Alexa Vs Keenandra

Alexa Vs Keenandra

pertemuan

ALEXA SARAH merupakan gadis cantik berdarah campuran Indonesia dan Perancis. Ayahnya berasal dari Perancis, sementara ibunya merupakan wanita asli Indonesia. Wajah cantiknya semakin menawan dengan adanya lesung pipi yang membuatnya terlihat ceria. Saat ini, Alexa baru saja diterima di salah satu universitas ternama di Jakarta untuk melanjutkan studinya di jurusan ilmu komunikasi.

Sebagai mahasiswi baru, Alexa sangat bersemangat mengikuti kegiatan perkuliahan dan beradaptasi dengan lingkungan kampusnya. Gadis berkulit putih bersih ini memiliki rambut panjang berwarna coklat keemasan yang seringkali membuatnya menjadi pusat perhatian di kalangan mahasiswa lain. Alexa juga dikenal sebagai pribadi yang ramah dan mudah bergaul, membuatnya cepat diterima di lingkungan kampus.

Kendati berdarah campuran, Alexa sangat mencintai budaya Indonesia. Ia sering kali terlihat mengenakan batik saat menghadiri acara-acara formal di kampus. Bahasa Indonesia yang fasih membuat Alexa lebih mudah berkomunikasi dengan teman-teman sebayanya, meski tentu saja ia juga lancar berbicara dalam bahasa Perancis.

Di tengah kesibukan sebagai mahasiswi, Alexa tak lupa untuk menjaga hubungan baik dengan keluarganya. Ia kerap menghubungi ibu dan ayahnya yang tinggal jauh di Perancis, berbicara tentang kegiatan sehari-hari dan perkembangan studinya. Alexa sangat menghargai dukungan dan semangat yang diberikan oleh kedua orangtuanya.

Alexa pun memiliki cita-cita untuk menjadi seorang jurnalis yang handal. Ia ingin menggabungkan latar belakang budayanya yang beragam dengan pengetahuan yang didapat di jurusan ilmu komunikasi untuk memberikan kontribusi pada dunia jurnalistik. Dengan semangat dan tekad yang kuat, Alexa siap menghadapi tantangan yang ada demi mewujudkan impiannya.

KEENANDRA PASHA, atau yang akrab disapa Ken, adalah mahasiswa berusia 22 tahun yang baru saja pindah dari Amerika ke Jakarta. Ia merupakan anak dari seorang diplomat yang baru saja dipindahkan tugas ke Indonesia. Ken merupakan mahasiswa semester 4 jurusan teknik di salah satu universitas ternama di Jakarta.

Sebagai sosok perfeksionis, Keenan sangat disiplin dan terorganisir dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ia selalu mengatur jadwalnya dengan baik dan menyelesaikan tugas-tugasnya tepat waktu. Selain itu, Ken juga memiliki etos kerja yang tinggi, sehingga ia sering kali menjadi panutan bagi teman-temannya di kampus.

Namun, di balik sifat perfeksionisnya, Ken juga dikenal sebagai sosok yang dingin dan tertutup. Ia jarang sekali terlibat dalam percakapan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan atau tugas akademiknya. Sikapnya yang dingin ini membuat banyak orang yang baru mengenalnya merasa takut dan ragu untuk mendekatinya.

Di kampus, Ken lebih sering menghabiskan waktunya di perpustakaan atau ruang lab. Ia jarang terlibat dalam kegiatan sosial, seperti organisasi kemahasiswaan atau kegiatan ekstrakurikuler. Bahkan ketika teman-teman sekelasnya mengajaknya untuk bergabung dalam grup belajar, Ken lebih memilih untuk belajar sendiri.

Suatu hari, ketika Ken sedang asyik menyelesaikan tugas di perpustakaan, ia dihampiri oleh seorang gadis yang merupakan anggota dari salah satu organisasi kemahasiswaan. Gadis tersebut tersenyum ramah padanya dan berkata, "Hai, Ken! Aku Rani, dari organisasi kemahasiswaan. Kami sedang mencari anggota baru, apa kamu tertarik untuk bergabung?"

Ken menatap gadis tersebut dengan pandangan datar, sebelum menjawab dengan suara yang dingin, "Tidak, terima kasih. Aku lebih suka fokus pada studiku." Jawab Ken singkat dan cuek. 

Rani tampak kecewa, namun ia masih berusaha untuk tersenyum. "Baiklah, kalau kamu berubah pikiran, kami selalu terbuka untuk menerima anggota baru. Semoga kita bisa menjadi teman, ya?"

Ken hanya mengangguk pelan, lalu kembali fokus pada tugasnya. Bagi Ken, menjaga jarak dengan orang lain adalah cara terbaik untuk menjaga konsentrasinya dan meraih kesuksesan yang ia inginkan. Namun, di balik sikap dinginnya itu, mungkin saja ada luka atau rasa takut yang belum terungkap. Hanya waktu yang akan menjawab apakah ken akan tetap menjadi sosok yang dingin dan tertutup, atau mampu membuka hatinya untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan orang lain.

Pagi itu terasa begitu sepi, Alexa sudah bersiap-siap meninggalkan rumah menuju kampusnya. Hari ini, dia harus buru-buru karena ada kelas pagi yang sangat penting. Begitu sampai di persimpangan jalan, tiba-tiba dari arah belakang, sebuah motor sport menabrak bagian belakang mobilnya dengan keras.

Alexa segera menghentikan mobilnya, merasa jantung berdebar kencang. Ia segera keluar dari mobil dan melihat kerusakan yang terjadi pada mobilnya. Dalam keadaan marah, ia menemui pengemudi motor yang baru saja menabraknya.

"Kamu ini nggak lihat apa sih?!" teriak Alexa dengan emosi yang memuncak. Wajahnya memerah dan kedua tangannya bergetar kesal. Pengemudi motor itu tampak terkejut dan langsung mencoba untuk menjelaskan.

"Maaf, Aku nggak sengaja, rem motorku mendadak blong," ujar pengemudi motor tersebut merasa bersalah. 

Alexa semakin marah mendengar alasan yang diberikan. "Jangan bilang-bilang soal rem blong! Kamu harus lebih hati-hati kalau berkendara! Lihat nih, gimana nanti kalau mobilku rusak parah gara-gara kamu?!" bentaknya sambil menunjuk-nunjuk ke bagian belakang mobilnya yang penyok.

Pengemudi motor itu terlihat menunduk, mencoba meredakan amarah Alexa. "Aku minta maaf, Aku akan bertanggung jawab atas kerusakan mobilnya," ujarnya dengan suara serak.

Namun, amarah Alexa tak kunjung reda. Ia terus melontarkan kata-kata kasar dan mengejek pengemudi motor tersebut. Wajah sang pengemudi ikutan gemas, namun ia tetap berusaha untuk tetap tenang dan menanggung semua cacian yang dilontarkan Alexa.

Alexa, dengan langkah tergesa-gesa, membuka pintu mobilnya dan segera menyampaikan perasaannya kepada sang pengemudi yang baru saja menabrak mobilnya, "Urusan kita belum selesai!" ujarnya dengan nada tegas dan penuh emosi.

Ia tak ingin membuang waktu lebih lama lagi, karena ia tahu ia sudah terlambat untuk kuliah pagi ini. Alexa buru-buru kembali masuk ke dalam mobilnya, menutup pintu dengan keras, dan menghidupkan mesinnya. Emosi yang memuncak membuatnya menggenggam setir dengan erat.

Sepanjang perjalanan menuju kampus, Alexa terus saja mengumpat dalam hati. Hatinya merasa tidak adil, karena sang pengemudi yang menabrak mobilnya seakan tidak peduli sama sekali. Ia mengusap keningnya yang berkeringat, mencoba untuk menenangkan diri agar bisa fokus mengemudi.

"Dasar laki-laki tidak bertangung jawab, memang bisa apa-apa diselesaikan dengan maaf! " Umpat Alexa sambil mengemudikan mobilnya.

Sesampainya di kampus, Alexa langsung melompat keluar dari mobil dan berlari menuju gedung kuliah. Meski perasaan marah masih menyelimuti hatinya, ia berusaha untuk tidak memikirkan kejadian tersebut dan fokus pada kuliah yang akan ia hadapi. Namun, di balik itu semua, pesan terakhir yang ia sampaikan kepada sang pengemudi terus terngiang di benaknya, menegaskan bahwa urusan mereka memang belum selesai.

Jam istirahat, Alexa pun melipir ke kantin bersama Safa sahabat nya, namun di tengah jalan ia seprti melihat motor sport yang tadi pagi menabraknya.

"kenapa Al? " Tanya Safa mengikuti arah pandang Alexa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!