Armon hanya diam saja mendengarkan putrinya bercerita.
"Aku tidak menyangka si gila itu kemari dan langsung melamarku? Bukankah Gema tidak waras?" lanjut Chila dengan kekesalannya.
"Daddy kira kalian memang menjalin hubungan selama ini, syukurlah kalau begitu," balas Armon.
"Kami kan beda sekolah dan jarang bertemu, nomor ponselnya saja tidak punya. Bagaimana bisa berhubungan?" Chila akan memperjelas semuanya.
"Kalau Gema kemari lagi lebih baik langsung diusir!"
Armon berusaha bersikap tenang, dia tidak akan memperpanjang masalah ini lagi.
"Kembalilah ke kamarmu dan istirahat dengan nyaman," ucap Armon kemudian.
Mereka pikir kalau hari yang tidak terduga seperti ini akan berlalu begitu saja ternyata keesokan harinya Gema benar-benar datang bersama kedua orang tuanya.
Bertepatan dengan weekend jadi di kediaman keluarga Brisek, semua anggota keluarga tengah menikmati weekend dengan tenang.
"Apa yang Gema lakukan?" Chila melihat kedatangan keluarga Bamantara dan langsung merinding. Dia harus mengintip lagi.
Kali ini yang menghadapi keluarga itu adalah kedua orang tuanya.
"Kakak..." panggil Sean yang mencari Chila sedari tadi. "Ada Gempi di rumah kita!"
Chila memberi kode untuk diam pada adik laki-lakinya itu.
"Jangan temui Gempi hari ini," bisik Chila.
"Kenapa?" Sean merasa bingung.
"Pokoknya di sini saja bersama kakak," balas Chila.
Gempi adalah adik perempuan Gema yang seumuran dengan Sean. Dan mereka bersekolah di sekolah yang sama, wajar jika Sean ingin menyapa temannya.
Namun, Sean akan menuruti kakaknya untuk mengintip saja.
"Di mana Sean?" tanya Dara basa-basi pada Roro.
Kedua perempuan itu jadi dekat karena anak mereka bersekolah di sekolah yang sama.
Dara ibu kandung Gempi dan Roro ibu kandung Sean, mereka tidak menyangka akan bertemu di situasi yang canggung ini.
"Sean sedang bermain, Gempi bisa menyusul," balas Roro. Sebaiknya memang menjauhkan anak-anak karena suasana sedang tidak kondusif.
Armon dan Galang saling memandang tanpa berkata-kata sedari tadi. Entah apa yang ada di pikiran mereka.
"Ya lebih baik memang begitu," Dara segera meminta anak perempuannya untuk mencari Sean.
Sekarang tertinggal para orang tua dan Gema yang senyum-senyum sendiri di sana.
"Jadi..." Gema ingin memulai pembicaraan.
"Diamlah, anak muda!" Galang langsung menyela putranya karena tidak mau mendengarkan perkataan dari mulut Gema yang sedang tidak waras.
"Sebelum kalian mengatakan apapun dengan segala hormat, saya menolak lamaran dari keluarga Bamantara. Putri saya masih sekolah jadi biar Chila fokus pada pendidikannya dahulu," ucap Armon dengan tegas.
Sebelum Galang dan Gema mengutarakan niat mereka, mereka sudah ditolak duluan. Sungguh reputasi buruk bagi keluarga Bamantara.
"Kita sebelumnya saling mengenal dengan baik tuan Armondite Brisek, jangan sampai karena masalah ini kita akan saling bermusuhan," ucap Galang.
"Maka dari itu saya tidak mau memperpanjang masalah ini tapi putra Anda yang memulainya bahkan membawa anggota keluarganya," balas Armon.
"Saya akui anak saya memang kadang suka gila tapi kalau dia sudah bilang suka artinya Gema memang tulus dan bersungguh-sungguh. Awalnya aku tentu saja terkejut tapi Anda pasti pernah mendengar rumor tentang keluarga kami, bukan?" Galang tidak mau mengalah begitu saja.
Tentu saja Armon pernah mendengar tentang reputasi keluarga Bamantara, keluarga itu dikenal mempunyai kutukan yang di luar logika.
Keturunan laki-lakinya adalah spesialis menghamili perempuan di luar nikah.
Dan bisa-bisanya Galang bangga dengan semua itu.
"Saya bisa saja mengurung Gema atau memindahkannya ke luar negeri tapi anak itu pasti akan semakin menggila, saya tidak bisa menjamin keselamatan putri Anda," tambah Galang.
Chila yang mendengar percakapan para orang tua semakin merinding.
"Bagaimana ini? Aku harus melakukan sesuatu!" batin Chila gelisah.
Akhirnya gadis itu memutuskan untuk ikut bergabung ke ruang tamu.
"Chila...." panggil Gema ketika melihat gadis itu datang. "Aku merindukanmu! Aku sampai tidak cuci muka dari kemarin supaya bekas bibirmu tidak hilang dari pipiku!"
"Ku bilang diam!" Galang langsung meremas paha Gema supaya putranya sadar.
"Ish..." Chila memandang aneh ke arah Gema.
"Kenapa kemari? Daddy akan mengurus semuanya," ucap Armon yang meminta putrinya untuk kembali ke kamar.
"Tidak Daddy, pasti Gema tidak akan berhenti sampai di sini!" balas Chila.
"Jadi, kau menerima lamaran keluarga Bamantara?" tanya Armon memastikan.
"Demi kebaikan bersama, lebih baik aku dan Gema memang menikah," jawab Chila tidak terduga.
Gema sampai menutup mulut dengan kedua tangannya karena tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Istriku..." Gema memanggil Chila tanpa sungkan.
"Bisakah kita bicara berdua?" Chila sepertinya harus bicara pada pemuda yang tidak tahu malu itu.
Chila membawa Gema ke taman lalu menginjak kakinya dengan keras.
"Kau benar-benar gila, ya!" kesal Chila.
Gema bergeming dan tidak merasa kesakitan. "Aku sudah menyerahkan diriku padamu jadi kau bisa melakukan apapun yang kau mau!"
"Menyerahkan diri bagaimana?" Chila masih tak habis pikir. "Kenapa kau lakukan ini padaku?"
Chila tak kuasa menahan air matanya. "Tolong berhenti bersikap gila, kalau kau hanya ingin bermain-main carilah gadis lain!"
"Bermain-main? Aku bukan laki-laki seperti itu!" Gema merasa tidak terima.
"Baiklah, kau pasti bingung. Aku akan menjelaskannya," lanjut Gema.
Karena merasa Gema mulai waras, Chila mau untuk mendengarkan penjelasan pemuda itu.
Mereka berdua akhirnya duduk di bangku taman.
"Sial! Bahkan jantungku sekarang berdebar dengan kencang," ucap Gema seraya memegangi dadanya. "Apa kau perlu bukti, istriku? Peganglah dadaku!"
"Tidak mau! Cepat bicara saja!" tolak Chila dengan tegas.
Gema mengatur nafasnya. "Aku ikut perkumpulan motor dan semua anggotanya sudah mempunyai kekasih, mereka sering mengolokku bahkan berusaha menjodohkanku tapi aku tidak mau!"
"Bukan karena aku minder atau merasa kurang tampan tapi aku sudah berjanji untuk tidak berhubungan dengan wanita mana pun!"
"Pasti ada alasannya, bukan?" tanggap Chila.
"Karena aku tidak mau menambah reputasi buruk keluargaku, keluarga Bamantara dikenal sebagai spesialis menghamili perempuan sebelum menikah jadi sebagai keturunan laki-laki aku merasa terbebani. Jika aku jatuh cinta pasti aku akan kehilangan kendali seperti sekarang ini jadi lebih baik aku menikahimu saja," jelas Gema.
"Tunggu dulu! Sejak kapan kau suka padaku?" tanya Chila lebih jelas.
"Saat kau mencium pipiku, aku langsung merasakan perasaan aneh, aku pikir aku sudah jatuh cinta padamu!" ungkap Gema.
Chila menepuk jidatnya sendiri karena merasa semua tidak masuk akal. "Kau sendiri yang menyuruhku, 'kan?"
"Aku hanya memintamu mencium pura-pura supaya teman-temanku berhenti mengolokku tapi kau melakukannya sungguhan," balas Gema.
"Kau harus bertanggung jawab, istriku. Atau kau mau aku menghamilimu?"
Gema akan menuntut dengan pemaksaan yang nyata dan buktinya Chila jadi takut karena kutukan keluarga Bamantara itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Specialis yg kayak gitu bukan hanya ada di Keluarga Bamantara doang,Mana2 cowok mah sama..😂😂
2025-02-22
0
Ina Karlina
jodoh mu chila ..pacaran halal itu lebih baik..
2025-04-24
0
vitrianita
Astagaaa 😂😂😂😂😂
2025-02-17
0