“Abim! Bagaimana kabarmu?!” tanya gadis di sebelah Bu Retno dengan wajah berbinar.
Merasa namanya di panggil oleh gadis di sebelah ibunya, dengan terpaksa Abim menoleh kearah gadis itu.
“Baik. Kamu?” sahut Abim acuh.
“Aku sangat baik sekali hari ini Abim. Apalagi, akhirnya kita bisa berjumpa kembali,” jawab Jenita seraya terus melempar senyum termanisnya ke arah Abim.
“Abim, ibu harap kamu dan Jenita bisa dekat dan berteman baik lagi seperti yang ibu bilang kemarin. Kamu harus bisa menepati janjimu itu kepada ibu,” sela Bu Retno.
“Ja..jadi wanita pilihan ibu itu Jenita?” tanya Abim dengan wajah tak percaya.
“Benar, wanita pilihan ibu itu Jenita.”
Abim pun menatap wajah ibunya dan Jenita bergantian. Seolah tak percaya dengan apa yang barusan pemuda itu dengar. Dengan kesadaran penuh, ibunya memintanya untuk menikah lagi. Dan lagi wanita itu juga menyetujuinya, padahal jelas sekali gafis itu tahu bahwa ia sudah memiliki istri. Itu artinya ia hanya akan jadi madu alias istri kedua.
“Maaf buk, Abim masih minta waktu lagi untuk mengatakan semua ini kepada Inara. Karena Abim belum sempat untuk meminta ijin kepada istri Abim untuk menikah lagi,” ucap Abim meminta waktu lagi.
“Abim! kamu tidak perlu meminta ijin dan restu kepada istrimu itu. Kamu hanya perlu restu dari ibuk saja sudah cukup. Karena ibu ini adalah orang tuamu Abim orang yang telah melahirkanmu bukan istrimu yang baru kamu temui kemarin sore. Ingat itu!”
“Jika kamu menolak, ibu akan ajukan gugatan cerai kepada Inara saat ini juga Abim! Apa kamu tega menceraikan Inara yang baru saja melahirkan?” ancam Bu Retno kepada putra kandungnya itu.
“Tidak, ibu.”
“Baiklah, jika kamu masih ingin bersama Inara itu artinya kamu juga harus mematuhi keinginan ibu untuk menikah lagi Abim! Ibu tidak ingin pembantahan apa pun darimu. Pernikahan kalian akan segera kita laksanakan!”
“Baik, bu.”
Mendengar ibunya berkata tegas seperti itu membuat Abim tak mampu menyangkal lagi. Yang bisa Abim lakukan hanya menunduk pasrah saat Bu Retno mengambil telapak tangannya untuk di bersatukan bersama Jenita.
“Besok kita akan mengadakan acara sakral itu, tapi bukan di rumah ibuk Abim melainkan di rumah Jenita. Dengan begitu Inara istrimu itu tidak akan merusak acara pernikahanmu yang kedua ini,” ujar Bu Retno di iringi dengan senyum merekah.
Begitu juga dengan Jenita yang nampak tersenyum penuh kemenangan karena akhirnya bisa bersatu dengan pria pujaan hatinya. Meski kini ia harus menjadi madu alias istri kedua namun bagi Jenita ini sudah suatu kemajuan yang pesat dalam hubungannya bersama Abim.
Namun lain halnya dengan Abim. Pemuda tampan itu balik menatap mantan sahabatnya itu dengan tatapan tajam. Karena Abim yakin, ada hal lain yang Jenita sembunyikan.
Karena zaman sekarang mana ada wanita yang mau di jadikan istri kedua. Setahu Abim itu tidak ada wanita yang mau di madu, apalagi istrinya Inara. Meski selama ini telah berusaha menjaga hatinya untuk Inara, namun pada akhirnya Abim pun mengkhianati janji suci mereka dengan menikah lagi.
•
•
Keesokan harinya Abim pamit berangkat kerja seperti biasanya kepada istri Inara dan anaknya.
“Sayank, mas berangkat dulu ya. Kamu dan Jelita baik-baik ya di rumah,” pamit Abim seraya mengecup lembut kening sang istri.
Cup!
Mendapat perlakuan hangat dari sang suami membuat Inara melengkung senyum manisnya. Inara bersyukur memiliki suami sebaik Abim yang menyayangi dirinya dan sang putri yang masih di tolak kehadirannya oleh Bu Retno sang mertua.
“Baik mas, mas Abim juga hati-hati berangkatnya. Jangan lupa kabari kalau sudah sampai ya?” balas Inara.
“Tentu saja.”
Tak lupa Abim mengecup lembut pipi gembul bayi cantiknya yang menatapnya penuh binar. Dalam hati Abim, kebahagiaan yang sudah di rasa cukup namun harus di selimuti kebohongan yang baru saja akan ia lakukan karena sebuah janji yang terlanjur terucap. Semua ini Abim lakukan demi bisa terus bersama istri tercinta dan juga keluarganya.
Mobil Abim melaju meninggalkan pelataran rumah menuju jalan raya. Tanpa Inara tahu, mobil yang di kendarai Abim memutar arah menuju ke sebuah tempat.
Hari ini sebenarnya Abim cuti bekerja karena ia akan melakukan suatu hal atas permintaan ibunya. Dan sedari tadi Bu Retno yang sudah lebih dulu berangkat pun terus melakukan panggilan ke nomer Abim. Dengan terpaksa, Abim pun menerima panggilan ibunya.
“Hallo, iya bu?”
“Abim! Kenapa kau lama sekali? Penghulunya sudah datang tingga menunggu kedatanganmu. Cepatlah kemari!” ucap Bu Retno dari seberang.
“Baik bu, Abim akan bergegas ke sana.”
Tak lama mobil yang Abim kemudikan sampai di sebuah rumah besar bercat putih abu-abu yaitu rumah keluarga Jenita. Rumah itu masih tampak terawat seperti terakhir kali ia menapaki rumah itu.
Hanya ada beberapa ornamen yang berubah mungkin sudah rusak dan di gantikan dengan yang baru.
Kini Abim memasuki rumah Jenita dengan jantung berdebar. Bukan karena ia sebentar lagi akan menikah, melainkan sebentar lagi ia akan melakukan kebohongan besar dalam hidupnya. Abim akan mengkhianati pernikahannya dengan menikahi wanita lain pilihan ibunya.
Ingin menolak, namun Abim takut durhaka. Dan ia juga sudah berjanji sebelumnya. Akan menyanggupi permintaan ibunya itu.
Saat memasuki ruangan bertema vintage itu, Abim di sambut oleh beberapa sanao saudara Abim dan juga ibunya dan Jenita yang sudah berdandan memakai kebaya serba putih.
Jenita berdandan natural, dan terlihat sangat cantik. Meski Jenita terlihat cantik, namun tetap saja tak mampu membuat hati Abim berdebar-debar seperti saat Abim bersama Inara. Abim pun di bimbing ibunya untuk duduk di sebelah Jenita yang terus mengembangkan senyumnya semenjak Abim memasuki pintu rumahnya.
“Bagaimana para wali? Sudah bisa kita mulai acaranya?”
“Maaf Inara istriku, semua ini mas lakukan demi ingin tetap bersamamu Inara. Tapi percayalah cinta dan kasih mas hanya untukmu seorang”
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
May Keisya
ini si abim suami ko ga punya pendirian...bawa pergi Inara tinggal pisah ma ortumu,hadeuh...
2024-11-05
0
Yati Syahira
setres mertua emanh pasti dpt cucu laki blm tentu zonk arogan
2024-10-16
0
Noviyanti
ayo yg tegas donk abim, jng mau jdu boneka ibumu
2024-07-23
0