" Ferdy....kamu udah buat janji sama pemilik ponpes itu?" tanya devano pada Ferdy sang asisten pribadi nya.
"Belum tuan,saya belum ada meninggalkan villa dan menurut informasi yang saya dapat dari bapak penjaga villa,beliau baru bisa di temui di jam sepuluh hingga jam dua belas siang" jawab Ferdy menjelaskan.
" Udah kayak CEO juga ya tu pemilik ponpes " ucap Alex yang suka bicara blak-blakan.
" Dari informasi nya,dari pukul delapan pagi sampai pukul sepuluh itu mereka akan ada kegiatan mengaji,jadi sudah pasti beliau ga bisa di ganggu" jelas Ferdy lagi.
" Oh gitu,ternyata padat juga jadwal orang-orang alim itu" gumam Dewa.
" Lo kira mereka bisa gitu Alim secara instan? sama juga kayak para pengusaha yang harus terus belajar,mereka juga gitu pastinya " jawab Aldo ,ia tak habis pikir dengan kekonyolan para sahabatnya.
" Tapi gue jadi ikutan penasaran, kira-kira beliau itu mintanya apa ya,kok harus ketemu sama salah satu yang paling berperan dalam proyek ini" ucap Alex penasaran.
" Itu juga yang jadi pertanyaan gue, biasanya mereka akan ngomong langsung berapa jumlah yang mereka mau,atau apa yang mereka inginkan " jawab Devan yang juga merasa penasaran.
" Sebentar lagi biar saya aja tuan yang menemui beliau,anda bisa menikmati suasana disini" pinta Ferdy .
" terserah kamu Fer,gimana yang menurut kamu gampang aja" jawab Devan santai.
******
Pukul 10.20 pagi.
" Selamat pagi..bisa saya bertemu dengan pemilik ponpes ini?" tanya Ferdy pada seorang pria muda yang kira-kira seumuran dengan nya.
" Maaf bisa tunggu sebentar, habib Muhammad sedang ada tamu" ucap pria berusia sekitar 25 tahunan tersebut.
" Baik..akan saya tunggu" ucap Ferdy sopan, bagaimana pun di sini dialah yang mempunyai kepentingan.
Sekitar sepuluh menit kemudian...
" Mari Tuan saya antar bertemu habib.. habib sudah menunggu" seseorang yang tadi Ferdy temui menghampiri nya dan mengantarnya ke sebuah rumah sederhana yang terkenal di bagian kanan gerbang ponpes.
" Oh..iya" balas Ferdy cepat,ia kagum melihat kesopanan sikap pria itu, matanya menatap sekeliling yang terlihat para santri hilir mudik di lingkungan sekitar.
" Maaf mas.. apakah santri disini khusus laki-laki?" karena penasaran Ferdy coba bertanya ditengah kaki nya melangkah menuju kediaman sang pimpinan ponpes.
" Tidak juga mas,ada juga santri wanita nya,tapi asrama mereka di situ, yang tertutup tembok tinggi itu,di dalam fasilitas mereka sama lengkapnya" jawab pria yang memakai jubah berwarna abu-abu tersebut.
" Oh ..." Ferdy mengangguk tanda mengerti,hati kecilnya merasa penasaran mengapa santri wanita nya di tempatkan di tempat yang lebih tertutup dan dipisahkan seperti itu?" pertanyaan itulah yang muncul di pikiran nya.
Kedatangan Ferdy sedikit menjadi pusat perhatian para santri dan dewan guru pengajar,walau bukan pertama kalinya mereka melihat sang pimpinan kedatangan tamu yang berpakaian formal seperti Ferdy,tapi karena wajah Ferdy masih sedikit ke bule-bule an, sehingga sedikit mencuri perhatian.
" Silahkan Tuan.. Habib sudah menunggu" setelah sampai di depan sebuah pintu yang terbuka lebar,Ferdy di persilahkan untuk masuk, dimana di dalamnya terlihat seorang pria yang berusia sekitar 60 tahunan sedang duduk di sebuah kursi rotan.
" Selamat siang ustadz...maaf mengganggu waktu anda" sapa Ferdy sopan,ia sedikit canggung dan tidak tau harus bersikap seperti apa di hadapan pria yang ia tau sangat di segani di daerah tersebut.
" Selamat siang.. silahkan duduk nak, tidak perlu sungkan,..Faiz.. tolong minta buatkan minuman untuk tamu saya ya,mau minum kopi atau teh nak? atau mungkin mau minum dingin?" tanya habib Muhammad lembut setelah beliau mempersilahkan tamu nya untuk duduk dan memerintahkan salah satu dewan guru agar membawakan minuman.
" Tidak perlu repot-repot ustadz,saya bisa minum apa aja" jawab Ferdy sopan.
" Tolong bawakan kopi satu gelas ustadz" perintah Habib Muhammad pada sang ustadz.
" Baik habib" jawab patuh ustadz yang bernama Faiz tersebut.
Sedangkan Ferdy memindai ke seluruh ruangan dengan ujung matanya, ruangan sederhana,tidak ada lukisan unik,guci antik atau pernak pernik lainnya, yang ada hanya dua buah lemari kaca berukuran cukup besar yang terlihat berisikan kumpulan buku-buku atau mungkin kitab, Ferdy tak paham itu.
" Ada kepentingan apa nak, hingga datang menemui saya?" tanya habib Muhammad serius.
" Saya datang untuk memenuhi permintaan ustadz yang pernah ustadz sampaikan pada penanggung jawab proyek villa dan lapangan golf di dekat sini ustadz " jawab Ferdy apa adanya.
" Maaf sudah beberapa bulan saya baru bisa memenuhi permintaan ustadz, karena saya ada pekerjaan di luar negeri" Ferdy berusaha menjelaskan tentang keterlambatan datanya.
" Tidak jadi masalah untuk saya, justru saya mengira bahwa kalian sudah tidak lagi menginginkan lahan ini,dan saya sangat bersyukur" jawab habib Muhammad terus terang.
" Kamu masih sangat berminat ustadz dengan lahan anda ini,jika anda mengizinkan kami akan melakukan ganti rugi tuan, bukan nya saya lancang tapi saya hanya ingin tau berapa harga yang ustadz inginkan dari kami?" ucap Ferdy to the poin.
" kalau kalian bertanya tentang harga,saya memang tidak akan dan tidak ingin menjualnya,tapi saya akan segera pindah dan mengizinkan kalian menggunakan lahan saya ini" jawab habib Muhammad.
" Maksud ustadz ponpes ini akan di bongkar dan kami bisa menggunakan lahan ini, bagaimana caranya ustadz? Karena kami tidak mau di anggap merampas hak orang lain " ucap Ferdy heran.
" Hanya dengan satu syarat " jawab habib Muhammad tenang.
" Apa ustadz? Katakan dan akan kami pertimbangkan " jawab Ferdy tegas,ia adalah asisten pribadi seorang pengusaha sukses sekelas keluarga Philips,ia sudah terbiasa ber negosiasi dengan klien.
" Nikahi cucu perempuan saya.." jawab habib Muhammad tegas.
" A-apa ustadz? Me-menikah? Siapa? " tanya Ferdy dengan ekspresi terkejut.
" Siapapun...tapi yang memiliki pengaruh besar atas villa tersebut" jawab habib Muhammad lagi.
"Tapi mengapa harus dengan cara menikahi cucu anda? Apakah tidak ada cara lain?" tanya Ferdy masih tak menyangka.
' apakah orang tua ini termasuk orang yang materialistis dan ingin menjual cucunya ' batin Ferdy.
" Karena saya membutuhkan perlindungan untuk cucu perempuan saya,hanya menikahi secara siri juga tidak jadi masalah" ucap tenang habib Muhammad, yang membuat Ferdy tak menyangka.
"Apakah tidak ada syarat lain ustadz,kita bisa bicarakan lagi" tawar Ferdy.
" Itu keputusan saya,anda tidak perlu khawatir, karena saya tidak meminta anda membawa cucu saya bersama anda,ia hanya butuh status dari seseorang yang memiliki kuasa di desa ini" jawaban terus terang dari habib Muhammad membuat Ferdy bingung.
" Anda tidak perlu memberikan jawaban sekarang,saya beri waktu tiga hari untuk anda berfikir,dan tidak harus dengan anda,dengan rekan anda yang lain mungkin,asal dia memiliki pengaruh yang besar, karena yang cucu saya butuhkan untuk saat ini adalah perlindungan" ucap habib Muhammad menjelaskan karena melihat Ferdy yang masih terdiam.
Dalam hati nya Ferdy memiliki ribuan pertanyaan,ia tidak mungkin mengambil keputusan ini seorang diri,ia harus berbicara terlebih dahulu pada Devan sang bos, walaupun ia tau tidak akan mungkin Devan menerima persyaratan itu, kalaupun diterima akan dipastikan ialah yang akan diminta untuk menikahi cucu sang pemilik ponpes tersebut.
" Baiklah ustadz saya akan kembali setelah saya berbicara dengan atasan saya, karena saya hanya seorang asisten pribadi nya" ucap Ferdy berterus terang.
" Baik akan saya tunggu, pikirkan baik-baik,saya tunggu keputusan anda tiga hari ke depan, dan satu yang harus anda tau, bahwa cucu perempuan saya adalah seorang wanita bisu dan tuli " ucap habib Muhammad tegas tanpa ada keraguan.
Pernyataan yang baru saja Ferdy dengar terasa sangat mengejutkan pria muda nan tampan itu, sungguh persyaratan yang sangat sulit dan semakin sulit saat tau seperti apa cucu dari habib Muhammad, rasanya kepala Ferdy akan meledak saja.
' Ya Tuhan... yang benar saja aku harus menikah dengan wanita bisu dan tuli? Dosa besar apa yang pernah aku buat di masa lalu, sehingga Engkau memberikan ku hukuman seperti ini ' batin Ferdy meraung.
' tapi untung saja hanya menikah secara siri,jadi bisa pisah kapan saja ' pikiran jahat Ferdy berbicara,lagi pula mana mungkin ia akan rela wajahnya yang tak terlalu kalah tampan dari sang bos harus menikah dengan seorang wanita bisu dan tuli,kalau wajahnya cantik mungkin masih bisa sedikit di tolerir,kalau wajahnya juga buruk bagaimana? Mengingat wanita itu hanya gadis desa.
" Baik ustadz..kalau begitu saya izin undur diri,dan saya akan kembali lagi tiga hari kedepannya, permisi ustadz" ucap Ferdy akhirnya,ia memutuskan untuk langsung kembali ke villa dan berbicara dengan Devan, walaupun ia yakin solusinya hanya akan satu,yaitu dirinya lah yang akan menjadi tumbalnya.
Tapi Ferdy juga mencoba untuk menerima, mengingat Devan pasti akan memberi nya bonus besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Catur Wahyuningrum Ningrum
lanjut thor
2024-06-13
0
Khoirun Ni'mah
yakin banget ya ferdi kalau dia yang akan ditumbalkan,,.. nikah siri mungkin karena Annisa masih dibawah umur
2024-06-12
0