" Kamu akan berangkat hari ini?" tanya wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik.
" Iya ma, rencananya gitu" jawab setelah menelan roti yang berada dalam mulutnya.
" Masalah lahan yang belum bisa kamu beli itu bagaimana?" tanya pria paruh baya yang juga masih terlihat sangat tampan dan gagah.
" Ya rencananya seperti apa yang mereka minta menemui pemiliknya dan berbicara secara pribadi,apa yang mereka inginkan" jawab nya santai.
" Itu baru jagoan papa, selesaikan tanpa ada yang di rugikan,papa ga mau kamu menjadi pengusaha yang culas" puji sang papa.
" Pasti pa" jawab nya yakin.
" Gimana kalau seandainya kamu diminta untuk menjadi menantunya, seperti cerita-cerita di film atau novel+ novel itu" ucap sang mama tiba-tiba dan terdengar konyol.
" Mama ada-ada saja" jawab kompak kedua pria beda generasi tersebut.
" Kan kalau pa" ucap sang mama cemberut.
" Ga masalah ma kalau anak nya secantik Cleopatra atau se anggun Monalisa" jawab Devan sembarang.
" Asal aja kamu,itu pacar kamu si Luna luna itu mau kamu bawa kemana? mama ga suka kamu jadi pria pengecut yang sukanya nyakitin hati perempuan, walaupun mama kurang srek sama pacar kamu itu" ucap sang mama jujur.
" Itu karena mama belum kenal lebih aja ma sama Luna,kalau udah kenal pasti mama bakal suka, orang nya asyik kok,pinter juga, bukan nya mama suka ya sama yang cantik-cantik,itu luna kan cantik ma,malah udah jadi model terkenal juga" ucap Devan santai.
" Jadi model terkenal juga kan karena ada nama kamu di belakangnya,cantik sih,tapi penampilan nya terlalu terbuka" jawab sang mama memberikan alasan.
" Oh mama kamu sukanya seperti gadis cantik yang kita lihat di negara xxx saat opa kamu ulang tahun " ucap sang papa yakin.
" Kalau yang itu sih memang mantu idaman mama banget" jawab mama nya Devan terus terang, dengan wajah tersenyum mem bayang kan wajah gadis cantik yang beberapa kali beliau lihat beberapa bulan lalu.
" Mama aja ga pake hijab,kok malah ber mimpi dapat mantu gadis ber hijab ma,ntar mama kena ceramah Mulu loh sama mantu kita" ledek papanya Devan.
Sedangkan Devan terdiam, ingatan nya melayang ke beberapa bulan lalu tentang sosok wanita cantik yang tengah menengadah kan tangannya ke atas di tempat ibadah di dalam kapal pesiar milik sang Opa.
Dua kali ia melihat bayangan gadis cantik itu,dua kali pula hatinya terasa bergetar,ada gelanyar aneh yang timbul dalam bongkahan yang bernama hati,ada debaran tak menentu dalam dada nya.
' Mungkinkah wanita itu titisan Cleopatra?, wajahnya begitu meneduhkan
..ataukah itu hanya halusinasi ku saja?' kata itulah yang terus bergejolak dalam pikiran nya sejak beberapa bulan lalu.
Dengan sekuat tenaga Devan melupakan sosok yang menurutnya hanyalah halusinasinya saja,ia bahkan tak ingin percaya ada makhluk yang bernama perempuan dengan wujud se indah itu.
" Kamu kenapa sayang..? Kok ngelamun?" tanya sang mama pada Devan.
" Ga ada ma,cuma lagi ingat sesuatu aja" jawab Devan.
" Kamu ga usah mikirin omongan mama kamu, yang terpenting kamu hati-hati, sedikit jaga sikap di daerah asing dan hargai adat setempat " nasehat sang papa.
" Iya pa aku tau, walaupun baru satu kali aku ke daerah itu,tapi Ferdy sudah mengatakan bahwa di daerah itu masih sangat sarat dengan hukum adatnya, daerah mereka memang maju,tapi mereka memiliki hak khusus untuk menegakkan hukum adat mereka yang turun temurun " jawab Devan .
" Bagus kalau kamu sudah lebih dulu mempelajari kehidupan masyarakat setempat dan mengikuti aturannya, dengan begitu usaha yang kamu dirikan di daerah tersebut akan aman" ucap sang papa yakin,beliau juga bangga pada sang putra yang sudah terlihat kejeliannya dalam melihat peluang usaha dan yang paling penting adalah tidak terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan.
Setelah selesai sarapan Devan dan sang papa meninggalkan mansion menuju kantor,Devan juga harus menyelesaikan beberapa pekerjaan nya yang masih belum selesai di kantor sang papa.
Baru saja Devan mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya, handphone di saku jasnya berdering dan ia sudah tau siapa yang hampir setiap pagi menelpon nya.
[ Halo..] jawab Devan
[ halo sayang...kamu sudah di kantor ya? Sudah sarapan kan?] tanya seorang wanita dengan nada sangat lembut.
[ ya..baru saja sampai di kantor,aku sudah sarapan di rumah] jawab Devan.
[ aku siang ini tiba di Jakarta,kamu bisa jemput aku kan di bandara?] tanya wanita itu manja.
[ sorry aku ga bisa,sebelum makan siang nanti aku ada perjalanan bisnis ke luar kota dan ga bisa di tunda] jawab Devan, seperti biasa ia selalu berbicara acuh.
[ Gitu ya...kamu pergi dengan siapa? Apakah aku boleh ikut? Aku free Minggu ini] ucap wanita tersebut dari seberang sana.
[ aku pergi dengan beberapa rekan bisnis mu juga dengan Ferdy,lebih baik kamu tidak ikut] itulah cara Devan menolak permintaan Luna.
" [ oh..ya sudah deh, Love you] ucap luna sangat lembut.
[ Hem....] jawab Devan dingin,ia hanya hangat saat berhadapan dengan keluarganya dan ketiga sahabatnya.
Huft... Devan menghembuskan nafas kasar, hingga akhirnya Ferdy datang dan melaporkan bahwa persiapan keberangkatan mereka sudah seratus persen.
" Tuan semua keperluan keberangkatan sudah siap" lapor Ferdy sopan.
" Hem.., hubungi yang lain " jawab Devan singkat, matanya tak sedikitpun berpaling dari berkas di tangan nya.
" Baik Tuan" jawab Ferdy patuh.
*****
Di lain tempat.
" Lo ga jadi balik ke Jakarta?" tanya seorang wanita cantik pada teman se profesi nya.
" Gak..." jawab gadis cantik yang tengah asyik mewarnai kuku nya,seraya sesekali meniupnya dengan bibir seksi miliknya.
" Why...." tanya temannya seraya mendudukkan dirinya di sofa tepat di hadapan sang wanita.
" Devan ga di jakarta" jawab nya terus terang,ia memang bukan gadis yang banyak ber basa basi.
" O...pangeran Lo ga di jakarta,sejak ikutan dalam bisnis keluarga nya doi keliatan sibuk banget ya" komen temannya.
" Ya gitu deh..mo gimana lagi dia kan pewaris tunggal, keluarga lainnya ada,tapi kan sepupu" jawab sang wanita cantik dengan bangga.
" Iya deh yang bakal jadi calon nona muda keluarga Philips, menantu semata wayang tuan Alberto Philips dan nyonya Yulia Rahman" ledek temannya, kata-kata itu sudah hal biasa ia dengar dari teman-temannya.
" Iya dong.. siapa sih yang sanggup nolak pesona gue? Aluna..." jawab nya bernada tinggi.
" Ya ya ya...siapa yang ga kenal Aluna,model papan atas yang bahkan sudah go internasional,Lo memang hebat lun" puji temannya lagi.
Gadis yang bernama Aluna tersebut hanya tersenyum mendengar pujian dari salah satu teman se profesi nya itu,' gue ga mungkin menyia-nyiakan kematian Abang gue' batin Aluna dalam hati,tak banyak yang tau tentang kejadian itu,hanya ia dan sahabatnya yang kini menjadi manajer nya yang tau detail kejadian tersebut.
Bahkan kedua orang tuanya saja tidak mengetahui seperti apa kejadian tragis hingga menghilangkan nyawa putra pertama mereka, kecelakaan yang melibatkan teman satu kampus nya, yang ternyata pria yang menjadi idola setiap kaum wanita.
" Oh ya lun.. kabarnya beberapa bulan lalu mereka ngerayain ulang tahun opa nya di Italia,Lo kok ngak ikutan?" tanya temannya lagi penasaran.
" Gue belum dikenalin secara khusus ke keluarganya, kabarnya Opa nya sedikit susah di taklukkan,gue juga ga minta terlalu terburu-buru " jawab nya santai.
" Iya sih, yang penting hatinya pool cuma buat Lo, walaupun sering ada beberapa berita yang menyorot tentang kedekatan dia dengan beberapa wanita,itu sih biasa, namanya juga orang terkenal " ucap temannya tersebut.
" perempuan - perempuan itu kebanyakan putri dari rekan bisnis papa nya" ucap nya menanggapi dengan santai.
Obrolan mereka berlanjut hingga keduanya memutuskan untuk kembali ke aktivitas masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Khoirun Ni'mah
mungkin devan langsung Terima kalau tau yang dinikahkan adalah gadis yang ditemui di kapal pesiar opanya
2024-06-11
0