Bab5.

Nenek Eva yang berada disamping pun terkejut mendengarnya, dia semakin terkejut ketika melihat darah segar mengalir dari tangan Kirana

Sehingga dengan spontan dia berdiri lalu berjalan untuk mengambil kotak p3k, lalu membantu Kirana untuk mengobati lukanya. Untunglah lukanya tidak terlalu dalam, sehingga pendarahan nya bisa dengan cepat dihentikan

" kamu kenapa? Dari tadi nenek lihat kamu terus melamun. Kalau ada sesuatu yang mengganggu pikiran kamu, ceritakan saja sama nenek "

Kirana menatap netra nenek Eva. Nenek Eva memang benar, jika sekarang ada sesuatu yang menggangu pikiran nya. Kirana pun terlihat memperhatikan sekitar mereka, dia mencoba memastikan kalau tidak ada yang dapat mendengarkan pembicaraan mereka

Dan dari penglihatan nya tidak ada siapa-siapa disitu. Hanya ada dia dan nenek Eva yang masih duduk diruang keluarga

" jadi begini nek... Saya tidak ada maksud untuk ikut campur masalah keluarga nenek, tapi tadi saya tidak sengaja mendengar, kalau tuan Barra dan tuan Baskoro menyebut nama om Hendra dan Sirena "

" apa kamu mengenal mereka? "

" om Hendra sendiri adalah suami dari tante saya, sedangkan Sirena adalah sepupu saya yaitu anak dari tante saya. Tapi saya tidak tahu, apakah orang yang tadi tuan Barra dan tuan Baskoro maksud adalah mereka "

Nenek Eva terdiam sejenak berusaha mencerna apa yang baru saja Kirana katakan. Rasanya terlalu banyak kesamaan jika menganggap orang yang Kirana katakan dan orang yang dimaksud oleh Baskoro tadi, adalah orang yang berbeda

Sepertinya mereka adalah orang yang sama, begitulah nenek Eva menyimpulkan. Namun dia akan merahasiakan tentang hal ini, karna dia tidak mau jika sampai, putranya yaitu Baskoro ikut melampiaskan kemarahan nya kepada Kirana. Karena ternyata Kirana adalah keponakan dari Hendra.

***

Setelah selesai melakukan pekerjaan nya. Kirana pun kembali kekamarnya untuk segera beristirahat, namun dia kembali teringat akan pembicaraan nya dengan nenek Eva tadi

Sepertinya masalah antara Baskoro dan om nya yaitu om Hendra, bukan masalah kecil. Sampai-sampai nenek Eva memintanya, untuk merahasiakan identitasnya yang merupakan keponakan dari om Hendra

" bagaimana jika nanti tuan Baskoro tau, kalau aku keponakan nya om Hendra. Apa dia juga akan memarahi aku? Dan yang paling aku takutkan, bagaimana kalau aku sampai dipecat "

" semoga saja tuan Baskoro tidak mengetahuinya. Tapi yang membuat aku paling tidak menyangka, ternyata kekasih tuan Barra adalah Sirena "

Entah mengapa Kirana sangat sedih, ketika tahu jika yang menjadi kekasih Barra adalah Sirena yaitu sepupunya. Justru karena itu lah dia sangat sedih, karena dia tahu jelas bagaimana sikap Sirena

Yang selalu bersikap angkuh, terlebih-lebih lagi kepada orang yang memiliki ekonomi rendah. Pokoknya sangat tidak cocok dengan keluarga Barra, yang sangat menjunjung tinggi kemanusiaan, dan tidak pernah memandang seseorang dari status sosialnya.....

Pokoknya banyak sekali yang mengganggu pikiran Kirana malam hari ini, sehingga membuatnya kesusahan untuk tertidur.

***

Saat ini Barra tengah duduk diruang keluarga bersama Sirena dan kedua orangtua Sirena. Pada awalnya mereka hanya mengobrol santai, karena ini adalah pertemuan pertama mereka setelah beberapa tahun mereka tidak bertemu, karena Barra berada diluar negri

Namun Mariska telah memberikan kode pada suaminya yaitu Hendra, untuk menanyakan pertanyaan yang sudah mereka sediakan sebelumnya. Karena menurut Mariska ini adalah waktu yang tepat, untuk menanyakan perihal masalah itu

" jadi begini Barra. Kalian kan sudah berpacaran hampir 7 tahun, apakah kamu belum ada niat untuk membawa hubungan kalian kearah yang lebih serius. Contoh nya seperti tunangan, karena om tahu jika sekarang kamu sangat sibuk, jika membicarakan tentang pernikahan "

Ya. Itulah sebenarnya maksud dan tujuan mereka mengundang Barra kekediaman mereka. Orangtua mana yang tidak bahagia ketika putri mereka berhasil melulukan hati seorang Barra yang merupakan pewaris tunggal dari perusahaan nomer satu di indonesia yang bergerak dibidang properti

Maka sudah dapat dipastikan, jika kehidupan putri mereka akan terjamin, jika berhasil menjadi istri dari Barra

Itu lah kenapa, Mariska dan juga Hendra begitu mendesak agar Barra lebih memperjelas hubungan nya dengan putri mereka, karena mereka tidak mau jika sampai Barra direbut oleh perempuan lain yang juga begitu mengincar Barra

Akan tetapi mereka sadar, kalau Barra baru saja dilantik menjadi CEO diperusahaan keluarganya, jadi sudah pasti saat ini Barra sangat lah sibuk. Jadi sangat mustahil rasanya ditengah kesibukan itu Barra melangsungkan pernikahan. Itu lah mengapa mereka mengusulkan pertunangan lebih dulu saja

Yang terpenting sekarang, hubungan mereka lebih terikat dan jelas. Dan lagi pula Mariska sudah tidak sabar memamerkan hal itu kepada teman-teman sosialitanya. Jika Barra pewaris tunggal itu adalah menantunya.

" sejujurnya saya juga sangat ingin meresmikan hubungan saya dan Sirena "

Tentu saja mendengar itu senyuman Mariska dan Hendra mengembang sempurna, begitu juga dengan Sirena

" hanya saja... Ayah dan ibu, masih belum memberikan restu terhadap hubungan kami "

Seketika senyuman mereka pun redup. Itulah halangan terbesar mereka, dalam mendapatkan keinginan ini

" Barra. Om sangat menyesal dengan apa yang telah om lakukan dimasa lalu. Tapi om mohon, jangan sangkut pautkan dengan Sirena, karna dia tidak bersalah "

" saya juga berpikiran begitu om, saya sama sekali tidak pernah menyalahkan Sirena. Hanya saja orangtua saya tidak memiliki pikiran yang sama dengan saya "

" jadi... Tolong berikan saya waktu, untuk meyakinkan orangtua saya ".

Ketika jam sudah menyentuh pukul 10 malam. Barra pun berpamitan pulang, karena seperti pesan dari sang ibu, kalau dia jangan pulang terlalu larut, karena besok dia harus kembali masuk kantor.

Sepeninggal Barra. Ketiga orang itu kembali duduk diruang keluarga

" bagaimana ini bu, ayah. Bahkan setelah bertahun-tahun pun orangtua Barra masih tetap tidak memberikan restu. Dan aku tahu jelas, jika Barra tidak akan menikahi aku, sebelum dia mendapatkan restu dari orangtuanya "

" apakah dia pernah mengatakan itu? " tanya Mariska

Sirena pun mengangguk lemah. Sampai sekarang dia masih ingat jelas, jika dulu Barra pernah berucap seperti itu kepadanya. Kalau Barra tidak akan melakukan sesuatu tanpa seizin orangtuanya, termasuk menikahi Sirena, sebelum dia mendapatkan restu dari kedua orangtuanya

Maka sudah dapat dipastikan, jika tujuan nya untuk menjadi istri Barra, tidak lah mudah, meski pun cinta diantara mereka sama-sama kuat. Namun Barra terlalu pengecut, itulah yang ada dikepala Sirena saat ini

Dan Mariska pun memiliki pemikiran yang sama. Jika menunggu sampai mendapatkan restu, yang tidak tahu sampai kapan. Dia rasa dia tidak memiliki kesabaran sampai sejauh itu

Jadi dia harus melakukan sesuatu, yang memaksa agar Barra segera menikahi putrinya. Meski dengan cara apa pun itu, asalkan dia dapat mencapai keinginan nya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!