Dengan semangat tinggi Nadia masuk ke rumah besar itu menuju belakang , menanyakan apa yang harus di lakukannya saat ini.
"Maaf bik saya pembantu baru di sini, apa yang bisa saya bantu?'' ucapnya ramah.
"Silahkan neng, kata nyonya neng tugasnya masak,
"Iya bik .
Tak menunggu waktu lagi, Nadia langsung bergelut dengan bumbu dan peralatan dapur.
Ini masakan pertamaku disini, semoga tuan muda suka dengan masakan ku, Amiin.
Setelah selesai, Nadia langsung menatanya di meja makan se rapi mungkin sebelum satu keluarga itu datang.
"Maaf neng kita belum kenalan,nama bibik Narti, panggil aja bik Narti siapa nama neng?''
"Aku Nadia bik ,menerima uluran tangan pembantu setengah baya tersebut.
Setelah semua beres, kini giliran Nadia membantu Bi Narti untuk mencuci peralatan yang kotor.
Tuan dan Nyonya rumah itu keluar dari kamar, mereka langsung menuju meja makan.
Nadia memejamkan matanya saat tuan rumah itu menyendokkan makanan ke mulutnya , karena itu yang akan membawa nasibnya ke depan ,apakah nasib baik yang akan menimpanya ataukah sebaliknya.
"Wah, enak sekali ma, siapa yang masak?'', suara pak Doni.
"Anak baru pa,Namanya Nadia. jawab Bu Widya lembut.
"Anak, memangnya umurnya berapa? ,tanya lagi pak Doni di sela sela makannya.
"Baru 19 tahun.
''Kenapa dia jadi pembantu, apa dia nggak kuliah?'. masih kepo.
''Kuliah pa, nanti, dia disini cuma masak kok pa, setelah selesai membuat sarapan nanti dia langsung kuliah,
Pak Doni hanya manggut manggut.
Melihat respon kedua majikannya yang menyukai masakannya Nadia sangat senang, namun masih ada satu lagi yang akan membawanya ke final.
Ya Allah ternyata benar, dia tuan rumah disini,mati aku, kalau sampai dia tau aku kerja di sini, pasti dia nanti mengejekku di kampus.
Batin Nadia saat melihat cowok tampan itu menyusuri anak tangga.
Dengan susah payah Nadia menelan ludahnya takut kalau semua tak sesuai keinginannya.
"Zal, sarapan dulu.
"Enggak ah Ma, malas nggak nafsu, jawabnya.
"Zal, dicoba dulu, baru bilang nggak nafsu ,ucap Pak Doni sedikit memaksa.
Akhirnya dengan paksaan kedua orang tuanya, tuan mudanya itu pun mengarah ke meja makan, dia menarik kursi lalu duduk, sang mama mengambilkan nasi dan lauk nya, Sedangkan Nadia hanya bisa menatapnya dari dapur.
"Ayo Zal makan, nanti nyesel lo kamu.
Mama ini kenapa sih ngotot banget nyuruh aku makan, biasanya nggak kayak gitu, memang ini masakan siapa? ah makan aja deh, nanti kalau nggak enak ya udahin aja. batin Rizal.
Tuan muda menyantap makanannya, tanpa di sadari, tidak ada protes darinya, dia melahapnya sampai habis.
''Ini masakan siapa kok enak banget, seperti masakan bik Sri, tapi lebih enak ini, batin Rizal.
"Ma, ini masakan siapa?'' tak betah jika hanya membatin saja.
"Masakan Nadia, tu anaknya ada di dapur.
Dengan seketika Rizal menoleh ke arah sang mama saat menyungutkan kepalanya.
Hah, anak itu jadi pembantu di sini, terus dia yang masak makanan ini,wah benar benar nggak nyangka, batin Rizal.
"Kenapa Zal, apa kamu kenal dia? ,tanya mama Widya.
"Dia kan kuliah di kampus kita ma,
"Beneran?'', papa Doni memastikan.
"Iya pa,
"Wah, hebat sekali, papa nggak nyangka lo, ada gadis yang seperti dia.
"Nadia kemarilah.!" Mama Widya melambaikan tangannya, dengan sigap gadis itu berjalan menuju meja makan.
Apa ada kesalahan ya, kenapa aku di panggil segala, batinnya.
''Nama kamu Nadia, Apa kamu Kuliah di kampus XX, ?
Nadia mengangguk ramah.
Setelah mendapatkan rentetan pertanyaan Nadia pun berlalu untuk mandi dan berangkat ke kampus.
Nadia berjalan keluar untuk mencari angkot,
Tak lama angkot berhenti di depannya dan ia pun langsung naik sampai di depan kampus, Nadia langsung berlari, karena hampir telat,
Seperti biasa ia langsung masuk kelas, Sebenarnya Nadia juga enggan duduk bersama Putri yang tak mau bersahabat dengannya , namun itu adalah tempat satu satunya.
Pak Dosen pengajar datang, Nadia sangat antusias mendengar semua penjelasan darinya dari awal sampai akhir.
Setelah kelas usai, Nadia keluar dengan hati yang riang, selain di terima oleh majikan barunya, Nadia pun mengikuti materi dengan lancar, kali ini ia mencari Lilis yang ternyata duduk di taman bersama seorang cowok.
Siapa itu, apa dia pacarnya Lilis, kenapa dia nggak bilang padaku kalau dia punya pacar, ah,aku tanya aja deh, batinnya.
"Lilis,Aku cari ke mana mana ternyata kamu disini?'' basa basi, padahal tujuannya adalah taman.
''Eh, Nadia, iya Nad sorry, aku nggak bilang ke kamu kalau aku disini, O... iya kenalin ini Irfan.
Keduanya berjabat tangan dan saling ucap nama.
Tak sengaja, Nadia melihat Rizal pun ada di sana bersama kekasihnya, siapa lagi kalau bukan Putri.
Sekelebat Rizal pun menatap Nadia dari jauh, bahkan kali ini Rizal beranjak dari duduknya menghampiri Nadia dan Lilis.
''Siang kak, sapa Lilis dan Irfan, tak ada jawaban hanya anggukan kecil dari Rizal.
Namun pandangan cowok itu kini pada wajah Nadia yang belum juga menyapanya, Akhirnya Lilis menyenggolnya berharap Nadia tau apa yang di maskud sang sahabat.
Mati aku, aku harus panggil dia apa, kalau tuan muda aku malu, tapi kalau kakak, nanti dia marah nggak ya? batinnya.
Dengan mengumpulkan semua keberaniannya, Nadia menyapa Rizal dengan sebutan kak.
''Siang kak, ucapnya sedikit gugup, takut kalau panggilan kak itu tak di terima oleh tuan nya.
''Kita kan belum kenalan siap nama kamu, tanya Rizal, yang kini malah mengabaikan Putri yang mematung di belakangnya.
"Namaku Nadia kak ,menjawab dengan ramah, takut kalau Rizal membongkar rahasianya, karena ia nggak mau jadi ejekan satu kampus karena statusnya sebagai pembantu.
Pinter juga ya kamu menyembunyikan sesuatu, batin Rizal.
"Hai, bro aku cari kemana mana ternyata di sini, Kita ke kelas yuk, ada materi tambahan, ucap Deni dari belakang.
Selamat, akhirnya mereka pergi juga, batinnya lega.
Setelah kuliahnya selesai, Nadia langsung pulang, karena saat ini bukan hidup di kos kosan yang seenaknya sendiri melainkan di rumah majikan yang harus bekerja.
Kenapa sangat sulit sekali untuk menjadi orang sukses Ya Allah, apa aku akan kuat untuk menjalani ini semua, Ibu doakan lah aku selalu, hanya doamu sekarang yang akan menguatkanku.
Tak terasa angkot sudah berhenti di rumah mewah,
"Neng rumah nya bagus, kok naik angkot sih.?'' tanya salah satu penumpang.
Nadia hanya membalasnya dengan senyuman ,tak mungkin jika ia mengatakan kalau ia hanya pembantu di rumah itu.
"Sudah pulang neng? bik Narti
"Sudah bik, ada yang bisa saya bantu?
"Enggak usah neng, kamu istirahat aja dulu, nanti kalau waktunya memasak bibik panggil.
"Iya bik.
Nadia masuk kamar lalu merebahkan tubuhnya, itung itung menjernihkan fikiran setelah bergelut dengan materi di kampus dan sebelum bergelut dengan bahan dapur.
Memang tugas nya yang utama di situ memasak, tapi jika bik Narti butuh bantuan Nadia juga akan membantunya, selain bik Narti juga ada pembantu yang lain, namaya bik Minah, cuma, dia pulang kalau sudah sore, Ada juga beberapa tukang kebun, satpam serta supir di keluarga tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Author comell
bagus kak ceritanya, terlalu rengkat atau gak ada spasinya jadi kaya bingung gitu,
Terus klo dialog awalnya pake tanda petik akhirnya juga ya..
semngat kak, maaf klo banyak omong
2020-08-27
3