Mendadak Di Lamar

Kedatangan Axel yang secara tiba-tiba membuat Summer berpikir bahwa ada yang tidak beres dengan Axel. Ia pikir mungkin Axel datang karena ingin meminta maaf soal penghinaan ayahnya kepadanya tempo hari. Namun jika dipikirkan kembali, sepertinya orang arogan sepertinya tidak mungkin akan meminta maaf lebih dulu sehingga membuat Summer akhirnya berpikir kembali apakah mungkin dia sedang merencanakan sesuatu yang tidak diketahui Summer.

Ketika Summer tiba, ia melihat Axel terdiam lalu tiba-tiba tersenyum, sama seperti dengan yang ayahnya lakukan. Ia masih tidak mengerti dibalik senyumannya tersebut sehingga Summer terlihat linglung. Ibunya yang memiliki ekspresi berbeda, menghampiri putrinya dan memintanya untuk segera kembali ke kamar. Hal itu semakin membuat Summer tambah kebingungan. Bahkan ibunya terus mendesak dan mendorongnya agar segera kembali ke kamarnya. Ia yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menurut saja dan bergegas pergi ke kamar.

Betapa terkejutnya Summer ketika ia bercermin. Wajah kucel dan kusam tanpa riasan, rambut acak-acakan, sweater yang tampak bolong sebelah di bagian atas pundak, serta celana basket yang ia kenakan saat itu membuat penampilannya tampak begitu menyeramkan.

“ APA? Apa ini? Ada apa denganku? Apakah ini diriku? Mengapa aku menunjukkan diriku yang seperti ini? Oh, tidak! Apakah ini akan menjadi lelucon bagi paman Tua itu? Astaga Summer, apa yang telah kau lakukan?" Summer menggerutu dengan kesal setelah melihat penampilannya.

Summer bergegas merubah penampilannya. Entah mengapa sepertinya ia menunjukkan sisi buruknya yang mungkin akan menjadi senjata Axel untuk mengolok-oloknya kelak. Summer begitu menyesalinya karena satu menit yang lalu ia terlalu terburu-buru keluar tanpa memikirkan penampilannya.

“ Argh, seandainya waktu bisa ku ulang kembali. “ kata ku lagi dengan penuh penyesalan.

Setelah memperbaiki penampilannya, Summer kembali menemui Axel yang saat itu sedang berbicara dengan kedua orang tuanya. Ibunya Summer tampak senyum sumringah menatap putrinya, begitu juga ayahnya dan Axel. sepertinya kali ini tidak ada masalah, pikir Summer. Lalu ia duduk tepat di hadapan Axel. Mereka sempat saling menatap sepersekian detik seolah-olah Summer mempertanyakan tentang kedatangan Axel yang secara mendadak tersebut. Axel pun hanya membalas dengan mengangkat kedua bahunya serta kedua alisnya seolah tidak ada sesuatu.

“ Jadi, ada apa nak Axel datang tiba-tiba seperti ini? Apakah kalian sudah janjian sebelumnya? Ataukah mungkin ada sesuatu yang lain?" Tanya ayahnya Summer memecah keheningan yang ada.

“ Sebenarnya ..." Axel berkata namun tudak selesai lantaran Summer memotong pembicaraan di tengah jalan.

“ Sebenarnya, kami akan jalan yah, dia kesini untuk menjemputku. Bukankah begitu Axel?" Summer menatap Axel seolah menyuruh Axel untuk setuju dengan apa yang ia katakan.

Summer terlihat panik. Ia pikir Axel akan menjelaskan kepada orang tuanya tentang kesepakatan di antara mereka berdua. Namun bukan itu yang sebenarnya akan di katakan oleh Axel.

“ Oh, begitu rupanya. Lalu kenapa kau keluar dengan penampilan seperti tadi?" Ibunya Summer terlihat heran.

“ Haha, iya bu, aku lupa." Jawab Summer.

Summer keringat dingin, bukan karena ia sedang masuk angin, tapi ia mulai ketar-ketir dengan apa yang akan dikatakan Axel sebenarnya sehingga aku langsung memotong pembicaraan nya. Namun sepertinya Axel akan kembali mengatakan sesuatu sehingga aku mencoba memotongnya kembali, namun kali ini di bantah dan di patahkan oleh Axel.

“ Tunggu Summer, tolong jangan menyela pembicaraan ku dulu. “ pungkas Axel. tiba-tiba saja suasana seketika menjadi hening karena ayah dan ibuku tampak heran melihat Axel. aku tidak bergeming dan seketika terdiam seperti tersihir oleh kata-kata Axel yang baru saja dia ucapkan sebelumnya. “ Baiklah, teruskan nak. “ kata ibuku yang meminta Axel untuk melanjutkan kata-katanya.

Aku sangat berharap bahwa Axel tidak membongkar sandiwara kita saat ini. Bukan karena aku menyukainya atau mungkin enggan mengakhirinya. Aku memang hendak mengakhirinya lebih dulu, namun aku ingin hal ini selesai baik-baik hanya di antara kami berdua saja dan tidak perlu melibatkan kedua orang tuaku. Karena ku pikir mereka tidak perlu tahu tentang hal yang akan menyakiti hati mereka berdua. Saat Axel mulai kembali berbicara, jantungku mulai berdebar dengan kencang, bukan karena aku jatuh cinta padanya, hanya saja aku takut bahwa kedua orang tuaku tidak bisa menerima kenyataan bahwa ini semua hanya sandiwara belaka.

“ Sebelumnya aku meminta maaf bahwa kedatanganku kesini sangat tiba-tiba, tentu saja karena Summer sebelumnya mengabaikan telepon ku dan juga tidak membalas pesan dari ku, itu sebabnya aku tidak tahan dengan hal itu. “ ucap Axel. mendengar hal tersebut sontak membuat tangan ibuku melayang menepuk paha kanan ku. Aku pun hampir berteriak karena terkejut.

“ Oh, begitu rupanya. Maafkan anak ini ya, maklum saja, dia tidak pernah berkencan, mungkin dia pikir hal itu wajar saja sehingga membuatmu terluka. Ibu akan selalu mengingatkannya, jangan khawatir nak Axel. “ kata ibu ku terdengar sedikit memelas. Aku mulai kesal mendengarnya. “ Bukan seperti itu maksudku tante. “ sahut Axel. ibuku mulai menatap Axel

Dengan bingung. “ Lalu? “ tanya nya lagi.

“ Aku hendak meminta izin untuk menikahi Summer secepatnya. “ ucap Axel dengan begitu percaya diri.

Sontak ibuku terkejut dan membelalakkan kedua bola matanya. Dia seperti percaya tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Axel sama halnya dengan diriku. Aku pun begitu terkejut mendengarnya. Dengan kata lain, saat ini Axel sedang melamar ku. “ Ada apa dengannya? Mengapa jadi seperti ini? Tidak ada sama sekali pemberitahuan kepadaku sebelumnya? Mengapa dia bertindak semena-mena lagi? Bukankah seharusnya dia meminta maaf lebih dulu soal ayahnya? Kenapa mendadak seperti ini? “ ucapku dalam hati.

“ Tu-Tunggu dulu. “ ucap ibuku tiba-tiba. “ Ini sangat mendadak sekali, Summer, kau tidak sedang hamil kan? “ tanya ibuku tiba-tiba sambil menatap ku dengan curiga. “ Tentu saja tidak! “ tegas ku. “ Bukan begitu tante, hanya saja kali ini aku tidak tahan jika berjauhan terlalu lama dengan Summer apalagi jika Summer selalu mengabaikanku. “ ucap Axel terdengar begitu manis di depan kedua orang tua ku.

Ayah dan ibuku mulai tersenyum, terlihat sekali dari raut wajah ibuku yang selama ini sudah mendambakan ku agar segera menikah. Betapa senangnya dia pada saat ada yang melamarku tiba-tiba seperti ini. Berbeda halnya dengan diriku. Aku tampak shock mendengar apa yang baru saja keluar dari mulut si pria arogan itu. “ Sebelum ibuku menggila, sebaiknya aku mengajaknya bicara lebih dulu. “ kata ku. Aku langsung bangkit berdiri, menghampiri Axel dan menarik lengan tangannya. “ Maafkan aku bu, aku harus berbicara dulu dengannya. “ kata ku sambil memaksa Axel untuk mengikuti ku.

Dari raut wajah ibuku, tampak sepertinya dia terlihat begitu bahagia dan gembira sehingga dia mulai menjadi ramah bahkan tersenyum lebar seperti seseorang yang baru saja mendapatkan lotre. Aku pun mengajak Axel keluar untuk berbicara dengannya.

“ Ada apa denganmu? Datang-datang membuat kehebohan seperti ini? “ tanyaku dengan kesal. “ Sudahlah, ikuti saja alurnya. Bukankah kita sudah memiliki kesepakatan sebelumnya? “ Jawab Axel. “ Y-Ya, memang, tapi aku baru saja akan membatalkannya. “ sahutku. “ Kenapa? Ada apa? “ tanya Axel terkejut. “ Aku rasa aku tidak bisa meneruskan kesepakatan ini lagi. “ ucapku tanpa memberikan penjelasan.

Terpopuler

Comments

simmersunshine07

simmersunshine07

terimakasih bilqies

2024-04-27

0

Bilqies

Bilqies

aku mampir lagi Thor...
aku kasih 🌹 biar makin semangat menulisnya

2024-04-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!