"Baiklah sekarang giliran kalian yang memperkenalkan diri. Sebutkan nama dan berapa lama kalian kerja di sini. Mulai dari kamu..." ucap Juna menunjuk Agung.
"Baik pak Juna, perkenalkan nama saya Agung, saya sudah kerja di sini selama dua tahun.Sebelum pak Juna datang ke sini sih saya karyawan paling ganteng dan keren di ruangan ini tapi sepertinya sekarang kegantengan saya turun menjadi nomor dua setelah pak Juna..he.he.." ucap Juna.
"Baguslah kalau kamu sadar akan hal itu.." ucap Juna tersenyum dengan sombongnya.
"Selanjutnya kamu.." ucap Juna menunjuk Widya.
"Saya Widya, saya karyawan paling senior di di sini, karena saya sudah bekerja di divisi ini selama empat tahun..." ucap Widya dengan santainya.
Juna mengangguk.
"Next kamu.." ucap Juna menunjuk Ridho.
"Per..perkenalkan nama saya Ridho, sa..saya karyawan paling junior, saya baru kerja empat bulan pak.." ucap Ridho.
"Apa kamu gagap..?" tanya Juna.
"Ti..tidak pak.." jawab Ridho.
"Kenapa bicaranya seperti itu.." tanya Juna.
"Saya grogi pak heheee..." sahut Ridho.
"Jadi laki- laki itu yang tegas, jangan melempem seperti krupuk disiram air.." ucap Juna sambil menyentil dahi Ridho.
"Taak..."
"Aduh.." ucap Ridho kesakitan sambil mengusap- usap dahinya.
Agung yang melihat Ridho kena sentil pun tertawa pelan sambil mengejek Ridho.
"Sukurin.. Hihihi.." ucap Agung berbisik.
Tapi Juna melihat kalau Agung sedang meledek Ridho. Juna pun menatap tajam ke arah Agung. Agung pun langsung menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
Juna lalu menatap ke arah Syahida. Syahida merasa takut ditatap oleh Juna. Dia takut Juna akan marah atas kejadian tadi pagi di lantai bawah.
"Perkenalkan namamu..." ucap Juna.
Syahida yang sedang melamun pun tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Juna.
"Hei.. kamu tidak dengar apa yang saya katakan..?" tanya Juna.
"I..iya pak maaf, na..nama saya Sya..Syahida pak. Saya kerja di sini sudah satu tahun.. Iya satu tahun..." ucap Syahida lalu menunduk takut karena Juna terus menatapnya dengan tajam.
"Baiklah , terima kasih kalian sudah memperkenalkan diri. Ada beberapa hal penting yang akan saya sampaikan mengenai peraturan baru di ruangan ini. Yang pertama kalian tidak boleh datang terlambat walaupun cuma satu menit. Jika kalian melanggar maka saya akan memberikan hukuman pada kalian.." ucap Juna sambil melirik Syahida.
Syahida langsung menunduk. Karena dia merasa paling sering datang terlambat.
"Yang ke dua, kalian harus fokus kerjanya, tidak boleh keluyuran saat jam kerja.." lanjut Juna.
Kali ini Agung yang mendapat tatapan dari Juna. Agung langsung garuk- garuk kepalanya walaupun tidak gatal. Dia heran kenapa pak Juna tahu kalau dia sering keluyuran saat jam kerja.
"Dan yang ketiga, kalian harus kompak dan tepat waktu dalam mengerjakan pekerjaan kalian. Apalagi ketika akan diadakan rapat maka laporan kalian harus sudah selesai minimal lima belas menit sebelum rapat dimulai..." ucap Juna.
"Ingat, jika kalian melanggar aturan yang sudah saya buat, maka saya akan memberikan hukuman pada kalian. Dan jika kalian melakukannya lagi sebayak dua kali, maka saya akan mengeluarkan SP satu. Dan jika sampai tiga kali kalian melanggar, maka saya akan memecat kalian. Saya tidak suka bekerja dengan orang yang tidak disiplin.." lanjut Juna.
Agung dan teman- temannya pun semakin panik mendengar peraturan baru di ruangannya. Karena selama ini mereka memang kurang disiplin dalam menjalankan perkerjaannya.
Bagaimana mereka akan disiplin , manager lama mereka pak Gunawan orangnya santai. Apapun yang dilakukan oleh bawahannya dia selalu cuek. Yang penting mereka bisa mengerjakan pekerjaan mereka dengan baik.
"Bagaimana ? Apa kalian semua sudah paham..?" tanya Juna.
"Paham pak.." jawab Agung dan teman- temannya.
"Apa ada pertanyaan..?" tanyanya lagi.
"Tidak pak.."
"Baiklah kalau begitu silahkan kalian mulai pekerjaan kalian. Oya nanti akan ada rapat pukul dua belas , seperti yang sudah katakan tadi, laporan kalian sudah harus ada di meja saya paling lambat lima belas menit sebelum rapat dimulai..." ucap Juna.
"Saya masuk ke ruangan saya dulu, selamat bekerja..." ucap Juna lalu berjalan menuju ruangannya dengan gaya sombongnya.
Agung dan teman- temannya lalu duduk di meja masing- masing.
"Lihat deh manager baru kita itu sombong sekali. Baru jadi manager aja udah tengil bagitu tingkahnya.." ucap Widya.
"Iya, mana sekarang peraturannya ketat banget lagi. Apes banget deh gue, nggak bisa ngayap lagi nyari makanan.." sahut Agung.
"Makanan mulu yang loe pikirin.." ucap Widya.
"Aduh gimana dong mba Widya, aku takut terlambat, trus ntar dihukum, kira- kira hukuman pertama apa ya..?" tanya Syahida panik.
"Mana saya tahu, tadi loe nggak nanya..? Makanya jangan suka nonton drakor sampai larut malam biar nggak bangun kesiangan mulu. ." sahut Widya.
"Aku juga takut kak, gimana dong kalau nanti aku melakukan kesalahan. Apa lagi belum apa- apa aku udah kena sentil aja..." ucap Ridho panik karena dia salah satu karyawan yang sering melakukan kesalahan dalam membuat laporan.
"Sabar ya Ridho, kita semua memang sedang tidak baik- baik saja kok.." ucap Syahida.
"Yee.. Kalian bertiga yang nggak baik- baik aja. Gue mah nggak, kalian kan tahu gue ini karyawan teladan, nggak pernah melakukan kesalahan seperti kalian.." ucap Widya.
"Sombong amat.." sahut Agung.
Widya hanya melirik ke arah Agung, lalu dia kembali fokus dengan pekerjaanya.
****
Pukul sepuluh lewat tiga puluh Widya sudah menyelesaikan pekerjaannya. Dia lalu pergi ke ruangan Juna untuk menyerahkan laporannya. Sekitar lima menit dia berada di ruangan Juna lalu dia keluar dengan santai.
"Mba, gimana pekerjaan mba Widya..? Aman..?" tanya Syahida.
"Aman lah, Widya gitu lho...loe belum selesai juga..?" tanya Widya.
"Tinggal dikit lagi.." sahut Syahida.
"Buruan, waktunya udah mepet lho, nanti pak Juna marah.." ucap Widya menakuti Syahida.
"Iya mba.." sahut Syahida.
Ridho yang juga belum selesai dengan pekerjaannya pun dibuat panik. Apa lagi Agung juga sudah selesai dan akan menyerahkan laporannya pada Juna.
Sama seperti Widya, Agung juga tidak lama- lama di ruangan pak Juna. Hanya beberapa menit saja langsung kembali ke mejanya. Karena pekerjaannya tidak ada yang harus direvisi.
Agung lalu pergi ke meja di mana ada mesin pembuat kopi. Dia pun membuat kopi hitam kesukaannya. Sebenarnya dia ingin menyuruh Ridho tapi karena Ridho belum siap dengan pekerjaannya terpaksa dia membuat kopi sendiri.
"Ahh, akhirnya gue bisa ngopi juga.." ucap Agung lalu menyeruput kopi buatannya.
Syahida pun sudah menyelesaikan pekerjaannya, tinggal Ridho saja yang belum selesai.
"Tenang Ridho aku tungguin kamu, nanti kita ke ruangan pak Juna bareng- bareng ya.." ucap Syahida.
"Iya, tunggu ya kak tinggal sedikit lagi.." sahut Ridho.
"Halah ,,,bilang aja loe takut ke ruangan pak Juna sendirian , makanya loe nungguin Ridho biar ada temennya, iya kan..?" ucap Agung.
Syahida hanya melirik saja. Yang dikatakan oleh Agung memang benar, dia tidak berani ke ruangan Juna seorang diri. Selain dia takut kalau pekerjaannya masih ada yang salah , dia juga takut atas apa yang dia lakukan pada Juna di lantai bawah tadi.
"Ayo kak, aku sudah selesai..." ucap Ridho.
Syahida dan Ridho pun masuk ke ruangan Juna. Juna memeriksa laporan Ridho.
"Apa ini..?" tanya Juna sambil melihat kertas laporan Ridho.
Ridho panik, pasti ada kesalahan dalam laporannya.
"Kamu bisa menghitung nggak sih..? Sini kamu..!." ucap Juna.
Ridho pun mendekat ke Juna.
"Lihat baik- baik, ini salah, seharusnya jumlahnya nggak segini. Hitung lagi sana..!" ucap Juna.
"I..iya pak, maaf akan segera saya perbaiki.." ucap Ridho lalu membawa lagi map berisi laporannya.
"Tunggu..! Sini kamu.." ucap Juna.
Ridho pun kembali mendekati Juna. Lalu Juna menyentil dahi Ridho.
"Pletak.."
Ridho pun meringis kesakitan.
Syahida yang melihat Ridho disentil pun ikut memegangi dahinya sendiri. Dia takut kalau dia juga akan bernasib sama seperti temannya itu.
"Cepat perbaiki lagi. Sebentar lagi rapat akan dimulai.." ucap Juna.
"I..iya pak.." jawab Ridho langsung lari keluar dari ruangan Juna sambil memegangi dahinya yang masih sakit karena disentil oleh Juna.
Sekarang tinggal Syahida yang sedang ketar ketir menunggu apakah laporannya ada kesalahan atau tidak.
"Lihat ini.." ucap Juna.
Syahida lalu melihat ke arah yang ditunjukan oleh Juna. Ada beberapa kata yang salah ketik, ini kurang satu huruf, ini lagi..." sambung Juna.
"Tapi pak, itu kan cuma kesalahan kecil, tidak merubah apapun.." ucap Syahida.
"Oh jadi menurutmu ini kesalahan kecil..?" tanya Juna.
"Pletak.." Juna menyentil dahi Syahida.
"Auw.." Syahida meringis kesakitan.
"Dengar ya ,aku tidak suka kesalahan besar ataupun kecil. Semuanya harus sempurna. Mengerti..?" ucap Juna.
"I..iya pak..maaf.." ucap Syahida.
"Ya sudah, segera perbaiki..'' ucap Juna.
Syahida pun keluar dari ruangan Juna sama seperti Ridho sambil memegangi dahinya. Agung yang melihat Syahida keluar dari ruangan Juna sambil mengusap- usap dahi pun tertawa.
"Ha..ha..Syahida, loe disentil juga sama kayak Rudho...? Sukurin..hahaa...makanya kalau ngerjain laporan yang teliti dong..gimana rasanya disentil..? Enak nggak..?'' ledek Agung.
Syahida pun kesal karena diledek oleh Agung. Dia lalu kembali ke mejanya untuk memperbaiki laporannya.
Bersambung...
🌺 jangan lupa like dan komen ya..🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Rijan
suka dengan ceritanya. lanjut thor
2024-05-25
0