4. Nakalnya Nadia.

"Besok Abang kembali ke tempat tugas. Akhir bulan depan Abang kembali lagi untuk urus berkas pengajuan nikah sama Riris. Kamu baik-baik disini ndhuk, jangan terlalu dekat dengan sembarang pria..!!" Pesan Bang Arma pada Nadia.

Entah kenapa ada rasa sedih berkelebat dalam hati Nadia seakan ada rasa tidak rela berpisah dengan pria yang sedang membonceng nya tersebut. Setelah dua tahun tak berjumpa, kini dirinya baru bisa bertemu setelah dua tahun lamanya.

"Okeeyy.. semoga lancar urusan Abang." Jawab Nadia santai saja padahal pada kenyataannya masih ada rasa sedih di dalam hatinya.

'Aku kenapa sih? Kenapa harus sedih saat temannya Abang mau pergi.'

Setelah motor mereka berhenti, Bang Arma turun dari motor lalu mengusap puncak kepala Nadia.

"Jangan cari perkara yang membuat cemas." Kata Bang Arma.

"Siapa yang cemas?"

"Sudah jelas...." Jawab Bang Arma.

\=\=\=

Siang hari Bang Arma tiba kembali di kampung halamannya, orang bilang Dwipa Utara.

Di bandara sipil sudah ada Bang Angger yang menjemputnya.

"Welcome back bro. Akhirnya kau mau kawin juga." Sapa Bang Angger di depan mobilnya.

"Wes wayahe." Jawab Bang Arma santai kemudian meletakan tasnya yang mungkin berisi dokumen pengantar pengajuan nikah. "Antar aku ke kost nya Riris dulu ya..!!" Pinta Bang Arma.

Kening Bang Angger berkerut, namun hatinya juga bertanya-tanya. Bukankah Riris sedang liburan ke pulau Belitung satu bulan yang lalu.

"Apa kamu tidak tau kalau Riris ke Belitung?? Liburan ke tempatnya Aryo." Kata Bang Angger.

"Apa????" Reaksi Bang Arma sudah menunjukkan kalau pria itu sama sekali tidak tau kalau saat ini Riris sedang bersama Bang Aryo.

Bang Arma mengambil ponselnya lalu segera menghubungi Riris.

"Kamu dimana?"

...

Bang Arma bersandar tanpa tenaga di sebuah cafe baru namun suasananya cukup tenang. Mungkin saat ini hanya rokok yang begitu paham akan hati dan perasaan nya.

Mata Bang Arma memerah menahan marah karena Riris tidak mengakui di mana posisinya berada sebab dirinya mengatakan akan kembali ke Dwipa esok lusa. Jika saja dirinya tidak kembali hari ini mungkin dirinya tidak akan pernah tahu bahwa Riris sedang bersama Bang Aryo.

"Sabar Ar, aku benar-benar tidak tau kalau Riris dan Aryo ada main di belakang mu. Kalau aku tau, aku pasti akan mencegah Riris berangkat liburan ke Belitung."

"Lebih baik Tuhan membuka mataku sekarang daripada pernikahan ini sudah terlanjur terjadi. Aku hanya tidak tau bagaimana menyelamatkan wajahku di depan Danyon." Jawab Bang Arma.

"Abaaaaang???" Suara teriakan cempreng dari jauh terdengar begitu renyah di telinga Bang Arma.

Baru saja Bang Arma menoleh, Nadia sudah memeluk sahabat Abangnya dari belakang.

"Kangen sama Nadia ya?" Tebaknya asal.

"Nadiaaa.. Astaghfirullah..!! Jangan bikin malu..!!!" Bentak Bang Angger sampai wajahnya ikut memerah karena ulah sang adik. Bang Angger langsung menarik tangan Nadia dengan gemas tapi Nadia malah jatuh terduduk di pangkuan Bang Arma.

"Aduuhh.. Nadia jadi malu." Ucapnya menutup wajah tapi langsung bersandar manja pada bahu Bang Arma. "Hmm.. wangiii.."

Bang Angger yang geram melayangkan tangannya dan hendak menampar Nadia namun Bang Arma menahan tangannya.

"Jangan Ger, aku juga yang salah."

"Turun kamu Nad, sampai Abang habis kesabaran.. Abang jamin kulitmu itu merah lebam..!!" Ancam Bang Angger.

Nadia menatap mata Bang Arma dan pria itu mengarahkan agar Nadia beralih posisi dari pahanya.

Dengan wajah cemberut, Nadia beralih dari pangkuan Bang Arma.

"Kalau bukan adik, sudah Abang aduk kamu jadi dodol..!!" Ucap Bang Angger yang masih saja kesal dengan tingkah adiknya. Ia pun berdiri kemudian melangkah menuju toilet.

Setelah punggung Bang Angger tak terlihat lagi, Bang Arma menatap mata Nadia dengan lekat.

"Jangan sampai kamu lakukan hal seperti itu di hadapan laki-laki lain..!!" Kata Bang Arma kini memperlihatkan wajah berangnya.

"Kenapa?? Cemburu ya??"

"Mana ada cemburu apalagi sama makhluk ajaib seperti kamu??" Jawab Bang Arma masih bersikap tenang. Ia membuka jaketnya lalu meletakan nya di pangkuan.

"Masa sih?? Padahal yang muda lebih menggairahkan lho." Goda Nadia, jemari lentiknya nakal berjalan di atas paha Bang Arma.

"Nggak usah macam-macam sama om-om..!!" Kata Bang Arma memberi peringatan pertama.

"Hehehe.. Abang takut nggak sanggup yaaaaaa????"

"Nggak sanggup apa? Sempat Abang terbangkan anak buah, tangisan Chino kamu nanti." Jawab Bang Arma yang hanya di tanggapi tawa terbahak dari Nadia.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

berasa flashback Rinto anye 🤭

2024-10-14

0

putri

putri

hidup om2 🤣🤣🤣🤣

2024-04-06

1

Ratu Tety Haryati

Ratu Tety Haryati

Untunglah kau pulang, Bang... dan akhirnya tau jika calon istri dan sahabatmu ternyata menikung

2024-04-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!