"Apa Anda setuju Tuan, jika saya yang menjadi kekasihnya? Nona Ana sangat cantik dan seksi. Daripada Anda memiliki menantu tak jelas, lebih baik saya saja. Gimana?" goda Roberto.
Benigno tak menjawab, dia hanya menatap Roberto tajam. Hal itu membuat Roberto terkekeh. Hanya Roberto yang berani menggoda Benigno, sosok laki-laki yang kejam. Selama ini, hubungan Benigno dengan Roberto sangat dekat. Benigno menganggap Roberto seperti saudara.
Dulu, kehidupan Benigno begitu menyakitkan. Dia dibuang di jalan, oleh orang tuanya. Dia harus berjuang sendiri mempertahankan hidupnya. Sampai akhirnya dia bertemu seorang kakek yang begitu menyayangi dia. Benigno diangkat oleh kakek milyader itu. Dia yang mengubah hidup Benigno.
"Tuan, pagi ini kita ada pertemuan dengan Tuan Jackson," Roberto mengingatkan. Benigno hanya menganggukkan kepalanya.
Tak ada obrolan lagi setelah itu, sampai akhirnya mobil mereka sampai di perusahaan Benigno. Benigno turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam menuju ruangannya. Semua karyawan yang bertemu dengannya, tampak menundukkan kepalanya. Benigno terlihat begitu menakutkan.
Di tempat berbeda, kini Ana sudah sampai di kampus. Dia terlihat hanya diam, membuat kedua sahabatnya bertanya-tanya. Yang mereka tahu, Ana adalah sosok yang ceria. Sedikit banyak, kedua sahabatnya tahu kehidupan Ana.
"Kamu kenapa, An? Mengapa kamu terlihat seperti ada masalah?" tanya Alice.
"Tidak ada apa-apa, aku baik-baik saja. Hanya saja, aku sedang malas berbicara," sahut Ana cuek.
Alice dan Angelica tampak saling pandang, dan memberi kode. Angelica menggelengkan kepalanya, tak mengerti mengapa Ana seperti itu.
"Apa kamu seperti ini, karena Daddy kamu?" Angelica bertanya to the point. Hingga akhirnya Ana menganggukkan kepalanya.
"Memangnya, apa yang Daddy kamu lakukan kepadamu?" Alice menatap Ana penasaran.
"Apa aku tak boleh mencintai Daddy angkatku?" Ana bertanya, kini dia pun menatap ke arah kedua sahabatnya secara bergantian.
Mata kedua sahabatnya membulat sempurna. Dia tak percaya, kalau Ana mengatakan demikian. Keduanya dibuat terkejut dengan pernyataan Ana.
"Sudahlah, tak usah dibahas lagi. Mungkin, ini hanya perasaan aku saja. Setelah kedua orang tuaku meninggal, dan bertemu Daddy angkatku. Hidupku hanya berdua dengannya. Rasanya, aku tak ingin kehilangan dia. Hanya dia yang selama ini menyayangi aku. Aku memang anak angkat yang tak tahu diri. Dia selalu bersikap dingin, karena dia begitu membenci wanita," ungkap Ana lirih.
"Apa daddy kamu, menyukai kamu juga?" tanya Angelica sang sahabat.
"Entahlah, aku rasa tidak. Mana mungkin dia menyukai wanita seperti aku. Dia pasti menyukai wanita dewasa. Baginya, aku hanyalah putri kecilnya. Dia selalu mengatakan, kalau hubungan aku dan dia hanya sebatas Daddy dan anaknya. Tak lebih," jawab Ana.
"Ana," panggil Dave.
Langkah kaki Ana, Alice, dan juga Angelica terhenti. Mereka membalikkan tubuhnya ke arah sumber suara.
"Ada apa?" Ana bertanya kepada laki-laki yang kini sudah ada di hadapannya.
"Apa aku boleh mengantarkan kamu pulang?" Dave berbalik bertanya.
"Ehm, tak usah repot-repot. Aku naik taksi saja," sahut Ana.
Ana terkejut, saat Dave menarik tangannya. Saat dia hendak pergi. Netra mereka saling bertemu. Ini pertama kalinya Ana dekat dengan seorang laki-laki, selain daddy angkatnya. Meskipun banyak laki-laki yang tergila-gila dengannya, Benigno selalu melarang Ana berpacaran.
"Aku mohon, jangan menolak niat baikku!" Dave terus saja memaksa. Dia berusaha untuk mendapatkan wanita yang dia cinta.
"Sudah, An, mau saja. Hari ini kamu 'kan tak bawa mobil," rayu Angelica, Alice pun setuju.
Kedua sahabatnya ingin Ana bahagia, tak mengharapkan cinta daddy angkatnya terus menerus. Menurut mereka, Ana lebih cocok dengan Dave. Dave pun terlihat mencintai Ana.
Ana memberikan tatapan tajam kepada kedua temannya secara bergantian. Padahal, Ana sudah sempat cerita kepada mereka. Kalau daddynya begitu posesif, tak memperbolehkan dia dekat dengan laki-laki manapun.
"Aku tahu, pasti kamu takut Daddy kamu marah 'kan? Kamu tak perlu khawatir, jam segini mana mungkin Daddy kamu sudah pulang," ucap Alice.
Hingga akhirnya Ana menerima tawaran Dave, karena ada benar juga apa yang dikatakan Alice. Mungkin dengan seperti ini, dia tak akan berharap lebih dengan daddy angkatnya.
Mereka sudah dalam perjalanan menuju Mansion. Selama dalam perjalanan, Ana tampak diam. Dia sedikit merasa gugup. Tiba-tiba saja Dave menepikan mobilnya di sebuah jalanan cukup sepi.
"Mengapa kita berhenti?" Ana bertanya.
Bukannya menjawab, Dave justru meraih tangan Ana. Ana terkejut, kini dia menatap wajah Dave. Dengan beraninya Dave mencium punggung tangan Ana.
"An, sebenarnya. Sudah lama aku jatuh cinta sama kamu. Tapi, baru kali ini aku bisa bicara empat mata sama kamu. Selama ini, kamu selalu saja menghindar dariku. Hingga akhirnya, aku hanya bisa menyimpan perasaanku dalam hati," ungkap Dave to the point. Dia tak bisa lagi menahan perasaannya.
Wajah Ana memerah, dia tampak mengalihkan wajah. Menghindar dari perasaan gugupnya. Terlebih jantung dia saat itu berdegup kencang. Mata Ana membulat sempurna, kala tangan Dave memegang dagunya. Membuat netra mereka bertemu.
"Aku mencintai kamu An. aku mohon terimalah aku sebagai kekasihmu!" pinta Dave dengan wajah memohon.
Ana hanya diam. Entah apa yang dia rasakan saat itu. Dia masih bingung dengan perasaannya sendiri. Seharusnya, dia bahagia dicintai Dave. Dia adalah wanita paling beruntung, dibandingkan wanita lain yang begitu tergila-gila dengan pesona Dave.
"Dave, aku mohon jangan seperti ini!"
Ana mendorong tubuh Dave, saat Dave hendak mencium bibir mungil berwarna pink itu.
"Aku butuh waktu," ucap Ana.
Tanpa Ana ketahui, Dave tampak mengepalkan tangannya. Dia merasa kesal, karena belum bisa menaklukkan hati wanita yang menjadi incaran laki-laki di kampusnya. Bisa dikatakan, keduanya adalah mahasiswa dan mahasiswi populer di kampusnya.
"Ok, aku akan selalu menunggu kamu! Sampai akhirnya, kamu mau menjadi kekasihku," ucap Dave. Dia terpaksa menahan perasaannya, agar Ana tak merasa ilfeel kepadanya.
Dave melajukan mobilnya kembali menuju Mansion Ana. Sesekali Dave melirik ke arah Ana yang lebih memilih menatap ke arah jalanan.
"Aku yakin, suatu saat nanti. Kamu pasti akan menjadi milik aku seutuhnya, An."
Mobil mereka sudah sampai di Mansion mewah Ana. Ana meminta turun di depan pintu gerbang Mansionnya, dia juga tak mengizinkan Dave masuk ke dalam. Daddynya pernah mengatakan kepadanya, tak boleh membawa orang luar sembarangan.
"Ya sudah, kalau memang kamu tak mengizinkan aku masuk. Apa besok aku boleh menjemput kamu sebelum kita ke kampus?" ujar Dave.
"Nanti malam aku kabari ya! Aku tak bisa janji," jawab Ana dan Dave hanya bisa menganggukkan kepalanya.
Ana begitu terkejut, saat melihat mobil daddynya sudah terparkir. Tak biasanya daddynya sudah sampai.
"Semoga saja Daddy tak tahu, kalau aku pulang di antar Dave," Ana berkata dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Milana Sari
lanjut thor
2024-04-16
0
Siti Zuriah
kek nya aku udh pernah baca deh cerita ini thor
2024-04-16
0