Seseorang keluar dari dalam tangga bawah tanah. Memperlihatkan seorang anak laki laki dengan beberapa cipratan darah di wajahnya dan seorang pria bermata satu yang memegang pedang.
"Uaaahh!? k kau …, kau adalah…"
Jrat
Tanpa peringatan Zhen langsung menebas orang berisik itu.
Zhen kembali berjalan keluar ruangan. Hari ternyata sudah malam, saat didalam penjara ia bahkan tidak tahu kapan siang dan kapan malam. "Aku lupa menanyakan ini, siapa namamu?" tanya Zhen sembari berbalik ke belakang.
"Namaku Yinzhe, aku berasal dari klan Huyao." ujar Yinzhe.
"Huayao?"
"Yang benar Huyao, pada awalnya kami bagian dari klan Huxian dari hutan ilusi. Tapi kemudian kami memisahkan diri dan mendirikan klan kami sendiri." jelas Yinzhe.
"Ooh, lalu? kenapa kalian disini?"
Yinzhe tampak ragu untuk menjelaskan. Tapi jika tidak nyawanya akan melayang seperti pria tadi, "Klan Huyao sedang menyerang klan Guaiwu." ujar Yinzhe.
Meskipun mendengar klannya sedang di serang tapi tidak ada ekspresi kaget ataupun cemas di wajah Zhen. Sebaliknya eksperinya malah datar. "Apa kalian menang?"
"Tidak, kami berhasil di pukul mundur. Aku dan temanku awalnya ingin mencari jalan kabur, tapi tidak sengaja menemukan jalan ke penjara bawah tanah. Pemimpin kami adalah seseorang yang cukup berambisi. Dia menyerang klan besar seperti klan Guaiwu untuk memperluas kekuasaan dan berakhir seperti ini."
"Pfft, bukannya itu namanya bodoh? Dia menyerang tanpa rencana dan malah kembali dengan luka. Lupakan dengan itu, bukannya sudah saatnya kau menjalankan tugasmu? Tunjukkan jalannya ya~" Zhen menatap Yinzhe yang tersenyum tipis padanya. 'Pria yang licik.'
...***...
Setelah beberapa jam berjalan, Zhen sampai di air terjun kecil dengan kolam kecil di bawahnya. Cocok sekali untuk mandi dan berendam. Apalagi air di kolam sangat jernih.
Karena malam ini bulan bersinar cukup terang, Zhen bisa melihat bayangannya sendiri di atas air. Ia memegangi wajahnya dari kanan sampai kiri. Melihat betapa panjang rambutnya sampai menyentuh tanah. "Ini wajahku? Qiu, ini wajahku?" tanya Zhen sembari menunjuk bayangannya.
"Iya Zhen, itulah wajahmu. Kau pasti baru pertama kali melihat wajahmu ya? Yah, itu tidak heran. Kau hidup seperti makhluk primitif didalam gua. Jadi tidak heran kalau kau kagum melihat wajah sendiri." ujar Qiu.
"Tapi, bukankah aku terlihat terlalu lemah? Aku bahkan tidak punya pipi. Hanya tulang saja yang tersisa."
"Yang kau butuhkan sekarang adalah makanan yang banyak!? Dengan begitu kau bisa menambah lemak di pipimu. Kau juga nanti akan terlihat tampan!?"
"Sial, kau benar. Aku tidak sabar memakan banyak makanan enak nanti. Selain ular dan tikus."
"Untuk apa menunggu, bukannya kau punya bawahan sekarang? Suruh saja dia membuat makanan untukmu. Itulah gunanya kau menerinya, kan?"
"Benar juga, Aah~ kenapa kau sangat pintar Qiu?!"
"He he he he he itu biasa kok~"
Yinzhe menatap aneh Zhen yang sejak tadi bicara sendiri. Setahunya tidak ada siapapun disini selain mereka berdua. 'Aku tahu dia orang gila, tapi aku tidak tahu kalau dia segila itu. Sialan, kenapa aku malah terjebak dengan orang gila sepertinya?! Bagaimanapun caranya aku harus membunuhnya!?' Yinzhe mendekat ke arah Zhen. Tidak jauh dari perkiraan, perhatiannya teralihkan. "Aku akan membuat makan malam. Kau bisa mandi sembari menungguku selesai membuatnya." ujar Yinzhe ramah seperti seorang pelayan.
Tapi Zhen seperti tidak terlalu mengerti apa maksud Yinzhe, "Mandi? Kenapa aku harus mandi?" tanya Zhen bingung.
Matanya terbelalak kaget dengan pertanyaan Zhen yang polos. "Kenapa? Tentu saja karena…" 'Kau seperti gembel. kurasa aku tidak boleh mengatakannya kalau ingin hidup.' pikir Yinzhe. "Karena itu adalah aturan bertahan hidup di dunia luar. Akan sangat tidak nyaman kalau tubuhmu kotor dan bau, kan? Karena itu kau perlu mandi." jelas Yinzhe sesederhana mungkin agar kepalanya tetap menempel.
Zhen yang mendengar kata makanan langsung bersemangat, "Jadi begitu, baiklah!?" jawab Zhen.
"T tunggu, kau akan buka baju disini?" tanya Yinzhe gelagapan.
Seakan pernah mengalami kejadian ini, Zhen langsung paham apa yang diresahkan Yinzhe. "Oh, tenang saja!? Aku laki laki!?" jawabnya enteng. Langsung masuk ke dalam kolam meninggalkan Yinzhe yang terbengong.
Didalam kolam yang dingin Zhen membasuh seluruh kotoran yang melekat di tubuhnya. Ia juga membasuh bersih wajahnya yang terciprat darah. Sekali lagi melihat dengan jelas seperti apa wajahnya. "Tidak heran mereka mengira aku perempuan, wajahku membuat orang lain salah paham."
"Tidak apa apa Zhen, kalau kau makan dengan benar dan memotong sedikit rambutmu, kau pasti akan terlihat tampan." seru Qiu.
"Benarkah? Tapi aku menyukai rambut panjang."
"Kalau begitu dipotong secukupnya saja, lalu kau juga bisa menguncirnya. Aku yakin kau akan terlihat keren."
"Ha ha ha, ya, aku akan meminta Yinzhe memotongnya." di tengah tengah mandinya, Zhen merasa kelopak mayanya berat. Kolam ini dangkal, bahkan tidak sampai selututnya. Jadi ia pikir tidak masalah kalau menutup mata sebentar.
Flashback
Zhen bermimpi saat masih berada di dalam penjara. Saat itu ia sedang duduk menunggu ular atau tikus yang keluar dari tanah untuk ia makan. Kalau todak ada satupun dari mereka yang keluar, mau bagaimana lagi. Ia harus memakan tanah untuk bertahan hari ini.
Ketika itu ia mendengar suara berisik dari luar dengan aroma yang enak.
"Saudaraku, ayam ini enak sekali!? Dimana kau membelinya?"
"Aku membelinya dari pasar. Nenek tua yang menjualnya terlihat menyedihkan, jadi aku membelinya dengan harga murah."
"Dasar jahat, seharusnya kau memberinya dengan harga mahal kan?"
"Masih untung aku membeli."
Mereka berbicara ini itu sembari memakan ayam dengan mulut yang mengecap. Terdengar sangat jelas bahkan dari dalam sel sekalipun.
Tanpa Zhen sadari ia meneteskan air liur.
Krrggg
Karena suara perutnya Zhen baru sadar kalau air liurnya menetes keluar. Ia langsung mengusapnya dengan wajah yang memerah. "Huh, siapa juga yang menginginkan ayam itu. Ularku jauh lebih enak dari pada ayam." gumamnya pelan. 'Sial, aku ingin makan ayam itu!?'
Sekarang
Zhen membuka matanya setelah tidur beberapa saat. Biasanya ia paling sulit untuk memejamkan matanya. Karena di buka atau tidak sama sama gelap. Tapi sepertinya mulai sekarang ia tidak akan memiliki masalah tidur lagi. "Qiu, sepertinya aku akan suka berada di luar." seru Zhen, ia tersenyum tipis.
"Kalau kau begitu suka berada di luar, ayo kita berjalan lebih jauh lagi."
Zhen menatap Qiu bingung, "Berjalan lebih jauh? Maksudmu ada tempat lain selain tempat ini?" tanya Zhen dengan mata berbinar.
Qiu tersenyum percaya diri dengan mengatakan, "Tentu saja. Dunia ini begitu besar dan luas. Mana mungkin kan hanya ada hutan dan klan Guaiwu saja? Di luar sana ad banyak sekali tempat menakjubkan yang belum pernah kau lihat. Bukankah yang kau inginkan adalah kebebasan? Kalau begitu ayo kita jelajahi berbagai tempat untuk mewujudkan kebebasan yang kau impikan!?" ujarnya bersemangat.
Mendengar itu Zhen tersenyum senang. Memang hanya spirit kecil ini yang bisa memahaminya. Karena Zhen tidak terjebak di tempat itu lagi, sekarang ia bebas untuk pergi kemanapun hatinya mau. "Iya, kau benar!? Ayo kita pergi ke berbagai banyak tempat!?"
Di tempat Yinzhe memasak daging kelinci yang dia tangkap. Dia melihat keadaan Zhen yang masih mandi. "Dasar gila!? selagi dia masih bicara sendiri aku harus cepat!?" diam diam dia menaburkan sesuatu ke daging bagian Zhen. 'Maafkan aku bocah, sepertinya hidupmu akan berakhir hanya sampai malam ini saja.' pikir Yinzhe dengan senyum liciknya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments