5.

5

“ Jangan dulu dong,aku mau kerja dulu.”

“ Kalo aku si mau mau aja,tapi masalahnya cowoknya mana?,semiris ini ya jadi jomblo.” Lalu tatapan Carline pun tertuju pada seseorang yang sedang berbincang dengan Rami,yaitu Renal.

“ Ssst,dia siapa?. Ganteng banget.” Carline benar-benar terpesona melihatnya,sedangkan Aina dan Lexi hanya menggeleng melihat kelakuan Carline.Kemudian Carline berjalan menghampiri Rami,ia ingin bicara kepada Rami tetapi sambil sedikit modus pada Renal.

“ Pak Rami.” Rami yang sedang berbincang dengan Renal pun menghentikannya dan melihat ke arah Carline.

“ Tolong jaga sahabat saya ya,jangan pernah kamu sakiti dia.kalau kamu sampe nyakitin dia,saya akan menghabisi anda.”

Rami tidak membalas perkataan Carline,ia hanya menatapnya tanpa ekspresi.Sebelum pergi dari hadapan Rami, Carline melihat ke arah Renal dan memberikan senyuman,yang mana saat itu senyuman Carline langsung di balas dengan senyuman tipis dari Renal.

“ Aaa,,di senyumin balik dong.Aku gak kuat.ganteng banget ya allah.” Lalu Lexi yang melihat itu langsung menepuk tangan Carline.

“ Pinter modus juga ya,kamu.Kenapa gak sekalian ajak kenalan aja?.”

“ Malu lah,entar modusnya kelihatan lagi.”

Setelah semua acara resepsi selesai,pada malam harinya Rami menggelar pesta makan malam di gedung tersebut.Yang hadir disana terdiri dari karyawan kantornya, staf-staf kepengurusan,klayen klayen dan tamu undangan dari luar maupun dalam kota.

“ Selamat tuan,atas pernikahannya.kalian memang pasangan yang serasi,ya.” Aina tidak mengenal satu orang pun dari semua orang yang hadir pada malam itu.dia hanya bisa memberikan senyuman dan senyuman.

Sebenarnya Aina sudah sangat lelah sejak tadi siang,tapi mau bagaimana lagi, suaminya ini adalah seorang pemimpin dari perusahaan besar di kota tersebut,mau tidak mau ia harus kembali hadir di acara pesta makan malam.Ya ampun, capek banget si,ini kapan selesainya ya acara?. Rami terlihat sibuk dengan semua tamunya dan meninggalkan Aina sendirian disana.Sejak tadi siang,Aina sama sekali belum berbicara dengan Rami,ia perhatikan Rami seperti menghindar darinya.

Di tempat duduknya,Aina sudah beberapa kali menguap.Dia sangat mengantuk dan ingin segera istirahat.

“ Ayo kita,pulang.” Aina melihat ke arah Rami yang sedang berdiri di hadapannya.Lalu dengan semangat Aina berdiri dan mengikuti langkah kaki Rami,menuju mobilnya yang telah di siapkan oleh Renal.Saat berada di dalam mobil,Rami dan Aina sama sama canggung.mereka hanya saling diam diri,Rami fokus melihat ke arah jalan,sedangkan Aina melihat ke arah jendela mobil.Renal yang sedang menyetir pun memakluminya,karena mereka baru kenal dua hari yang lalu,jadi bagaimana tidak canggung.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya mereka pun tiba di sebuah rumah besar bak istana,ya rumah itu adalah milik Rami.Saat keluar dari dalam mobil pun,Aina hanya melihat ke sekelilingnya,yang terdapat pekarangan rumah yang sangat luas dan terurus.Tapi karena dia ingin cepat istirahat,ia pun mengikuti Rami,dan masuk ke dalam rumah tersebut.Tidak sampai disitu,Aina terus mengikuti Rami sampai Rami menyetopnya.

“ Stop, berhenti.Jangan mengikuti ku sampai ke dalam kamar,kamar mu bukan disini.” Aina sedikit bingung dengan perkataan Rami,dia mengerutkan alisnya.

“ Maksudnya?.” Tanpa menjawab pertanyaan dari Aina,Rami langsung memanggil pembantunya,untuk menunjukkan kamar Aina.“ Bi!.”

“ Iya tuan muda,apa ada yang bisa saya bantu?.”

“ Tolong tunjukkan kamar untuk dia,cepat.” Aina benar-benar tidak mengerti apa maksud Rami,dia hanya menatap Rami dan pembantunya bergantian.

“ Kamar kita,beda ya?.” Dengan memberanikan diri,Aina pun bertanya.“ Tentu,dan kamu jangan pernah satu kali pun menginjakkan kaki di kamar saya.Ingat itu.”

“ Tapi,kita ini suami istri,kenapa harus pisah kamar?.” Rami mulai merasa kesal pada Aina yang terus bertanya,dia sangat lelah dan ingin cepat beristirahat.

“ Ya,kita memang suami istri.Tapi itu berlaku untuk di luar rumah saja,untuk di rumah saya itu tidak.” Hati Aina sangat sakit,saat mendengar Rami berbicara seperti itu kepadanya.dia juga tidak menyangka kalau Rami akan memperlakukannya seperti itu.

” Asal kamu tau,saya sangat benci perjodohan,terutama kepada orang yang di jodohkan dengan saya!.” Air mata Aina mulai keluar dari matanya,hatinya benar benar hancur,apa lagi Rami berbicara sambil menunjuk-nunjuk pada dirinya.Kemudian,Rami pergi ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan sangat keras,sampai Aina dan pembantunya terperanjat kaget.

Melihat Aina yang menangis,bi Nelly pun menenangkannya dan membawa Aina ke dalam kamar yang telah di siapkan ya.“ Non,jangan sedih ya.Sekarang non istirahat aja,bibi tinggal dulu.”

“ Terimakasih ya,bi.” Setelah bi Nelly pergi dari kamarnya,tangis Aina pun pecah disana.Hatinya telah di cambik-cambik oleh Rami, seharusnya malam ini dia bahagia bersama Rami,tapi ternyata dugaannya salah.dia malah merasakan kenyataan yang begitu pahit.Kenapa seperti ini?,aku menikah dengannya saja belum satu hari pun,baru tadi siang lho,tapi kenapa rasanya sakit sekali.Papa,mama Aina rindu kalian,Aina mau pulang.Kak Rami jahat sama Aina.

Aina merebahkan tubuhnya dan melihat ke langit-langit kamar,air matanya terus berderai tanpa henti.Dia sedang memikirkan bagaimana yang akan terjadi dengan pernikahannya untuk kedepannya.tapi dengan cepat,Aina cepat-cepat membuang pikiran buruknya.Oke oke,Aina kamu gak boleh cengeng.kamu harus kuat,gak boleh nangis,sekarang kamu harus tidur,dan kembali bangun di hari esok.Sebelum tidur,Aina mengganti pakaiannya terlebih dahulu.Tubuhnya terasa sangat lemas,karena hari ini Aina melebihi batas kelelahannya,jadi itulah yang terjadi pada tubuhnya saat ini.Setelah selesai mengganti baju,Aina menaiki spring bednya dan membalut tubuhnya dengan selimut,dan tidur dengan hati yang hancur.

Di pagi harinya Aina terbangun,ia menunaikan shalat subuh terlebih dahulu,sebelum pergi ke dapur untuk membuatkan sarapan.Setelah selesai shalat,Aina menengadahkan tangannya dan berdo'a kepada sang maha pemberi.

“ Ya Allah,Aina mohon kuatkan hati Aina,dan luluhkanlah hati kak Rami.Aina ingin menjadi istri yang baik dan berbakti pada suami,maka dari itu kuatkanlah hati Aina ya allah,aamiin.”Tanpa Aina sadari,air matanya telah menetes meluncur di pipi polosnya.Sebelum pergi ke dapur,Aina menjepit rambutnya terlebih dahulu,agar rambutnya itu tidak menggangu saat ia akan memasak.

Saat tiba di dapur,Aina bibi yang tengah sibuk dengan kompornya,ia pun menghampirinya.

“ Selamat pagi,bi.” Bi Nelly sedikit terkejut dengan kehadiran Aina yang tiba-tiba.“ Pagi juga nona.nona kenapa kesini?,nanti bajunya bisa bau,lho.” Saat itu Aina mengenakan Hoodie berwarna abu-abu.

“ Saya kesini mau masak,bantu bibi boleh?.”

“ Gak usah non, nanti tangannya kotor.udah biar bibi aja.” Aina sama sekali tidak mendengarkan apa yang di katakan oleh bi Nelly.Ia mengambil beberapa bahan makanan dan memasaknya.sedangkan bi Nelly hanya menggeleng melihat Aina yang kukuh inginmembantunya.

“ Bi,kak Rami bangunnya suka jam berapa?.” Aina bertanya pada bi Nelly,karena memang Aina belum melihat batang hidung suaminya.

“ Tuan muda suka bangun pagi banget,non.bahkan sebelum adzan subuh aja suka udah bangun.” Aina merasa ragu dengan ucapan bi Nelly,jika Rami bangun sepagi itu lalu mengapa ia belum melihat kehadirannya.

“ Tapi, kenapa kak Rami belum kelihatan bi?.” Bi Nelly lupa,kalau ia belum memberitahu rutinitas Rami di pagi hari, kepada Aina.“ Tuan muda suka olahraga kalo jam segini,dan bibi suka antar jus kesana.”

Aina sangat ingin mengantarkan jus untuk Rami,dia pun memintanya kepada bi Nelly.

“ Bi,biar saya aja yang antar jusnya.” Bi Nelly sangat menghargai permintaan Aina, beliau pun memberikan nampan yang terdapat gelas yang berisikan jus.Aina sangat senang,karena bi Nelly memberikan nampannya.dengan semangat Aina pun berjalan menuju ruang gym di rumah tersebut.setelah tiba didepan pintunya,Aina sedikit mengintip dari pintu yang sedikit terbuka.Aina sangat terkejut,karena ia melihat Rami tanpa mengenakan baju.

Ya ampun,kak Rami lagi gak pake baju lagi.gimana,ya?.oke,tenang Aina,tenang jangan gugup,tarik nafas lalu buang.Setelah memantapkan hatinya,Aina pun masuk kedalam ruangan tersebut,tanpa melihat ke arah Rami,karena ia tidak biasa melihat laki-laki yang setengah telanjang.Rami menatap Aina dengan heran,karena Aina terlihat membuang muka darinya.

“ I-ini,jusnya.” Saat memberikan jusnya pun,Aina masih membuang muka dari Rami.kemudian Rami mengambil satu gelas jus dari nampannya.dan tanpa basa basi,Rami menyiramkan satu gelas jus itu ke atas kepala Aina.

Aina tidak menyangkanya,kalau Rami akan menyiramkan jusnya pada kepalanya.Kini seluruh kepala,baju dan wajah Aina di bahasi oleh jus jeruk bawaannya.

“ Lagi pula,siapa yang ingin meminum jus buatanmu.hah,minum saja sendiri.” Dan dengan sangat keras,Rami melemparkan gelas yang ada di tangannya.kemudian ia pergi meninggalkan Aina sendiri disana,tubuh Aina langsung terasa lemas,dia terduduk di lantai sambil menangis.Aina kira,Rami hanya akan memperlakukannya seperti saat kemarin malam saja,tetapi dugaannya salah,ternyata Rami benar-benar membencinya.

Sebenci itukah?,aku salah apa?,kenapa dia sampai melakukan ini sama aku.Aina bertanya-tanya dengan perlakuan Rami pada dirinya,yang seperti itu.Dengan hati yang kembali hancur,Aina pun berusaha bangkit dan pergi ke kamarnya,untuk membersihkan tubuhnya yang kotor oleh jus.Di dalam kamar mandi,Aina langsung menyalakan shower dan membasahi seluruh tubuhnya dengan air yang keluar dari showernya.Aina terduduk di lantai kamar mandi sambil memeluk lututnya.air matanya tidak berhenti keluar,Aina menangis sejadi jadinya di dalam kamar mandi,namun tidak ada seorang pun yang mendengarnya.

Bersambung.

Lanjut lagi, makin seru niii

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!