Naga Api Kuno Mitologi

Perseteruan ini masih berlanjut, meskipun di nyatakan penjaga Padang hijau hanya terhitung tiga kandidat sebagai petinggi terkuat. Namun Lincau tidak melepaskan Rumi dan Gen begitu saja. Tidak terkira amarah Seza dan para penjaga wanita lain yang mengetahui bahwa Rumi terpilih dalam kompetisi. Di Tengah malam yang larut, Seza berencana jahat menggunakan akan licik berniat melumpuhkan Rumi.

“Kali ini, kau akan jadi santapan siluman naga api! Ahaha!” gumam Seza di sela jari-jemarinya yang masih sibuk memasang perangkap.

Suara yang di pikir Seza tidak terdengar sang naga sekalipun nyatanya telah membangunkan siluman yang kini mengendap-endap di balik kegelapan melihatnya. Tubuh sang naga yang dii kurung di dalam gua yang tersegel mantra, tidak sedikitpun mampu menahan gerakannya untuk menghembuskan api.

Nyala api keluar dari celah-celah bebatuan, Seza yang siap menghindar tersenyum tipis mengibas perlawanan Gerakan menggulung menggunakan bisa racunnya. Dia mematikan tekanan aliran darah di dalam asal api yang menyala.

“Hahhh! Kita lihat bagaimana besok pagi Rumi terbakar habis dari semburan api mu itu. Pasti kau mengira dia yang meracuni mu bukan? Lihatlah tanda ini? Ini tanda pita merah milik penjaga yang meracuni mu!” ucap Seza sebelum pergi.

Sepanjang malam Rumi terjaga, dia bermimpi aneh, sesuatu yang tidak bisa dia jelaskan di alam nyata. Dia terhentak melihat keluar jendela, asap hitam raksasa menyala sampai ke atas langit. Rume bergegas meraih jas hangat, dia merapikan rambut panjangnya sambil mengernyitkan dahi.

“kemana hilangnya pita rambut ku?” ucapnya kebingungan.

Dia menggulung menggunakan sisa kain perca kemudian berlari meninggalkan peristirahatan. Gen mendengar suara pintu daun hijau muda milik Rume yang terbuka. Sontak saja dia membelalak melompat memperhatikan dari dalam rumahnya.

“Keuntungan ku memilih letak rumah hijau itu buat dekat sama si Rumi. Aku banyak berhutang budi padanya, huffhh! Tapi dia mau kemana ya? Haduh, mana aku masih ngantuk!” gumamnya ikut mengejar.

“Rumi tunggu! Duh!” Gen tersandung, benturan kecil di kepalanya mengingatkannya akan pertemuan dan suasana yang persis saat bertemu dengan siluman mengerikan di hutan.

“Hihhh! Nggak salah lagi pasti si Rumi mau ketemu makhluk itu! Rum!”

Suara teriakannya mengalihkan pandangan Rumi yang tanpa sadar tidak melihat nyala api di dekat lubang tertutup ranting pepohonan. Tubuh Rumi terjatuh memasuki arah Lorong tempat sang naga di kurung. Di dalam gua raksasa bebatuan, dia tidak sadarkan diri. Sang naga api yang semula Bersiap menyemburkan api. Terhenti melihat kilauan Cahaya hijau di keningnya.

Sang naga semakin mendekati, nafasnya yang hangat di samping tubuhnya begitu dingin menyentuh ujung tangan Rumi. Perlahan Rumi terbangun, dia mematung melihat naga raksasa kuno berjarak beberapa mil dari dirinya.

“Na_na_naga api… tenanglah, aku yang akan menjaga mu mulai hari ini” ucapnya terbata. Dia masih bisa tersenyum menutupi ketakutannya berharap sang naga mengamuk.

“Rum! Rumi! Kau di dalam sana? Bahaya! Aku akan memanggil penjaga lainnya!” teriak Gen.

Dia berlari kocar-kacir, malam yang aneh baginya karena dia tidak lagi melihat nyala api dari dalam sela goa. Gen menduduki posisi penjinak naga pada urutan ketiga, tapi kali ini dia berlari meminta pertolongan pada penjaga lainnya.

“Jangan sebut aku lelaki! Bukan kah itu kamus mu sebagai penjaga junior?” ucap penjaga peringkat dua dari balik selimutnya.

“Ya benar, Gen! sungguh di luar si nurul kalau kau mengatakan si penjaga Rumi ada di dalam gua. Makhluk mitologi itu berdarah dingin. Kau pasti bermimpi karena terlalu ketakutan menjinakkan naga”

“Haaah! Aku seriusss!!”

Tidak ada satu penjaga pun yang mempercayai ucapan Gen. Sampai dia putus asa dan berlari ke daerah dedaunan latar wakil Lincau. Sedikit banyak, dia memahami Banyu di balik sikapnya yang acuh tak acuh namun dia sangat perhatian pada Rumi.

“Aku pernah mendengar sendiri dari mulut Banyu, keinginannya yang kuat untuk melindungi Rumi. Tapi masih di dalam teka-teki kenapa dia menjaga jarak dan menganggap Rumi saingannya di depan semua orang?” gumam Gen terhenti di depan Altar.

“Ada apa? Aku memperhatikan Langkah mu yang sangat ragu untuk ke Altar ku ini.”

“Banyu? Aku…Gelkkk____”

Sebotol air minum di dalam wadah berbentuk tabung tidak menyisakan satu tetes. Keahlian Banyu yang menghapal semua kebiasaan dan kelemahan para penjaga padang hijau. Dia menepuk pelan Pundak lalu memasang posisi mengintai ke sekeliling.

Tempat yang aman, sebuah tempat yang bahkan tidak di ketahui sang penjaga pendampingnya. Meski tergesa-gesa, Gen tidak tau dari mana arah pembicaraan itu. Yang pasti dia ingin sekarang juga Banyu menyelamatkan Rumi.

“Maksud mu apa? Rumi tidak mungkin tiba-tiba bisa menerobos masuk ke dalam sana? Mantra itu hanya ketua yang mengetahui kuncinya. Aku tidak bisa menggunakan kekuatan ku, kondisi ku masih terlalu lemah setelah memperbaiki paku perbatasan yang hancur. Butuh waktu beberapa minggu bahkan aku juga harus rutin mengembalikan kekuatan ku dengan meditasi di lautan padang hijau.”

“Benar, aku sendiri sebagai penjaga junior tidak memiliki kekuatan. Aku baru belajar mengendalikan tanah. Kenapa hanya tiga kandidat di dalamnya ada aku?”

“Jangan berisik! Kecilkan suara mu. Ada banyak telinga yang mendengar, kaki tangan Seza menjelma dengan berbagai macam rupa ular! Aku sengaja memilih mu, aku tidak mau ayah ku menyingkirkan Rumi hanya untuk mengangkat ku ke atas langit. Mulai sekarang kau hanya mempercayai dan berbagi rahasia dengan ku, demi Rumi…”

......................

Pertemuan pertama kali antara Rumi dengan sang naga di liputi rasa was-was keduanya. Sang naga yang terlalu lama menelan racun dari lemparan senjata Seza perlahan tidak berdaya. Rumi masih terperangah, dia perlahan menyentuh sisik naga hingga melihat pita miliknya yang di cengkram di bagian cakar kanannya.

“Naga api raksasa, kenapa pita ku ini ada pada mu?” ucapnya bernada kecil.

Saat dia menarik, cengkraman lebih kuat menggenggam, hingga Rumi mengusap-usap pelan tubuhnya. Tatapan mata sang naga tersorot amarah, dia seperti mengumpulkan lahar api yang sangat panah untuk di semburkan.

“Aku bukan musuh mu! aku akan mencoba mengeluarkan racun itu sebelum menyebar ke seluruh aliran darah mu. Baiklah, aku juga akan memberikan pita ku ini. Jika kau suka, pakai lah.”

Dengan seluruh kekuatan dan tenaga spiritual, Rumi berhasil mengeluarkan racun ular. Dia menahan rasa pusing yang melanda. Posisi tubuhnya yang semula tegak lama-kelamaan tidak bisa lagi di topang.

Brukkk___

Dia berbisik pada sang naga, mengatakan di masa pertemuan kehidupan ini. Persahabatan di mulai antar keduanya. Racun yang sedikit terkena isapan dari tarikan energi membuat Rumi benar-benar tidak sadarkan diri.

“Rumi! Rumi!” panggil Banyu yang berlari mendekatinya.

Terpopuler

Comments

Orchid

Orchid

bagaimana penulis berhasil menggambarkan perjuangan mereka dalam menghadapi tantangan. Sang naga api, dengan kekuatannya yang dahsyat, harus belajar mengendalikan api di dalam dirinya agar tidak merusak segala sesuatu di sekitarnya. Di sisi lain, Rumi harus menemukan keberanian dalam dirinya untuk memahami dan menerima kekuatan yang ada pada sang naga api, sambil tetap mempertahankan kelembutan dan kebijaksanaannya sebagai penjaga hewan mitologi. Ini adalah perjalanan emosional yang membuat pembaca terhubung secara mendalam dengan perjalanan karakter-karakter utama.

2024-03-28

0

Gofar

Gofar

mendoakan rumi sampai di tangan yang tepat. bahagia, si siluman hewan naga jadi dapat durian runtuh Nemu wanita emasss dan berlian. Dia nggak bisa melepaskan dongg di pertahankan sampai halal. eh naga api gimana cara halalin manusia?

2024-03-27

0

papan nama

papan nama

1. Konflik internal dan eksternal antara karakter-karakter seperti Banyu, Rumi, dan Gen menggambarkan kompleksitas hubungan antar tokoh dalam cerita.
2. Motif persahabatan dan pengorbanan terlihat melalui hubungan antara Rumi dan Gen, yang saling mendukung dan melindungi satu sama lain dalam menghadapi berbagai rintangan.
3. Tema tentang penemuan identitas diri dan penerimaan atas kekuatan dan kelemahan masing-masing karakter terungkap melalui perjalanan Rumi dalam menjinakkan naga api raksasa.
4. Kehadiran elemen magis dan mitologi dalam cerita menambah dimensi fantastis dan memperkaya latar belakang dunia yang diciptakan oleh pengarang.
5. Perjuangan untuk mencapai perdamaian dan stabilitas dalam masyarakat di tengah ancaman siluman dan konflik internal menimbulkan ketegangan yang mempertegas plot cerita.

2024-03-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!