Bug.. " Lelah sekali" Anindita melemparkan tubuh nya ke kasur empuk nya. Bekerja di restaurant menjebat sebagai manager adalah sesuatu pengalaman yang baru untuk nya. Merupakan tanggung jawab yang besar bagi Anindita. Apalagi menyangkut keuangan, ia harus melaporkan nya setiap hari. Anindita tiba-tiba teringat sesuatu dan ya dia belum melaporkan hasil keuangan terhadap pemilik restorant. Pikiran nya pun panik.
Ponsel Anindita berbunyi dan ya ternyata dari pemilik restauran. Dengan gugup dia mengangkat nya. Merasa bersalah akan hal ini.
"Ya Hallo Tuan Muda " Jawab nya gugup.
" Apakah ingat kesalahan mu Hari ini sang Manager baru? " tanya nya dengan nada dingin.
" Saya mohon maaf Tuan Muda atas kesalahan saya. Akan saya perbaiki untuk ke depannya "
" Maaf mu tidak berguna! " bentak nya.
Anindita merasa kaget, ponsel nya ia jauhkan dari telinga nya " Saya mohon maaf Tuan Muda " Dengan nada memelas.
" Cepat kirim! " klik! Telphon tertutup tanpa menunggu jawaban Anindita.
" Astaga.. Tuan Muda benar-benar menakutkan" ucap nya bergidik ngeri. "Bagaiman nanti jika tuan muda berkunjung ke Restaurant? Dan aku pasti bertemu dengan nya? berbicara di hadapan nya? Ah memikirkan nya saja membuat otak ku mau loncat. Dasar Bodoh.. Mengapa aku bisa seceroboh ini sih? " Anindita langsung mengirimkan laporan keuangan nya Via email.
" klik! "Terkirim
__***__
Ting!
Info grup kampus.
" Wah ternyata kita salah faham terhadap Anindita"
"Ya benar. Cinta Anindita memang benar-benar tulus terhadap Vano. "
" Ternyata Fera yang menyebarkan berita fitnah ini. "
" Ya, tak disangka ya. "
Ucap para mahasiswa setelah mendapatkan notifikasi chat grup kampus.
Anindita dan kedua sahabat nya merasa tenang setelah mendapatkan informasi kebenaran nya.
" Anin apa yang akan kau lakukan terhadap Fera? " tanya Zira
" Aku? Aku tidak akan melakukan apapun " Jawabnya santai.
" Apakah kau sudah gila Anindita? Fera sudah merusak nama baik mu, bagaimana mungkin kau tidak akan menghukum nya? "
" Ya aku setuju dengan kak Zi " timpal nya Zein
" Menghukum? Atas kuasa apa aku menghukum nya? Aku bukan siapa-siapa disini. Lagi pula kebenaran nya sudah terungkap dan aku sudah memafkan nya." Jawab nya dengan tenang.
"Anindita Valency" Teriak Zira dan Zein bersama-sama. Geram akan sifat Anin yang terlau gampang untuk memafkan.
" Anin " Panggil Fera menghampiri Anin
" Ya, Ada apa "
" Aku minta maaf " Ucap nya cepat. Karna sebenar nya ia tak mau melakukan ini jika bukan Vano yang meminta nya.
" Minta maaf dengan benar! " Teriak Vano dengan penuh penekanan, menghampiri mereka dan berdiri disamping gadis nya.
" Vano " ditatap nya lembut mata indah Vano." Aku tidak apa- apa" Ucap nya meyakinkan.
Vano membalas tatapan mata bulat biru yang indah itu. Seakan mengartikan betapa bahagia nya ia memiliki kekasih yang berhati baik.
" Ehemm! " sahut Zira dan Zein bersamaan.
Fera yang mengerti arti dari kode kedua sahabatnya dengan cepat ia jawab.
" Aku sudah memafkan mu Fera " jawab nya dengan tersenyum. " tapi " Berhenti sejenak menarik nafas pelan. " Alangkah baik nya sebelum melakukan sesuatu berfikirlah terlebih dahulu apakah akan berdampak baik atau buruk terhadap dirimu. Setidak nya pikirkanlah untuk kebaikan dirimu sendiri.
Vano menggenggam tangan Anin dengan erat. Mencium punggung tangan gadis nya dengan lembut. " Aku mencintai mu Anindita." Ucap nya lirih mewakilkan isi hatinya betapa ia beruntung memiliki gadis seperti nya. Gadis Yang sudah membuat nya jatuh cinta. Ya jatuh cinta pada pandangan pertama sejak mereka dipertemukan di acara pengenalan mahasiswa baru, hingga satelah beberapa tahun, saat ini lah ia bisa memiliki gadis nya.
Anin tersenyum malu dengan tingkah Vano yang tidak tau malu nya bersikap romantis di depan teman-teman nya.
Zein hanya tersenyum masam melihat pemandangan di depan nya.
" Calm down Zein, biarkan sahabatmu bahagia. Sudah cukup kehidupan nya yang menderita. Dan saat ini lah Anin harus bahagia. Ya bahagia diatas penderitaan ku. " Batin Zein menjerit.
Pemandangan apaan ini? Menyebalkan sekali rasanya aku ingin segera pergi ditempat terkutuk ini. Batin Fera jengah.
Apa-apaan ini? Tidak lihat apa jiwa jomblo ku meronta-ronta. Batin Fera sambil menggeleng-gelengkan kepala..
Tatapan Vano beralih nenatap Fera dengan sorot mata tajam seakan mengartikan sebuah perintah untuk mengulangi permintaan maaf nya terhadap Anindita.
Fera yang merasa ditatap seperti itu merasa gugup dengan berat hati ia harus melakukannya.
"Maafkan aku Anindita, aku salah. Mohon maafkan aku" Memohon dengan memelas berharap Anin bisa memaafkan nya.
" Aku sudah memaafkan mu Fera " menepuk pundak Fera denganmu tangan kanan nya secara pelan-pelan.
__***__
Di tokyo Jepang.
Seorang pengusaha Muda tampan sedang memimpin meeting dengan para anggota saham dari berbagai Negara. Dengan kejeniusan nya ia mampu menghipnotis para pemegang saham agar untuk bekerja sama dengan nya. Tepuk tangan pun menggema diruangan tersebut mereka memuji sang pemimpin yang ada di depan nya. Mereka sangat puas dengan hasil yang telah di presentasikan nya. Ide gila brilian yang sangat dahsyat. Pikir mereka.
" saya cukupkan untuk hari ini. Trimakasih untuk waktu nya. " Ucap nya dengan berwibawa.
Acara meeting pun diakhiri dengan saling berjabat tangan. Tapi tidak untuk sang pemimpin dia hanya menganggukan kepala sebagai tanda penghormatan. Dengan hanya anggukan nya saja adalah suatu penghormatan untuk mereka. Pemimpin macam apaan itu? Pikir author. Hehe
" Kau sangat hebat Tuan Muda Fernan. Kami sangat beruntung bisa bekerja sama dengan anda. "
Fernan hanya menanggapi dengan mengedipkan kedua matanya ia segera keluar dari ruangan meeting nya. Di ikuti oleh Asistennya dari belakang. Mereka memasuki ruang Presdir melewati para staf karywan, tidak ada yang berani menatap kedua pria tampan yang sedang lewat. Mereka hanya bisa menundukan wajah nya. Setelah dirasa Tuan dan Asisten nya memasuki lift, mereka segera membuang nafas dengan bebas.
Fernan terduduk di kursi kerjanya nya yang dirasa nyaman bagi nya. Sang Asisten pun memberikab banyak dokumen untuk segera di tanda tangani.
" Apakah masih ada jadwal meeting hari ini? " tanya nya sambil menandatangani dokumen yang menumpuk di hadapan nya.
" Ya Tuan, meeting selanjut nya dengan Tuan Aminoto ia pengusaha Indonesia. 1 jam lagi beliau sampai " jawan Sekretaris Gin.
" Baik "
Fokus Tuan Fernan teralihkan karna dering ponsel nya berbunyi. Dilihat nama sang pemanggil, ya Ternyata dari sang adik, sudah beberapa minggu ini mereka tidak saling mengabari karna kesibukan masing-masing, Tuan Fernan yang sibuk bekerja dan Vano yang sibuk dengan skripsi nya.
" Ya Hallo "
"Bagaimana kabar mu kak?"
" Harus nya aku yang bertanya seperti itu "
Terdengar tawa getir disebrang sana
" Ayoo lah kak aku baik-baik saja "
" Bagaimana kondisi mu? Bagaimana dengan pengobatan nya? Apakah ada perkembangan?
" Sejak kapan kau secerewet ini? " mengalihkan jawaban dengan pertanyaan.
" sejak aku mempunyai adik yang berpenyakitan "
" Hey, kau meledek ku hah? "
" Jangan mengalihkan pembicaraan! Bagaimana kondisimu sekarang? "
" Sudah ku bilang aku baik-baik saja, kau tak perlu khawatir " sangkal nya. Karna faktanya kondisi Vano tidak sedang baik-baik saja. Penyakit yang ia alami tak pernah ada perkembangan.
" Baiklah jaga kesehatan mu"
" Baik "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Taz
Vano sakit apa????
2021-10-24
0
Sugiyanto Samsung
emang vano sakit apa
2021-08-22
0
supriyadi azizah
kasihan ya... vano semangat...
2021-08-18
0