Bang Angger benar-benar masih marah dengan kelakuan adiknya yang terus menempel pada sahabatnya. Hingga sampai di rumah dan matahari telah kembali menyengat di atas ubun-ubun kepala, amarah itu masih terbawa.
"Tingkahmu itu keterlaluan. Jangan bikin malu, Nad. Apa Abang mengajarimu seperti itu???" Tegur keras Bang Angger saat mereka tiba di rumah sepetak kecil milik mereka, peninggalan orang tua Bang Angger dan Nadia. "Abang berkewajiban mendidikmu, mengarahkanmu, kenapa kamu seperti ini Nad??? Tidak kasian kamu sama orang tua kita di surga??? Mental Abang terkuras setiap hari mengkhawatirkan kamu."
"Nadia sudah besar, Bang. Nadia tau baik dan buruk. Sudahlah, Abang menikah saja dengan Mbak Tria. Nadia sudah bisa menjaga diri..!!" Jawab Nadia.
"Sebelum kamu menikah dengan laki-laki yang tepat, sampai kapanpun Abang tidak akan menikah..!!" Ucap tegas Bang Angger di hadapan adiknya.
"Lalu pernikahan Abang dan Mbak Tria batal??? Nadia tau Mbak Tria meminta kepastian dari hubungan kalian. Kalau Abang nggak cepat lamar Mbak Tria, Mbak Tria akan menurut dengan pilihan orang tuanya. Wajar Bang, enam tahun Abang tidak memberi kepastian. Perempuan mana yang tidak ingin diperjuangkan?" Sambar Nadia.
"Itu bukan urusanmu, Nad."
"Nadia lelah hanya jadi perusuh di manapun. Nadia nggak berguna dan hanya jadi beban Abang." Nadia melangkah masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya rapat.
Bang Angger sampai menendang kursi karena berdebat dengan sang adik.
Tak di sangka ada sepasang mata melihat dan mendengar kejadian tersebut.
...
"Maaf Ar, aku salah."
"Kalau tidak ada kejadian ini apa kamu akan mengaku kalau kamu sedang bersama Aryo?" Tegur Bang Arma.
Riris menangis sesenggukan karena ketakutan merasakan amarah Bang Arma. Ia beralih ke belakang punggung Bang Aryo.
"Jangan salahkan Riris..!! Aku yang salah." Kata Bang Aryo yang akhirnya ikut terbang bersama Riris untuk menemui Bang Arma secara jantan.
"Tak perlu kau katakan, aku juga paham kalau kalian berdua itu salah. Kenapa tidak katakan sejak awal kalau di antara kalian ada perasaan???" Mata Bang Arma menunjukan amarah memuncak menatap Riris. "Kamu ingin aku melamarmu tapi kamu serong dengan laki-laki lain di belakangku?? Anak itu sudah ada di perutmu..!! Tanggung jawablah kalian berdua..!!"
Bang Angger menenangkan Bang Arma kemudian secepatnya membawa sahabatnya itu menjauh sebab dirinya paham apanyang akan terjadi jika seorang Arma tersulut emosi.
:
Bang Angger menarik nafas lega melihat Bang Arma sudah berangsur tenang. Ia pun tak habis pikir bagaimana bisa Riris berkhianat padahal sepengetahuan dirinya sejak dulu Riris dan Bang Arma saling menyimpan perasaan namun memang tidak saling terucap.
"Sesakit itu patah hati?" Tanya Bang Angger.
"Tidak sesakit putus cinta karena keadaan." Jawab Bang Arma. "Menikahlah dengan Tria, aku akan menjaga adikmu baik-baik..!!"
"Apa maksudmu??"
"Aku akan membawanya ke Borneo. Aku akan mengambil alih tugas dan tanggung jawabmu..!!"
"Bercandamu nggak lucu. Kau jangan main-main dengan adik ku Ar..!! Dia anak-anak yang jauh dari logika kita untuk di arahkan..!! Carilah wanita yang sepadan, yang mengerti akan dirimu. Kelak jika kau berjodoh dengan wanita yang baik, kau akan kesulitan kalau harus ikut menjaga adik ku." Ucap Bang Angger penuh nada emosi.
Bang Arma tersenyum tipis kemudian menepuk bahu sahabatnya. "Bukan itu maksudku, tapi........."
...
"Salim sama Bang Arma..!!" Perintah Bang Angger.
Nadia bahagia sekali keluar dari sebuah masjid yang indah di puncak gunung. Tanpa pikir panjang ia menyambar tangan Bang Arma dan mencium punggung tangannya.
"Sendiko dawuh Kangmas Raden." Ucapnya dengan gaya selengekan.
Bang Arma menggeleng gemas tapi kemudian membaca do'a dan mengecup puncak kepala Nadia.
Seketika ada desir panas yang membuat jauh di relung hatinya merasa haru apalagi Abang nya terduduk lemas hingga menangis sesenggukan. Namun bukan Nadia jika tidak bertingkah.
"Waahh.. kita romantis ya Bang. Kalau Mbak Riris tau bisa ngamuk nih. Yeess.. Nadia juga yang pertama dapat bibir Abang." Celetuk nya membuat Bang Angger tidak jadi sedih karena kembali kesal.
"Dia nggak akan marah." Jawab Bang Arma.
"Kawin yuk Bang..!!" Tantang Nadia lagi.
"Ayo.. Abang request anak perempuan..!!" Bang Arma menyambut tantangan Nadia.
Seketika Nadia terdiam, matanya terbelalak seakan tak percaya dengan pendengarannya.
"Anak, Bang?? Perempuan??" Tanya Nadia pelan.
"Kenapa? Apa kembar sekalian?"
Nadia tambah terbengong mendengarnya sedangkan Bang Angger sudah terkikik.
"Nggak bisa gitu, Abang. Tanya dulu sama Bang Angger." Kata Nadia lirih.
"Abang mah terserah lagipula kamu sulit di atur, m**pus lu sekarang. Tau kan bagaimana galaknya Arma. Nurut Abang baik-baik nggak mau, sekarang rasakan tuh ngobrol sama Om Arma." Ejek Bang Angger.
"Cckk.. ini lagi kakak lucknut. Bukannya belain adik yang sedang bahaya. Tega bener deketin Nadia sama laki-laki galak ini." Gumam Nadia menggerutu sendiri.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
🍀 chichi illa 🍒
akhir nya sahhhhh yeeey alhamdulilah gak sama Riris , dr awal udah gak srek liat Riris 😅
2024-10-14
0
putri
uhhhuy nikah sam om Arma nduk🤣🤣🤣
2024-04-06
1
Murni Zain
kata omongan adl doa Nadia.. terbukti kan nikah sm om Arma 🥱
2024-04-05
1