Dengan mata berat yang masih terpejam, perlahan Anindita membuka mata nya dilihat nya jam dinding. Mata Anin melotot kaget. Telat! Pikirnya. Jam sudah menunjukan pukul 07.00 pagi. Dia masuk kerja pukul 07.30. Karna akan ada breeping dengan para karywan. Jarak dari apartement ke restaurant yang cukup jauh sudah pasti ia akan telat. Ya walau dia seorang manager dia akan selalu disiplin untuk mencontohkan terhadap karywan nya. Tapi tidak untuk hari ini. Karna semalam ia bergadang untuk menyelesaikan skripsi kuliah nya agar segera di ACC.
Langkah Anindita semakin cepat untuk memasuki restaurant dilihat nya para karywan sedang berbaris rapi layak nya menanti tuan putri yang di tunggu-tunggu. Dengan seyum malu Anindita menyapa mereka.
" Selamat pagi " sapa nya tersenyum ramah.
" Selamat pagi bu " jawab mereka bersama dengan senyum ceria. Ya semenjak Manager di pimpin Anindita para karywan semakin bersemangat untuk bekerja, karna sifat Anindita yang ramah dan lembut tapi tegas membuat karywan nya kagum dan menyukai nya. Dan semenjak itulah pemasukan restaurant "Cimoni" ramai berkunjung dan pemasukan pun melejit dengan dahsyat. Omset pendapatan setiap hari nya bertambah menjadi tiga kali lipat dari biasanya.
Breeping sudah dimulai seperti biasa Anindita dengan nada bicara lembut, bijak tapi tegas, mengarahkan karywan nya untuk bekerja dengan baik, memberikan pelayanan yang baik dan ramah. Tidak lupa Anin memperingatkan agar bekerja profesional tidak menghubungkan antara masalah pribadi ke dalam pekerjaan. Dan tak lupa sang manager yang unik ini mengharuskan karywan nya untuk selalu tersenyum. Karywan hanya mengangguk kan kepala sebagai tanda mengerti.
" Dan info penting selanjutnya hari ini kita akan kedatangan pemilik Restaurant ini. "
Deg!
" Apa? " Ucap Karywan bersama-sama, Tuan Muda akan datang? Tanya mereka pada diri sendiri, ya mereka sangat kaget jantung mereka dirasa akan meloncat meninggalkan sang pemilik raga tanpa seizin nya. Bagaimana ini? Itulah pertanyaan yang mereka tanyakan dalam diri mereka. Tuan muda yang tampan tapi menakutkan akan berkunjung. Mereka harus menyambut nya dengan baik. Bentuk farmasi apa yang cocok untuk menyambut tuan muda? Tentu dengan bentuk farmasi yang bagus dan elegan! Pikir mereka. Ya hanya dengan menyambut nya saja membuat mereka frustasi, arrrghhh jerit mereka dalam hati. Para karywan sibuk dengan pikiran nya masing-masing.
Anindita yang sedari tadi memandang wajah dari masing-masing karywan nya dengan tatapan aneh dan bingung. Karna terlihat jelas gurat ketegangan di wajah mereka.
"Ada apa dengan kalian? Apa ada yang kalian khawatirkan?"
" Tidak ada " jawab nya dengan cepat secara bersamaan.
Anindita mengerutkan kening nya. Merasa aneh dengan jawaban karywan nya.
" Yakin kalian tidak apa-apa? "
" kami tidak apa-apa, tidak ada yang kami khawatirkan. " Ucap salah satu karywan meyakinkan padahal kenyataan nya ia gugup dan gemetar tapi untuk meyakinkan Manager nya ia berbicara dengan tenang dan lugas berharap sang Manager tidak banyak bertanya lagi. Apalagi menyangkut tuan muda nya. Mana ada yang berani menceritakan sang Raja pemilik Restauran yang tampan tapi menakutkan itu? meskipun wujud nya tidak nampak dihadapan mereka. Membayangkan nya saja sudah membuat bulu kuduk mereka berdiri.
" Baiklah. Saya akhiri breeping kita hari ini. Slamat bekerja dan smangat " ucap nya dengan penuh senyum riang.
" Smangaaat " Ucap mereka bersama-sama melayangkan satu tangan nya ke atas.
" Ah ya. Tuan Muda akan datang saat jam istirahat. Persiapkan dengan baik " Ucap Anindita dengan tegas
" Baik "
__***__
Dikampus
Di ruangan yang tertutup yang hanya ada beberapa orang saja, Vano sedang sibuk merevisi hasil Skripsi nya karna ada sedikit kesalahan. Sehingga tidak bisa untuk di ACC. Tiba-tiba kepala nya merasa pusing berat terasa terhantam batu besar, konsentrasi menghilang seketika, otot nya melemah tubuh nya lunglai.
" bruuuuuk.. " Vano terjatuh ke lantai
Sahabat Vano yang sudah terbiasa akan keadaan Vano seperti ini segera menghubungi supir pribadi Vano dan tak lupa ia mengabari Dokter pribadi Vano.
Mereka yang menyaksikan kejadian tersebut panik tak percaya. Bagaimana bisa Vano yang terlihat gagah dan sehat tiba-tiba jatuh pingsan tak berdaya?
" Jangan ada yang berani menyebarkan kejadian hari ini terhadap siapapun. Termasuk Anindita. Mengerti! " Ucap Exel lantang dan tegas.
Mereka gugup menganggukan kepala tanda mengerti.
Vano di bawa ke dalam mobil melewati taman belakang kampus karna memang ini jalan yg terbilang sepi di area kampus.sahabat nya tahu Vano tidak ingin teman-teman yang lain mengetahui kondisi Vano yang sebenarnya. Tapi tidak untuk seseorang disana. Tanpa Exel ketagui, seseorang melihat Vano dalam keadaan pingsan di bawa ke sebuah mobil dengan pengawalan ketat. Terlihat jelas ketidakpercayaan nya atas apa yang dilihatnya. Segera ia merogoh ponsel dari tas nya untuk menghubungi seseorang.
" Bagaimana kondisi Vano dokter? " Tanya Mama khawatir.
Dokter lucky menarik nafas pelan, ini yang ia khawatirkan selama ini, Karna tuan muda Vano tidak menurutinya untuk rajin melakukan kemoterapi. Vano tidak mengikuti jadwal yang telah dokter buat. Vano hanya menjalankan kemoterapi ketika dia mulai merasakan tubuh nya melemah. Kenapa? Karna Vano mulai putus asa. Putus asa dengan kemungkinan buruk yang akan terjadi. Putus asa dengan kemungkinan penyakit yang tidak akan sembuh, karena sudah dua tahun ia rajin mengikuti kemoterapi sesuai apa di jadwalkan dokter. Tapi tidak untuk sekarang. Vano lelah, lelah dengan keadaan. Lelah dengan penyakit yang tak kunjung sembuh. Hanya satu penyemangat dalam hidup nya yaitu Gadis nya Anindita Valency. Dia alasan Vano agar tetap bertahan hidup.
Dengan berat hati Dokter lucky menjawab
" Kondisi Tuan Muda Vano sedikit memburuk nyonya. Sel-sel yang bersifat Abnormal mulai bertumbuh banyak di dalam tubuh Tuan Muda Vano. Ia Kehilangan sensorik di lengan dan tungkai nya sehingga menyebabkan Tuan Muda Vano jatuh pingsan." Jawab Dokter Lucky jelas dan teratur.
Mama anis yang mendengar penjelasan dokter lucky dengan mata berkaca-kaca. Tidak seprti dugaan nya. Vano akan segera sembuh karna ia tahu Vano rajin mengikuti kemoterapi. Pikir nya.
" Mengapa tidak ada perkembangan untuk kesehatan anak saya? Vano rajin mengikuti kemoterapi kan dok? "
Dokter menghela nafas berat. Ia ragu untuk mengatakan yang sebenar nya. Karna Vano sudah melarang nya untuk tidak memberitahu kepada siapapun termasuk kakak nya.
" Maafkan saya Tuan Muda Vano. Hari ini saya akan melanggar perjanjian kita. Terserah anda akan melakukan apapun setelah ini terhadap saya. Karna yang saya lakukan saat ini adalah untuk kebaikan dan kesehatan anda. " Batin dokter.
" Sebenarnya Tuan Muda Vano tidak mengikuti jadwal kemoterapi secara rutin nyonya " Ucap dokter pelan dengan wajah tertunduk.
" Apa!? " mengeleng-gelengkan kepala tidak percaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Sugiyanto Samsung
apa separah itu
2021-08-22
0
Djie Marwati Laissa
kangker????😥😥
2021-08-22
0
Febri Ana
aduh kasian vano thor
2021-08-16
0