"Apa!?"
Galang dan Dara merasa terkejut ketika Gema mengutarakan niatnya untuk melamar Chila.
"Hari ini aku menyadari perasaanku pada Chila, aku jatuh cinta dan sudah melamarnya tapi dokter Armon memintaku untuk membawa orang tua," jelas Gema pada kedua orang tuanya itu.
"Apa anak itu sedang mabuk, sayang? Coba periksa!" Galang meminta istrinya untuk memeriksa anak laki-lakinya.
"Tenang dulu!" Dara mencoba menenangkan sang suami.
Selama ini Gema tidak pernah dekat dengan perempuan jadi saat tiba-tiba saja pemuda itu ingin melamar Chila, pasti orang tuanya akan terkejut.
"Kenapa ingin segera menikah? Kau masih sekolah, bagaimana caramu membina rumah tangga yang seperti itu?" tanya Dara dari hati ke hati.
Gema meraih ponselnya dan memperlihatkan saldo rekeningnya pada orang tuanya.
Memang nilainya sangat banyak untuk ukuran anak pelajar.
"Selama ini aku menabung, memang tidak seberapa dibanding saldo papa tapi aku akan bertanggung jawab pada Chila," ucap Gema dengan mantap.
Galang menghela nafasnya kasar. "Tidak semudah itu, anak muda! Chila besar dari keluarga berada, hidupnya terjamin dari kecil lagipula dokter Armon pasti tidak akan sembarangan memilih menantu!"
"Jadi papa menganggapku laki-laki sembarangan? Selama ini aku tidak pernah dekat dengan perempuan manapun walaupun banyak yang mengejarku, aku selalu mempunyai prinsip tapi semuanya jadi goyah karena getaran hatiku pada Chila!" Gema jadi emosional dan berkata dengan menggebu-gebu sekali.
Melihat Gema sekarang mengingatkan Galang pada masa mudanya, dia dulu keras kepala dan suka membangkang. Mungkin sekarang Galang menerima karmanya.
"Lagipula aku juga ingin menjaga reputasi keluarga Bamantara, aku sangat tahu bagaimana aku dulu dilahirkan dan..."
Gema melanjutkan perkataannya yang menjurus pada kutukan keluarga Bamantara.
"Cukup!" Galang menyela karena tidak mau mendengarnya. Dia sangat tahu kalau Gema tidak akan berhenti jika keinginannya tidak terpenuhi.
Daripada pemuda itu nekat dan membuat Chila kenapa-kenapa lebih baik melamar gadis itu secara baik-baik.
"Baiklah, kita akan melamar Chila besok!" Galang akhirnya setuju.
Gema termenung sambil mengingat perdebatannya dengan orang tuanya ketika dia ingin melamar Chila.
Sudah sejauh ini bahkan Gema juga pindah sekolah, dia tidak bisa mundur lagi.
Sepulang sekolah, Gema menunggu Chila di parkiran. Dia sudah naik di motornya sambil menunggu pesan balasan dari Chila.
Sedari tadi Gema mengirim pesan tapi belum dibalas sampai beberapa menit kemudian ada sebuah pesan masuk.
Aku tunggu di belakang sekolah!
Akhirnya pesan Gema dibalas juga oleh Chila, gadis itu menunggunya.
Jadi, Gema segera keluar dari area sekolah kemudian memutar menuju belakang sekolah yang sepi.
Di sana Chila sudah menunggu sambil sesekali menggaruk tubuhnya karena digigit nyamuk.
"Itu dia!" seru Chila ketika melihat motor Gema mendekat.
Gadis itu langsung menemui Gema sambil mengacak pinggang.
"Kenapa tidak berhenti mengirim pesan? Dan kenapa kau pindah sekolah segala? Kau sengaja ingin menghancurkan hidupku, ya!" cecar Chila dengan kekesalannya.
Melihat Chila marah justru membuat Gema jadi senyum-senyum sendiri.
"Wah, kau benar-benar gila!" Chila tambah kesal.
"Tidak, aku hanya membayangkan diomeli oleh istri," ucap Gema tanpa beban.
"Kau terlalu banyak berkhayal!" balas Chila yang masih dengan nada keras.
Gema menepuk jok belakang motornya. "Naik dulu dan marahnya dilanjut nanti, kita harus makan dulu!"
"Aku tidak mau pulang denganmu," tolak Chila.
"Ingat perjanjian kita atau kau mau..." Gema mulai menggunakan jurus ancamannya.
"Oke!" Chila setuju dan langsung naik ke motor Gema.
Sebelumnya Gema sudah membawa helm cadangan karena memang niatnya ingin pulang bersama calon istrinya.
Biasanya Gema akan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi tapi untuk kali ini, pemuda itu sengaja pelan saja. Dia tidak mau kehilangan setiap momen bersama Chila, baginya setiap detik jadi sangat berharga.
"Bisakah lebih cepat? Nanti ada yang melihat kita," pinta Chila. Dia tidak mau timbul gosip di sekolahan.
"Kita pergi ke rumahku saja!"
Mendengar itu, Gema menaikkan kecepatan artinya Chila memberi lampu hijau kalau boleh berkunjung ke kediaman keluarga Brisek kapanpun itu.
"Kenapa berhenti di sini?" tanya Chila ketika Gema berhenti ke toko bunga.
"Aku ingin membeli bunga untuk ibu mertua," jawab Gema.
"Hah?" Chila masih tidak habis pikir.
Sempat-sempatnya Gema memikirkan hal semacam itu.
Berbagai jenis bunga Gema beli untuk Roro, calon ibu mertuanya.
"Semoga saja ibu mertua suka hadiahku, sebenarnya mempunyai menantu sepertiku adalah anugerah," gumam Gema.
Chila tidak mau menanggapi pemuda itu karena hanya akan membuatnya emosi lagipula jika dia marah, Gema akan semakin suka padanya.
Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di kediaman keluarga Brisek.
Roro melihat kedatangan putrinya dengan Gema.
"Jadi mereka akan benar-benar menikah?" gumam perempuan itu masih tidak menyangka.
Roro harus menyambut kedatangan Gema.
"Hallo, ibu mertua!" Gema memberikan bunga yang dibelinya.
"Wah, kenapa repot sekali!" Roro menerima bunga itu dan mempersilahkan Gema masuk ke dalam.
Chila menghela nafasnya karena Gema tidak merasa sungkan sama sekali.
"Mami masak apa hari ini?" tanya Chila yang sudah lapar.
"Ada menu kesukaanmu di meja makan, bawa Gema makan juga, kalian pasti lapar," jawab Roro. Dia akan memberi ruang untuk pasangan tidak terduga itu.
Di meja makan ada berbagai menu masakan yang dibuat oleh Roro sendiri.
"Semua ini ibu mertua yang memasaknya?" tanya Gema.
"Iya, kau harus membiasakan diri makan masakan mami karena setelah menikah aku tidak mau tinggal dengan mertua," jawab Chila.
"Kau tidak akan tinggal di rumah mertua, istriku. Kita akan mandiri," ungkap Gema dengan rencananya.
"Mandiri bagaimana?" Chila merasa bingung.
"Kita akan membangun rumah tangga sendiri dari nol dan tanpa campur tangan orang tua kita," jelas Gema.
"Tunggu! Jadi, kau akan mengajakku hidup susah?" tanya Chila memastikan.
Dan Gema menganggukkan kepalanya.
"Bukankah itu keren? Kita sudah hidup berkecukupan selama ini, jadi tidak ada salahnya kita menjadi rakyat jelata," jawab Gema tanpa beban.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Ratna Dewi Kartika
astoge...
2025-03-16
0
Titik Handayani
waduuuhhhh...piye to kih gema
2025-01-12
1
Qaisaa Nazarudin
Harusnya beli makan,Bunga itu buat Chilla deh Gema..😂
2024-10-06
0