Langit

Satu bulan sebelumnya

Hujan deras mengguyur kota metropolitan Jakarta siang itu. Di tengah derasnya hujan dan angin yang menderu, satu sambaran petir berkekuatan jutaan volt tiba-tiba menggelegar menghantam puncak Langit Tower dan meninggalkan berkas cahaya terang yang bisa dilihat bahkan sampai di kejauhan.

Langit Tower sendiri adalah salah satu gedung pencakar langit tertinggi di kota metropolitan tersebut, walaupun mungkin tak setinggi Menara Petronas di Malaysia ataupun Burj Khalifa di Dubai, namun desainnya yang elegan dan terkesan futuristik sungguh membuat orang betah berlama-lama mengagumi bangunan raksasa nan megah menawan tersebut.

Langit Tower di rancang dan dibangun oleh tangan dingin seorang arsitek terkenal asal Amerika Serikat bernama Adrian Smith yang dikenal juga sebagai seorang arsitek jenius yang merancang gedung-gedung pencakar langit terkenal seperti Burj Khalifa, Jin Mao Tower dan Trump International Hotel and Tower milik pengusaha sukses sekaligus Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Setidaknya membutuhkan waktu enam tahun untuk mendirikan Langit Tower dan setelah gedung tersebut berdiri, waktu yang dihabiskan tersebut terasa cukup pantas untuk sebuah mahakarya yang megah dan menakjubkan. Bayangkan saja, jika malam tiba jutaan lampu dan pemancar sinar laser berteknologi tinggi yang terpasang di garis-garis badan bangunan tersebut akan berpendar dan berganti-ganti menari dengan begitu indahnya memanjakan mata.

Sementara di siang hari, sudut-sudut bangunan megah tersebut dapat berputar sedemikan rupa mengikuti pergerakan matahari sehingga para penghuni di dalamnya bisa senantiasa merasakan hangatnya sinar mentari dan selalu mendapat pemandangan yang selalu berganti dan tidak pernah membosankan.

Selain itu juga di dalam gedung Langit Tower terdapat setidaknya tiga buah kolam renang, lima buah taman gantung yang berisi berbagai tanaman eksotis dan juga sebuah aquarium air laut raksasa yang berdiri menjulang gagah dari lantai pertama hingga ke lantai sembilan! Benar-benar fantastis dan luar biasa bukan?

Langit Tower pada dasarnya merupakan sebuah gedung megah yang berfungsi sebagai areal perkantoran dimana didalamnya juga terdapat berbagai perusahaan elit berkelas internasional. Semua perusahaan itu sendiri dengan berbagai bidang pekerjaan yang digeluti, pada hakikatnya masih berdiri dan bernaung dibawah naungan payung sebuah perusahaan raksasa Internasional bernama Langit Corporation.

Dan kini, disalah satu ruangan di puncak tertinggi Langit Tower, seorang pria paruh baya nampak berdiri memandang keluar jendela dengan wajah yang muram. Umur sang pria pada dasarnya belumlah begitu tua, sekitar pertengahan empat puluhan. Berkumis jangut dan berbadan tegap serta memiliki tatapan tajam setajam rajawali. Sang pria saat itu mengenakan setelan mewah berwarna abu-abu keluaran Hermes London, sementara di kedua belah tangannya berbagai cincin emas bertahtakan berlian jamrud dan ruby nampak berkilau menghiasi jari jemari sang pria yang terlihat sesekali bergerak lincah memainkan cerutu kuba berbau sengak yang sedari tadi dihisapnya.

Jika dilihat dari penampilan serta ruang kerja mewahnya yang berada di puncak Langit Tower tersebut, tentu sudah bisa diperkirakan kalau pria ini tentunya bukanlah seorang pria yang biasa-biasa saja. Benar, pria ini bukanlah pria sembarangan seperti orang kebanyakan. Pria inilah sang pemilik gedung Langit Tower beserta segala isinya. Boss besar Langit Corporation beserta seluruh anak perusahaannya. Dialah Jefri Kalangit, pengusaha sukses asal indonesia yang kemudian bertransformasi menjadi seorang multi miliarder dunia yang menjadi sorotan berbagai pihak akhir-akhir ini karena sepak terjangnya di dunia bisnis yang dinilai sangat agresif.

Begitu besarnya pengaruh seorang Jefri Kalangit dikalangan para pebisnis dunia, sehingga majalah Time bahkan pernah memasukan nama sang pria yang berasal dari sebuah kota kecil bernama Bitung ini sebagai salah satu “Pria Paling bepengaruh di Asia” pada salah satu artikel khusus edisi musim panas majalah tersebut.

Pada awal karirnya, Jefri Kalangit hanyalah seorang pengusaha travel dan biro perjalanan wisata biasa. Seiring berjalannya waktu, usahanya kemudian berkembang dengan pesat sampai merambah ke bidang transportasi, industri baja, pertambangan, industri farmasi hingga menjadi supplier bahan baku persenjataan dan peralatan militer kelas dunia!

Semua hasil yang diperoleh tersebut jelas melewati suatu proses yang teramat panjang dan menyakitkan, namun berkat kerja keras serta kegigihan yang dimiliki, kesuksesan dan gelimang harta akhirnya dapat diraih dalam genggamannya.

Jefri Kalangit kembali menghisap cerutu kubanya dan menghembuskan asapnya tinggi ke langit-langit. Dihembuskannya asap tebal tersebut dengan keras seakan hendak turut mengeluarkan kegundahan yang saat itu tersimpan dan menyesakkan rongga dadanya.

“Masuk…”

Tanpa memalingkan wajahnya, sang pemilik Langit Corporation bersuara keras kala mendengar pintu ruang kerjanya diketuk oleh seseorang. Pintu pun terbuka dan seorang pria bule bertubuh tinggi besar berjas hitam dan berkacamata dengan warna senada nampak memasuki ruangan.

Usia sang pria ditaksir akhir tiga puluhan, memiliki wajah dan rahang yang kokoh keras serta mempunyai sorot mata yang sangat tajam. Di masa lalu nya, sang pria perlente berdarah peranakan Rusia-Italia ini dikabarkan pernah menjadi seorang anggota baret merah pasukan elit SPETSNAZ, Satu pasukan elit khusus negara Rusia yang memiliki keahlian dalam menghadapi teror dan infiltrasi di negara musuh. Pasukan elit Spetsnaz ini dari dulu bahkan sampai sekarang merupakan satu momok yang sangat memusingkan negara-negara anggota NATO dalam usahanya menegakkan kedamaian di semenanjung Balkan.

Pria bule bertubuh kekar ini adalah tangan kanan dan orang yang paling dipercaya oleh Jefri Kalangit dalam mengatasi masalah dan persoalan-persoalan yang dianggap khusus. Mario Kaontole, demikian orang-orang memanggil namanya.

“Selamat siang Boss, maaf sudah membuatmu menunggu lama..” ucap sang pria bule dengan menggunakan bahasa Indonesia yang cukup lancar.

Jefri Kalangit menganggukan kepala sembari kemudian mengetuk pelan abu cerutunya ke pinggiran asbak.

“Bagus kau sudah bisa datang… jadi To the point saja Mario, bagaimana dengan urusan barang kita yang terjatuh di perairan pulau Serena? apakah orang kita sudah berhasil mendapatkannya?”

“Maafkan saya Boss, nampaknya saya datang membawa kabar yang kurang menyenangkan. Orang-orang kita disana tidak ada yang sanggup untuk mengambil barang tersebut saat ini. Keahlian dan peralatan yang mereka punya, rupanya tidak memadai untuk melakukan penyelaman di daerah seperti itu…”

Wajah sang pemilik Langit Corporation terlihat semakin mengelam, tanpa sadar diremasnya cerutu yang berada pada selipan jarinya dengan genggaman kuat.

“Apa kau bercanda Mario? apakah kau tahu berapa total harga barang tersebut secara keseluruhan? Dan apakah kau juga menyadari betapa berbahayanya barang tersebut jika sampai terjadi kebocoran atau sampai terpapar langsung dengan air laut?”geram Jefri Kalangit.

“Saya tahu Boss, saya sangat mengerti! Oleh karena hal itulah mengapa saya katakan bahwa orang-orang kita tidak seorangpun yang mampu dan memiliki kompetensi untuk melakukan tugas ini. kita butuh bantuan pihak luar…”

“Itu jelas tidak mungkin! Aku tidak ingin sampai media tahu hal ini! Coba kau pikirkan bagaimana reaksi publik jika tahu ada bahan radioaktif berbahaya milik perusahaan kita yang tanpa sengaja terjatuh di perairan? Perusahan kita akan di tuntut dan kita akan mengalami kerugian yang luar biasa!”

“Itulah letak persoalannya Boss! Tidak ada seorang pun orang kita yang berani untuk mengambil barang tersebut karena mereka takut terpapar bahaya radioaktif! Kemudian lagi, barang tersebut juga jatuh tepat ke dalam ceruk Serena yang notabene belum pernah di masuki dan diselami orang sebelumnya! Butuh orang-orang ahli dan peralatan selam khusus untuk bisa memasuki ceruk tersebut…”

“Apa memang segawat itu situasinya?”

“Begitulah keadaannya Boss, namun jangan khawatir, saya rasa saya tahu orang-orang yang paling tepat dan bisa diandalkan untuk pekerjaan berbahaya seperti itu…” ucap Mario Kaontole sembari mengusap dagunya.

Jefri Kalangit menatap dengan saksama wajah pembantu kepercayaannya ini.

“Siapa orang-orang yang kau maksud? Apa kau bisa jamin mereka bisa mendapatkan kembali barang kita yang sangat berharga tersebut?”

“Saya jamin mereka pasti bisa Boss, apa Boss pernah mendengar tentang operasi penyelaman untuk pengangkatan tabung fusi nuklir akibat bencana reaktor Fukushima Jepang beberapa waktu lalu? atau tentang proses evakuasi ekspedisi penyelaman ke palung Mariana yang gagal baru-baru ini?”

“Ya, aku menontonnya di televisi beberapa waktu yang lalu. Kalau tidak salah yang melakukan operasi penyelaman berbahaya tersebut adalah kru sebuah kapal kecil bernama The Promise Dream atau semacamnya...”

“Tepatnya The Promise Land Boss, sebuah kapal ekspedisi penelitian bawah laut dimana Kapten kapal dan para kru kapal nya adalah orang-orang yang sangat terlatih dalam hal kegiatan menyelam pada kondisi dan keadaan super ekstrim. Mereka juga adalah satu-satunya pihak yang memiliki perlengkapan menyelam paling lengkap dan paling mutakhir saat ini…”

Jefri Kalangit nampak mengerutkan keningnya pertanda sedang berpikir keras.

“Ya, Kau benar Mario, Aku ingat sekarang! The Promise Land… Itu nama kapal mereka…! reputasi dan keahlian bawah laut mereka memang terpercaya dan tak perlu diragukan lagi. Aku sendiri pernah melihatnya di layar kaca, namun apakah mereka bisa dipercaya dan mampu memegang rahasia? Aku khawatir mereka malah akan membuat kekacauan nantinya…”

“Saya jamin tidak Boss, saya cukup memahami orang-orang seperti mereka dan saya pun cukup yakin bahwasanya mereka cukup professional dalam bekerja..”

“Ya mudah-mudahan saja begitu… uang bukanlah suatu masalah bagiku sepanjang mereka mampu bekerja dengan baik tanpa membuka mulut ke media massa” sambung Jefri Kalangit.

“Percayakan saja semuanya ke saya Boss, saya sangat yakin kalau mereka pasti bisa menemukan serta membawa kembali barang kita yang terjatuh di ceruk Serena itu…”

Mendengar penuturan sang tangan kanan, ketegangan di wajah Jefri Kalangit yang semula terlihat jelas pun perlahan mulai mengendur.

“Baiklah aku percaya padamu, kuserahkan tugas ini sepenuhnya ke tanganmu. Cari dan bawa kemari orang-orang tersebut secepatnya. Tapi berhati-hatilah dan bergegaslah! Aku tidak ingin kau berlama-lama dan yang terlebih penting lagi kutekankan, aku tidak ingin operasi kita ini sampai bocor ke tangan media! Berapapun biaya yang dibutuhkan keluarkan saja! Yang penting urusan ini bisa diselesaikan secepatnya!”

“Siap Boss, akan saya bawa mereka kemari secepatnya” ucap sang pria bule sebelum membungkuk hormat dan berlalu keluar ruangan meninggalkan sang pemimpin Langit Corporation yang nampak kembali tenggelam dalam kepulan asap tembakaunya yang semakin tinggi membumbung memenuhi ruangan kantor mewahnya tersebut.

* * *

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!