Habib Muhammad duduk tenang di dalam masjid pesantren miliknya, jemari keriput nya terus berderak mengikuti bibirnya yang terus melantunkan ayat-ayat suci sebagai zikir nya.
Beliau melirik jam yang terpasang di dinding masjid,lima menit lagi tepat pukul delapan pagi,para santri sudah duduk rapi menggunakan jubah dan sorban putih, terlihat para santri wanita juga hadir lengkap dengan mukena mereka yang berwarna putih,duduk di bagian khusus wanita, semuanya menutup wajah mereka dengan cadar.
Beberapa perangkat desa telah hadir dan duduk rapi, seorang pria paruh baya duduk tepat di samping habib Muhammad,beliau adalah kepala desa tersebut.
" Apakah mempelai nya belum hadir habib?" tanya sang kepala desa hati-hati.
" Kami sudah menentukan waktunya, pukul delapan pagi ini, sekarang masih kurang lima menit " jawab habib Muhammad tenang.
Desa yang terletak di pinggiran kota xxx itu terlihat sedikit heboh dengan berita tentang pernikahan cucu perempuan habib Muhammad,yang mereka tau,kedua cucu beliau sudah berpulang ke Rahmatullah bersama kedua orang tuanya dalam kecelakaan lima tahun lalu,lalu siapa yang beliau akui sebagai cucu tersebut? Dan akan menikah hari ini.
Tepat pukul delapan.. sebuah mobil mewah berwarna hitam memasuki gerbang pesantren An-nisa..melaju pelan memasuki halaman masjid, semua mata tertuju pada mobil mewah tersebut hingga mobil itu berhenti tepat di depan masjid.
Seorang pria paruh baya dengan pakaian serba hitam turun,berjalan memutar membukakan pintu mobil sebelah kanan, sedangkan di pintu bagian depan seorang pria muda dengan wajah tampan turun dengan pakaian rapi khas orang kantoran dan dilengkapi dengan jas yang terlihat mewah.
Sedangkan dari pintu penumpang sebelah kanan keluar seorang pria muda, dengan wajah tampan khas indo campuran,kaca mata hitam bertengger indah di hidung mancung nya, setelah jas hitam semakin membuat ia terlihat begitu gagah dan berwibawa,semua mata seakan sulit untuk berpaling dari dua pria tampan berpakaian formal tersebut.
Devan melangkah gagah memasuki masjid setelah membuka sepatu nya di anak tangga pertama pastinya,di ikuti Ferdy di belakangnya, keduanya mendudukkan diri tepat di depan Habib Muhammad.
Bisik-bisik mulai terdengar dari bibir para santri baik yang laki-laki maupun yang perempuan,juga dari para warga setempat yang turut hadir ingin menyaksikan acara yang seakan mereka masih belum percaya.
Jangan lupakan seseorang yang sejak tadi terus menatap tajam kedalam masjid, hingga saat kedatangan Devan dan Ferdy,ia semakin menajamkan pandangan nya,mencari sosok wanita yang akan menjadi mempelai wanita di pernikahan tersebut.
" Saya tidak terlambat kan ustadz?" tanya Devan santai.
" Sangat tepat waktu" jawab habib Muhammad tenang, bahkan tersenyum lembut.
" Bagaimana apakah sudah bisa kita mulai ? Atau masih ada yang di tunggu?" tanya seorang pria paruh baya dengan pakaian yang juga serba putih, seorang imam di desa tersebut.
" Bagaimana nak?" tanya habib Muhammad tepat pada Devan, karena semalam dia memutuskan dia lah yang akan menikahi cucu beliau.
" Siap" jawab Devan singkat.
" Baiklah saya akan menghubungkan langsung dengan cucu saya" ucap habib Muhammad,seraya tangan beliau menekan tombol pada ponsel dan terdengar terhubung dengan seseorang, hingga beberapa menit kemudian terlihat di sebuah layar lebar yang terpasang di dinding masjid,terlihat seorang wanita dengan mengenakan mukena berwarna putih Tengah duduk bersila di atas sajadah, wajahnya menunduk,Annisa memang tidak mengetahui sang kakek akan menyambungkan panggilan mereka ke laptop dan tersorot dengan infokus hingga terlihat di layar yang lumayan besar.
" Nak.. acaranya akan di mulai, apakah kamu sudah siap?" tanya habib Muhammad pada Annisa, yang dijawab dengan anggukan oleh Annisa.
" Baik, sebelumnya calon suami kamu akan membacakan surat An-Nisa seperti apa yang kamu minta" lagi-lagi Annisa hanya mengangguk,sang kakek paham mengapa cucunya tak ingin bicara, karena jika ia membuka mulutnya maka ia akan menangis.
Sesaat habib Muhammad terdiam hingga akhirnya mengangguk dan menatap Devan.
Sementara orang -orang lagi-lagi terdengar berbisik-bisik, setelah melihat yang tampak pada layar di depan mereka, seorang wanita yang hanya terlihat jemarinya yang putih bersih bak porselen, Annisa memang meletakkan handphone nya di sampingnya, bukan di depan nya.
Devan melirik sesaat ke arah layar, karena Ferdy yang mengatakan bahwa wajah wanita itu tak tampak di layar tersebut.
" Kalau begitu silahkan kamu bacakan surat An-Nisa sesuai yang diminta oleh cucu saya"
"Baik" jawab Devan tenang, sedangkan Ferdy yang berada di sampingnya merasa sangat gugup,ia sampai berkeringat dingin, apakah benar Devan hafal dengan ayat tersebut.
Dengan sangat tenang dan dengan suara lantang ia membaca surat yang diminta oleh wanita yang akan ia nikahi, hingga selesai tanpa ada sedikitpun kesalahan.
Sedangkan para santri merasa takjub, mereka seakan tak percaya pria yang terlihat begitu arogan itu mampu menghafal surat An-Nisa.
Ferdy mengusap dadanya lega,ia bahkan sampai menghela nafas panjang mengusap wajah nya, dengan rasa syukur yang luar biasa.
" Humaira...surat An-Nisa yang kamu minta sudah selesai di bacakan, insyaallah tidak ada kesalahan , sekarang saatnya ijab qobul,kamu sudah siap kan?" tanya habib Muhammad setelah Devan selesai membacakan surat An-Nisa dengan suara tenang.
Lagi-lagi hanya sebuah anggukan kepala yang Annisa tunjukkan.
" Baiklah mari nak" ucap habib Muhammad menghadap Devan, mengulurkan tangan setelah membaca basmallah dan di sambut tegas oleh Devan tanpa ragu.
" Ananda Devano Alberto..Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka Hafizah..Annisa Humaira binti ....alal mahri ....hallan." ucap lantang Habib Muhammad dengan suara khas nya.
" Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi ,Wallahu waliyyu Taufiq" jawab Devan tegas dan lantang dengan satu tarikan nafas,bahkan ia tak sedikitpun terlihat gugup...( maaf ya men temen kalau ada yang salah)
Ferdy begitu takjub atas semua yang ia dengar dan saksikan, sungguh ia akui bos nya itu benar-benar cerdas,dan memiliki IQ di atas rata-rata.
" Bagaimana para saksi sah?" tanya pria paruh baya yang duduk tepat di samping habib Muhammad.
" SAH...." secara serempak terdengar kata itu.
Semua orang terlihat mengusap wajah mereka, habib Muhammad,Devan dan Ferdy juga melakukan hal yang sama,dan pandangan semuanya refleks tertuju pada layar di depan mereka yang terlihat seorang wanita tengah mengusap lembut wajah nya dan langsung mematikan panggilan.
' Shit.. sombong sekali wanita bau kencur itu, bahkan ia tak menunjukkan wajah nya,dasar tidak sopan' umpat Devan dalam hati,entah mengapa ia merasa sedikit kecewa saat melihat Annisa yang langsung memutuskan panggilan tanpa mengucapkan sepatah katapun atau mungkin menampakkan wajah nya.
Berapa dari yang hadir di tempat itu menyalami Devan mengucapkan selamat yang hanya di balas anggukan oleh Devan.
" Saya sudah melakukan semua syarat yang anda ajukan,kapan anda akan memenuhi janji anda?" tanya Devan pada habib Muhammad tanpa basa-basi, karena memang pernikahan itu adalah simbiosis mutualisme,tak ada unsur lainnya.
" Satu Minggu..saya butuh waktu satu Minggu saja,lalu bagaimana dengan cucu saya, apakah Anda akan menjemput nya atau tidak?" tanya habib Muhammad setelah menjawab pertanyaan Devan.
" Asisten pribadi saya yang akan menemuinya, katakan dimana alamat nya" jawab Devan singkat.
" Di pondok pesantren An-nisa..di kota xxxx , letaknya tepat di pinggiran kota tersebut" jawab habib Muhammad tenang.
Devan hanya mengangguk,sesaat menatap Ferdy yang artinya Ferdy harus mengingat atau mungkin mencatat alamat yang baru saja habib Muhammad sampaikan pada mereka.
Ferdy paham dan ia pun langsung mengangguk seraya menunjukkan layar ponsel nya yang terlihat sudah tertulis sebuah alamat.
" Ayo" ajak Devan pada Ferdy setelah semua orang terlihat meninggalkan masjid,hanya tinggal dirinya, Ferdy dan habib Muhammad saja di dalam masjid tersebut, sedangkan ustadz Zain memilih menunggu di pintu masjid.
" Kami izin undur diri ustadz" ucap Ferdy sopan, bagaimanapun ia tau habib Muhammad orang yang sangat di segani di daerah tersebut.
Dua pemuda tampan,bos dan asistennya itu memasuki mobil dan meninggalkan tempat tersebut,Devan memutuskan langsung kembali ke Jakarta, sedangkan ketiga sahabatnya sudah lebih dulu berangkat pagi-pagi sekali tadi, karena mereka memang tengah mengerjakan proyek bersama.
" Tuan akan langsung kembali ke Jakarta?" tanya Ferdy pada Devan.
" Hem" jawab Devan singkat,pagi tadi Luna sang kekasih menghubungi nya mengatakan bahwa ia mengalami kecelakaan dan harus di rawat di rumah sakit.
" Apakah keadaan nona Luna parah tuan?" tanya Ferdy yang memang tau bahwa Luna kekasih sang bos mengalami kecelakaan.
" Mungkin" jawab Devan singkat.
" Lalu kapan saya harus mengunjungi itu..istri anda tuan?" tanya Ferdy yang sedikit bingung panggilan apa yang harus ia sebutkan untuk wanita yang telah di nikahi bos nya.
" Tunggu setelah kakeknya benar-benar membuktikan ucapannya,temui dia dan serahkan kunci villa itu pada nya,beserta kartu ini" Devan menyodorkan sebuah kartu debit ke hadapan Ferdy.
Tak banyak bertanya lagi, Ferdy menerima nya, memasukkan ke dalam amplop coklat yang berisi kunci villa yang Devan sebutkan sebagai mahar.
Mobil memasuki kawasan bandara dan berdiri di depan lobby, Ferdy segera turun membukakan pintu untuk sang bos, sedangkan supir masih harus stay di dalam mobil karena memang mereka tidak memarkir mobilnya.
" Kembalilah, aku akan langsung ke dalam,ada mereka yang mengawasi ku" perintah Devan pada Ferdy, matanya melirik beberapa orang berseragam serba hitam, Ferdy mengaguk patuh dan kembali kedalam mobil lalu meninggalkan bandara.
Devan memasuki jalur khusus,melangkah gagah menuju bagian di mana pesawat pribadi milik nya telah menunggu nya bersama dua orang pramugari cantik serta pilot dan co-pilot.
Semua kru terlihat menyambut nya sopan, mengikutinya menaiki pesawat setelah pria tampan tersebut memasuki pesawat,duduk dengan tenang di dalam nya.
Pramugari mulai memberikan informasi bahwa pesawat akan segera take of sesaat setelah sang pilot menghampiri dan menyapa hormat sang pemilik pesawat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Catur Wahyuningrum Ningrum
siap2 patah hati Ferdy,,kenapa g Devan aja yg jemput,,biar surprise😄
2024-06-15
0
Khoirun Ni'mah
pasti nanti ferdi akan syok liat yang jadi istri devan... patah hati deh
2024-06-15
0