NovelToon NovelToon

The Crazy Kultivator

Prolog

"Aaahhh Aaahhh Aaahhh!?"

Di luar ruangan

"Hah, dia teriak lagi."

"Aku heran, kenapa orang gila ini dibiarkan hidup?"

"He he he apa yang kau bicarakan? Tentu saja untuk membuat senang nyonya Jiafen?"

"Ha ha ha ha ha ha, ya tentu saja. Tapi kau tahu? dulu dia tidak seperti itu. maksudku, dulu biasanya dia menatap kosong tanpa harapan dan putus asa." pria itu melihat kanan kirinya memastikan tidak ada orang selain mereka berdua. "Apa… kau pikir telah terjadi sesuatu padanya?" tanyanya terlihat serius.

"Sesuatu? Seperti apa?"

"Seperti…"

Tepat setelah akan mengatakan sesuatu ada suara yang memanggil. "Paman…paman…" suara lirih dari dalam membuat kedua orang itu diam.

Mereka saling pandang mendengar suara rintihan anak kecil. "Coba kau periksa kedalam!?" desak salah satu penjaga.

"Apa? Kenapa tidak kau saja?"

Dia mengelus tengkuk kepalanya dengan keringat dingin, "Ehm, aku sedikit takut padanya."

"Hah? kau takut pada bocah bo*oh itu?" ujar temannya yang tampaknya masih baru sebagai penjaga.

"Aku tidak tahu ini benar apa tidak, tapi kudengar dia telah banyak membunuh penjaga sebelumnya. Lebih baik kau harus berhati hati!?" wanti wanti penjaga itu.

Tapi sepertinya wanti wantinya percuma. Karena temannya tampak tidak mempedulikannya, "Ke ke ke, dasar pengecut!?" ujarnya meremehkan.

Klang

Penjaga itu memasuki sebuah ruangan gelap. Dia mencari suara anak yang memanggilnya dengan obor yang dipegangnya. "Dimana dia?" gumannya.

Saat dia melihat agak ke bawah, muncul seorang anak dengan darah yang keluar dari setiap lubang wajahnya.

"Hwaaa!?"

Dia terjatuh dengan obor yang terjatuh pula. Penjaga itu segera mengambil obor dan menerangi depannya. "K kau jangan mengagetkanku!?" sentak penjaga itu. "Apa maumu?" tanyanya sinis.

"Paman…kepalaku sakit… apa kau punya obat?" tanya bocah lima belas tahun, ia tersenyum ramah sembari menadah kedua tangannya.

Dengan tidak sopan, dia meludah di tangan anak itu. "Cuih!? Aku tidak punya obat!? Kalau kau sakit pergilah ke tabib. Tapi sepertinya tabib juga tidak akan mau mengobati anak sepertimu." ujarnya sambil terkekeh.

Tatapan serta senyum anak itu menjadi agak datar melihat pria yang meludahi tangannya.

Penjaga itu berdiri sembari membersihkan pakaiannya. "Sebaiknya kau jangan bertingkah. Jika tidak…"

Krak

Dalam sekejap kepala penjaga itu berputar 180° ke belakang.

Bruk

"Aah~paman kepala ku masih sakit…" ujarnya, tapi malah tersenyum lebar. Ia memiringkan kepalanya dengan senyum yang terkesan dipaksa, "Tapi setelah membunuhmu sepertinya sakit kepalaku mendingan. Terima kasih~" serunya ramah.

"Ap apa yang kau lakukan?"

Anak itu melihat penjaga lain yang datang. Ia terlihat senang karena ada yang datang lagi, "Paman, apa kau punya obat?" tanya anak itu ramah.

Tapi tidak seperti imajinasinya, penjaga itu malah kabur menjauh.

"Paman!? Paman!? Jangan pergi!? Paman!?" ia berlari mengejar penjaga yang kabur, namun dirinya harus tertahan oleh belenggu di leher, tangan dan kakinya. "Jangan pergi…paman…kepalaku sakit…tolong jangan pergi." tapi pria itu terlanjur jauh. Tentu saja dia takut pada seseorang yang baru saja membunuh temannya. Ditambah lagi penjaga itu pengecut.

Anak itu melihat dingin belenggu yang menahannya. Kalau saja tidak ada belenggu ini, ia pasti sudah pergi keluar mengejar pria itu. "Ini semua gara gara kau!? Paman itu jadi bisa kabur." omelnya pada belenggu di tangannya.

"Di disana!?"

Suara itu familiar. Ia melihat ke arah pintu melihat paman itu lagi. "Paman, apa kau kembali membawa obat?" tanyanya semangat. Tapi dia malah kembali dengan beberapa orang yang membawa senjata.

"J jangan mendekat!? Kami hanya ingin mengambil jasad…"

Jrat jrat jrat

Hanya dalam hitungan detik orang orang yang dibawa penjaga tersebut terbelah menjadi dua bagian termasuk dirinya.

"Maaf paman, itu pasti sakit…tapi aku tidak bisa mendekat." ujarnya yang ternyata penjaga itu masih hidup. "Setidaknya aku ingin melihat bagaimana kau mati." bibirnya yang kering tersenyum senang namun ia membungkamnya dengan tangan. Setidaknya ia tidak ingin terlihat terlalu senang melihat musuhnya mati.

Mata merahnya masih terlihat terang meskipun ruangan itu gelap gulita. Mungkin karena setiap hari didalam kegelapan ia jadi bisa melihat dengan jelas didalam ruangan yang gelap gulita sekalipun.

'Dasar...mon...ster!?'

Anak itu telah lama berada didalam ruangan yang gelap. Sangat lama hingga membuatnya lupa dengan identitasnya sendiri. Asal, keluarga, tempat ini, bahkan ia hampir melupakan namanya. Mereka memanggilnya, Zhen. Bocah yang hampir seluruh hidupnya di habiskan dalam kegelapan. Bahkan tanpa secercah cahaya sedikitpun. Entah siang atau malam, tidak tahu apa itu musim panas, gugur, dingin, ataupun semi.

Apa itu keluarga? Apa itu teman? Apa itu dunia? Sama sekali tidak tahu. Karena hidupnya ia habiskan didalam ruangan gelap gulita. Pengetahuannya juga sedikit dan terbatas. Tidak ada yang peduli atau kasihan padanya.

Tubuhnya sangat kurus, bahkan hampir tidak memiliki lemak. Matanya merah terang vertikal, kulitnya putih pucat serta bibir yang pecah pecah, tubuhnya juga sangat lemah namun penyembuhannya cepat.

Whoss

Zhen menarik semua jasad dengan kekuatan atribut kegelapan. Ia tidak tahu kekuatan apa ini, tapi yang ia dengar dari penjaga setiap orang memiliki setidaknya satu atribut. Ada yang memiliki dua, tapi itu sangat jarang dan sangat langka. Hanya 1% orang yang memiliki dual atribut. Jadi tidak banyak yang memiliki dual atribut. Dan beruntung ia adalah salah satu 1% itu.

Blarr

Zhen membakar semua jasad dengan atribut lain yang ia miliki yaitu api. Api yang ia miliki cukup aneh. Apinya membakar seluruh jasad penjaga namun saat disentuh tidak panas tapi hangat. Berkat api ini ia bisa bertahan dari dingin didalam sel. Sebab dingin didalam sel benar benar sangat dingin. Karena ia pernah merasakannya hingga merasa akan mati kedinginan.

Ia duduk di depan perapian besar. "Kalau diingat ingat, sebenarnya kenapa aku disini, ya? Sakit kepalaku juga sudah lama. Tapi sekarang sudah lebih baik, kalau dulu aku pasti akan seharian memukuli kepalaku. Benar kan, Qiu?" tanya Zhen pada peri kecil melayang di sampingnya.

"Benar benar!? Itu karena ini sudah hampir tiga ratus tahun. Masa pertama pertumbuhan naga hampir selesai. Besok genap menjadi tiga ratus tahun, kau tidak akan sakit kepala lagi!?"

"Benarkah? Ahh~ aku sangat senang Qiu!? Tadinya aku berencana untuk bunuh diri kalau kepalaku masih sakit. Tapi syukurlah, aku tidak perlu mati." ujarnya dengan senyum polos.

Sshhh

Terdengar suara ular berdesis keluar dari tanah. Zhen melirik ular tersebut dengan mata berbinar. Ia lalu melirik Qiu, memberikan kode untuk diam.

Beberapa saat kemudian Zhen menangkap ular tersebut dengan atribut kegelapannya. Ia tersenyum lebar melihat ular putih dihadapannya, "Tidak disangka makanan sudah tiba~ Selamat makan~" serunya senang.

Zhen menggigit kepala ular itu mengunyahnya dan menelannya. Di tempat ini makanan yang ada hanya binatang binatang kecil. Sudah lama wanita itu tidak memberinya makan. Sekalinya diberi makan adalah makan basi atau makanan sisa.

Ular ini jelas beracun namun ia sama sekali tidak takut keracunan. Zhen sudah terbiasa dengan racun karena memakan racun tiap hari. Untuk kali pertama memang seluruh tubuh akan terasa tercabik cabik dengan otak yang akan meledak. Tapi untuk yang kedua ia mulai terbiasa.

Duk duk duk duk

Trang trang trang

Dari kejauhan meskipun berada di bawah tanah, Zhen masih bisa mendengar pergerakan di atas. "Suara di atas terdengar aneh. Orang orang di permukaan pasti sedang melakukan sesuatu yang besar. Qiu, apa kau tahu apa yang terjadi di atas sana?" tanya Zhen.

"Aku tidak tahu, tapi aku bisa menebak kalau di atas sedang terjadi kerusuhan yang besar."

"Kerusuhan? Ehm, yah, itu memang terdengar seperti kerusuhan. Kalau itu benar kerusuhan, artinya di atas sedang saling membunuh, kan~ Itu sangat menarik untuk di tonton. Sayang sekali aku tidak bisa pergi. Aku tidak bisa menghancurkan rantai ini seberapa keras ku coba. Hmm seandainya ada seseorang yang datang dan melepaskan rantaiku_"

Brak

Tiba tiba seorang wanita paruh baya datang.

Apa ini artinya Zhen akan bebas? Atau sebaliknya?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bab 1. Neraka kegelapan

Zhen membelalakkan matanya melihat wanita paruh baya di hadapannya sekarang. Dia adalah Jiafen, perempuan kejam yang telah mengurung Zhen di tempat gelap ini. Karena wanita ini Zhen harus merasakan berbagai siksaan dari senjata yang berbeda. Serta menjadi kelinci percobaan yang memakan berbagai racun. Tapi berkat itu ia jadi bisa makan ular tanpa takut keracunan. "Ada apa kau kemari? Apa kau ingin melampiaskan amarahmu lagi?" tanya Zhen dengan seyum sinisnya.

Jiafen tersenyum tipis mendengar kata kata sarkas Zhen, "Oh Zhen kecilku, tidak ku sadari waktu berlalu begitu cepat. Kau sudah menjadi bertambah tinggi dan tampan." Jiafen mengelus pipi Zhen dengan pandangan menggoda. Meskipun Jiafen seorang wanita paruh baya, tapi masih terlihat wajah yang cantik serta tubuh tinggi langsingnya. Tidak heran, karena saat dia masih muda ada banyak sekali pria yang ingin menjadi suaminya.

'Omong kosong apa yang dia katakan? Kenapa aku merasa dia memegang di tempat yang salah?' pikirnya merasa ada yang aneh dengan Jiafen kali ini. Zhen menepis tangan Jiafen menjauh dari wajahnya. "Aku tidak tahu apa yang kau rencanakan, tapi kusarankan kau cepat pergi dari sini dengan omong kosongmu!?"

Bukannya menjauh Jiafen tersenyum lebar. Dia menyilang kedua tangannya menatap Zhen dengan licik, "Aku akan membebaskanmu." ujarnya.

Jujur saja Zhen sangat kaget mendengar Jiafen mengatakan tentang kebebasan. "Apa maksudmu?" tanyanya masih meragukan omongan Jiafen.

"Aku tahu kau sangat ingin keluar dari ruangan ini, bukan? Melihat dunia luar setelah tiga ratus tahun lamanya. Melihat pohon hijau dan menghirup udara segar. Kau tidak mungkin ingin selamanya berada di tempat kecil, gelap, dan bau bangkai seperti ini. Pastinya kau menginginkan kebebasan, apa aku benar… Ming Jia Zhen?" wanita itu mencoba menipunya. Meskipun Zhen benci mengakuinya tapi dia benar.

Dari lubuk hati terdalam Zhen menginginkan sebuah kebebasan. Tapi untuk keluar dari ruangan ini ibarat seperti mimpi yang tak akan pernah terwujud. Namun tiba tiba dia datang menawarkan kenyataan indah didepan Zhen. Sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Apa itu mungkin?

Untuk mencapai mimpi yang indah itu pasti ada harga yang harus dibayar.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Zhen.

Jiafen tahu akan seperti ini. Karena itu ia mengeluarkan sebuah elixir kecil dari balik saku bajunya. "Aku ingin kau minum ini, Xiao Zhen!?"

Meskipun tahu itu bukan sesuatu yang baik Zhen tetap mengambilnya. "Apa ini racun yang lainnya?"

"Hm~itu racun yang lainnya."

"Kalau aku bisa bertahan dari racun ini, apa kau bisa membebaskanku?" tanya Zhen.

"Tentu saja~ karena kau sudah menjadi anak baik selama ini~ Akan aneh kalau membiarkanmu membusuk di tempat ini." ujar Jiafen dengan senyum ramah.

Mencurigakan. Mau di lihat bagaimanapun Zhen tahu ini adalah jebakan. Ia tahu kalau racun yang di pegangnya bukan racun biasa. Bisa jadi ini adalah racun yang lebih kejam dari racun lainnya. Tapi tetap saja ia tidak ingin membusuk disini selamanya dan merasakan kelaparan setiap harinya. Apapun, meskipun harus melewati kematian sekalipun, ia akan merangkak keluar dari neraka kegelapan ini.

Tanpa basa basi lagi Zhen meminum semua yang ada didalam botol.

Plang

Zhen melempar asal botol kecil itu. "Sekarang, apa kau bisa membebaskanku?" tanya Zhen setelah minum semua racun.

"Tentu saja, ini kunci nya!?" ujar Jiafen sembari memberi kunci borgol yang selama ini membelenggu Zhen.

Secepat mungkin Zhen meraih kunci itu. Ia melepas semua borgol yang selama ini membelenggu. Dirinya tidak bisa menyembunyikan wajah senangnya karena sudah bebas sekarang.

Deg

"Ugh… hah…" tubuhnya terasa sangat panas. Apakah ini efek dari racun yang ia minum? Kepalanya terasa ringan, dan ia berkeringat banyak. "Kenapa… tubuhku seperti ini…"

"Pfft ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha…aku memang akan membebaskanmu, tapi sebelum itu aku harus menikmati tubuhmu!?" ujar Jiafen. Dia mendorong Zhen hingga jatuh ke tanah. "Aku memberikanmu obat perangsang yang bisa mempengaruhi kultivator bahkan di ranah supreme. Sudah lama aku menginginkan momen ini. Akhirnya~ meskipun sangat disayangkan harus ditempat gelap ini, tapi tidak apa apa. Asalkan aku bisa merusak segalanya yang menjadi milik wanita itu."

...***...

"Apa? Apa ini? Ada jalan rahasia di tempat seperti ini?" tanya seorang pria yang membawa pedang.

Seseorang lainnya yang memakai penutup mata mendekati pria itu. "Ada apa Wenrui?"

"Oh, Yinzhe!? Aku menemukan sesuatu yang menarik."

Pria bernama Yinzhe melihat jalan rahasia yang ditemukan Wenrui. "Ini pasti jalur bawah tanah. Aku dengar klan Guaiwu membuat berbagai jalur bawah tanah untuk keadaan darurat. Ini pasti salah satunya."

"Benarkah? Bukannya kita beruntung karena aku menemukannya? Tunggu apa lagi, ayo kita turun!?

"T tidak!? Jangan ke… bawah!?" ujar seseorang yang terluka.

"Hah? Kep*rat!? Apa yang kau katakan!?" ujarnya sembari menginjak kepala orang itu. "Yinzhe, jangan hiraukan dia!? Ayo kita masuk saja ke dalam!?" Wenrui memasuki anak tangga bawah tanah beserta dengan beberapa orang lainnya.

Sedangkan Yinzhe masih berdiri di tempatnya. Dia memiliki firasat buruk. Tapi dia pun ikut masuk bersama karena tidak ada waktu untuk berpikir. Sebelum masuk Yinzhe melihat salah satu anggota klan Guaiwu yang bergumam ketakutan.

"Tidak… jangan masuk… tidak… monster…"

...***...

Jiafen telah membuka pakaiannya, dan membuka pakaian Zhen.

"Tidak, Hentikan!?" ujar Zhen. Meskipun ia tidak tahu apa yang dilakukan Jiafen, tapi ia yakin kalau yang dilakukan wanita ini akan membuatnya merasa kotor dalam arti lain.

"Ming Jia Zhen, kau harus berterima kasih padaku. Aku akan memberikan pelajaran yang tidak akan pernah kau lupakan~" ujar Jiafen mulai mencium leher Zhen. Wanita jahat itu menjadi semakin liar meraba ke tempat yang intim.

Saat Jiafen sedang menikmatinya, Zhen tersenyum licik. tiba tiba ia menembus perut Jiafen dengan tangannya sendiri. Membuat lubang di perut wanita itu.

"Ugh, a apa yang kau…"

Darah dari Jiafen seketika membanjiri tangan Zhen. Ekspresi kesakitan Jiafen semakin membuat Zhen bersemangat untuk membunuhnya.

bruk

Dengan cepat Zhen berganti posisi dengan dirinya yang ada di atas. Zhen mencekik leher Jiafen membuatnya dalam posisi yang tidak menguntungkan.

"B bagaimana bisa…" ini tidak mungkin terjadi. Jelas Jiafen lebih unggul disini. Dia juga sudah membuat Zhen lemah dengan tidak memberinya makan. Di tambah obat perangsang yang bisa melumpuhkan. Tapi kenapa malah dirinya yang merasa tidak berdaya. Apa yang salah?

Senyum licik kini berganti ke wajah Zhen. Semua orang selalu menganggap Zhen psikopat yang hanya tahu cara membunuh, tapi mereka tidak tahu kalau Zhen juga mengetahui beberapa trik. "Pfft ha ha ha ha ha ha ha ha, sejak awal aku memang tidak meminumnya!?" ujar Zhen dengan seringai lebarnya. Ia memasukkan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah ke dalam mulutnya. Zhen mengeluarkan air yang menggumpal oleh Qi-nya.

"Yah, kau pasti penasaran kenapa kau bisa kalah. Baiklah, akan kujelaskan. Kau selalu menjadikanku kelinci percobaan, kan? Racun yang selalu kau berikan membuat darahku memiliki sifat racun. Jadi aku penasaran, apa kau juga memiliki kekebalan racun? Makanya aku memasukkan darahku ke luka yang kubuat di perutmu. Tapi ini mengecewakan. Seseorang yang selalu memberiku makan racun, ternyata tidak bisa bertahan dari racun? Pfft, kau benar benar menyedihkan." ujar Zhen.

Sial, sungguh sial. Jiafen tidak menyangkan akan menjadi senjata makan tuan seperti ini. Tidak bisa bertahan dari racun? Hah, jangan bercanda. Dia memiliki kekebalan tinggi terhadap racun. Tapi Zhen, bocah itu. Memiliki darah yang lebih beracun daripada racunnya yang lain. Bahkan jika Zhen benar benar meminum obat perangsang itu, Jiafen tak yakin kalau Zhen akan terpengaruh. 'Aku tidak percaya kalah dari bocah ini. Sial, aku harus bisa keluar dari sini.' pikirnya cepat. Mati di tangan psikopat seperti Zhen tidak pernah terpikirkan olehnya.

"Sekarang, bagaimana kita akan bermain, Jiafen~" seru Zhen dengan seringai lebarnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bab 2. Kehidupan kedua

"T tidak, k kumohon Zhen~ Bukankah kau anak yang baik? K kau tidak boleh melakukan ini." ujar Jiafen ketakutan.

"Tidak boleh? Hah, lalu kenapa kau boleh dan aku tidak? Aku memang tidak tahu kau ingin melakukan apa tadi, tapi aku tahu itu hal yang buruk. Benar bukan, Qiu?" tanyanya pada teman kecilnya.

"Benar!? Itu adalah hal yang buruk. Kau sangat pintar memikirkan solusinya meskipun di keadaan darurat sekalipun Zhen!?" puji Qiu.

"Benar, kan? Sudah kubilang serahkan padaku~"

Jiafen melihat bingung Zhen. Pemuda itu berbicara pada dirinya sendiri. 'Apa dia gila? Bicara pada udara kosong? Tidak, malah lebih aneh kalau dia tidak gila di tempat seperti ini. Dan sejak awal dia memang sudah gila.' Jiafen mengelus pelan tangan Zhen yang mencekiknya, "Zhen~ Aku adalah ibumu, apa kau tega membunuh ibumu?" tanya Jiafen dengan suara yang melembut.

Zhen menatap dingin Jiafen. Mata merah vertikalnya menyala bahkan di tempat yang gelap. Seperti mata binatang buas didalam kegelapan menunggu waktu untuk menerkam. "Kalau begitu, apa aku harus memanggilmu, Mama? Orang sepertimu adalah ibuku? Ha ha ha ha ha ha, lawakan yang sangat lucu!? Pha ha ha ha ha ha_JANGAN BERCANDA!? AKU AKAN MEMBUNUHMU!? DASAR JA**NG!? MATI!? MATI!? MATI!? MATI!? MATI!? MATI!? MATI!? MATI!? MATI!? MATI!?"

Dengan sangat brutal Zhen menusuk Jiafen dengan belati berkali kali.

'T tidak, aku tidak ingin mati di tangan… orang gila ini.' pikir Jiafen. Namun belati yang dipegang Zhen bahkan sampai menusuk lehernya. Menusuk beberapa bagian organ vital.

Tapi meskipun Jiafen sudah mati, Zhen masih tetap menusukkan belati berkali kali ke tubuh Jiafen. Hingga seluruh darah melumuri tubuhnya. Setelah tusukan ke dua ratus, Zhen berhenti. "Ibu? Meskipun aku tidak tahu ibuku, tapi aku tahu kau bukan ibuku, ja**ng!?"

Tap tap tap

Zhen langsung melirik ke arah datangnya langkah kaki tersebut. 'Langkah kaki sepuluh orang, siapa mereka? Apa mereka adalah orang orang yang membuat kerusuhan di atas?' pikir Zhen. Ia melihat tubuhnya tanpa pakaian, "Pertama aku harus memakai baju. Dan selanjutnya, bukankah aku harus menyambut tamu yang datang?" Zhen tersenyum lebar memikirkan tamu tamu yang datang.

Pemuda itu melihat bajunya yang sudah jelek robek dan dekil. Sip yang ingin memakai pakaian seperti itu saat ia sudah bebas sekarang? Jadi Zhen mengambil baju Jiafen, ia kira akan kekecilan. Tapi siapa sangka malah pas ditubuhnya.

"Disini, ada pintu lagi!?" mereka hanya melihat ruangan yang sangat gelap didalam sana.

"Apa disini juga tidak ada siapapun?" tanya Wenrui.

Mereka memasuki ruangan tersebut sembari membawa obor. Didalam ruangan yang sangat gelap mereka melihat mayat seorang wanita yang tidak memakai baju dengan tubuh penuh darah dan ratusan lubang di tubuhnya.

"Hoek!?" beberapa diantara mereka ingin muntah melihatnya.

Yinzhe memeriksa kondisi mayat tersebut dengan mengecek kehangatan darah yang menggenang. "Mayat ini masih baru, siapa orang yang membunuhnya sekejam ini?" dia mencoba menerka nerka identitas dari mayat itu melalui wajahnya, 'Bukankah dia adalah Jiafen? Istri pertama kepala klan? Apa yang dia lakukan ditempat seperti ini?'

Salah seorang bawahan dari Yinzhe dan Wenrui tengah dalam posisi siaga. Tapi ada sesuatu mengganggu salah satunya. Benda tipis dan panjang seperti rambut terus mengganggunya sejak tadi. Dia mengibas kibas benda itu yang dia pikir awalnya adalah jaring laba laba. Lalu dia menengok ke atas. Matanya terbelalak kaget ketika melihat seseorang menempel di atas atap. Sepasang mata merah vertikal orang itu menatapnya dengan tajam. Sesuatu itu jatuh ke arahnya dan memutar kepalanya hingga 180° ke belakang.

bruk

"Siapa itu?" tanya Wenrui waspada.

"Tuan Wenrui, ada yang membunuh Yang Lin!?" lapor salah satu bawahan.

"Wenrui, tetap waspada!?" seru Yinzhe.

"Aku tahu!?"

"Ahhh!?"

"Aagh!?"

"Aagh!?"

Satu persatu dari mereka terbunuh dengan sangat cepat. Hingga hanya tersisa Wenrui dan Yinzhe saja.

Wenrui menggertakkan rahangnya. Geram dengan situasi sekarang. "Keluar kau dasar ba**ngan!? Dasar pengecut!?"

Tap

"Pfft, apa kau memanggilku?" ujar seseorang dari dalam bayangan gelap.

"Disana kau rupanya!?" seru Wenrui langsung menyerang ke arah bayang tersebut.

"Tidak, Wenrui jangan menyerang!?"

Greb

Blarr

Zhen mencekik leher Wenrui dan membakar sekujur tubuh pria itu.

"Aaagghhhh!?"

Api Zhen sangat ganas. Apinya akan terus membakar objek hingga menjadi debu.

Dari cahaya api barulah terlihat Zhen keluar dari bayangan dinding. Ia tersenyum tipis pada Yinzhe yang kini waspada padanya. "Paman, apa aku harus maju duluan?" tanya Zhen. Suasana hatinya sedang bagus sekarang.

'S seorang bocah? Yang menyerang kami adalah seorang bocah? Tidak, aku yakin dia adalah monster yang hidup lama dibawah tanah. Sebelumnya aku pikir ini jalan kabur rahasia, tapi bodohnya aku!? Aku tidak boleh bertindak gegabah didepan monster ini.' pikir Yinzhe menyesal sudah memasuki bawah tanah. Dia harus cepat cepat memutar otak agar tetap hidup. "A aku menyerah." ujar Yinzhe.

Zhen memiringkan kepalanya bingung, "Paman, setidaknya kau harus melawan. Kalau kau melawankan aku bisa membunuhmu dengan senang hati~" ujar Zhen yang malah tersenyum seperti anak polos.

"K kumohon, jangan bunuh aku!?"

"Haah, kalau begitu aku akan langsung membunuhmu!?" Zhen tersenyum lebar dengan niat membunuh yang kuat.

Yinzhe menelan ludahnya gugup tapi terap menjaga ketenangannya. Dia tidak boleh menunjukkan celah. Bagaimanapun ia masih ingin tetap hidup. Dia tidak ingin mengakuinya, tapi bocah ini lebih kuat darinya. Yinzhe bisa menunggu saat saat bocah itu lengah dan dia bisa kabur.

Tiba tiba Yinzhe berlutut memegang kaki Zhen dengan tangan gemetar. Tentu saja Zhen terlihat kaget, untuk pertama kali dalam hidupnya ada seseorang yang berlutut di kakinya. Ini fenomena langka yang harus diabadikan. "A aku, aku akan berguna untukmu!? K kumohon terima aku sebagai pelayanmu Tuan!?" ujar Yinzhe membuang harga dirinya jauh jauh.

Tuan? Tuan? Zhen menahan senyum senangnya dipanggil dengan kata hormat seperti. "Hm? Kenapa begitu~?" tanyanya santai. Meski senang harus terlihat menyeramkan dan menunjukkan kengeriannya.

"A aku yakin kau akan membutuhkanku untuk bertahan hidup di luar. Tuan muda juga pasti membutuhkan pelayan. Aku bisa menjadi pelayan!? K kalau kau mau, aku juga bisa menjilat kakimu!? Jika kau menyuruhku merangkak, aku akan merangkak, jika kau menyuruhku menggonggong aku akan menggonggong. Tapi kumohon biarkan aku hidup!?" mohon Yinzhe untuk hidupnya.

Zhen tersenyum tertarik, baru kali ini ia bertemu dengan orang jenis ini yang rela menjilat kakinya yang kotor. Padahal kalau penjaga lain pasti akan menyuruhnya yang menjilat kaki mereka yang bau. Itu pengalaman nyata. "Bertahan hidup? Ppfftt, itu lucu. Aku yakin aku bisa belajar sendiri bahkan tanpa kau ajari paman~ Karena aku cukup pintar, aku akan belajar dengan cepat. Kau menawarkan bantuan karena kau ingin hidup, iya kan?" ujar Zhen.

Mendengar itu rasanya sudah tidak memiliki harapan lagi.

"Tapi~ aku menyukai sikapmu. Aku akan membiarkanmu hidup." ujar Zhen.

Seketika wajah Yinzhe langsung sumringah senang. Kalau ia sudah dibiarkan hidup, maka tinggal menunggu waktu untuk melarikan diri dari bocah bo_

"Jilat kakiku!? Bukankah, itu yang kau inginkan?" tanya Zhen, senyum di wajahnya adalah senyuman licik nan jahat melihat orang lain membuang harga dirinya sendiri. Itu jahat dan ia tahu itu. Tapi Yinzhe, dia licik dan pintar, Zhen juga tahu itu. Ia tidak suka saat melihat semua berjalan sesuai dengan rencananya dan akhirnya akan ditusuk dari belakang. Jadi untuk menang dari orang seperti ini ia ingin menjatuhkan harga diri mereka sejatuh jatuhnya.

Keringat dingin, ludah yang sulit tertelan, dan jantung yang terus menggebu gebu, ini sebuah penghinaan. Tapi untuk selamat dari monster dihadapannya Yinzhe harus menjilat kaki monster ini. Lidahnya menjilati kaki Zhen seperti yang dikatakannya ini. Kaki yang sangat kotor dan dipenuhi debu.

Sedangkan Zhen tersenyum menahan tawanya, "Pfftt pha ha ha ha ha ha ha ha ha ha kik kik kik kik kik kik…sangat bagus!? sangat bagus!? Kik kik kik, tidak kusangka ini menyenangkan. Hmm, pantas saja para kep**at itu suka melakukannya saat aku menjilati kaki mereka." ujarnya. Yah, meskipun ingin ditahan untuk tidak tertawa akhirnya ia tertawa juga.

Yinzhe masih menjilati kaki Zhen dengan kebencian dihatinya yang telah direndahkan.

...***...

Tingkatan kultivasi

Lianqi

Juyuan

Zhuji

Bigu

Jindan

Yuanying

Chuqiong

Dujie

Masing masing ranah memiliki tingkat 1-9. Dan untuk kultivasi khusus lanjutan atau tingkat atas yang dimiliki beberapa master yaitu:

Spirit king

Imperial

Saint

Emperor

Supreme

Heaven and Earth

Masing masing memiliki empat tingkat (early, middle, late, peak).

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!