Setelah jam kuliah selesai, Nadia kembali mencari Lilis yang belum nongol batang hidungnya, karena belum juga muncul, ia memilih pergi ke taman untuk menghilangkan kejenuhan.
Akhirnya kamu datang juga.
"Nad, kamu pulang sendiri ya, soalnya aku langsung ke cafe, kamu nggak apa apa kan?''
"Nggak apa apa Lis, lagian aku sudah hafal kok jalan pulang.'' Ucapnya yang di iringi dengan senyuman.
Ada angkot yang berhenti dan ternyata menuju cafe tempat Lilis bekerja.
"Aku duluan ya Nad.''
Da... da...
Angkot yang di naiki Lilis pun berlalu, kini tinggal Nadia sendiri yang nunggu.
Karena itu kampus yang sangat ternama, tak banyak yang naik kendaraan umum, kebanyakan mereka di jemput, pulang pergi naik mobil.
Lama sekali tak ada angkot yang lewat, lagi lagi Nadia merasa bosan, dan memilih berjalan.
Tak lama kemudian ada mobil sport mewah berhenti di belakangnya.
Nadia menoleh dan langsung membelalakkan matanya melihat siapa yang turun dari mobil tersebut.
Gawat gawat gawat.... siap siap kamu Nad.
Ingin rasanya berlari sekencang kencangnya untuk menghindari pria itu, tapi tak mungkin karena jarak mereka sudah terlalu dekat.
"Maaf kakak mau apa?'' ucapnya dengan bibir gemetar menahan takut.
"Kamu nggak tau siapa aku?''
"Tau, kakak anak pemilik kampus, aku minta maaf atas kelakuanku tadi kak, aku baru tau.'' Jawabnya semakin lugas.
Tak banyak yang mereka bicarakan, pria itu terus menatap wajah ayu Nadia yang terlihat masih ketakutan.
Setelah puas memandang, kini Rizal pun berlalu.
Selamat, rasanya jantungku mau copot, Ya Allah semoga aku nggak melakukan kesalahan lagi, benar kata paman, tak gampang hidup di sini.
Tak berselang lama, angkot berhenti di samping Nadia, tak mau membuang waktu, Nadia pun masuk, mungkin kosan adalah tempat yang aman baginya saat ini.
Setelah sampai Nadia langsung berinisiatif untuk memasak dan membersihkan kamar mereka, itung itung membalas jasa Lilis yang sudah baik padanya.
"Assalamualaikum.'' sapa Lilis saat pulang.
"Waalaikum salam.'' Sahut Nadia dari dalam.
''Wah, kamu masak Nad, memangnya kamu bisa?'' nada meremehkan.
''Lis, jangan remehin aku, ya bisalah, jadi selama aku belum dapat kerja, aku akan masak untuk kamu, jadi kita nggak usah beli makanan, kan lebih hemat.''
''Maaf ya Nad, di tempatku juga belum ada lowongan, tadi aku nanya sama pak manager, katanya belum bisa menerima satu orang pun, karena sudah penuh.''
"Nggak apa apa Lis, aku juga akan nyari kok, jadi pembantu juga nggak apa apa, yang penting aku bisa kuliah.
"Besok aku akan nanya sama teman aku, siapa tau mereka membutuhkan pembantu, mereka kan orang orang kaya.''
"Kamu nggak malu, Nad?''
"Untuk apa malu yang penting halal dan aku bisa kuliah itu saja Lis.
"Ya sudah kalau begitu, nanti aku nanya juga deh sama temanku.
"Ayo makan keburu dingin.''
Sebenarnya aku juga sedikit malu Lis menjadi pembantu, tapi demi kuliah aku akan lakukan apa saja, supaya cita citaku tercapai, dan aku juga nggak mau membebani ibuku Lis, karena beliau sudah tua. batinnya.
Di seberang sana,
Ada yang lagi pacaran, makan malam bersama di restoran mewah.
"Sayang kamu mau makan apa?'' Putri.
"Samakan sama kamu saja.''
Rizal dan Putri yang lagi makan malam romantis, mereka sudah pacaran lama, mereka saling berkenalan saat ada pertemuan kedua keluarganya, karena memang kedua orang tua mereka rekan bisnis.
Putri juga anak orang yang tersohor, Putri langsung menyukai Rizal saat pertama kali mereka bertemu.
Di kediaman Doni Pratama...
"Ma, apa Rizal belum pulang?'' pak Doni.
"Belum pa?'' memang ada apa lagi sih.
"Nggak, ma, papa cuma ingin tau saja.''
"Pa, besok Bik Sri mau pulang kampung katanya nggak balik lagi, kita harus secepatnya cari pengganti bik Sri.''
''Iya, nanti cari saja di tempat penyalur asisten rumah tangga, kan banyak.''
"Tapi pa, cari pembantu seperti bik Sri itu sangat sulit, dia itu sangat sabar dan bisa memasak kesukaan Rizal.'' Mama Widya mulai khawatir.
"Ya sudah papa akan ikut cari pengganti bik Sri secepatnya, mama tenang saja.''
Mama Widya sangat lega mendengar ucapan sang suami.
Di rumah mereka memang banyak pembantu, tapi untuk urusan masak memang mereka memilih bik Sri, karena dari semua pembantu hanya makanan dari bik Sri yang akan di makan oleh Rizal.
Ceklek.
Pintu utama terbuka.
"Ma, Pa Rizal pulang.''
"Baru pulang Zal?''
"Iya pa.''
"Kamu dari mana saja?'' tanya Pak Doni dengan penuh ke seriusan.
"Habis makan di luar sama Putri, tapi masih lapar soalnya makanannya nggak enak.''
''Ya sudah ma, pa, Aku ke kamar dulu ya.''
Rizal berlalu ke kamarnya yang ada di lantai dua, kamar yang sangat luas dan mewah, Rizal membersihkan diri kemudian merebahkan tubuhnya di ranjangnya yang sangat besar,
Rizal memejamkan matanya, dan beralih kedunia mimpinya dan lagi. melupakan perutnya yang meronta.
Keesokan harinya...
"Tuan, Nyonya, saya pamit dulu, maafkan saya, kalau saya selama ini banyak salah di rumah ini, Bik Sri pamit.
"Enggak bik, kami yang seharusnya minta maaf, kalau selama bibi bekerja disini,
kami pernah menyinggung atau memarahi bibi.'' Bu Widya.
"Kami sangat berterima kasih pada bibi karena selama ini sudah banyak membantu di rumah ini.'' pak Doni.
Bu Widya memberi gaji dan pesangon untuk bik Sri.
Mereka adalah keluarga yang sangat baik, meskipun mereka orang kaya, tapi mereka tidak sombong dan menghargai orang lain meskipun pembantu.
Rizal turun dari kamar untuk sarapan, karena bik Sri pulang sangat pagi, jadi tidak sempat memasak.
Rizal duduk di meja makan dan mengambil nasi serta lauk.
Mama Widya yang melihatnya, mengernyitkan dahinya saat Rizal memasukkan makanan ke mulutnya, dugaan mama Widya memang tak pernah salah, Rizal langsung berhenti setelah makan satu suap.
Itulah Rizal, dari kecil yang sangat susah makan, tapi semenjak bik Sri yang masak Rizal jadi selera, tapi kini kembali lagi, dengan sifatnya dulu.
Bik sri sudah ikut bu Widya sejak Rizal berumur 5 tahun, dan bik Sri di ambil dari jasa penyalur asisten rumah tangga, dan kini umur Rizal sudah 24 tahun, jadi bik Sri kurang lebih 19 tahun bekerja di rumah pak Doni.
" Ma, ini masakan siapa? kok rasanya beda sih,''
Mama Widya hanya tersenyum kecil.
"Itu masakan bik Narti sayang, sekarang bik Sri sudah pulang kampung, dan nggak balik lagi, jadi kamu harus belajar makan masakan orang lain, tapi kamu nggak usah khawatir nanti mama akan mencari pembantu yang jago masak seperti bik Sri.''
"Kamu Zal, balik lagi kekanak kanakannya.'' papa Doni.
Bersambung!
Sampai jumpa lagi....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Nurhaedah Syarif
nyimk ajh
2023-06-14
0
Dhevy yuliana
mampir di karya-karya ku yuk judulnya" Suami Dingin Itu Adalah Guruku dan Story of Yulianika" matur Suwin
2022-02-05
1
Muhadi Wijaya
👍👍👍
2021-12-25
0