Kisah Asmara Di Sekolah
Pagi itu disebuah Sekolah SMA Unggulan terdengar suara riuh anak - anak Ospek yang sedang dalam masa orientasi siswa bagai anak ayam kehilangan induknya karena terlihat bukan seperti siswa pada umumnya. Dan Hal itu merupakan suatu Hal yang lumrah bagi senior - senior mereka karena merekapun dulu juga mengalaminya.
" Yang rambutnya dikuncir Tali rafia kumpul di sebelah kanan yah.... Yang Ciwi - ciwiiii " terdengar suara aba - aba dari seorang panitia Ospek bernama Anton.
" Woy.... Lo cowok ngapain disono?!? mo gw kuncir juga lo??! " teriaknya lagi membuat seorang pria yang Salah jurusan ngibrit, lari ke sebelah kiri.
" Nah, yang pake tas karung goni barisannya jejer yang rapi dong.. Masa kalah sama yang cewek - cewek !?" kata seorang kakak kelas wanita bernama Suryana.
Di saat bel tanda istirahat berbunyi, para panitia dan yang lainnya pergi beristirahat dikelas masing - masing. Adapula beberapa anak Ospek Dan kakak senior yang memilih pergi ke kantin.
Terdengar percakapan siswa Ospek dari Meja kantin...
" Eh elo minta ijinnya gimana tadi, sama nyokap bokap papa mamah Ayah bunda?? " kata seorang pria kepada teman - temannya sambil meletakkan tas karung goninya yang bernama Bryan.
" Kalo gue sih ya... pamitnya normal - normal aja, tapi respon si papah tuh ya... " sambil berdiri seorang cewek berkata...
" Ini anak kok besar - besar tambah nyeleneh aja, ga ada kuncir yang lebih bagus apa? Karet sayur kek? mo masuk Sekolah apa Rumah Sakit Jiwa sih?" EL dengan menirukan suara Papanya yang memiliki rambut Cokelat diikat Tali rafia berwarna pink.
" Kalian Masih mending... Sa ini... mace bilang.. " kata seorang pria dengan rambut kribo sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
" Ini anak ada Salah makan apa?? Itu mama pu karung beras buat kasih makan ayam, mo dibawa pi Sekolah ?? Aduh Anak tolong hargai beta " lanjutnya dengan logat Timur yang bernama Jerry sambil tepuk jidat.
Anak - anak di kantin yang lainpun ikut terkekeh mendengarnya. Tiba - tiba seorang cowok berkata
" Lah... Aku dijewer Papa pagi - pagi, dibilangin.. beras buat fitrah ngapain dipindahin ke Rice box ?? gara - gara Aku panik kan, lupa.. kalo disuruh bawa karung buat dipakai jadi tas Sekolah ini hari " kata Tommy.
" Tau tuh... Senior makin aneh aja, Gue juga kelupaan tadi pagi. Terpaksa Tali rafia buat jemuran, gue gunting deh !!!" kata cewek dengan rambut dikepang Dua bernama Icha.
" Ha..ha..ha.. Sebentar pasti kamu dapat siraman rohani, pas pulang Sekolah " kata Tommy.
" Ya Mau gimana lagi... Daripada disuruh jalan bebek, gara - gara ga ikut aturan panitia Ospek kan ?!? " kata Icha yang membuat teman - temannya yang lain mengangguk lesu.
Tiba - tiba Bel Sekolah berbunyi membuat para siswa Ospek berjalan lambat ke arah lapangan setelah menghabiskan makanan dan minuman mereka. Saat semuanya berkumpul dengan Para panitia yang berjejer didepan siswa Ospek, salah seorang wanita bernama Ayu berkata...
" Keluarkan semua pulpen dan kertas kalian. Waktunya untuk minta tanda tangan sama Kakak kelas Senior. Usahakan minimal full Dua lembar halaman yah. Kuncinya... Berikan senyum terbaik kalian. Ok ?!? "
" Besok dikumpul ke Panitia yah... Dimulai dari Sekarang !!! "
" Ayo... Ayo... Buruan " kata kakak kelas dengan rambut hitam panjang terurai sambil bertepuk tangan beberapa Kali agar para siswa Ospek bergegas menuju kelas kakak senior lainnya.
" Ya Tuhan... Cobaan Apa lagi ini ?? " kata Icha sambil berjalan pelan.
" Udah... Ga usah sedih - sedih amat. Waktunya cuci mata Tau " kata EL yang menaikkan kedua alisnya sambil melihat kakak kelas yang tiba - tiba lewat didepannya dengan ciri - ciri Tinggi, Putih, mancung... Idola pokoknya.
" Astaga... Malaikat berwujud manusia kayaknya deh... Pasti jodoh gue " celetuk EL yang dibalas Icha dengan berkata...
" Hmm.. Malaikat pencabut nyawa elo Kali... " kata Icha dengan mengibaskan tangannya didepan wajah EL sambil berkata...
" Hehhh... Kok malah diliatin doang sih, kan kita lagi berburu tanda tangan?! " kata Icha berusaha menyadarkan EL yang sempat terhipnotis beberapa detik.
" Oh iya... Kok ga bilang Dari tadi sih Cha?? Kak... Tunggu..." teriak EL sambil mengejar pria yang tadi melewatinya begitu saja membuat Icha hanya geleng - geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu.
Sementara ditempat lain...
" Eh itu cowok apa cewek sih ??? Kok pake bando tapi celana panjang?? " tanya Bryan pada temannya Tommy dan Jerry.
" Sudah... Ko kesana saja nanti baru bertanya " kata Jerry yang mencoba memberikan solusi.
" Panggil Mas dulu, kalo ga noleh.. baru panggil Mbak " kata Tommy menambahkan saran yang dibalas dengan kode oke menggunakan jarinya kemudian mendatangi seniornya.
" Mas... Boleh minta tanda tangannya ga ??? " kata Bryan sambil mencolek dari arah belakang kakak seniornya.
" Kamu panggil apa tadi?? Saya ga denger " kata kakak berbando itu berbalik Sekilas kemudian kembali membelakangi Bryan.
"Hmmm... Mbak, boleh minta tanda tangannya ga?? " Tanya Bryan Kali ini dengan volume agak keras tapi pada dasarnya kebanyakan Dari senior memang senang mengerjai siswa junior mereka.
Malah kakak tadi Pura - Pura bercerita seru dengan temannya yang isinya wanita semua, Hal itu tentu saja membuat Bryan menggerutu kesal.
" Dasar Budeg ??!! " jengkel Bryan sambil berjalan menjauhi kakak tadi namun terdengar oleh kakak berbando itu hingga dia mengeluarkan suara aslinya.
" WOY....!!! Ngomong apa lo barusan?? " kata kakak berbando itu dengan jantan membuat Bryan bergidik ngeri karena kerah bajunya ditarik.
Dua temannya malah tertawa terpingkal - pingkal dari kejauhan kemudian Pura - Pura tidak melihat.
Awas ya kalian berdua, batin Bryan.
Akhirnya si Bryan disuruh lari keliling lapangan Sekolah Lima Kali putaran setelah mendapatkan tanda tangan dari kakak cowok berbando tadi. Namun teman - teman cewek si kakak tadi juga mengisi bukunya Bryan dengan tanda tangan jadi dia menganggap tak masalah keliling lapangan asalkan tugas Dari panitia sudah selesai untuk hari ini.
Sedangkan Icha merasa lelah.. seharian mengikuti EL yang hanya mengejar kakak seniornya yang tampan saja untuk dimintai tanda tangan, tidak lupa untuk meminta nomer ponselnya juga.
Akhirnya bel pulang Sekolah berbunyi membuat para siswa Ospek merasa lega walaupun hanya separuh tanda tangan diperolehnya, namun sisanya mereka bisa mengarang bebas.
Sebelum pulang para siswa - siswi Ospek disuruh menambahkan atribut baru esoknya yaitu kertas karton yang diikat dan dikalungkan dilehernya dengan tulisan berisi nama, Umur serta cita - cita. Untuk dipakai keesokan harinya dipertemuan berikutnya bersama para panitia, agar mereka lebih mudah dalam mengingat siswa juniornya.
Tak lama kemudian mereka semua menuju ke parkiran, sisanya menunggu jemputan di halaman depan Sekolah dan dipinggir jalan. Tommy dan Jerry naik vespa butut berboncengan karena Rumah mereka searah sedangkan Bryan mengendarai motor Ninja putih yang merupakan hadiah ulang tahunnya pemberian dari orang tuanya seminggu yang lalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments