2. Resign

Pintu ruangan terbuka, dan masuklah pak Gunawan. Agung yang dari tadi asik ngopi sambil ngemil pun lalu segera melanjutkan pekerjaannya kembali. Pak Gunawan yang sudah terbiasa melihat kelakuan Agung pun sudah tidak kaget lagi.

Iya, di devisi keuangan ini memang hampir semua karyawannya kurang disiplin. Agung suka keluyuran ketika jam kerja di saat pak Gunawan tidak ada di tempat. Syahida sering datang terlambat, Ridho yang pelupa, dan lambat dalam bekerja, sedangkan Widya yang suka bersikap sombong karena merasa senior.

Wajar saja kalau mereka bersikap seperti itu, pak Gunawan yang menjabat sebagai manager di divisi tersebut juga seenaknya dalam bekerja. Pak Gunawan akan serius kerja jika akan ada rapat saja.

Tapi yang disukai oleh bawahannya dari pak Gunawan adalah dia orangnya tidak pelit, dia sudah beberapa kali mentraktir bawahannya makan siang. Dia juga tidak pernah marah kepada para bawahannya.

"Syahida, kamu tadi datang terlambat ya ?'' tanya pak Gunawan.

"I..iya pak, maaf.." jawab Syahida.

Pak Gunawan hanya geleng- geleng kepala.

"Oya, cepet kalian selesaikan pekerjaan kalian, setelah selesai temui saya di ruangan, ada hal penting yang akan saya bicarakan sama kalian..." ucap pak Gunawan.

"Baik pak.." jawab Agung dan teman- temannya.

Mereka pun segera menyelesaikan pekerjaannya. Pekerjaan yang sering kali bikin pusing kepala. Menghitung pemasukan dan pengeluaran perusahaan yang mencapai ratusan juta bahkan milyaran tapi mereka tidak pernah melihat uangnya. Hanya deretan angka yang berjejer yang harus mereka hitung.

Apa lagi kalau akan ada rapat penting, semua laporan harus segera selesai. Mereka kadang sampai tidak sempat makan siang dan kadang harus lembur demi menyelesaikan pekerjaannya.

Maka dari itu anak- anak dari devisi keuangan sering terlihat kusut, karena tidak memperdulikan penampilan mereka. Apa lagi Syahida yang memang tidak pandai berdandan.

Tidak seperti di devisi lain, cewek- ceweknya cantik dan seksi- seksi karena penampilan bagi mereka adalah hal yang utama. Bahkan tak segan- segan mereka rela mengeluarkan uang yang cukup besar untuk perawatan wajah dan tubuhnya.

Setelah selesai mengerjakan laporannya, Agung dan teman- temannya menemui pak Gunawan di ruangannya.

"Tok..tok.." pintu di ketuk.

"Masuk.." sahut pak Gunawan dari dalam.

Mareka pun masuk, lalu duduk di kursi.

"Kalian sudah selesai dengan pekerjaan kalian..?" tanya pak Gunawan.

"Sudah pak.."

"Baiklah, saya ingin memberitahu kalian kalau hari ini adalah hari terakhir saya kerja di kantor ini.." ucap pak Gunawan.

"Hah..?" Agung dan teman - temannya kaget.

"Maksudnya .. pak Gunawan mau resign..?" tanya Agung.

"Iya.."

"Kenapa pak..? Kok tiba- tiba bapak resign..?" tanya Widya.

"Saya mau pulang kampung ke Surabaya..."

"Hah pulang kampung ..?"

"Ngapain bapak pulang kampung ? Kan bapak udah punya pekerjaan enak di sini, gajinya gede, kalau di kampung bapak mau kerja apa..?" tanya Syahida yang sedih.

"Iya pak, jangan resign dong, kita kan sayang sama bapak.." ucap Ridho.

"Kalian tenang aja nanti ada yang menggantikan saya di sini, mungkin hari senin dia sudah mulai masuk kerja.." sahut pak Gunawan.

"Yah pak, nggak asik ah, kita kan udah klop sama bapak, kalau sama manager baru belum tentu kita se klop ini, iya nggak gaes.." ucap Agung.

"Iya pak, bapak kan baik sama kita- kita.. Saya jadi sedih nih .." sahut Syahida.

"Saya minta maaf ya kalau selama saya kerja di sini punya banyak salah sama kalian. Kalian lebih giat lagi kerjanya ya. Jangan suka terlambat, jangan keluyuran kalau jam kerja..."

Syahida dan Agung yang merasa disindir pun hanya nyengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Saya pamit ya.." ucap pak Gunawan.

Mereka pun menyalami pak Gunawan sebagai tanda perpisahan. Kebetulan hari sudah sore, jam sudah menunjukan pukul lima. Waktunya mereka pulang.

Syahida terlihat tidak bersemangat karena pak Gunawan sudah tidak kerja di kantor ini lagi. Tidak hanya Syahida, Agung, Widya dan Ridho pun merasakan hal yang sama. Kebersamaan mereka selama beberapa tahun belakangan ini banyak meninggalkan kenangan di hati mereka. Tidak heran ketika berpisah mereka akan kehilangan sosok pak Gunawan yang di mata mereka sudah seperti bapak mereka sendiri.

"Hai nona Syahida, ngapain kamu di sini...?" tanya Raihan melihat Syahida duduk sendiri di bangku panjang dekat parkiran.

Syahida lalu melirik ke arah Raihan.

"Pak Raihan sendiri ngapain di sini...?" tanya Syahida.

"Aku mau pulang lah , mau ngambil mobil aku di parkiran.."

"Kamu mau ngambil mobil juga..?"

"Mobil siapa ? Saya nggak punya mobil.."

Raihan pun tersenyum.

"Kalau gitu ayo pulang bareng aku..." ajak Raihan.

"Nggak ah, saya mau naik ojek ol line aja ke stasiun..."

"Ngapain kamu ke stasiun..?"

"Pak ,,ini kan hari jumat, besok libur, saya mau pulang ke Bandung naik kereta.."

"Oh.. Gitu... Jadi setiap hari jumat kamu pulang ke Bandung ... ?"

"Nggak sih saya sudah satu bulan lebih nggak pulang, ayah ku sudah marah- marah karena lama nggak ditengokin. Kalau hari ini saya nggak pulang bisa- bisa saya dikeluarkan dari kartu keluarga..."

Raihan tertawa.

"Apakah ayah kamu segalak itu..?"

Syahida mengangguk.

"Salah kamu sendiri, masih punya orang tua tapi jarang ditengokin, ya pasti marah lah.."

"Pak Raihan nggak tahu, saya pulang pun di rumah saya tetap dimarah- marahin sama ayah..."

"Kenapa..?"

"Ya karena aku suka bangun kesiangan, nggak bisa masak, trus banyak deh alasannya.."

"Ha..ha...." Raihan tertawa.

"Kata ayah, anak perempuan itu harus pintar memasak. Tapi saya nggak suka memasak pak.."

"Biasanya perempuan itu hobinya memasak ?" ucap Raihan

"Tapi saya nggak suka, soalnya kalau saya memasak selalu saja hasilnya nggak enak. Dan ujung- ujungnya saya dimarahin lagi sama ayah. Ya udah mending saya nggak usah masak sekalian, biar ayah saja yang masak, masakan ayah kan enak banget..."

"Makanya ayah suka sekali marah kalau saya selesai masak. Soalnya masakan aku selalu gosong.." lanjut Syahida.

"Kenapa bisa gosong..?"

"Iya gini pak, waktu itu ayah beli ayam di pasar satu ekor, trus dia suruh aku merebus ayam itu, diungkep sebelum digoreng. Tapi saya kelupaan kalau lagi rebus ayam, saya ketiduran, pas saya bangun ayamnya sudah gosong sama panci- pancinya. Pernah juga saya merebus air saya tinggal nonton drakor, trus lupa, pancinya gosong. Pas ayah tahu dia marah- marah dan telingaku dijewer.."

Lagi- lagi Raihan tersenyum sambil geleng- gelang kepala mendengar cerita Syahida.

"Ternyata kamu itu ceroboh sekali ya ha..ha.."

"Iiih pak Raihan malah ketawa..." ucap Syahida memanyunkan bibirnya.

"Ayo aku antar kamu ke stasiun.." ucap Raihan.

"Nggak, nggak usah pak, saya naik ojek on line aja lebih cepat, kalau naik mobil suka lama, macat.."

"Ya udah, kalau gitu aku pulang dulu ya, oya nanti di rumah kamu nggak boleh ceroboh lagi ya, kalau ayahmu menyuruh apapun kerjakan dengan baik, supaya kamu nggak dimarahin lagi. Supaya panci di rumahmu tidak gosong lagi..oke.." ucap Raihan mengacungkan jempolnya.

"Iya iya. .."

"Nah gitu dong..'' ucap Raihan sambil tersenyum manis.

"Eh pak, saya boleh tanya nggak..?"

"Boleh , tanya apa..?"

"Soal pak Gunawan, kenapa dia tiba- tiba resign .Apa benar dia mau pulang kampung ? Atau ada alasan lain...?" tanya Syahida.

Raihan menarik nafas panjang.

"Dia memang sebaiknya resign , nanti akan digantikan oleh orang yang jauh lebih baik dan lebih pantas untuk menjadi manager di devisi keuangan.." ucap Raihan.

"Memangnya pak Gunawan kurang pantas menjadi manager di sana..?"

Raihan hanya tersenyum.

"Apa penggantinya dijamin akan lebih baik dari pak Gunawan..?"

"Ya pastinya.."

"Tapi pak Gunawan orangnya baik.."

"Jadi menurut kamu baik..?" tanya Raihan.

Syahida mengangguk.

"Berarti kamu belum mengenal dia dengan baik.." ucap Raihan sambil tersenyum.

"Aku pulang dulu ya, kamu hati- hati di jalan, ingat jangan ceroboh lagi.." ucap Raihan lagi- lagi memperlihatkan senyum manisnya kepada Syahida.

Lalu Raihan pun meninggalkan Syahida menuju mobil nya.

"Pak Raihan, maksud pak Raihan apa sih..? Saya kurang mengenal pak Gunawan, maksudnya apa..?" seru Syahida.

Raihan tidak menjawab pertanyaan Syahida dia lalu masuk ke mobilnya lalu menyalakan mesin mobil kemudian mobil pun perlahan- lahan meninggalkan parkiran.

"Pak Raihan.." seru Syahida.

Raihan hanya membunyika klakson saja tanpa mau menghentikan mobilnya. Mobil Raihan pun meninggalkan area parkiran. Dan tinggallah Syahida sendiri.

"Apa sih maksud pak Raihan, kalau aku belum mengenal pak Gunawan dengan baik.." ucap Syahida.

"Ah udah lah mending aku pesan ojek ol line aja deh.."

Syahida pun memesan ojek on line untuk mengantarnya ke stasiun. Sebenarnya dia tadi menolak tawaran Raihan yang akan mengantar ke stasiun karena dia tidak enak kalau nanti ada yang melihatnya. Takut menimbulkan gosip di kantor.

Bersambung...

🌺 jangan lupa like ya teman- teman 🌺🥰🥰

Terpopuler

Comments

Rijan

Rijan

ceritanya manarik

2024-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 1. Terlambat
2 2. Resign
3 3. Pulang ke Bandung
4 4. Manager baru
5 5. Manager baru 2
6 6. Terlambat lagi
7 7. Gosip
8 8. Seperti sedang kencan
9 9. Dijemput Juna
10 10. Ikut Rapat
11 11. Malu
12 12. Apa kabar Jun..?
13 13. Mengunjungi ayah
14 14. Masa Lalu
15 15. Masa lalu 2
16 16. Pergi ke Villa
17 17. Sampai di vila
18 18. Menikmati pemandangan Malam
19 19. Olah raga
20 20. Berenang
21 21. Kembali ke Jakarta
22 22. Peraturan yang aneh
23 23. Serangan jantung
24 24. Kesal
25 25. Kena marah lagi
26 26. Pak Singa
27 27. Ulang tahun Raihan
28 28. Bercerita
29 29. Kadang marah kadang perhatian
30 30. Berubah
31 31. Maaf
32 32. Akan ku berikan semua untukmu Jun
33 33. Bete
34 34. Tak ada hubungan lagi
35 35. Cuti
36 36. Oleh- oleh
37 37. Disalahkan
38 38. Ada hubungan apa..?
39 39. Ciuman pertama
40 40. Kepergok
41 41. sikap aneh Ridho
42 42. Membujuk Ridho
43 43. Selera Tinggi
44 44. Membeli tas
45 45. Mulai curiga
46 46. Widya menyukai Juna...?
47 47. Sakit perut
48 48. Maaf
49 49. Berangkat bersama lagi
50 50. Jalan- jalan ke mana ..?
51 51. Pantai
52 52. Menginap di hotel
53 53. Kembali ke kantor
54 54. Kekesalan Juna
55 55. Kemarahan Juna
56 56. Gadis manisnya Juna
57 57. Syahida cemburu
58 58. Lari Maraton
59 59. Masih cemburu
60 60. Menjauhlah dari Juna
61 61. Bodoh
62 62. Menjijikkan
63 63. Mencari bukti
64 64. Terlalu sempurna
65 65. Kau bukan untukku
66 66. Percaya omong kosong
67 67. Toko kue dan cake
68 68. Rekaman CCTV
69 69. Perusahaan keluarga
70 70. Menjauhlah dariku
71 71. Ngobrol bersama Ridho
72 72. Tentang Cindy dan Syahida
73 73. Sakit
74 74. Aku menyukaimu Nona
75 75. Dua pria tampan
76 76. Ayah
77 77. Katakan, kau menyukaiku
78 78. Melanggar Aturan kantor
79 79. Disalahkan
80 80. Semua Rindu Juna
81 81. Kesal pada Juna
82 82. Kedatangan Juna
83 83. Menikah...?
84 84. Masih tinggal terpisah
85 85. Berita pernikahan
86 86. Kesedihan Syahida
87 87. Percobaan Bunuh Diri
88 88. Bertemu ibu mertua
89 89. Cincin Pernikahan
90 90. Kau Milikku seutuhnya
91 91. Berisik
92 92. Tanda merah
93 93. Kita berteman
94 94. Kencan...?
95 95. Mesum
96 96. Rasa bersalahnya pak Johan
97 97. Rumah sakit
98 98. Sarapan bersama
99 99. Pesta Pernikahan
Episodes

Updated 99 Episodes

1
1. Terlambat
2
2. Resign
3
3. Pulang ke Bandung
4
4. Manager baru
5
5. Manager baru 2
6
6. Terlambat lagi
7
7. Gosip
8
8. Seperti sedang kencan
9
9. Dijemput Juna
10
10. Ikut Rapat
11
11. Malu
12
12. Apa kabar Jun..?
13
13. Mengunjungi ayah
14
14. Masa Lalu
15
15. Masa lalu 2
16
16. Pergi ke Villa
17
17. Sampai di vila
18
18. Menikmati pemandangan Malam
19
19. Olah raga
20
20. Berenang
21
21. Kembali ke Jakarta
22
22. Peraturan yang aneh
23
23. Serangan jantung
24
24. Kesal
25
25. Kena marah lagi
26
26. Pak Singa
27
27. Ulang tahun Raihan
28
28. Bercerita
29
29. Kadang marah kadang perhatian
30
30. Berubah
31
31. Maaf
32
32. Akan ku berikan semua untukmu Jun
33
33. Bete
34
34. Tak ada hubungan lagi
35
35. Cuti
36
36. Oleh- oleh
37
37. Disalahkan
38
38. Ada hubungan apa..?
39
39. Ciuman pertama
40
40. Kepergok
41
41. sikap aneh Ridho
42
42. Membujuk Ridho
43
43. Selera Tinggi
44
44. Membeli tas
45
45. Mulai curiga
46
46. Widya menyukai Juna...?
47
47. Sakit perut
48
48. Maaf
49
49. Berangkat bersama lagi
50
50. Jalan- jalan ke mana ..?
51
51. Pantai
52
52. Menginap di hotel
53
53. Kembali ke kantor
54
54. Kekesalan Juna
55
55. Kemarahan Juna
56
56. Gadis manisnya Juna
57
57. Syahida cemburu
58
58. Lari Maraton
59
59. Masih cemburu
60
60. Menjauhlah dari Juna
61
61. Bodoh
62
62. Menjijikkan
63
63. Mencari bukti
64
64. Terlalu sempurna
65
65. Kau bukan untukku
66
66. Percaya omong kosong
67
67. Toko kue dan cake
68
68. Rekaman CCTV
69
69. Perusahaan keluarga
70
70. Menjauhlah dariku
71
71. Ngobrol bersama Ridho
72
72. Tentang Cindy dan Syahida
73
73. Sakit
74
74. Aku menyukaimu Nona
75
75. Dua pria tampan
76
76. Ayah
77
77. Katakan, kau menyukaiku
78
78. Melanggar Aturan kantor
79
79. Disalahkan
80
80. Semua Rindu Juna
81
81. Kesal pada Juna
82
82. Kedatangan Juna
83
83. Menikah...?
84
84. Masih tinggal terpisah
85
85. Berita pernikahan
86
86. Kesedihan Syahida
87
87. Percobaan Bunuh Diri
88
88. Bertemu ibu mertua
89
89. Cincin Pernikahan
90
90. Kau Milikku seutuhnya
91
91. Berisik
92
92. Tanda merah
93
93. Kita berteman
94
94. Kencan...?
95
95. Mesum
96
96. Rasa bersalahnya pak Johan
97
97. Rumah sakit
98
98. Sarapan bersama
99
99. Pesta Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!