Kembali Berbaikan

Summer kembali ke rumah dengan perasaan yang kesal sekaligus penuh emosi, bagaimana tidak? Ia merasa bahwa dirinya baru saja mengalami sebuah penghinaan yang cukup menusuk relung batinnya. Summer tidak menyangka sama sekali bahwa dia akan mendapatkan perlakukan tidak menyenangkan dari ayahnya Axel. setibanya di rumah, Summer masih mengenakan gaun yang diberikan oleh Axel dan membuat ibunya terkesima melihat kecantikan anak perempuan nya.  

“ Wah, cantik sekali anak ibu, apakah kau baru saja pergi dengan Axel? Kau ternyata memiliki selera yang cukup baik." Pungkas ibunya Summer.

Mendengar pujian dari ibunya, Summer malah semakin berkecil hati lantaran secara tidak langsung ibunya telah memuji selera berpakaian orang-orang yang telah menghina dirinya tersebut. Summer sama sekali tidak merespon dan langsung masuk begitu saja ke dalam kamarnya. Ibunya terlihat kebingungan.

Hakim yang sedari tadi hanya menjadi penonton merasa cemas dengan keadaan adik tersayangnya. Ia merasa bahwa telah terjadi sesuatu kepada adik nya sehingga wajahnya terlihat masam saat tiba di rumah. Hakim tahu bahwa Axel memang bukan pilihan yang terbaik untuk adik nya, bahkan Axel sempat menyebutkan bahwa betapa Summer sangat menyukai dan menggilainya sehingga dia mulai tertutup dengan kakaknya. Ternyata Axel sebelumnya sudah memprovokasi Hakim sehingga ia terlihat kesal kepada adiknya pada saat mereka terakhir berbicara.

“ Apa-apaan keluarga itu, mereka pikir aku ini orang tidak mampu? Bisa-bisanya dia menilai ku seperti itu. Padahal tidak tahu saja aku lebih dari sekedar mampu." Gerutu Summer sambil melepas gaun yang ia kenakan.

Summer merasa kesal dan amat sangat terhina. Ia tidak menyangka bahwa ayahnya akan searogan dan seangkuh itu. Summer berpikir Pantas saja Axel bisa seperti itu. Ia rasa dirinya tidak akan pernah melanjutkan kontrak dengan Axel lagi.

" Lupakan itu yang namanya menikah. Baru saja bertemu tapi sudah membuatku muak dengan sikapnya, bagaimana aku akan menghadapinya jika dia menjadi mertua ku nanti? Membayangkannya saja aku ngeri." Summer kembali mengeluh dan mengoceh tanpa henti. 

Selepas Summer berganti pakaian, ia mendapati sebuah pesan dari ponsel yang sebelumnya sedang diisi daya olehnya. Ia hampiri ponselnya dan memeriksanya. Ternyata dari Axel. Summer pun memilih untuk membiarkannya saja.

“ Setelah semua penghinaan yang ku dapatkan, dia hanya berkata bahwa kita harus bicara. Bukannya minta maaf, tapi dia tetap gengsi untuk mengatakan kata-kata itu kepada ku.“  Keluh Summer lagi.

Summer ingin sekali menceritakan hal ini kepada sahabatnya Emilia, tapi entah mengapa ia berpikir lebih enak jika ia menceritakannya secara langsung kepada Emilia. lalu, ia berniat untuk menemuinya besok karena kebetulan besok adalah akhir pekan. Dan pada akhirnya ia memutuskan untuk tidak menggubris pesan dari Axel lalu bergegas tidur karena ingin melupakan semua kejadian yang menimpanya pada hari ini. 

***

Keesokan paginya, tidak biasanya personil keluarga Summer hadir di meja makan dengan lengkap. Kakaknya yang biasanya tidak ikut sarapan bersama, pagi itu dia tiba-tiba saja ikut serta. Summer lihat kakak dan ibunya tampak tidak berbicara sedekat biasanya. Bahkan terlihat sekedarnya.

" Apakah mereka berdua masih berselisih tentang diriku? Ataukah mungkin hanya aku saja yang terlalu terbawa suasana? Ah, entahlah." Gumam Summer berbicara dalam hatinya.

“ Bagaimana studi mu nak? Kapan kamu kembali lagi?“ Ayahnya tiba-tiba bertanya kepada Hakim.

“ Mungkin dua bulan lagi yah, masih masa liburan musim panas kan, jadi ku pikir aku tidak akan cepat-cepat kembali kesana.“ Jawab Hakim.

Seperti biasanya ayahnya mulai memberikan wejangan-wejangan kepada kakaknya, meskipun dia saat ini sudah dewasa, namun tetap bagi ayahnya, Hakim adalah anak kecil yang masih butuh nasehat darinya. Summer pun hanya terdiam mendengarkan sembari memainkan selai di atas roti yang ia pegang saat itu.

Melihat putrinya terlihat memainkan makanan, Ibunya Summer pun langsung menegurnya.

“ Hei, Apa yang kau lakukan? Mengapa kau hanya mengoleskan selai dan tidak memakannya?“ Ucap ibunya bertanya kepada Summer. Seketika ia sadar dari lamunannya dan kemudian berhenti melakukan apa yang sebelumnya sedang ku lakukan. 

Hakim sadar bahwa adik kesayangannya itu tidak sedang baik-baik saja. Dia pun kemudian mulai berbicara kepada adiknya dan menyuruhnya untuk segera bersiap karena dia hendak membawanya ke suatu tempat. 

“ Cepat habiskan sarapanmu dan ikut kakak." Ucap hakim sambil menatap Summer. 

“ Hah? Mau kemana?“ Summer terkejut.

“ Sudahlah jangan banyak bertanya. Cepat! ku tunggu di mobil." Hakim bangkit berdiri dari kursinya lalu pergi ke garasi.

Summer hanya terdiam terperangah melihat keanehan sikap kakaknya. Memang kakak adik itu jika sedang bertengkar tidak akan butuh waktu lama untuk berbaikan. Begitu pula Hakim dan Summer. Namun kali berbeda karena ada pihak ketiga yang mungkin menjadi penyebab pertengkaran di antara mereka berdua. Lalu, Summer bergegas kembali ke kamar untuk berganti pakaian. 

Hakim saat ini memiliki rencana untuk membuat adiknya melupakan pria yang bernama Axel, dia hendak mengenalkan Summer kepada seseorang yang mungkin bisa membuat adiknya melupakan pria angkuh tersebut. Ternyata Hakim berpendapat yang sama seperti Summer, dia sama-sama menganggap Axel pria yang arogan. Tak lama kemudian Summer mendatangi Hakim yang sedari tadi menunggu di dalam mobil, lalu mereka pergi bersama ke sebuah tempat yang pastinya tidak di ketahui oleh Summer.

Sepanjang perjalanan, Summer hanya terdiam, biasanya dia selalu cerewet ketika beradadi depan kakaknya namun kini Summer tampak seperti pendiam. Kakaknya pun ikut terdiam dan fokus menyetir tanpa memberi tahu kemana mereka akan pergi.

Tak lama kemudian sampailah mereka berdua di sebuah lapangan basket. Salah satu hobi Hakim yaitu bermain basket dan dia hendak mengenalkan adik kelasnya semasa dia masih duduk di bangku SMA kepada Summer. Summer masih berpikir bahwa mungkin kakaknya hendak membawanya untuk menonton pertandingan basket. Akan tetapi dugaannya salah. Kakaknya tiba-tiba memberikan celana serta baju berlengan buntung dan memintanya untuk mengenakannya. 

“ Kak, Kamu mau aku pake ini? Apakah kita akan main basket? Aku tidak mau ah!" Kata Summer menolak dengan kesal.

“ Cepat pakai! Aku akan membuatmu menghilangkan stres mu saat ini. Aku tahu kau sedang stres kan?" Sahut Hakim.

Summer tampak cemberut. Ia terlihat kesal karena di paksa oleh kakaknya.  

Sambil menggerutu, Summer menuruti apa yang diminta oleh kakaknya. Ia melihat sekeliling dan tidak terlihat ada wanita lain di lapangan basket itu, ia hanya melihat ada segerombolan pria yang sedang berkumpul di pinggir lapangan.

" Apa Hakim sudah gila? Apakah dia akan memaksaku bermain melawan pria? Bagaimana jika mereka menyentuhku? Argh! Hakim ini menyebalkan sekali! Apakah aku kabur saja ya menemui Emil? Tapi bagaimana jika dia marah lagi nanti padaku? Hmh–" Summer terus menggerutu dengan kesal, ia pun menghela nafas beberapa kali.

“ Bagus ya, ternyata kamu penuh dengan persiapan.“ Summer berkata sambil memandang sinis kakaknya. Hakim hanya tersenyum lalu mulai mengenalkan satu persatu teman-temannya kepada Summer. Summer pun hanya tersenyum seolah-olah ia baik-baik saja. Bahkan tak ada satu nama pun yang diingat olehnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!