Jangan lupa tinggalkan jejak.
happy reading.
Sudah sebulan berlalu, sejak pernikahan keponakan dan mantan tunangannya berlangsung, berkali-kali Dimas diuji kesabarannya.
Denis dengan sengaja menunjukan kemesraannya dengan Diandra didepan matanya, setiap keluarga mereka berkumpul diakhir pekan.
Hal wajib yang diterapkan Dewi sejak beberapa waktu ini, tujuannya untuk menjaga hubungan keluarga agar tetap terjalin erat, ditengah kesibukannya masing-masing.
Denis sengaja memeluk, dan mencuri ciuman, disaat mereka berkumpul, sembari tersenyum mengejek padanya, seolah ingin menunjukan, jika pada akhirnya, Denis lah pemenangnya.
Andai tak memikirkan ibu, kakak, dan cucu keponakannya, ingin rasanya Dimas menghajar Denis, walau sebenarnya dia sendiri tak yakin, karena bagaimanapun secara teknik Denis jelas menang darinya.
Tak cukup membuat dirinya terbakar api cemburu, Denis dengan seenaknya, mengatakan ingin menyerahkan management rumah sakit padanya, dengan alasan dia ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama istrinya, dengan kata lain, Denis hanya akan menjalani profesi sebagai dokter spesialis jantung, tak lagi mau menjadi direktur utama rumah sakit.
Dimas jelas protes, dia tak terima dibebani pekerjaan tambahan, pekerjaannya sendiri saja membuatnya cukup sibuk, dan lebih sering menginap di kantor atau mengunjungi beberapa kota, andai ibunya tak mewajibkan dirinya pulang ke rumah, mungkin dia masih harus berkutat pada pekerjaannya.
"Udah lah bang, terima aja, dari pada Lo diem, entar Lo tambah galau, mending gue kasih kerjaan yang banyak, biar pikiran Lo teralihkan, nggak meratapi nasib," Ucap Denis dengan wajah yang menurutnya menyebalkan, "Lagian bang, gue ini masih pengantin baru, lagi hot-hot nya, kasih lah keponakan kesayangan Lo kesempatan buat mesra-mesraan sama istri tercinta, emangnya elo bujang karatan," ejeknya.
Dimas hanya bisa terdiam, ingin rasanya membalas ucapan keponakan brengseknya, tapi dia ingat harus menjaga perasaan ibu dan kakaknya.
Sejak menikah, Denis lebih banyak bicara, dan hobi sekali mengejeknya, sialan memang, padahal Diandra tidak se-cerewet itu, entahlah, Dimas tak mau ambil pusing.
***
Disisi lain, seorang wanita tengah sibuk, memasukan baju-baju ke dalam kopernya, yang akan dibawa pada liburan akhir pekan nanti.
Berkat kerja kerasnya, dalam menggaet customer, agar membeli mobil di showroom tempatnya bekerja, dia mendapatkan paket liburan gratis ke pulang Dewata.
Wanita bernama lengkap Bunga Harumi, atau yang biasa disapa Rumi, telah bekerja selama tiga tahun sebagai marketing, disalah satu showroom mobil ternama di ibukota.
Ini kali pertama dia mendapatkan bonus liburan, biasanya dia hanya akan mendapatkan uang, ini juga kali pertama dirinya berpergian selain pulang ke kampung halamannya.
Ponselnya berdering, tertera nama my besti di layar benda pipih miliknya, dia tersenyum, "Ya Git, ada apa?"
"Lo lagi packing ya! Sorry ya, gue nggak bisa bantu, soalnya gue mesti lembur," jawab Anggita Sari dari seberang sana.
"Nggak apa-apa, ini juga mau selesai, ngomong-ngomong Lo nelpon gue, apa lo mau nganterin gue gitu, ke bandara besok?"
"Nganterin pake apaan, ngesot? Ngadi-ngadi Lo, gue nelpon cuman mau ingetin, hati-hati di sana, jangan gampang terpesona sama bule, ingat nggak semua bule itu kaya, banyak juga bule kere, pokoknya jangan gampang percaya sama orang,", Anggita menasehatinya.
"Nggak akan ya, gue udah punya mas Ari, yang ganteng, gue cinta mati sama dia, jadi nggak mungkin gue berpaling," bantah Rumi,
Rumi memiliki kekasih bernama Ari, hubungan mereka telah terjalin sejak kelas tiga SMA, keduanya bahkan merantau, dan berkuliah ditempat yang sama, hanya berbeda fakultas dan kini mereka juga berbeda tempat kerja, tapi hubungan keduanya terjalin erat hingga sekarang.
Bahkan keduanya merencanakan menjejaki jenjang pernikahan, setelah Ari diangkat sebagai ASN disalah satu kementrian.
Terdengar decakan dari seberang sana, "Jangan segitunya, Lo kan belum pernah ketemu orang ganteng, apalagi bule,"
"Gue sering ketemu orang ganteng, tuh customer gue di showroom, tapi gue nggak tergoda tuh, biarpun mereka lebih kaya dibanding mas Ari, cinta gue tetap buat mas Ari,"
"Iya deh, gue percaya, cinta Lo cuman buat mas Ari, sebagai sahabat gue cuman ingatkan, supaya Lo hati-hati, ingat ya Lo jangan sampai datang ke club', apalagi sampai teler, ingat ya lo cuman sendiri di sana, Lo mesti jaga diri, jangan sampai aneh-aneh!" Sekali lagi Anggita menasehati sahabatnya.
"Iya Anggita Sari, Rumi bakal dengarkan semua nasehatnya, udah ya, gue mau lanjut packing, manggung nih,"
"Eits tunggu dong," cegah Anggita.
"Apalagi sih Anggita?" Rumi mendengus sebal.
"Jangan lupa bawain oleh-oleh, yang banyak ya!"
"Entar gue bawain pasir pantai Sanur," Sahut Rumi asal, seraya mengakhiri panggilannya.
Rumi kembali memasukan beberapa potong baju, tak lupa bikini two piece, yang dibelinya belum lama, saat berjalan-jalan ke mall, bersama Anggita.
Karena menurut atasannya, Villa yang nantinya menjadi tempatnya menginap, terdapat kolam renang.
Rumi berniat memakai bikini, hanya saat berada di Villa, tak mungkin baginya memakainya saat berjemur di pantai, dia punya rasa malu, untuk memamerkan lekuk tubuhnya, selain pada kekasih, dan sahabatnya.
Dia menutup kopernya, lalu menguncinya, dan meletakkannya di sebelah pintu kamar kosnya.
Sedari tiga tahun ini, dia menjadi penghuni kos khusus putri, tak jauh dari tempatnya bekerja.
Dulu semasa kuliah, dia ngekos didekat kampusnya menimba ilmu, juga tak jauh dari tempat kos Ari.
Rumi berbaring terlentang, menatap langit-langit kamar kosnya, dia menghela nafas, lalu meraba sisi ranjang, mengambil ponselnya, mengecek adakah pesan dari kekasihnya.
Rumi cukup mengerti dengan kesibukan Ari, lelaki itu sebentar lagi akan meraih gelar master, dan sedang mengurus persyaratan agar bisa segera diangkat menjadi pegawai negeri sipil.
Belum lagi, pekerjaan Ari yang menuntutnya, untuk sering berpergian ke luar kota, sehingga jarang sekali mereka bertemu secara langsung, hanya panggilan video atau suara, lebih sering berkirim pesan atau foto kegiatan masing-masing.
Tidak masalah bagi Rumi, toh sebentar lagi mereka akan menikah, dan setelah itu, Rumi berniat keluar dari pekerjaannya, dia ingin menjadi ibu rumah tangga, mengurus suami dan anaknya nanti.
Ponselnya berdering, tertera nama my love dengan emoticon hati berwarna merah, itu Ari, lelaki yang dicintainya, panjang umur, sedang dipikirkan, langsung menelpon, seperti telah memiliki ikatan batin.
"Halo sayang, udah selesai packing nya?"
Rumi tersenyum, hanya mendengar suaranya, ada perasaan membuncah dalam dadanya, "Udah mas, baru selesai," jawabnya, "Mas, lagi ngapain?"
"Aku baru saja selesai meeting sama pihak vendor,"
Rumi melihat jam di ponselnya, waktu menunjukan pukul delapan malam, "Pasti capek banget ya,"
"Capek sih, tapi aku harus semangat, karena hanya hitungan bulan, aku bakal diangkat jadi ASN, yang artinya, kita akan segera menikah,"
Wajah Rumi memerah malu, membayangkan hari yang telah dinantinya selama bertahun-tahun, akan segera tiba.
"Aku udah nggak sabar mas, dan makasih ya, kamu udah bekerja keras, maaf aku hanya bisa bantu doa,"
"Kamu itu semangatku dek, hingga bisa dititik ini, aku yang seharusnya berterima kasih, karena kamu setia sama aku, meskipun aku jarang banget di samping kamu,"
"Nggak apa-apa mas, aku ngerti kok, yang penting kamu jaga kesehatan ya,"
"Pasti dong, oh ya, maaf ya, aku nggak bisa antar kamu ke bandara, aku masih di Bandung, baru kembali ke Jakarta lusa,"
"Nggak apa-apa mas, rencananya aku mau naik bus kok, sepulang kerja,"
"Ya udah, kamu hati-hati ya di sana, jaga diri dan hati kamu,"
"Iya dong mas, aku kan sayang dan cintanya cuma sama kamu,"
Sahutan ungkapan rasa cinta yang dilontarkan Ari dari seberang sana, membuat wajah Rumi kembali memerah, dadanya berdebar tak karuan.
Rasa itu masih, sama tak berubah, baik dulu ataupun sekarang, keduanya juga saling percaya, dan komunikasi selalu terjalin baik, tak ada rahasia, diantara mereka, sehingga hubungan nyaris tak ada konflik.
Rumi bersyukur, memiliki kekasih sedewasa Ari, yang begitu pengertian dan sabar menghadapinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
orang cemburu itu emang kebanyakan jadi hilang akal ya apalagi kalau cowok
2024-04-20
1
❀ℕ𝕒𝕕𝕚𝕝𝕒 ℕ𝕚𝕤𝕒❀
lanjut kak
2024-04-17
2