3. Pulang ke Bandung

Pukul sembilan malam Syahida sampai di rumah ayahnya di Bandung. Sampai di depan rumah ,ayahnya masih sibuk melayani para pelanggan yang sedang memesan mie ayam baso di warung kecil di depan rumah. Ada yang makan di tempat ada juga yang memesan untuk dimakan di rumah.

Ayah Syahida yang bernama pak Setyo sudah menggeluti usahanya berjualan mie ayam dan baso dari dia masih bujangan. Sekitar tiga puluh tahun sudah dia berjualan. Mie ayam baso nya memang sederhana, tapi mempunyai rasa yang khas yang membuat para pelanggannya tidak bosan untuk setia menikmati mie ayam baso pak Setyo.

"Ayah..aku pulang..." seru Syahida sambil jalan menuju warung pak Setyo.

Pak Setyo yang sedang sibuk membungkus pesanan pun menoleh ke arah anak gadisnya itu.

"Apa kamu sudah lupa untuk mengucapkan salam karena sudah lama tinggal di kota..?" ucap pak Setyo dengan juteknya.

"Hehe.. maaf yah lupa. Assalamualaikum ayahku.." ucap Syahida lalu mencium tangan ayahnya.

"Waalaikumsalam..akhirnya kamu pulang juga..."

"Iya dong yah, Syahida kan kangen sama ayah dan adek.."

"Gimana jualannya yah ? rame..?"

"Hemm..." sahut pak Setyo sambil fokus membuat satu mangkok baso.

"Ayah, Syahida kan sudah pulang , kenapa ayah seperti nggak senang gitu..? Bulan kemarin waktu Syahida nggak pulang ayah marah- marah, sekarang Syahida pulang tapi dicuekin..." ucap Syahida sambil cemberut.

"Udah sana kamu masuk rumah, temui adikmu. Ayah masih ada pelanggan, nggak enak kalau kita ngobrol di sini..." sahut pak Setyo.

Syahida cemberut mendengar ucapan ayahnya. Yah walaupun sudah terbiasa dia mendapat perlakuan ayahnya seperti itu.

Lalu Syahida pun masuk ke rumah. Dia membuka pintu dan masuk ke ruang tengah. Di sana ada adik Syahida yang bernama Angga sedang focus menonton film hantu di tv. Syahida berjalan pelan- pelan mendekati Angga.

"Door.." Syahida mengagetkan Angga.

"Haaaa...." Angga teriak karena terkejut.

"Ha..ha..haa....dasar penakut ha..ha..." Sayida merasa puas karena berhasil mengerjai adiknya.

"Kakak.. Bikin aku jantungan aja..." Angga kesal.

Syahida masih saja tertawa puas.

"Kapan kakak datang..? Kok nggak ngabarin kalau mau pulang ? Kan bisa Angga jemput tadi di stasiun. .." tanya Angga.

"Kan mau bikin kejutan hehee.."

"Huuh dasar.. Bawa oleh- oleh nggak kak..?" tanya Angga sambil memegangi dadanya karena masih syok.

"Kamu ini, bukannya nanya kabar tapi malah nanyain oleh- oleh. Ambilkan minum dulu, kakak haus nih..." ucap Syahida.

"Iya..iya..." sahut Angga lalu ke dapur untuk mengambilkan minum.

Syahida lalu duduk di sofa dan membuka tas rangselnya. Dia mengeluarkan oleh- oleh yang dia beli khusus untuk ayah dan adiknya.

"Kakak bawa apa itu..?" tanya Angga sambil meletakan satu gelas air putih di meja depan Syahida.

"Kue, nih makan..." sahut Syahida memberikan satu kotak berbentuk segi empat kepada Angga.

"Kue doang..?" tanya Angga.

"Emang mau apa lagi...? Tadi katanya mau oleh- oleh, ya itu oleh- olehnya.."

Lalu Angga membuka kotak yang berisi kue kemudian dia memakannya.

"Enak nggak..?

"Hem enak.."

Syahida lalu ngobrol dengan adik semata wayangnya itu. Sudah dua bulan mereka tidak bertemu, rasanya kangen.

Pak Setyo lalu masuk ke rumah dengan membawa tiga mangkok mie ayam baso denga menggunakan baki. Syahida dan Angga menoleh ke arah ayahnya yang sedang meletakan mie ayamnya di atas meja.

"Nih ayah buatkan mie ayam baso spesial buat kita makan bersama..." ucap pak Setyo.

"Tumben ayah bikinin mie ayam, biasanya kalau kita pengin mie ayam suruh buat sendiri, yak kak..?" tanya Angga.

"Iya..."

"Sudah ayo makan saja nggak usah banyak omong..." sahut pak Setyo.

"Emang warungnya udah tutup yah..?" tanya Syahida.

"Sudah.."

"Baru jam sepuluh. Biasanya sampai jam duabelas..." sahut Syahida.

"Sudah habis, apa yang mau di jual..." ucap pak Setyo.

"Wuih keren, jam segini udah habis aja.."

"Iya dong kak, kan sekarang ayah jualannya nggak hanya off line saja tapi on line juga, pake aplikasi go food..." ucap Angga.

"Oya..? Harus nya gitu dari dulu. .." ucap Syahida sambil memakan mie ayam.

"Hem ...mie ayam buatan ayah memang paling enak, di jakarta aja Syahida belum menemukan mie ayam baso yang lebih enak dari ini.." sambung Syahida.

"Gimana dengan pekerjaan kamu ..? Masih betah kerja di sana..?"

"Masih dong yah..''

"Jadi kamu mau selamanya kerja di kantoran dari pada harus meneruskan usaha ayah..?"

"Ayah nanya kaya gitu terus. Ayah kan tahu kalau Syahida nggak ada bakat masak mie ayam. Nanti kalau Syahida yang nerusin usaha ayah trus rasanya nggak enak gimana..? Yang ada pelanggan pada kabur.."

"Ah dasar aja kamu malas, nggak mau belajar membuat mie ayam.." ucap pak Setyo.

" Angga aja yah yang suruh nerusin usaha ayah.."

"Nggak bisa lah kak ,mikirin kuliah aja Angga udah pusing masa harus ngurusin mie ayam.." sahut Angga.

"Kalian memang payah, kalian tahu nggak, kerja di kantor jadi karyawan itu sama saja membuat kaya orang lain.." ucap pak Setyo.

" Biarin aja yang penting kan digaji.." sahut Syahida yang sudah menghabiskan mie ayamnya.

Lalu Syahida minum. Setelah itu dia mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

"Nih, buat ayah.." ucap Syahida memberikan satu bok berwarna coklat kepada ayahnya.

"Apa ini..?" tanya pak Setyo.

"Buka aja yah .." ucap Syahida.

Pak Setyo pun membuka kotak itu. Dan di dalamnya ada sepasang sandal berwarna coklat. Pak Setyo tersenyum tipis melihat hadiah dari putrinya itu.

"Cobain yah, pas nggak ukurannya...''

Lalu pak Setyo pun mencoba sandal barunya itu. Dan ukurannya pas dengan ukuran kakinya.

"Makasih udah membelikan sandal buat ayah.." ucap pak Setyo.

"Ayah suka..?"

Pak Setyo pun mengangguk sambil tersenyum.

"Ayah doang yang dibelikan sandal kak..? Buat Angga mana..?" tanya Angga.

"Ah kamu nggak usah, sandal kamu masih bagus.."

"Ih kakak mah gitu, pilih kasih.." ucap Angga cemberut.

"Hahaaha... Jangan cemberut gitu dong adikku yang ganteng.." ucap Syahida sambil mencubit pipi Angga.

Lalu Syahida menggambil sesuatu lagi dari tasnya.

"Nih buat kamu.."

"Wah..ini buat aku kak..?'" tanya Angga kembali ceria.

Syahida mengangguk.

"Kayaknya ini sepatu deh.." ucap Angga.

"Woww.. Ini kan sepatu yang udah lama aku pengin beli kak..kakak tau aja sih.? Makasih ya kak. Aku sayang deh sama kak Syahida yang cantik..." ucap Angga sambil memeluk Syahida.

Lalu Angga mencoba sepatu barunya. Dia senang sekali akhirnya bisa mempunyai sepatu impiannya.

Mereka bertiga pun melanjutkan obrolannya hingga larut malam. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari. Merka pun mengantuk.

Lalu pak Setyo menggelar karpet dan kasur lantai. Merka tidur bertiga dia sana. Itu adalah kebiasaan mereka jika Syahida pulang ke Bandung. Mereka tidur di ruang tengah untuk mengobati rasa kangen mereka.

****

Tak terasa waktu dua hari berjalan begitu cepat. Minggu sore Syahida harus bersiap kembali ke Jakarta karena besok pagi dia harus kembali bekerja di kantor.

"Ayah, Syahida pamit ya.." ucap Syahida sambil mencium tangan pak Setyo.

"Iya, hati- hati di jalan, nanti di kereta, pegang tas kamu baik- baik. Jangan sampai kena copet.. Dan satu lagi jangan tinggalkan sholat.." ujar pak Setyo.

"Iya yah.."

"Ayo kak, aku antar ke stasiun..." ucap Angga yang sudah siap di atas motornya.

"Tumben kamu, belum disuruh udah siap aja . Pasti karena udah dibelikan sepatu makanya kamu jadi baik sama kakak..." ucap Syahida sambil mecubit pelan pipi Angga.

"Hehe..kakak bisa aja. Kan adikmu ini selain ganteng juga baik kak. Udah gitu calon dokter lagi..." ucap Angga menyombongkan diri.

"Iya deh dokter Angga. Ayo jalan.." ucap Syahida menepuk pundak Angga.

Angga pun segera menghidupkan motornya dan melajukannya menuju stasiun.

"Dadah ayah sehat terus ya.." ucap Syahida sambil melambaikan tangannya.

Pak Setyo pun melambaikan tangannya sambil tersenyum kepada putrinya yang kadang membuatnya bangga tetapi tak jarang juga membuatnya kesal.

Seperti pulang kali ini pak Setyo merasa bangga karena anaknya perhatian padanya dengan membelikan sandal bagus yang nyaman dipake.

Tetapi keesokan harinya Syahida sudah membuat ulah lagi. Ketika pagi- pagi pak Setyo pergi ke pasar untuk membeli keperluan warung mie ayamnya, dia membangunkan kedua anaknya itu untuk sholat subuh.

Karena pak Setyo melihat mereka bangun dan duduk dia pikir setelah itu mereka langsung pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Sehingga pak Setyo langsung pergi ke pasar untuk belanja.

Tetapi ketika pak Setyo pulang ternyata mereka masih saja tidur dan melewatkan sholat subuhnya. Jadi ketika meraka dibangunkan oleh pak Setyo mereka hanya bangun dan duduk sebentar lalu tidur lagi. Padahal waktu sudah menunjukan pukul tujuh pagi.

Akhirnya mereka berdua disiram dengan air satu gayung oleh pak Setyo. Syahida dan Angga pun kaget dan langsung bangun. Selain kedinginan mereka juga harus menerima omelan dari ayahnya.

Selama ini pak Setyo memang tegas kepada kedua anaknya itu. Maklumlah istrinya sudah lama meninggal. Sehingga dia harus menjadi ayah sekaligus ibu buat kedua anaknya itu.

Bersambung...

🌺jangan lupa di like dan koment ya...🌺

Episodes
1 1. Terlambat
2 2. Resign
3 3. Pulang ke Bandung
4 4. Manager baru
5 5. Manager baru 2
6 6. Terlambat lagi
7 7. Gosip
8 8. Seperti sedang kencan
9 9. Dijemput Juna
10 10. Ikut Rapat
11 11. Malu
12 12. Apa kabar Jun..?
13 13. Mengunjungi ayah
14 14. Masa Lalu
15 15. Masa lalu 2
16 16. Pergi ke Villa
17 17. Sampai di vila
18 18. Menikmati pemandangan Malam
19 19. Olah raga
20 20. Berenang
21 21. Kembali ke Jakarta
22 22. Peraturan yang aneh
23 23. Serangan jantung
24 24. Kesal
25 25. Kena marah lagi
26 26. Pak Singa
27 27. Ulang tahun Raihan
28 28. Bercerita
29 29. Kadang marah kadang perhatian
30 30. Berubah
31 31. Maaf
32 32. Akan ku berikan semua untukmu Jun
33 33. Bete
34 34. Tak ada hubungan lagi
35 35. Cuti
36 36. Oleh- oleh
37 37. Disalahkan
38 38. Ada hubungan apa..?
39 39. Ciuman pertama
40 40. Kepergok
41 41. sikap aneh Ridho
42 42. Membujuk Ridho
43 43. Selera Tinggi
44 44. Membeli tas
45 45. Mulai curiga
46 46. Widya menyukai Juna...?
47 47. Sakit perut
48 48. Maaf
49 49. Berangkat bersama lagi
50 50. Jalan- jalan ke mana ..?
51 51. Pantai
52 52. Menginap di hotel
53 53. Kembali ke kantor
54 54. Kekesalan Juna
55 55. Kemarahan Juna
56 56. Gadis manisnya Juna
57 57. Syahida cemburu
58 58. Lari Maraton
59 59. Masih cemburu
60 60. Menjauhlah dari Juna
61 61. Bodoh
62 62. Menjijikkan
63 63. Mencari bukti
64 64. Terlalu sempurna
65 65. Kau bukan untukku
66 66. Percaya omong kosong
67 67. Toko kue dan cake
68 68. Rekaman CCTV
69 69. Perusahaan keluarga
70 70. Menjauhlah dariku
71 71. Ngobrol bersama Ridho
72 72. Tentang Cindy dan Syahida
73 73. Sakit
74 74. Aku menyukaimu Nona
75 75. Dua pria tampan
76 76. Ayah
77 77. Katakan, kau menyukaiku
78 78. Melanggar Aturan kantor
79 79. Disalahkan
80 80. Semua Rindu Juna
81 81. Kesal pada Juna
82 82. Kedatangan Juna
83 83. Menikah...?
84 84. Masih tinggal terpisah
85 85. Berita pernikahan
86 86. Kesedihan Syahida
87 87. Percobaan Bunuh Diri
88 88. Bertemu ibu mertua
89 89. Cincin Pernikahan
90 90. Kau Milikku seutuhnya
91 91. Berisik
92 92. Tanda merah
93 93. Kita berteman
94 94. Kencan...?
95 95. Mesum
96 96. Rasa bersalahnya pak Johan
97 97. Rumah sakit
98 98. Sarapan bersama
99 99. Pesta Pernikahan
Episodes

Updated 99 Episodes

1
1. Terlambat
2
2. Resign
3
3. Pulang ke Bandung
4
4. Manager baru
5
5. Manager baru 2
6
6. Terlambat lagi
7
7. Gosip
8
8. Seperti sedang kencan
9
9. Dijemput Juna
10
10. Ikut Rapat
11
11. Malu
12
12. Apa kabar Jun..?
13
13. Mengunjungi ayah
14
14. Masa Lalu
15
15. Masa lalu 2
16
16. Pergi ke Villa
17
17. Sampai di vila
18
18. Menikmati pemandangan Malam
19
19. Olah raga
20
20. Berenang
21
21. Kembali ke Jakarta
22
22. Peraturan yang aneh
23
23. Serangan jantung
24
24. Kesal
25
25. Kena marah lagi
26
26. Pak Singa
27
27. Ulang tahun Raihan
28
28. Bercerita
29
29. Kadang marah kadang perhatian
30
30. Berubah
31
31. Maaf
32
32. Akan ku berikan semua untukmu Jun
33
33. Bete
34
34. Tak ada hubungan lagi
35
35. Cuti
36
36. Oleh- oleh
37
37. Disalahkan
38
38. Ada hubungan apa..?
39
39. Ciuman pertama
40
40. Kepergok
41
41. sikap aneh Ridho
42
42. Membujuk Ridho
43
43. Selera Tinggi
44
44. Membeli tas
45
45. Mulai curiga
46
46. Widya menyukai Juna...?
47
47. Sakit perut
48
48. Maaf
49
49. Berangkat bersama lagi
50
50. Jalan- jalan ke mana ..?
51
51. Pantai
52
52. Menginap di hotel
53
53. Kembali ke kantor
54
54. Kekesalan Juna
55
55. Kemarahan Juna
56
56. Gadis manisnya Juna
57
57. Syahida cemburu
58
58. Lari Maraton
59
59. Masih cemburu
60
60. Menjauhlah dari Juna
61
61. Bodoh
62
62. Menjijikkan
63
63. Mencari bukti
64
64. Terlalu sempurna
65
65. Kau bukan untukku
66
66. Percaya omong kosong
67
67. Toko kue dan cake
68
68. Rekaman CCTV
69
69. Perusahaan keluarga
70
70. Menjauhlah dariku
71
71. Ngobrol bersama Ridho
72
72. Tentang Cindy dan Syahida
73
73. Sakit
74
74. Aku menyukaimu Nona
75
75. Dua pria tampan
76
76. Ayah
77
77. Katakan, kau menyukaiku
78
78. Melanggar Aturan kantor
79
79. Disalahkan
80
80. Semua Rindu Juna
81
81. Kesal pada Juna
82
82. Kedatangan Juna
83
83. Menikah...?
84
84. Masih tinggal terpisah
85
85. Berita pernikahan
86
86. Kesedihan Syahida
87
87. Percobaan Bunuh Diri
88
88. Bertemu ibu mertua
89
89. Cincin Pernikahan
90
90. Kau Milikku seutuhnya
91
91. Berisik
92
92. Tanda merah
93
93. Kita berteman
94
94. Kencan...?
95
95. Mesum
96
96. Rasa bersalahnya pak Johan
97
97. Rumah sakit
98
98. Sarapan bersama
99
99. Pesta Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!