KLdBM 3

Perjalanan menuju desa Mora bersama dengan pak sopir sudah melewati jalan turunan bukit. Tapi di tengah turunan terdapat masalah pada mobil yang dikendarai olehnya. Mobil itu tidak bisa berhenti saat hendak melewati belokan dan jalan yang menurun. Sopir yang sudah menginjak remnnya tapi tidak ada reaksi sama sekali, sehingga dia memutuskan untuk menabrak dinding jalan teping.

Mora terkejut hingga kepalanya terbentur bagian kursi depan. Sedangkan sopir yang kepalanya juga terbentur dan berdarah, tapi untungnya dia juga dilindungi oleh bantal pelindung yang menyebabkan lukanya tidak serius. Mora membuka pintunya kaca mobilnya, tapi sangat sulit karena terhalang oleh sesuatu.

Disisi lain pintu Mora juga hendak membuka tapi juga sama saja tidak bisa dibuka. Mora mencari akal untuk bisa keluar dari mobil itu apa lagi dia memiliki firasat yang tidak baik. Melihat ke arah kaca Mora mencari benda keras untuk bisa memecahkan kaca mobil. Setelah berulang kali Mora membenturkan kaca dengan benda keras yang dia lihat seperti palu.

Akhirnya kaca pecah, Mora melemparkan tas yang ada disampingnya dengan hati dia keluar dari kaca yang sudah dia beri kain disisi jendela kacanya. Percikan api terlihat olehnya, segera Mora membantu pak sopir yang tidak sadarkan dirinya keluar dari mobil. Tangan kecil dan mungil, dia pegang pintu dengan sekuat tenaga hingga pintu itu terbuka. Mora melepaskan sabuk pengamannya dan menarik pak sopir untuk keluar dari mobil.

Karena Mora melihat ada api yang akan datang setelah dia menyelamatkan pak sopir. Mora menarik pak sopir agar jauh dari mobil hingga tiba-tiba ledakan terjadi dan mobil terbakar. Mora melihat kobaran yang sangat besar itu depan matanya. Walaupun hatinya sangat takut tapi dia harus bisa selamat dari semua ancaman yang ada. Mora berbaring menuggu bantuan datang hingga malam tiba tidak ada yang datang. Angin malam yang dingin membuat tubuh Mora menggigil hingga  pak sopir yang belum sadarkan dirinya  dia berikan pakaian untuk menghangati tubuhnya.

“Aku berharap ada mobil yang datang malam ini,”guman Mora yang memeluk pak sopir agar tidak kedinginan. Setelah pukul sembilan malam ada mobil yang lewat. Mora yang hendak berdiri ingin meminta bantuan, tapi kaki Mora yang sudah kedinginan dan lemah. Membuat dia jatuh ke jalan sebelum dia berkata tolong kepada mobil yang lewat.

Mobil itu awalnya lewat dan tidak mendengarkan suara Mora. Tapi seteleh melihat ke samping ada mobil yang terbakar dia menghentikannya. Segera dia melihat apa ada orang yang selamat, hingga dia melihat satu bocah yang tergambar di jalan. Orang itu segera mendekat dan melihat bocah itu, dia sangat terkejut kalau bocah itu adalah cucunya.

“Mora cucuku,”ucap kakek. Mora membuka matanya dan melihat wajah kakeknya dia tersenyum dia juga menunjuk ke arah pak sopir yang terluka. Kakeknya membawa Mora ke dalam mobil dan mengangkat sopir itu ke dalam juga segera kakek bergegas menuju ke rumah sakit kecil di desanya.

Setelah sampai di rumah sakit sopir ditangani oleh dokter bersama dengan Mora. Kakek menuggu hasilnya hingga dokter datang kalau Mora hanya mendapatkan luka kecil saja dan tidak terlalu serius. Untuk sopir yang diselamatkan Mora dia mengalami luka dikepala dan memungkinkan akan sembuh selama dua bulan. Karena harus mendapatkan beberapa jahitan karena benturan kaca mobil.

Kakek melihat ke ruang Mora berdampingan dengan sopirnya.”Kenapa kamu bisa mengalami kecelakaan cucuku. Dimana ayah kamu kenapa dia tidak bersama kamu,”ucap kakeknya.

Pagi datang Mora membuka matanya melihat dia tidak ada dijalan yang dia lihat.”Ini apa di rumah sakit,”ucap Mora yang tidak melihat sekitarnya.

“Mora cucuku bagian mana yang sakit,”ucap kakek. Mora menoleh ke samping dan menangis melihatnya kakeknya. Di saat itu juga dia langsung memeluk kakeknya dimana dia bisa melepaskan rasa sakit dan sedihnya setelah kehilangan ibunya. Ayahnya yang juga menikah dengan wanita lain membawa putrinya Mora di larikan ke desa.

Setelah beberapa hari berlalu Mora tinggal di desa Bintarasari. Sementara Pak sopir yang juga masih dirawat dan berterima kasih kepada Mora. Karena sudah diselamatkan nyawanya, tapi pengobatan ditanggung oleh Bram sehingga semua sudah lunas tidak ada biaya lagi.

Di desa Mora merasa nyaman tinggal di desa setelah kakek tahu apa yang terjadi dengan cucunya.”Kenapa ayah kamu tega kepada kamu Mora,”ucap Kakek yang sangat menyesal sudah menikahkan putrinya kepada Bram.

“Kakek sekarang bagaimana dengan Mora,”ucap Mora yang sedikit tertunduk.

“Kamu jangan sedih, biar kakek yang membiayai kamu sampai kamu dewasa. Jika ayah kamu tidak mau merawat kamu biar kakek yang menjadi ayah kamu mulai sekarang,”ucap kakek. Mora merasa senang hingga beberapa hari berlalu. Mora yang terbiasa dengan kondisi di desa selalu diajarkan berbagai jenis hal yang membuat Mora tambah pengetahuan.

Mora juga tidak lupa belajar di sekolah biasa di desa Bintarasari. Dimana selama Mora tinggal di desa  dia belajar berbagai hal dari dia bertani mencari uang dari hasil dia bertani. Ada kala Mora juga belajar bertani dengan kakeknya saat pulang sekolah saat tidak ada pekerjaan rumah.”Kenapa kamu datang ke sini?,”ucap kakek di sawah.

“Kakek aku ingin membantumu juga,”ucap Mora yang ikut bertani dengan warga yang lain. Tapi disaat bertani Mora juga belajar jenis tanah dan sayuran yang ditanam. Hari mulai sore dimana Mora dan kakek kembali ke rumah. Di usia 5 tahun ini Mora belajar memasak dengan kakeknya walaupun masih sederhana. Tapi Mora sudah senang kakek yang melihat hanya tersenyum hingga malam tiba.

Mora membaca buku matematika tingkat smp setelah mempelajari buku matematika tingkat sekolah dasar. Mora yang belajar diam-diam saat kakeknya telah tertidur pulas. Disela melihat bintang malam Mora menikmati suasana desa yang damai dan tenang. Tapi pagi datang Mora yang berangkat sekolah dengan teman yang baru. Melihat ada anak laki-laki yang selalu membuli mereka di serang oleh orang dewasa.

”Hai apa yang kamu lakukan kepada temanku, apa kakak ini tidak tahu malu sudah memalak anak SD. Dimana harga diri anak SMP yang ada di dalam diri kakak itu,”ucap Mora dengan santainya.

“Hai kamu bocah kamu tahu apa, apa kamu juga ingin dihajar,”ucap anak SMP. Mora mengambil salah satu batu kecil segera dia melempar ke kaki bocah SMP itu dengan diam-diam. Segera dia menarik teman yang selalu membulinya berlari untuk menghindari mereka.

Wajah Mora yang sedikit mengejek sebelum dia berlari kepada anak SMP yang membuli temannya.”Kenapa kamu menolong kami, kamikan selalu membuli kamu dan menjahili kamu disekolah,”ucap kawan satu SD.

“Untuk apa kamu berkata seperti itu kita bukan teman. Walaupun kamu selalu menjahili aku asalkan tidak keterlaluan itu sudah tidak masalah. Tapi kenapa kalian bisa bersama anak SMP tadi,”ucap Mora.

“Iya apa yang sudah kamu lakukan sampai mereka membuli kalian bertiga,”kata teman cewek yang juga ikut serta.

“Kami juga tidak tahu kenapa mereka membuli kami. Tapi mereka datang hanya meminta uang jajan kami saja,”ucap kawan laki-laki. Mora yang sudah tahu segera mencari tahu apa yang sedang terjadi hingga dia menemukan kalau uang itu mereka gunakan untuk membayar anak SMA. Tapi apa yang akan dilakukan oleh Mora setelah dia tahu kalau itu disebabkan oleh anak SMA?.

Episodes
1 Kenangan Lama dan Baru Mora 1
2 KLdBM 2
3 KLdBM 3
4 KLdBM 4
5 KLdBM 5
6 KLdBM 6
7 KLdBM 7
8 KLdBM 8
9 KLdBM 9
10 KLdBM 10
11 KLdBM 11
12 KLdBM 12
13 KLdBM 13
14 KLdBM 14
15 KLdBM 15
16 KLdBM 16
17 KLdBM 17
18 KLdBM 18
19 KLdBM 19
20 KLdBM 20
21 KLdBM 21
22 KLdBM 22
23 KLdBM 23
24 KLdBM 24
25 KLdBM 25
26 KLdBM 26
27 KLdBM 27
28 KLdBM 28
29 KLdBM 29
30 KLdBM 30
31 KLdBM 31
32 KLdBM 32
33 KLdBM 33
34 KLdBM 34
35 KLdBM 35
36 KLdBM 36
37 KLdBM 37
38 KLdBM 38
39 KLdBM 39
40 KLdBM 40
41 KLdBM 41
42 KLdBM 42
43 KLdBM 43
44 KLdBM 44
45 KLdBM 45
46 KLdBM 46
47 KLdBM 47
48 KLdBM 48
49 KLdBM 49
50 KLdBM 50
51 KLdBM 51
52 KLdBM 52
53 KLdBM 53
54 KLdBM 54
55 KLdBM 55
56 KLdBM 56
57 KLdBM 57
58 KLdBM 58
59 KLdBM 59
60 KLdBM 60
61 KLdBM 61
62 KLdBM 62
63 KLdBM 63
64 KLdBM 64
65 KLdBM 65
66 KLdBM 66
67 KLdBM 67
68 KLdBM 68
69 KLdBM 69
70 KLdBM 70
71 KLdBM 71
72 KLdBM 72
73 KLdBM 73
74 KLdBM 74
75 KLdBM 75
76 KLdBM 76
77 KLdBM 77
78 KLdBM 78
79 KLdBM 79
80 KLdBM 80
81 KLdBM 81
82 KLdBM 82
83 KLdBM 83
84 KLdBM 84
85 KLdBM 85
86 KLdBM 86
87 KLdBM 87
88 KLdBM 88
89 KLdBM 89
90 KLdBM 90
91 KLdBM 91
92 KLdBM 92
93 KLdBM 93
94 KLdBM 94
95 KLdBM 95
96 KLdBM 96
97 KLdBM 97
98 KLdBM 98
99 KLdBM 99
100 KLdBM 100
101 KLdBM 101
102 KLdBM 102
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Kenangan Lama dan Baru Mora 1
2
KLdBM 2
3
KLdBM 3
4
KLdBM 4
5
KLdBM 5
6
KLdBM 6
7
KLdBM 7
8
KLdBM 8
9
KLdBM 9
10
KLdBM 10
11
KLdBM 11
12
KLdBM 12
13
KLdBM 13
14
KLdBM 14
15
KLdBM 15
16
KLdBM 16
17
KLdBM 17
18
KLdBM 18
19
KLdBM 19
20
KLdBM 20
21
KLdBM 21
22
KLdBM 22
23
KLdBM 23
24
KLdBM 24
25
KLdBM 25
26
KLdBM 26
27
KLdBM 27
28
KLdBM 28
29
KLdBM 29
30
KLdBM 30
31
KLdBM 31
32
KLdBM 32
33
KLdBM 33
34
KLdBM 34
35
KLdBM 35
36
KLdBM 36
37
KLdBM 37
38
KLdBM 38
39
KLdBM 39
40
KLdBM 40
41
KLdBM 41
42
KLdBM 42
43
KLdBM 43
44
KLdBM 44
45
KLdBM 45
46
KLdBM 46
47
KLdBM 47
48
KLdBM 48
49
KLdBM 49
50
KLdBM 50
51
KLdBM 51
52
KLdBM 52
53
KLdBM 53
54
KLdBM 54
55
KLdBM 55
56
KLdBM 56
57
KLdBM 57
58
KLdBM 58
59
KLdBM 59
60
KLdBM 60
61
KLdBM 61
62
KLdBM 62
63
KLdBM 63
64
KLdBM 64
65
KLdBM 65
66
KLdBM 66
67
KLdBM 67
68
KLdBM 68
69
KLdBM 69
70
KLdBM 70
71
KLdBM 71
72
KLdBM 72
73
KLdBM 73
74
KLdBM 74
75
KLdBM 75
76
KLdBM 76
77
KLdBM 77
78
KLdBM 78
79
KLdBM 79
80
KLdBM 80
81
KLdBM 81
82
KLdBM 82
83
KLdBM 83
84
KLdBM 84
85
KLdBM 85
86
KLdBM 86
87
KLdBM 87
88
KLdBM 88
89
KLdBM 89
90
KLdBM 90
91
KLdBM 91
92
KLdBM 92
93
KLdBM 93
94
KLdBM 94
95
KLdBM 95
96
KLdBM 96
97
KLdBM 97
98
KLdBM 98
99
KLdBM 99
100
KLdBM 100
101
KLdBM 101
102
KLdBM 102

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!