" orangtua saya meninggal, karna kecelakaan tunggal " jawab Kirana dengan jujur
Nenek Eva pun menganggukan kepalanya, akhirnya rasa penasaran nya telah terjawab
" terus... Setelah kedua orangtuamu meninggal, kamu dirawat oleh siapa? " nenek Eva kembali melontarkan pertanyaan
" saya tinggal dirumah tante saya " dan Kirana pun kembali menjawabnya dengan jujur
TOK...TOK...TOK... Pintu kamar nenek Eva terdengar diketuk. Membuat Kirana mau pun nenek Eva, menoleh secara bersamaan kearah pintu
" masuk " ucap nenek Eva, mempersilahkan masuk kepada orang yang mengetuk pintu kamarnya itu
Pintu kamar pun terlihat perlahan terbuka, lalu masuklah seorang laki-laki muda, dengan badan yang tinggi tegap serta wajahnya yang begitu tampan, membuat Kirana tanpa sadar begitu terpesona dengan laki-laki muda yang baru masuk itu
Namun setelah dia mendapatkan kesadaran nya kembali, dengan cepat Kirana menundukan kepalanya
" eehh... Cucu nenek toh ternyata yang datang " ucap nenek Eva, dia pun melambaikan tangan nya meminta agar sang cucu mendekat kepadanya
" kenapa kamu mendatangi nenek? Apa ada sesuatu? "
Laki-laki tampan itu terlihat menggelengkan kepalanya
" tidak ada. Barra hanya ingin memastikan kondisi nenek saja, tadi ibu bilang nenek tengah sendirian dikamar "
Barra adalah cucu satu-satunya yang dimiliki oleh nenek Eva, bukan hanya nenek Eva yang begitu mencintai cucu nya, akan tetapi Barra juga sangat mencintai nenek nya
Dia sangat shock saat mendapatkan kabar jika nenek nya terkena stroke, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa, karna saat itu dia masih berada diluar negri untuk menempuh pendidikan nya
Dan setelah kembali ketanah air, dia pun dengan sepenuh hati memperhatikan sang nenek, bahkan dia menjadi begitu sensitif jika itu menyangkut tentang kesehatan sang nenek. karena dia tidak mau jika sampai terjadi sesuatu kepada neneknya.
Nenek Eva tersenyum. Dia bersyukur karena memiliki cucu yang begitu memperhatikan nya
" Barra. Mulai sekarang kamu tidak perlu terlalu mengkhawatirkan nenek, karna sekarang sudah ada yang akan menjaga nenek "
" perkenalkan nama dia Kirana. Dialah yang akan menjaga nenek mulai saat ini "
Kirana pun mulai mengangkat kepalanya ketika nenek Eva menyebutkan namanya
" oh ya, Kirana. Perkenalkan dia cucu nenek, namanya Barra "
Dengan ragu-ragu Kirana mengarahkan matanya kearah Barra yang berdiri disamping nenek Eva. Dan alangkah terkejutnya dia, ketika Barra mengulurkan tangan nya, untuk mengajak Kirana bersalaman
Dengan malu-malu Kirana pun menerima uluran tangan itu
" tolong jaga nenek ku dengan baik ya " ucap Barra dengan ramah
" akan selalu saya usahakan " jawab Kirana. Setelah itu dia pun buru-buru melepaskan tautan tangan mereka, lalu kembali menundukan kepalanya.
***
Setelah itu. Kirana pun dipersilahkan untuk keluar dan beristirahat, dan dia diminta untuk memulai pekerjaan nya esok hari
Setelah keluar dari kamar nenek Eva, Kirana memutuskan untuk kembali kekamarnya. Dan sesampainya dikamar, Kirana langsung menghempaskan tubuhnya ketempat tidur
" syukurlah... Sepertinya semua anggota keluarga dirumah ini memiliki sikap yang begitu ramah, sehingga tidak berpotensi untuk membuat aku susah dalam melakukan pekerjaan. Selama aku tidak melakukan kesalahan, sepertinya semuanya akan berjalan lancar " gumam Kirana.
Dan benar saja, sudah berjalan selama 2 minggu Kirana bekerja dirumah ini, dan semuanya berjalan dengan sangat lancar. Dan dia pun menjadi semakin dekat dengan nenek Eva, yang sama sekali tidak pernah marah kepadanya, meski pun dia melakukan kesalahan, karena masih belum terbiasa dengan pekerjaan nya
Tidak egoiskan jika dia menganggap nenek Eva seperti nenek kandungnya sendiri? Karena cara nenek Eva memperlakukan nya, jauh lebih baik dibandingkan cara tante Mariska memperlakukan nya.
Sekarang Kirana tengah mengupaskan buah untuk nenek Eva, yang sedang mengobrol bersama putra dan juga menantunya diruang keluarga
Beberapa saat kemudian, mereka melihat Barra sedang menuruni anak tangga. Dia terlihat sangat rapi, seperti ingin pergi kesuatu tempat dan menemui orang yang spesial
" rapi banget anak ibu. Mau pergi kemana nih? " tanya Eveline sambil menggoda bayi besarnya
Dan Barra pun sama sekali tidak keberataan diperlakukan seperti itu oleh sang ibu. Kini dia ikut mendudukan bokongnya disofa ruang keluarga
" Barra, mau pergi keluar mah "
" iya kita tau kamu mau pergi keluar. Tapi mau pergi kemana? " tanya Baskoro. Dia ingin tau lebih spesifik kemana putra nya itu ingin pergi
Pertanyaan dari Baskoro terdengar sangat lah simpel bukan, tapi tidak bagi Barra. Lidahnya seakan kelu untuk berkata jujur kemana dia akan pergi, karna dia tahu jika dia berkata jujur, maka dia akan mendapatkan kemarahan dari sang ayah
Namun diamnya Barra seakan memberikan jawaban bagi Baskoro, dia sudah bisa menebak kemana putranya itu ingin pergi
Pasti lah dia ingin pergi menemui kekasihnya itu
" ternyata kamu sangat keras kepala nya Bar!!! " ucap Baskoro dengan raut wajah yang terlihat sangat marah
" ayah lah disini yang sebenarnya keras kepala. Itukan masalah ayah dan om Hendra, tidak ada sangkut pautnya dengan Barra dan Sirena, tapi ayah terus saja melampiaskan nya kepada hubungan kami "
Entah mendapatkan keberanian dari mana, Barra berani meninggikan suaranya dihadapan kedua orangtua beserta nenek nya yang kebetulan juga ada disitu, jangan dilupakan Kirana juga ada disitu
Benar saja bukan hanya Baskoro yang shock dengan ketidak sopanan putranya, Eveline dan nenek Eva pun juga ikut-ikutan shock
" lihat lah... Bahkan sekarang kamu sudah berani berteriak kepada orangtuamu. Ayah melakukan ini semua juga untuk kebaikanmu Bar "
" kebaikan seperti apa yang ayah maksud? " tanya Barra. Namun kini nada bicaranya terdengar sopan
Dia pun sangat menyesal, karna tadi dia sudah bersikap tidak sopan terhadap ayah nya
" dulu ayah juga mengira jika Hendra itu adalah orang yang baik, karena sikap nya ketika didepan ayah menunjukan hal demikian. Tapi, kamu taukan apa yang telah dia lakukan. Ingat Barra! Darah Hendra mengalir didalam diri wanita itu, jadi tidak menutup kemungkinan jika Hendra pun menurunkan sikapnya kepada Sirena "
" ayah tidak akan bosan mengingatkan hal itu kepada kamu. Lebih baik kita sediakan payung sebelum hujan mengguyur dan membasahi tubuh kita "
Setelah mengatakan itu, Baskoro bangkit lalu berjalan dan masuk kedalam kamarnya.
Suasana diruang keluarga pun seketika menjadi hening
" jika kamu tetap ingin pergi. Ingat pulangnya jangan terlalu larut, besokan kamu harus pergi kekantor " ucap Eveline. Setelah mengatakan itu, Eveline pun menyusul suaminya yang lebih dulu masuk kedalam kamar tidur mereka
Karena sudah terlanjur berjanji, Barra pun tidak enak hati jika tiba-tiba membatalkan janjinya. Jadi mau tidak mau, dia harus tetap menepati janjinya. Yaitu berkunjung kekediaman kekasihnya Sirena...
AAHH... Pekik Kirana, ketika tanpa sengaja dia melukai jarinya sendiri, dengan pisau yang dia gunakan untuk mengupas buah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments