumnya belum masuk dalam jadwal buka gerbang."

"oohh.."

Ari kemudian berjalan masuk ke dalam Markas Ksatria dengan tenang dan langsung menuju meja resepsionis. didalam hati, Ari membuat janji untuk dirinya sendiri.

'belajar membaca jam. orang kota sepertinya sangat fokus pada waktu.'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!