Cahaya pertama baru saja menyentuh langit, saat matahari bahkan belum sempat menampakkan dirinya. Ari yang sudah terbalut dengan jaket dan celana tebal sudah siap berdiri di depan gerbang desa sambil membawa sebuah tas yang berukuran cukup besar. hampir sebesar badan Ari, bahkan sedikit lebih besar.
tidak ada yang mengantar Ari pergi dari desanya. tidak ada salam perpisahan didepan gerbang atau pelukan sampai jumpa. Ari seorang diri mengambil langkah pertama, menelusuri jalanan kasar ditengah sawah yang menjadi simbol keputusannya untuk mencapai mimpinya yang baru.
*****
Ari berjalan selama beberapa jam sampai hari menjelang siang. saat itu Ari sudah berjalan masuk ke dalam hutan dan sedang menyusuri jalan tanah yang sudah ada disana sejak masa silam. Ari berencana untuk mencari batang pohon dengan akar yang cukup bagus untuk dia jadikan tempat duduk sebagai tempatnya beristirahat sambil makan siang.
Ari makan siang dengan menyantap sepotong roti isi daging dan segelas air. setelah selesai makan, Ari sedikit berfikir tentang keputusannya. apakah dia benar benar bisa berhasil di kota nanti? apa yang harus dia lakukan saat menunggu panggilan ujian masuk?
setelah selesai beristirahat, Ari kembali melanjutkan perjalanannya menelusuri jalan setapak didalam hutan yang mengarah langsung ke kota.
sambil berjalan, Ari merasa sangat kagum dengan suasana hutan di siang hari yang sangat ramai dengan suara beragam hewan dan serangga. tentu saja Ari tahu kalau hutan juga merupakan tempat yang berbahaya, tapi hutan di negerinya terkenal sebagai hutan yang cukup aman terutama dari mahluk sihir dan hewan hewan ajaib lainnya.
Ari berjalan menyusuri hutan selama tiga hari. bertemu dan melihat berbagai jenis hewan baik serangga maupun predator. sejauh ini perjalanan Ari cenderung aman dan tanpa halangan yang berarti, sampai akhirnya Ari keluar dari hutan dan melanjutkan perjalanan selama setengah hari untuk tiba di perhentian besar pertamanya. sebuah desa bernama Westfarm.
desa Westfarm adalah desa yang berkembang karena mengandalkan usaha peternakan yang dilakukan oleh warganya. peternakan mereka beragam dan hasil ternak mereka juga dijual dalam berbagai bentuk dan kondisi. Ari yang dulu masih menjadi peternak adalah salah satu rekan bisnis pedagang dari Westfarm sehingga dia juga memiliki beberapa kenalan di desa ini.
Ari memasuki desa Westfarm diiringi dengan sapaan dan salam penuh rasa keterkejutan. Ari memang sudah cukup sering datang ke Westfarm, sekitar dua kali dalam satu tahun, sehingga orang orang di Westfarm sudah cukup familiar dengan dirinya.
"hello Ari!
datang untuk berdagang?"
"hello Steve.
tidak untuk kali ini, sayangnya."
"hello Ari!
bisakah nanti kau membantuku untuk mengangkat balok kayu?"
"tentu pak Jeff.
jangan lupa bayaranku ya! "
"hello Ari!
kalau kau tidak sibuk, datanglah nanti ke rumah untuk makan sedikit camilan. aku belum sempat berterima kasih padamu soal bantuanmu terakhir kali kau kemari."
"baik bu Sonya.
nanti aku akan mampir kerumah kalau tidak terlalu sibuk."
Ari menyapa beberapa orang lain lagi sambil melanjutkan langkahnya hingga akhirnya dia sampai di sebuah penginapan. nama penginapan itu adalah Farmer's Bedroom, penginapan yang menjadi tempat langganan para peternak yang singgah ke Westfarm. Ari menyewa satu kamar untuk satu malam lalu meninggalkan semua barang barangnya didalam kamar sebelum memutuskan beristirahat sampai malam tiba.
Ari terbangun pada malam hari dan bersiap untuk keluar makan malam di kedai terdekat. dengan membawa kantung uangnya, Ari turun dari kamar nya dan berjalan menuju kedai. dalam perjalanan menuju kedai, Ari bertemu lagi dengan pak Jeff.
"hei Ari! kemana saja kau!
aku menunggumu sepanjang sore, kau tau!"
"ah! maaf pak Jeff!
aku sungguh lelah tadi jadi setelah menyewa kamar, aku langsung tertidur."
"hahhaha yasudah kalau begitu!
sebagai gantinya kau harus membantuku besok pagi, oke?"
"haha baiklah pak Jeff!
aku akan membantumu besok pagi."
Ari dan pak Jeff berjalan bersama sama menuju kedai, mereka makan malam bersama dengan warga desa yang lain yang kebetulan juga ada di kedai malam itu. Ari saling bertukar cerita dengan warga desa, menceritakan rencananya untuk berangkat ke kota dan mendaftarkan diri ke akademi ksatria.
sayangnya, warga desa tampak menganggap rencana Ari sebagai bahan bercanda dan mulai membuat lelucon dari rencana perjalanan Ari. mereka bahkan membuat prediksi lucu tentang apa yang akan terjadi jika Ari berhasil masuk akademi ksatria, yang mana menurut Ari sendiri tidak lucu.
*****
Ari kembali ke kamarnya setelah larut malam. dia tidak senang dengan sikap warga desa yang mengolok olok rencananya untuk menjadi ksatria, tapi di sisi lain dia juga paham kenapa mereka bersikap seperti itu. mereka hanyalah warga desa biasa, dengan mimpi dan harapan selayaknya warga desa. menjadi ksatria dan bertarung digaris depan adalah sebuah kisah besar yang penuh dengan imajinasi untuk mereka.
keesokan paginya, Ari menyempatkan diri membantu pak Jeff sesuai yang dia janjikan. balok balok kayu berukuran panjang enam sampai sepuluh meter dengan lebar masing masing tiga meter sudah ditumpuk rapih ditepi hutan, siap untuk dipindahkan ke peternakan milik pak Jeff yang tampaknya sedang direnovasi.
Ari dengan mudah mengangkat satu balok kayu dan meletakkannya di pundak kanan, kemudian mengambil satu balok kayu lain dan meletakknya di pundak kiri. pak Jeff hanya bisa memandang kagum melihat tindakan Ari.
"apakah kedua balok itu berat Ari?"
"lumayan pak Jeff, tapi ini bukan yang paling berat yang pernah aku angkat dipundakku."
"benda apa yang menurutmu terlalu berat untuk kau bawa di pundakmu?"
"hmmm entahlah.. mungkin pohon Pinus Baja dewasa?"
"pohon dengan ukuran tinggi lima puluh meter dan sekeras besi itu?"
"ya kira kira begitulah pak Jeff. walaupun sebenarnya aku sendiri belum pernah mencobanya, tapi aku rasa aku tidak akan bisa mengangkat pohon seperti itu."
Ari kemudian pergi menuju peternakan pak Jeff, meninggalkan dia dalam keadaan terkejut. sambil melihat Ari yang berjalan menjauh, pak Jeff tidak bisa menahan diri untuk menggelengkan kepalanya sambil melihat Ari.
"benar benar anak itu.
orang yang sudah disentuh oleh Mana memang memiliki kualitas yang berbeda."
*****
siang itu, Ari melanjutkan perjalanannya meninggalkan desa Westfarm. kembali menelusuri jalanan tanah seorang diri dengan membawa perbekalan yang sudah di isi ulang. dari Westfarm, Ari masih harus berjalan beberapa hari lagi sampai tiba di desa berikutnya bernama Middledough, tempat yang terkenal akan industri roti dan kue.
setelah middledough, Ari masih harus berjalan terus mengikuti jalan utama sampai tiba di desa Springlake dan kemudian melanjutkan lagi hingga akhirnya tiba di kota tingkat rendah bernama Mountframe City.
secara keseluruhan, Ari harus menempuh perjalanan selama dua puluh hari penuh sebelum akhirnya dia bisa melihat pemandangan dari Mountframe City yang megah dan perkasa. dinding tebal yang terbuat dari batu berwarna abu abu gelap mengelilingi kota, layaknya pelukan aman dari seorang ibu pada anaknya. gerbangnya yang terbuat dari kayu Pinus Baja selalu dalam posisi setengah tertutup kecuali saat ada acara khusus dikota.
Mountframe City sendiri dilindungi oleh pasukan ksatria yang khusus dilatih dan dikembangkan untuk melindungi kota dari ancaman musuh, baik itu pasukan negara lain ataupun mahluk sihir dengan kekuatan yang berada diluar akal sehat.
Ari yang akhirnya bisa melihat Mountframe City dari kejauhan, segera mempercepat langkahnya dengan tidak sabar. Ari bisa merasakan hatinya penuh semangat, membuatnya melupakan rasa lelah dari perjalanannya yang panjang.
dalam ketergesaannya, Ari sampai tidak sengaja menabrak seseorang yang secara kebetulan berjalan berlawan arah dengannya.
"oh, maaf tuan aku tidak sengaja."
"hmmpph.. lupakan saja."
Ari sekilas melihat pakaian yang dikenakan orang itu dan diam diam terkejut dalam hati. orang itu adalah seorang wanita berambut coklat yang hanya menggunakan beberapa potong baju zirah. wanita itu menggunakan pelindung pundak di bahu kanannya, pelindung lengan, pelindung betis dan sepatu besi. badannya sendiri hanya dilindungi oleh sebuah jaket tebal yang tampaknya sudah diperkuat dengan lempengan besi didalamnya. wanita itu tidak terlihat membawa barang apapun selain pakaian yang melindungi tubuhnya, tapi Ari menyadari ada ruang untuk menggantung pedang di ikat pinggangnya dan sebuah pengait di punggungnya untuk menggantung perisai.
pada sisi kanan jaket yang digunakan wanita itu, terdapat simbol pedang yang terbelah dua oleh sebuah retakan besar ditengahnya.
'ksatria gagal...'
Ari tidak ingin terllihat tidak sopan. bagaimanapun juga, ksatria tetaplah ksatria. apapun situasi dan kondisinya, ksatria tetap memegang posisi yang lebih tinggi dari masyarakat biasa seperti Ari.
Ari meneruskan perjalanannya dan berusaha melupakan tentang si ksatria wanita. Ari berjalan dengan langkah penuh semangat, semakin lama semakin dekat dengan kota Mountframe yang dia impikan. semakin dekat dengan kota, semakin ramai juga orang yang memenuhi jalan menuju kota. pedagang, petualang, pengembara, dan banyak lagi jenis manusia berjalan menuju kota Mountframe.
dalam perjalanan menujut gerbang kota Mountframe, Ari secara tidak sengaja mendengar percakapan orang orang disekitarnya dan merasa dirinya mulai sedikit terbiasa dengan kehidupan kota.
"kau sudah dengar tentang ksatria wanita yang gagal?"
"masih ada orang yang mau menerima gelar ksatria gagal?"
"ya, tentu saja. posisi ksatria itu posisi yang bagus.
mereka sudah berada di kasta yang berbeda, gagal ataupun tidak."
"begitu ya. lalu, ada berita apa tentang ksatria gagal ini?"
"kabarnya dia dinyatakan gagal karena berhasil membunuh pimpinannya sendiri."
"memang dia layak menjadi ksatria gagal. dia tidak punya rasa terima kasih dan harga diri yang pantas sebagai seorang ksatria."
Ari merasa terkejut mendengar percakapan kedua pedagang yang kebetulan berjalan dibelakangnya. entah kenapa, ksatria gagal terdengar sangat menakjubkan ditelinga Ari. tentu saja, Ari tidak berencana menjadi ksatria gagal. tapi mendengar kemampuan si ksatria wanita membuat posisi ksatria gagal tidak terlalu buruk.
Ari meneruskan langkahnya hingga akhirnya dia tiba di antrian masuk menuju didepan gerbang kota. terdapat empat antrian panjang mengular didepan gerbang dengan masing masing antrian dijaga oleh empat orang penjaga berbaju zirah sederhana, standar milik para penjaga. sementara itu, seorang ksatria tampak berdiri di samping gerbang sambil membaca sebuah dokumen.
dokumen itu tampaknya sangat penting karena ksatria itu membacanya dengan sangat serius.
Antrian berjalan dengan sangat lambat, dan matahari semakin lama semakin tinggi di langit. Ari bisa merasakan kulitnya mulai terbakar panas matahari siang yang terik, seakan akan dia adalah roti yang sedang di panggang.
Ari akhirrnya mencapai bagian depan antrian dan bertemu dengan penjaga sekitar pertengahan sore, tidak lama setelah pergantian penjaga dilakukan. si penjaga tidak mau repot repot melihat ke arah Ari dan hanya meminta dokumen dokumen yang dia butuhkan saja.
"selamat datang di Mountframe, tunjukan identitas anda."
penjaga itu berbicara dengan nada yang sangat datar, sambil menyibukkan diri dengan beberapa lembar kertas yang ada ditangannya. Ari tidak mengerti kenapa penjaga itu tampak tidak perduli tapi Ari hanya bisa menerima keadaan dan menjawab sejujurnya.
"maaf pak, saya tidak punya dokumen identitas.
saya berasal dari desa dipelosok dan disana identitas kami tidak dicatat."
"keluar dari antrian dan pulang kalau tidak punya identitas."
"maaf, apakah tidak ada cara lain untuk masuk ke kota?"
"selanjutnya."
"permisi pak penjaga, saya harus masuk ke kota supaya-"
"saya bilang SELANJUTNYA!
APA KAU TIDAK BISA DE- ASTAGA!!!"
untuk sesaat si penjaga tampak kesal dengan Ari yang terus berbicara dan meminta diizinkan masuk. dia jelas jelas ingin menunjukkan wajah galak dan membuat siapapun yang membuat dia kesal supaya menyesal dan segera pergi. tidak pernah dia duga kalau orang yang sedang dia ajak bicara adalah seorang pria dengan tinggi badan dua meter lebih lengkap dengan otot besar dan wajah kesal.
"ehh.. maaf tuan.. anda... tidak boleh masuk kalau tidak ada penanda identitas.."
"apakah tidak ada cara lain untuk masuk pak penjaga?"
"ehh.. itu.. ehh.. saya coba tanyakan dulu..."
si penjaga bergegas lari menuju ksatria yang mengawasi gerbang. Ari bisa melihat si penjaga tampak bercerita dengan panik sambil menunjuk ke arah Ari. ksatria pengawas tampaknya tidak senang dengan apa yang dia dengar dan kemudian segera menghampiri Ari.
"apakah benar anda berusaha menerobos masuk ke kota dan berusaha melukai penjaga gerbang?"
"apa?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
piyo lika pelicia
semangat ☺️
2024-05-07
1
Neko Master
keep first comment
2024-04-22
1