4. Pernikahan

4

“ Ya, seperti udah aku kasih tau,aku mau nikah dua hari lagi.” Aina tau benar,kalau mereka berdua sangat tidak senang dengan kabar pernikahannya yang akan di gelar dua hari lagi.

“ Gini ya Na, masalahnya kamu mau nikah sama siapa?.Cepat banget loh,ada apa si ini?.” Tanya Carline pada Aina,dia tidak rela jika Aina menikah secepat itu,karena nanti personilnya akan berkurang.

“ Sebenarnya,aku di jodohin sama papa.” Seketika itu Carline dan Lexi terbelalak kaget,mereka benar-benar tidak percaya,dan mereka harap apa yang baru saja di dengarnya adalah salah.

“ Apa?!,di jodohin?.Terus kamu terima perjodohannya?.” Aina mengangguk.Lalu Lexi langsung berdiri dan memeluknya.Suasana hati Lexi berubah saat itu juga,dia sangat bahagia mendengarnya.

“ Aaa,,,selamat ya.Em,,,satu hari lagi lho kamu menikah.Nanti gimana kalo gak bisa main lagi sama kita?,gak bisa pergi ke danau bareng kita lagi?.”

“ Kenapa,gak bisa?.” Kemudian Lexi melepas pelukannya.“ Kan kalo udah nikah itu,mesti ada izin dari suami dulu Aina.Saat kamu mau pergi kemanapun harus ada izin dari suami kamu.” Aina pun tersenyum,melihat Lexi yang sedang memberi tahunya.Perkataan Lexi ada benarnya juga,tetapi Aina berusaha menenangkannya.

“ Gak gitu juga kali,pokoknya aku bakal usahain pasti bakalan sama sama terus sama kalian.” Carline yang sedari tadi hanya menyimak, menghampiri Aina dan Lexi.Lalu ia memeluk Aina dan menangis di pelukan Aina.

“ Jangan nikah dulu lah,nanti kalo gak ada kamu gimana Na.?”

“ Mau gimana lagi Car,itu tanggal yang udah di tentuin.”

“ Kamu nikah sama siapa?,mana lihat cowoknya.” Carline sangat penasaran dengan calon suami Aina,dengan seorang pria yang sudah memantapkan hati untuk menikahi sahabatnya.Kemudian Aina mengeluarkan hpnya lalu memperlihatkan foto Rami pada Carline dan Lexi.

...

...

Seketika itu, Carline langsung menutup mulutnya dengan tangannya.

“ Serius,ini calon suami kamu?.” Aina mengangguk,dia pun tersenyum melihat reaksi Carline yang tidak percaya.

“ Ganteng banget gak si?,papa kamu bisa aja ya,milih calon suami buat anaknya.Buat aku aja,Na.”

“ Hahaha idih,pede banget kamu.Yang ganteng cocoknya sama yang cantik,buat kita yang memiliki wajah kayak pulu-pulu bisa apa.” Lexi tertawa saat mendengar Carline meminta calon suaminya untuknya.

“ Parah kamu Lex,kalo mau ngejek jangan nyamain sama pulu-pulu juga kali.muka aku gak seburuk itu.” Carline juga sedikit tertawa saat sedang berbicara pada Lexi,karena Carline tidak menganggap serius perkataan dari Lexi.

“ Terus mau sama siapa?,Pragos?.” Seketika itu ketiga orang itu langsung tertawa,dan membuat orang orang yang ada di sana melihat ke arah mereka.

“ Haha,,masih mending Pragos dari pada pulu-pulu.”

“ Eh,emang boleh se Pragos itu?.” Lagi lagi mereka bertiga tertawa,mereka terlihat begitu bahagia hanya dengan mendengar kata kata yang keluar dari mulut Lexi .

“ Udah Lex,udah,cape aku.” Selang beberapa menit,bel masuk pun sudah berbunyi.Semua mahasiswa duduk di bangkunya masing masing dan bersiap untuk mengerjakan pelajarannya hari ini.

Di ruangan kerjanya,terlihat Rami yang sedang membaca beberapa dokumen yang Aya di atas mejanya.Kemudian ia menutupnya kembali,saat dirinya teringat kalau satu hari lagi acara pernikahannya akan segera di gelar.Kemudian Rami memanggil Renal,yaitu seorang asisten yang selalu mengikutinya kemanapun ia pergi.

“ Apa ada yang bisa saya bantu,tuan muda?.”

“ Apa kamu sudah menyebar semua undangannya?,saya harap sudah ya,karena waktunya sudah sangat dekat.” Rami khawatir jika undangannya belum tersebar,terutama kepada orang orang penting di perusahaannya ataupun luar perusahaannya.

“ Sudah tuan,semua sudah saya sebar bersama rekan rekan saya.”

“ Dan satu lagi,saya serahkan seluruh persiapannya kepadamu,sampai hari itu tiba.mengerti?.” Ucapan Rami terdengar sangat tegas,karena ia tidak ingin ada persiapan yang kurang,karena yang akan hadir di acara pernikahannya bukanlah orang-orang biasa,melainkan para pengusaha besar dan para seniornya.Meskipun Rami terpaksa dengan perjodohannya,tetap saja dia harus terlihat bahagia dengan acara pernikahannya nanti.

Setelah menerima beberapa tugas dari Rami,Renal pun pergi dari ruangannya.Aina,dia adalah nama calon istriku.Akan aku pastikan,bahwa setelah menikah nanti aku tidak akan pernah menyentuhnya.Sebab aku tidak mencintainya,aku begitu benci dengan perjodohan,terutama dengan orang yang di jodohkan ya denganku.Ya,itulah Rami.Seorang pria yang sangat membenci kata perjodohan,dan tidak hanya itu saja,dia juga membenci orang yang di jodohkan dengannya.

Kenapa dia sangat membencinya?,karena menurutnya kesannya itu,seperti dia tidak bisa mencari pasangan hidupnya sendiri,dan keduanya orang tuanyalah yang mencarikannya.Padahal,Rami masih bisa mencari pasangan hidupnya sendiri.

Aku benci perjodohan!,ingat itu Aina,aku benci!.Rami mengepalkan tangannya,sambil meremas kertas yang ada di atas meja.Memang Rami sangat membenci perjodohan,tapi dia tidak bisa membenci kedua orang tuanya.Makanya,dia hanya bisa menuruti apa yang mereka ucapkan.

Setelah selesai dengan kuliahnya,kini Aina dan kedua sahabatnya berencana untuk pergi ke sebuah tempat.Karena mereka tidak ingin menyia-nyiakan waktu terakhirnya bersama Aina.mereka pun berencana untuk pergi ke sebuah tempat yang bisa membuat full senyum.Setibanya di lokasi,Aina langsung berfoto dengan kedua sahabatnya.

“ Aduuh,,,Na,kenapa filternya kayak gitu?.kocak banget lihatnya.” Carline pun berkomentar saat melihat filter yang Aina pilih.Aina sengaja memilih filter itu,karena menurutnya filter itu sangatlah lucu.

“ Gak papa dong,lucu tau.”

“ Nah kan,si Carline makin mirip Pragos aja,kalo pake filter itu.” Carline melirik Lexi dengan tatapan sinis,sedangkan Lexi dan Aina hanya terkekeh melihatnya.“ Gak papa,masih mending.lihat tu kamu bibirnya dower kayak gitu kayak habis makan cabe Carolina reaper.” Karena tidak mau kalah dari Carline,Lexi pun kembali membalas perkataannya.

“ Emhh,ck pantes aja omongan kamu ini pedes banget sama orang,ternyata namanya juga di ambil dari cabai terpedas di dunia,haha.”

“ Eh,kamu suka bener aja ya kalo ngomong.” Seketika itu,ketiga orang itu pun tertawa.Aina selalu terhibur jika berada di dekat kedua sahabatnya yang bobrok.Jika suatu hari mereka berpisah,pasti mereka akan merindukan momen momen seperti itu.“ Saat kita udah pisah nanti,kita harus tetap kayak gini ya.Jangan asing,apa lagi kalo sampe kita itu kayak gak pernah dekat,gak pernah kenal.kita harus tetap terhubung satu sama lain.”

Carline dan Lexi tersenyum pada Aina,lalu keduanya memeluk Aina bersamaan.“ Emmm,,,jangan dong jangan sampai pisah,kita kan harus tetap bersama bagaimanapun keadaannya.” Mata Aina mulai berkaca-kaca,saat Lexi berkata seperti itu.

“ Mentang-mentang mau nikah ya kamu,sekarang jadi sering bilang perpisahan lah, itulah,inilah.”

Aina hanya terkekeh melihat raut wajah Carline yang terlihat sedih bercampur dengan rasa kesal.Aina menyeka air matanya,yang hampir menetes.

“ Eeh,,kamu jangan nangis dong,Na.Sini-sini aku peluk.” Lexi kembali memeluk Aina saat ia melihat Aina yang sedang menyeka air matanya.“ Beruntung banget deh,punya sahabat kayak kalian.Aku kan jadi selalu happy,bahagia banget bisa ketemu sama kalian.”

“ Aku juga bahagia banget,bisa di pertemukan dengan orang-orang baik kayak kalian.Ya,meskipun kadang kalian juga bikin aku kesel,tapi aku tetap sayang sama kalian.” Ucapan Carline membuat Aina dan Lexi tersenyum lebar.“ Bukan kita yang suka bikin kamu kesel,tapi emang kamunya yang ngeselin Carline.”

“ Emang eya?.”

“ Yaiyalah,gak sadar diri banget.”

“ Hei,udah udah,kalian kayak anak kecil aja.kita pulang yuk,udah mau sore ni.” Aina kemudian mengajak kedua sahabatnya untuk pulang,di karenakan hari sudah sangat sore,dan takutnya mereka ke malaman di jalan.

                             ☘️

Hari yang di tunggu-tunggu,ternyata telah tiba.Aina beserta keluarganya sudah berada di gedung pernikahan,dan saat itu mereka sedang menunggu kedatangan calon mempelai pria.Di dalam kamar,Aina di temani oleh kedua sahabatnya.Karena sang mama ikut menyambut tamu di ruang utama.

“ Aaa,,,kamu cantik banget Aina.Kamu emang gak ada obat hari ini.” Carline tidak berhenti memujinya,padahal saat itu Aina benar-benar sedang merasakan kegugupan yang sangat dahsyat.

“ Jangan tegang gitu,dong.Kamu harus senyum,eh harus full senyum maksudnya.” Lexi pun menyadari sahabatnya yang terlihat sangat tegang saat itu.entah kenapa dengan perasaan Aina saat itu,sedih dan bahagia bercampur di dalam perasaannya.Jadi dia bingung, diantara harus tersenyum atau terlihat biasa saja.

“ Iya,kamu mau menghadapi banyak tamu undangan lho disini.jadi harus full senyum.” Setelah sahabatnya meyakinkannya,Aina pun tersenyum sambil membuang rasa ke tegangannya.

“ Saya terima nikah dan kawinnya Aina Livia binti Ramal Siddiqi dengan maskawin tersebut di bayar tunai.” Semua saksi pun berkata sah,dan kini Aina bersama Rami telah sah menjadi suami istri.Setelah acara ijab qabul selesai,Rami bersama Aina bersanding di pelaminan yang sangat megah.Semua tamu memberikan ucapan selamat pada Rami maupun Aina.

Semua orang disana sangat bahagia dengan pernikahan Rami dan juga Aina.Terutama kedua sahabatnya,mereka langsung membuat postingan di tweeternya.

“ Aina!!!, selamat ya.Uuu,,besti aku udah sah aja,jangan lupa debaynya ya.” Seketika itu Aina tersipu malu saat mendengar apa yang di katakan oleh Lexi,lalu tidak lama dari situ Carline pun menyusul.“ Aaa!!!!,sayangkuuuu,selamat selamat selamat.Selamat menempuh hidup baru,semoga sakinah mawadah warahmah ya.”

“ Aamiin,makasih ya do'anya.Kalian berdua juga jangan lupa nyusul,oke.”

BERSAMBUNG.

Yoo Jan lupa like coment ya dan yang penting votenya si heheh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!