Awal Mula Menelan Makanan #3

Pagi ini Raiga kecil bangun untuk bersiap pergi ke sekolah nya

Paman yang sedari tadi menunggu nona kecilnya untuk bangun sendiri, menatap sambil tersenyum

Raiga merasa malu dan menutup wajahnya dengan kedua tangan

Tawa Paman Kaelus langsung pecah melihat nona-nya begitu lucu

Setelah selesai bersiap, paman memastikan lagi tidak ada barang yang tertinggal

" Nona,apa semua sudah dibawa".

" Sudah paman". Ucap Raiga dengan semangat

Mereka berdua keluar dari kamar Raiga dan menuju keluar rumah

Para penjaga memberi salam dan menyapa paman Kaelus

Entah kenapa Raiga bisa merasakan bahwa paman pasti orang yang sangat dihormati oleh para penjaga

Raiga menjadi bangga kepada pamannya itu

" Ada apa nona, kenapa anda senyum-senyum seperti itu".

Raiga langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dia tidak ingin paman tahu bahwa dia begitu senang karena Paman nya sangat hebat

Mereka pergi menuju ke halte bus....

Tidak seperti kakaknya yang diberikan fasilitas yang begitu mewah

Setiap hari-nya diantar dan dijemput oleh supir pribadi dengan mobil yang mewah

Sedangkan Raiga setiap hari-nya naik bus bersama paman untuk menuju ke sekolah nya

Satu hal yang Raiga tidak tahu, bahwa untuk ongkos dan kebutuhan pribadi Raiga

Itu semua adalah uang pribadi dari paman Kaelus sendiri

Ayahnya Handreas termasuk dalam golongan konglomerat tidak pernah memberikan uang untuk kebutuhan Raiga

Bahkan ibunya juga dilarang untuk memberikannya uang

Tapi paman Kaelus sama sekali tidak keberatan, dia juga tidak ingin nona kecilnya mengetahui hal seperti itu

" Nona hari ini saya akan menunjukkan sesuatu setelah pulang sekolah nanti". Ucap paman sedikit berbisik karena mereka sedang berada didalam bus

" Apa itu paman". Raiga tampak bersemangat

" Rahasia". Paman tertawa dan memalingkan wajahnya

Kedua pipi besar Raiga menjadi membengkak, dia merajuk karena paman Kaelus membuat nya menjadi penasaran

Sampai di depan gerbang, Raiga langsung berlari untuk masuk ke sekolah nya, dia melambaikan tangan ke paman

Melihat Raiga sudah masuk bersama gurunya

Paman Kaelus pergi dari sana....

Seharusnya dia tetap berada disana sampai selesai tapi dia mempunyai urusan sebentar

Saat belajar Raiga sangat gelisah, dia ingin hari ini pembelajaran cepat selesai

Dia sangat penasaran apa yang ingin ditunjukkan paman

Dia belajar dan mengerjakan semuanya dengan cepat sampai gurunya menjadi terkejut dengan apa yang dilakukan Raiga hari ini

Saat bel pulang berbunyi....

Raiga dengan cepat memakai tasnya dan langsung berlari ke gerbang

Dia begitu senang, namun senyum dibibir nya perlahan menghilang

Dia tidak melihat paman yang seharusnya sedang menunggu nya

Raiga merasa sedih, dia takut paman pergi meninggalkan nya begitu saja

Teman-teman sekolahnya melewati nya yang masih berdiri melihat gerbang

Raiga berjalan sedikit keluar gerbang

Paman Kaelus benar-benar tidak terlihat sama sekali

Raiga berjongkok , dia menenggelamkan wajahnya ke kakinya dan memeluk erat dirinya

Hati Raiga terasa begitu sepi, dia tidak tahu rasa apa yang sedang dia alami

Mata nya berair, tanah menjadi basah karena titik-an air matanya

" Nona kenapa anda berjongkok seperti itu".

Suara itu, Raiga langsung mendongak dan tersenyum cerah

Itu paman Kaelus, Raiga begitu senang

Dia membentang kan tangannya dengan sangat lebar

Paman Kaelus yang mengerti langsung menggendong nona kecil nya itu

Raiga menaruh kepalanya di bahu Paman dan menangis

" Kenapa anda menangis nona??". Tanya paman sambil tertawa

" Paman, aku pikir kejutan yang ingin paman berikan-". Dia tidak bisa menerus kannya karena paman langsung memberitahu alasannya pergi sebentar

" Saya pergi membeli sesuatu,lihat...!!!".

Paman mengangkat tangannya ke atas dan memperlihatkan beberapa bahan makanan didalam kantong plastik

" Untuk apa itu paman??". Raiga memiringkan kepalanya

" Saya sudah bilang kan , akan memberikan kejutan untuk nona".

Mereka pergi dari sana dan kembali kerumah

Di pintu masuk lagi-lagi penjaga memberi salam kepada paman

Paman mengajak Raiga ke dapur.....

Raiga sangat kebingungan, sebenarnya apa yang ingin dilakukan paman nya itu??

Paman mengeluarkan bahan makanan yang dia bawa didalam kantong plastik, Raiga disuruh untuk duduk saja dan melihat paman dari meja dapur

Paman mengambil panci dan membersihkan bahan-bahan yang dia beli

Raiga hanya bisa menuruti sesuai yang paman suruh

Satu-persatu makanan dimasukkan, Paman sangat pandai dalam memasak

Ini pertama kali Raiga melihat paman Kaelus memasak

Raiga sangat takjub aura yang dipancarkan paman saat memasak sangat memukau

Paman menaruh makanan yang sudah masak dipiring dan ganti memasak beberapa telur menjadi satu, lalu menaruh nya diatas makanan yang sudah jadi pertama tadi

Dia membawakannya ke hadapan Raiga

" Nona silahkan". suruhnya

Raiga sangat terkejut, matanya melotot tidak percaya...?

Dia tampak ragu, dan mencoba menyakinkan dirinya bahwa yang dia lihat saat ini bukan mimpi

Paman menyuruhnya untuk makan??

Bukankah paman tahu dia tidak akan bisa menelan itu??

Melihat keraguan dari wajah nona kecilnya

" Nona percaya lah sama saya anda pasti bisa menelannya,jika tidak saya akan siap mati apabila nona kenapa-kenapa". Ucap paman dengan penuh keyakinan

Melihat paman yang begitu yakin , Raiga merasa sedikit berani

Dia menarik makanan itu, dan menyendok nya sedikit

Saat ingin memasukkan nya kedalam mulut

Dia berhenti sebentar dan melihat ke paman

Paman mengangguk dengan sangat yakin

Raiga memasukkan makanan itu perlahan dan meng-kunyahnya dengan perlahan

Lalu dengan pelan dia menelan nya.....

Air mata mengalir dari bola mata nya yang bergetar dan bergenang

Raiga memegangi tenggorokan nya dengan kedua tangan......

Paman langsung tampak kawathir dan dnegan cepat memeriksa Raiga

Namun Raiga malah tersenyum sambil menangis yang membuat paman berhenti mendekat

Dia tidak percaya makanan itu masuk dengan mudahnya meski sedikit terasa sakit

Raiga menatap ke paman dan tersenyum cerah...

Wajah paman tampak merasa lega, usahanya berhasil sesuai dengan apa yang sudah dia rencana kan

Raiga terus menyantap makanan itu dengan lahap

" Pelan-pelan saja nona, nanti anda tersedak". Ucap paman

Raiga yang akhirnya bisa merasakan apa itu menelan makanan sampai saat ini

Begitu bahagia dan senang....

Makanan itu dihabiskan nya tanpa tersedia sedikit pun

Piringnya benar-benar bersih.....

Paman sangat senang, dan memuji nona itu

" Paman apa nama makanan ini?".

" Nasi goreng omelette".

Raiga mengambil buku diarynya dan langsung menulis kan sesuatu

" Apa yang anda tulis nona".

" Makanan kesukaan ku, yaitu nasi goreng omelette". Raiga tersenyum lebar sampai terlihat giginya

Untung saja saat ini keluarga Raiga sedang pergi ke acara penting jadi mereka akan pulang saat larut malam, sedang kan para penjaga banyak yang ikut untuk mengawal mereka disana

Hanya ada penjaga gerbang dan kepala pelayan

Kepala pelayan memperbolehkan paman untuk memakai dapur

Setelah selesai makan, mereka kembali kekamar Raiga

Raiga mengambil sesuatu dari dalam laci lemari nya

" Pil khusus ini, berarti aku tidak perlu mengkonsumsi nya lagi kan paman?".

" Benar,untuk sekarang nona sudah bisa memakan masakan saya, jadi biar saya yang akan membantu nona".

(mohon dukungannya, sangkyuuu 🙏✌️)

Episodes
1 Prolog
2 Awal Mula Menelan Makanan
3 Awal Mula Menelan Makanan #2
4 Awal Mula Menelan Makanan #3
5 Awal Mula Menelan Makanan #4
6 Awal Mula Menelan Makanan #5
7 Awal Mula Menelan Makanan #6
8 Awal Mula Menelan Makanan #7
9 Awal Mula Menelan Makanan #8
10 Awal Mula Menelan Makanan #9
11 Awal Mula Menelan Makanan #10
12 Tarian Raiga Kecil #1
13 Tarian Raiga Kecil #2
14 Tarian Raiga Kecil #3
15 Tarian Raiga Kecil #4
16 Kepergian Paman Kaelus #1
17 Kepergian Paman Kaelus #2
18 Kepergian Paman Kaelus #3
19 Mengukir cerita #1
20 Mengukir cerita #2
21 Menarik sang penyanyi #1
22 Menarik sang penyanyi #2
23 Menarik sang penyanyi #3
24 Luka yang digantikan
25 Pertemuan Janggal
26 kesempatan yang ada
27 Terlalu kecil untuk merasakan rasa sakit
28 Tidak seperti yang terlihat
29 Masing-masing ada peran
30 Menuju hari esok
31 Hari pertama
32 Agar tidak mencolok
33 saling memahami perasaan
34 target itu hilang
35 jangan merendahkan orang lain
36 mencari alasan
37 sangat mencurigakan
38 komplotan yang menyedihkan
39 jangan bersembunyi terus
40 Hari hari yang lelah
41 masih hari yang lelah
42 perlombaan pasrah
43 perlombaan pasrah yang memuaskan
44 bukankah berbeda?
45 jangan lakukan hal itu
46 acara perjamuan dimulai
47 akhir acara perjamuan
48 mencoba menahan sakitnya
49 senyum hangat seperti bunga Lily
50 berjalan dengan baik
51 meminta ijin ke Bibi
52 Sama-sama memiliki tugas
53 terheran-heran dengan Akio
54 tugas membunuh aktor
55 untung aja
56 chapter 56
57 chapter 57
58 chapter 58
59 pertama kali yang kesekian kalinya
60 chapter 60
61 apa aku bisa merasakan kehangatan keluarga?
62 chapter 62 (update lagi ya)
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Prolog
2
Awal Mula Menelan Makanan
3
Awal Mula Menelan Makanan #2
4
Awal Mula Menelan Makanan #3
5
Awal Mula Menelan Makanan #4
6
Awal Mula Menelan Makanan #5
7
Awal Mula Menelan Makanan #6
8
Awal Mula Menelan Makanan #7
9
Awal Mula Menelan Makanan #8
10
Awal Mula Menelan Makanan #9
11
Awal Mula Menelan Makanan #10
12
Tarian Raiga Kecil #1
13
Tarian Raiga Kecil #2
14
Tarian Raiga Kecil #3
15
Tarian Raiga Kecil #4
16
Kepergian Paman Kaelus #1
17
Kepergian Paman Kaelus #2
18
Kepergian Paman Kaelus #3
19
Mengukir cerita #1
20
Mengukir cerita #2
21
Menarik sang penyanyi #1
22
Menarik sang penyanyi #2
23
Menarik sang penyanyi #3
24
Luka yang digantikan
25
Pertemuan Janggal
26
kesempatan yang ada
27
Terlalu kecil untuk merasakan rasa sakit
28
Tidak seperti yang terlihat
29
Masing-masing ada peran
30
Menuju hari esok
31
Hari pertama
32
Agar tidak mencolok
33
saling memahami perasaan
34
target itu hilang
35
jangan merendahkan orang lain
36
mencari alasan
37
sangat mencurigakan
38
komplotan yang menyedihkan
39
jangan bersembunyi terus
40
Hari hari yang lelah
41
masih hari yang lelah
42
perlombaan pasrah
43
perlombaan pasrah yang memuaskan
44
bukankah berbeda?
45
jangan lakukan hal itu
46
acara perjamuan dimulai
47
akhir acara perjamuan
48
mencoba menahan sakitnya
49
senyum hangat seperti bunga Lily
50
berjalan dengan baik
51
meminta ijin ke Bibi
52
Sama-sama memiliki tugas
53
terheran-heran dengan Akio
54
tugas membunuh aktor
55
untung aja
56
chapter 56
57
chapter 57
58
chapter 58
59
pertama kali yang kesekian kalinya
60
chapter 60
61
apa aku bisa merasakan kehangatan keluarga?
62
chapter 62 (update lagi ya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!