Menolak

Benigno langsung tertidur. Ana tampak bingung, karena sang daddy justru tertidur. Tak melanjutkannya.

"Aku sayang Daddy," ucap Ana lirih.

Ana langsung memeluk tubuh daddy angkatnya, dan akhirnya dia pun ikut tertidur sambil memeluk sang daddy. Dia merasa nyaman.

Matahari menyelusup menembus tirai, membuat tidur laki-laki bertubuh tegap itu akhirnya terusik. Perlahan dia membuka matanya.

"Ana? Mengapa dia tidur bersamaku?"

Terkejutnya Benigno, saat melihat Ana-anak angkatnya sedang tidur memeluknya. Wajahnya terlihat panik, dia takut terjadi sesuatu antara dia dengan Ana. Dia langsung mengangkat tangan Ana, melepaskan pelukannya. Benigno bisa bernapas lega, karena melihat pakaian mereka berdua masih lengkap.

Benigno beranjak turun dari ranjang. Dia tampak memegangi kepalanya yang terasa pusing. Sisa pengaruh alkohol di tubuhnya masih ada. Pergerakan Benigno, membuat Ana membuka matanya terusik dari tidurnya.

"Mengapa kamu tidur di sini? Jawab Ana!" Pekik Benigno.

Ana terperanjat kaget, mendengar suara barito daddy angkatnya itu. Bukannya menjawab, Ana justru menangis. Benigno mengusap wajahnya dengan kasar, Ana selalu membuat dia lemah. Inilah salah satu alasan, mengapa dia selalu bersikap dingin kepada anaknya. Dia takut, kalau nantinya tergoda dengan Ana.

"Daddy telah mencuri ciuman pertama aku," ungkap Ana diiringi isak tangis.

Mata Benigno membulat sempurna, dia terlihat shock.

"Pokoknya, Daddy harus tanggung jawab sama aku! Daddy harus nikahi aku!"

"Jangan gila kamu! Daddy hanya menganggap kamu sebagai putri Daddy, jangan berharap lebih! Maaf, Daddy tak sadar mencium kamu. Daddy minta sama kamu, jangan ulangi lagi kejadian ini. Jangan pernah masuk kamar Daddy, disaat Daddy sedang mabuk," ucap Benigno tegas.

Ana langsung memeluk Benigno. "Aku sayang Daddy!"

"An, jangan seperti ini! Sudah sana keluar! Daddy harus mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke perusahaan," jelas Benigno sambil melepaskan pelukan Ana.

Dia tak ingin, anak angkatnya jatuh cinta padanya, karena dia tak akan pernah mau menikah lagi. Dia sudah merasa happy dengan hidupnya yang sekarang ini. Benigno tak ingin menyakiti hati Ana.

Setelah Ana keluar dari kamarnya, Benigno langsung masuk ke kamar mandi. Dia langsung mengguyur kepalanya, untuk menghilangkan pengaruh alkohol di tubuhnya. Namun, Tiba-tiba saja. Dia teringat ucapan anak angkatnya itu. Benigno memegangi bibirnya, membayangkan apa yang terjadi dengan Ana.

"Ah, sh’it! Aku tak boleh seperti ini!"

Dia mengguyur kepalanya kembali, berharap dia bisa melupakan apa yang terjadi dengan Ana.

"Lama-lama aku bisa gila, kalau Ana selalu memancingku!"

Benigno memutuskan untuk pergi meninggalkan Mansion, dan tinggal di apartemennya. Pikirannya saat ini sedang kacau, dan butuh pencerahan.

"Sepertinya, aku butuh wanita malam ini!"

Benigno sudah terlihat begitu gagah dengan kemeja berwarna biru laut, dipadukan jas dan celana dengan warna yang senada. Wangi parfum mint begitu meruak. Dia menuruni anak tangga menuju meja makan.

"Apa Ana sudah makan?" Benigno bertanya kepada Tericia. Pelayan yang sudah mengabdi padanya bertahun-tahun.

"Nona Ana belum turun, Tuan! Mungkin sebentar lagi," sahut Tericia.

Benigno hanya menganggukkan kepalanya, dia kini fokus kembali kepada makanannya. Makannya sudah habis. Namun, Ana tak juga turun untuk makan

"Siapkan makanan untuknya, antar saja ke kamarnya!" titah Benigno sebelum dia pergi.

Kali ini Benigno memilih mendiamkan putri kecilnya yang kini sudah beranjak dewasa. Dia terpaksa bertindak tegas, agar Ana mengerti posisinya. Meskipun demikian, Benigno tak bisa tenang.

"Mengapa kamu bodoh sekali Ana? Kamu itu masih sangat muda, mengapa kamu jatuh cinta pada laki-laki yang lebih pantas menjadi Daddy kamu. Cinta memang membuat orang tak waras!"

Benigno meminta Roberto menyiapkan wanita untuknya, dan membawanya ke apartemen. Dia juga mengatakan, kalau dirinya malam ini tak akan pulang ke Mansion.

"Sampai kapan Tuan akan seperti ini? Jangan siksa diri Anda, Tuan!"

Roberto merasa miris dengan bosnya itu. Dia sangat mengenal Benigno, sejak Benigno masih bersama dengan Berliana dulu. Benigno adalah laki-laki yang setia, dan sangat menyayangi istrinya. Pengkhianatan istrinya, membuat dia berubah menjadi seorang Casanova yang kerap menghabiskan malamnya dengan wanita yang berbeda.

"Kau tahu apa tentang hidup saya? Sudah, tak usah menasehati saya. Saya tak butuh nasehat dari kamu. Bagi saya yang terpenting saat ini, saya bisa hidup bahagia!" pekik Benigno.

Wajahnya terlihat memerah. Rasa dendamnya terhadap wanita semakin menjadi. Dia begitu membenci sebuah hubungan.

Tak ada perbincangan lagi di dalam mobil. Roberto tak berani membahasnya lagi. Dia berharap, Benigno bisa menemukan wanita yang bisa mengubah hidupnya, dan mereka bisa hidup bahagia.

"Lebih baik, kamu urus saja hidupmu! Kau saja sampai sekarang, masih hidup sendiri," ucap Benigno sebelum dirinya turun.

"Bagaimana aku bisa mendapatkan pasangan, jika hari-hariku selalu disibukkan oleh Anda," gerutu Roberto dalam hati.

Ana merasa sedih, karena mendapatkan penolakan dari Benigno. Dia memutuskan untuk mengubur perasaannya kepada daddy angkatnya. Dia berniat menerima Dave sebagai kekasihnya

Kini Ana sudah terlihat cantik. Mulai hari ini, dia akan membahagiakan hidupnya dengan menjalani hubungan dengan Dave.

"Aku akan menjemput kamu secepatnya!" Balas Dave.

Hatinya berbunga-bunga, senyuman melengkung disudut bibirnya. Dia merasa bahagia, mendapatkan pesan chat dari wanita pujaan hati. Sungguh, ini progres yang signifikan. Dia tak menyangka Ana meminta dia menjemputnya.

"Semoga ini, sebuah awal yang bagus," ucap Dave.

Mobil yang dikemudikan Dave melesat menjelajah jalanan. Ana memilih menunggu Dave di bawah. Agar, saat Dave datang. Dia bisa langsung berangkat.

"Bibi, nanti tolong ambilkan makanan aku di kamar! Aku sedang tak ingin makan. Apa Daddy sudah berangkat bekerja?" Ujar Ana.

Dave sudah sampai di Mansion mewah milik Benigno. Ana bergegas keluar, menemui Dave.

"Maaf, sudah membuat kamu menunggu," ucap Ana ramah saat memasuki mobil Dave.

Dave dibuat bengong tak percaya. Sikap Ana sangat berubah. Dengan berani Dave memegang tangan Ana. Kali ini Ana tak menolaknya, dia justru menatap wajah Dave sambil tersenyum.

"Apa ini sebagai pertanda, kamu menerimaku?" Dave bertanya untuk memastikan.

"Ehm, bisa dikatakan demikian. Aku akan mencoba menerima kamu," sahut Ana.

"Terima kasih Baby, aku mencintaimu. Kamu tak tidak, betapa bahagianya aku mendengar ini," ungkap Dave. Dave menciumi tangan Ana, meluapkan rasa bahagianya.

Mereka sudah sampai di kampus. Ana dan Dave berjalan beriringan menuju ruangan mereka kuliah.

"Wow, sebuah kejutan! Apa kamu dan Dave sudah resmi?" Angelica bertanya, saat mereka datang.

"Iya, aku dan Ana sudah resmi menjadi pasangan kekasih," sahut Dave dengan bangganya.

Akhirnya, dia berhasil mendapatkan Ana.

"Benarkah, An?" tanya Angelica lagi untuk memastikan. Ana menganggukkan kepalanya.

Di perusahaan, Benigno tampak gelisah. Dia tampak memegangi bibirnya.

"Benar-benar gila ini! Hanya berciuman saja, Ana telah membuat aku tak karuan. Apalagi—"

"Ah, tidak-tidak! Aku tak boleh gila seperti ini!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!