"Karina Larasati Kusuma adalah anak dari bos stasiun tv di mana si berengsek bekerja."
Reksa memberikan bukti kepada Ahlam, Apang dan juga Dalla sebelum pernikahan Agam berlangsung. Wajah ketiga pria itu memerah menahan marah. Terlebih Dalla yang begitu marah sampai menggebrak meja.
Keluarga tahu jikalau hubungan Dalla dan Aqis sedikit renggang karena Dalla menyuruh Aqis berpisah dengan si berengsek. Dalla melakukan itu karena dia tidak ingin melihat sang adik terluka lebih parah. Sekarang saja, hati Aqis sudah begitu tersiksa. Dibohongi terus-terusan dengan alasan pekerjaan.
"Cinta Aqis terlalu besar sampai dia mengabaikan hal kecil yang sebenarnya kode untuknya menyudahi hubungan itu." Reksa menjelaskan.
"Salah satu orang yang sulit untuk dinasihati, adalah orang yang tengah dimabuk cinta."
Balasan Dalla membuat tiga orang lain di sana menoleh. Mereka setuju dengan apa yang dikatakannya.
Aqis memang termasuk ke dalam manusia keras kepala. Bukan hanya ketiga kakaknya yang sudah menasihati, kakak sepupunya saja yang bermulut pedas sudah turun tangan, tapi tetap Aqis tak mendengar.
"Jalan satu-satunya bawa Aqis ke acara resepsi. Supaya dia lihat sendiri dan percaya kalau lelaki yang dia cintai itu berengsek." Apang mengide.
Agam Samudera memang dari kalangan biasa. Tapi, itu bukan faktor yang membuat ketiga kakak lelaki Aqis tak memberi restu. Ada hal yang selalu mereka pantau dari kejauhan. Semakin ke sini lelaki yang menjadi kekasih Aqis semakin tak beres. Itulah yang membuat mereka menahan restu.
.
Mati-matian ku membelamu
Di depan mereka
Walau sakit tetap ku percaya
Kau beda dari lainnya
Air mata tak berhenti menetes. Berkali-kali Aqis menyeka pipinya yang basah. Sakit sekali hatinya dibohongi seperti ini. Dia tidak menyangka lelaki yang dia bela sekuat tenaga malah menyakiti tanpa naluri.
Helaan napas kasar keluar dari mulut Aqis. Mencoba untuk mengatur hatinya yang masih terasa sakit. Memorinya kini berputar ke setiap kejadian di mana Agam selalu mengingkari janjinya dengan alasan tugas di luar kota.
"Mereka sudah merajut kasih satu setengah tahun."
Aqis tersenyum perih ketika teringat ucapan sang Abang. Agam telah berubah lebih dari satu tahun ini. Mereka berdua memang pacaran. Namun, Agam seakan tak memiliki waktu untuk Aqis. Selalu memiliki alasan jika Aqis ingin bertemu.
"Bodoh lu, Qis! Bodoh!"
Air mata kembali jatuh. Agam adalah cinta pertama untuk Aqis. Di mana Aqis banyak berharap kepada Agam. Dia jugalah yang membuat hati Aqis patah dan hancur berkeping-keping, dikhianati dengan begitu sadisnya.
Suara pintu kamar terbuka terdengar. Aqis menoleh dan bayang sosok tegap mampu Aqis lihat.
"Hanya satu hari Baba ijinkan kamu untuk menangisi lelaki itu."
Suara yang begitu tegas, tapi juga penuh kelembutan. Anggukan kecil Aqis berikan kepada Baba Radit.
Rumah Baba Radit dan Bubu Echa memiliki satu kamar khusus untuk para keponakannya menumpahkan kesedihan. Kamar di mana mereka bebas berteriak dan menumpahkan segala isi hati mereka. Namun, kamar itu memiliki waktu terbatas untuk ditempati, yakni hanya 1x24 jam.
Baba Radit duduk di samping sang keponakan. Menatap Aqis dengan begitu dalam. Seketika Aqis berhambur memeluk tubuh Baba Radit dan tangisnya kembali pecah.
"Tuhan itu maha baik. Sebelum kamu terikat dengannya, Tuhan sudah menunjukkan faktanya."
"Aqis bodoh ya, Ba. Aqis--"
"Jangan bilang seperti itu," potong baba Radit.
Baba Radit memundurkan tubuh Aqis dan mengusap wajah Aqis yang sudah basah.
"Terkadang cinta itu bisa membuat logika tak bekerja dengan semestinya. Dan selalu mengikuti apa kata hati yang belum tentu benar."
Baba Radit akan selalu menjadi tempat curhat para keponakannya. Dia yang memang pernah menjadi psikiater tahu apa yang harus dia lakukan dan katakan tanpa men-judge. Tanpa mereka sadari jika Baba Radit telah memberikan obat mujarab untuk luka yang mereka terima.
"Waktu kamu tinggal dua jam lagi, ya. Setelah itu, sudahi tangisan kamu," jelas baba Radit dengan begitu serius.
"Percayalah, Tuhan telah menyiapkan seseorang yang ribuan kali lebih baik dibandingkan dia."
Hati Aqis menghangat seketika. Dia tersenyum mendengar ucapan sang baba. Ketenangan mulai Aqis dapatkan. Anak bungsu Aska pun kembali memeluk tubuh sang paman dengan begitu erat.
"Terimakasih, Ba."
Ponsel Baba Radit berdenting. Setelah membuka pesan yang masuk. Dia meninggalkan Aqis disisa waktu berdiam di kamar itu.
Aqis memejamkan mata setelah baba Radit pergi. Bayang wajah Agam masih melekat di kepala. Namun, dia begitu yakin jika dia mampu move on dari lelaki pengkhianat itu. Dan yang kini ada di kepala Aqis adalah sang kakak pertama. Lelaki yang pernah dia benci dan dia jauhi.
"Mas Dalla," gumamnya.
Aqis segera menghidupkan ponselnya yang hampir seharian ini dia matikan. Banyak sekali pesan dari kedua kakak lelakinya yang sangat mengkhawatirkannya. Belum lagi pesan dari dua kakak sepupunya, Agha dan juga Ghea. Namun, tidak ada pesan dari Dalla dan itu membuat hati Aqis terasa sakit.
"Apa Mas benci Aqis?"
.
Agam dan Karina direncanakan akan berbulan madu ke Bali. Laporan itu sudah masuk ke dalam ponsel ketiga kakak Aqis. Dendam masih ada di hati mereka.
"Kalian gak perlu ngotorin tangan," ujar Dalla kepada Apang dan Ahlam.
"Temani Ellea dan si little twins," ucapnya pada Ahlam
"Selesaikan kerjaan yang masih banyak," lanjutnya kepada Apang.
Jika, sudah seperti itu pasti ada hal yang sudah direncanakan oleh Dalla. Diamnya Dalla bukan lemah, tapi dia memang bukan orang yang senang mencari masalah. Akan tetapi, jika ada orang yang menyenggol dirinya. Taringnya pasti akan keluar.
Tibanya di Bali, Dalla tak lantas mendatangi apartment sang istri. Dia malah mendatangi sebuah resort mewah khusus untuk berbulan madu.
Penjaga resort itu menunduk hormat pada Dalla. Pria tampan yang biasanya menebarkan senyum, kini terlihat berbeda. Dua orang berbadan kekar sudah menunggunya dan menunjukkan sebuah kamar.
Tanpa bersusah payah, kamar itu mampu Dalla buka dan adegan dewasa dia lihat. Di mana sang lelaki sedang menunggangi kuda betina tanpa menggunakan sehelai kain pun.
Tangan Dalla menarik bahu lelaki itu hingga terjengkang ke belakang. Bukan hanya lelaki itu yang terkejut. Si wanita yang sedang merem melek pun menganga tak percaya.
"Bugh!"
Bukan hanya satu kali Bogeman mentah itu Dalla layangkan. Dalla seperti dirasuki setan ketika menghajar wajah dan tubuh Agam.
"Sudah!"
Karina pun menjerit karena sang suami sudah tak berdaya dengan wajah yang sudah tak berbentuk. Namun, Bogeman mentah itu tak berhenti. Hingga tubuh Dalla ditarik dengan penuh tenaga oleh Karina yang masih boegil.
"Saya akan laporkan kamu--"
Dalla melemparkan sebuah kartu nama ke wajah Karina dengan wajah yang masih penuh emosi.
"Ghaldan Abdalla," gumam Karina dengan wajah begitu terkejut.
Nama yang begitu terkenal di Bali. Seorang pengusaha muda resort dan villa mewah, tapi tidak pernah terekspose ke media.
Dua orang berbadan kekar masuk dan langsung menarik paksa tangan dua manusia boegil yang sudah tak bisa melawan.
"Pastikan semua resort dan villa di Bali tidak menerima mereka berdua!"
...***To Be Continue***...
Boleh minta komennya? Banyakin dong ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Ray Aza
nurani kali... 😁
2024-09-01
1
Khairul Azam
nah itulah mengapa cinta boleh tp jgn bodoh, cinta boleh tp jgn sepenuhnya memberi hati orang yg kita cintai, krn manusia mudah berubah dan ingkar
2024-08-03
0
Anonymous
ini adegan sbelum resspsi y
2024-07-02
0