Tuan William berlari hingga tiba di depan Rean yang menatapnya datar.
"hosh ...hosh ...., maaf Ayah terlambat," ucap Tuan William sambil mengatur nafasnya yang tidak teratur akibat lari.
"Apakah Ayah sama sekali tidak bisa berjalan santai saja," ucap Rean memberikan Air minum pada Ayahnya yang di berikan oleh Mely.
Semua orang terkejut mendengar perkataan Tuan William dan juga ucapan Rean. Mereka benar-benar terkejut mendapati orang yang sedari tadi mereka pandangi adalah anak dari bos besar mereka.
"Kenapa kau tidak menelfon Ayah saat kau ingin kemari, kalau ayah tahu kau akan kemari mungkin ayah akan menunggumu di depan tadi," ucap Tuan William setelah meminum air dan juga menatap Rean yang hanya memberikan tatapan datar.
"Aku ingin memberi tahu Ayah, tapi baterai ponselku habis jadi aku harus mencangernya terlebih dulu," ucap Rean membuat Tuan William mengangguk mengerti.
"Baiklah, kita ke ruangan ayah atau kau mau ayah ajak berkeliling dulu," ucap Tuan William menatap Rean yang juga menatapnya.
"Ke ruangan ayah saja, ada yang ingin aku bicarakan dengan ayah secara pribadi"ucap Rean serius.
"Baiklah, Mely terima kasih karna sudah menyambut Rean dengan baik"ucap Tuan William yang di balas anggukan oleh Mely.
"Sama-sama pak," ucap Mely dengan tersenyum manis pada Rean.
Tuan William dan Rean memasuki lift kemudian menekan tombol ke lantai atas untuk segera ke ruangan Reynal.
Pintu lift terbuka dan mereka berdua pun keluar dan segera berjalan menuju pintu besar berwarna hitam.
Reynal membuka pintu ruangannya dan di ikuti oleh Rean yang mengekor di belakangnya.
"Kamu mau minum kopi atau teh?" ucap Reynal pada putranya itu.
"Kopi saja," ucap Rean membuat Reynal menautkan alisnya tanda bingung.
' Bukankah Reana tidak terlalu suka minum kopi ya,' ucap Reynal dalam hati bingung.
"Baiklah, ayah akan meminta sekertaris ayah untuk membuatkannya, kamu yakinkan mau minum kopi," ucap Reynal memastikan.
Rean mengangguk membuat Reynal menghembuskan nafasnya kemudian menelfon sekertarisnya untuk membuatkan 2 kopi untuknya dan Rean.
Beberapa menit kemudian, terdengar suara ketukan pintu membuat Rean yang tengah asyik memainkan ponselnya sambil di chager menoleh ke arah pintu.
"Masuk," ucap Reynal yang terduduk du sofa berhadapan dengan Rean.
Pintu terbuka menampakkan seorang gadis muda memakai baju cleaning servis memasuki ruangan dan mendekat ke arah sofa.
Wanita itu menaruh nampan kopi di atas meja kemudian menaruh kopi di hadapan Rean dan Reynal.
Rean menghentikan tangannya yang memainkan ponselnya kemudian menatap wanita yang menaruh kopi di hadapannya.
Rean memiringkan sedikit kepalanya agar dapat melihat jelas wajah wanita itu, Rean terkejut melihat wajah wanita itu.
' Kania,' ucap Rean dalam hati saat melihat wajah wanita itu yang tidak lain adalah kekasihnya sebelum masuk ke tubuh Rean.
Kania selesai menaruh kopi dan kemudian menundukkan kepalanya dan keluar dari ruangan itu.
Rean masih dengan keterkejutannya hingga suara dari Reynal menyadarkannya.
"Rean, kau baik-baik saja?" tanya Reynal pada Rean.
Rean segera menstabilkan raut wajahnya dan menatap datar pada Reynal.
"Aku baik-baik saja," ucapnya yang hanya di angguki oleh Reynal.
"Apa yang ingin kau bicarakan dengan ayah?" tanya Reynal pada putra semata wayangnya itu.
"Em, Aku hanya ingin bilang, kalau aku ingin bekerja di perusahaan," ucap Rean membuat Reynal terdiam.
"Kamu yakin?" tanya Reynal pada Rean yang meminum kopinya hingga tiba-tiba tersedak dan memuncratkan kopi yang di minumnya.
"Kamu baik-baik saja kan Rean?" tanya Reynal langsung menyodorkan air putih gelas pada putranya.
Rean segera meminum air yang di sodorkan oleh Reynal dengan sesekali terbatuk.
' Kenapa kopi ini seperti tidak ingin masuk ke dalam tenggorokanku' ucap Rean dalam hati dan tiba-tiba ia teringat dengan hal yang ia baca tentang hal yang di sukai oleh Rean dan hal yang tidak di sukai.
Rean tidak suka dengan kopi, apa bila dia meminum kopi itu akan membuatnya muntah dan terbatuk, berbeda dengan Rey yang hanya suka meminum kopi tidak dengan teh ataupun jus.
' Sia**n, aku benar-benar lupa jika Rean tidak suka dengan kopi,' ucap Rey dalam hati memaki dirinya sendiri karna lupa jika bukan tubuhnya lagi yang ia tempati melainkan tubuh orang lain.
"Aku baik-baik saja, ayah," ucap Rean sesekali memijit kepalanya.
"Aku akan pulang, Aku harap ayah akan memikirkan hal yang aku minta barusan," ucap Rean keluar dari ruangan Reynal.
Rean berjalan memasuki lift dan menekan tombol dan kemudian lift pun tertutup.
Tiba-tiba pintu lift terbuka padahal belum sampai di lantai bawah membuat Rean yang sedari tadi menunduk kini mendongak dan terkejut melihat siapa yang masuk ke dalam lift.
Kania memasuki lift dan berdiri tepat di samping Rean setelah tadi memencet tombol lift.
Rean melirik sekilas pada Kania dan kemudian kembali menunduk.
Lift pun terbuka, Kania keluar dari lift setelah sedikit menundukkan badannya pada Rean.
Rean keluar dari perusahaan ayahnya dan segera mendekati mobil di mana sang sopir sudah membuka belakang untuknya.
Rean segera masuk ke dalam mobil dan sopir pun dengan sigap menutup pintu dan kemudian masuk dan segera menyalakan mesin mobil dan melajukannya dengan kecepatan sedang menuju kediaman William.
Di perjalanan Rean hanya terdiam memikirkan Kania yang tadi di lihatnya di perusahaan.
Kania adalah kekasih Rey dan sudah berpacaran dengannya selama lebih dari 5 tahun. Rey meminta cuti saat itu untuk melamar Kania tapi takdir berkata lain.
Meskipun Rey adalah pria yang dingin, tapi dia mencintai Kania meski tidak bisa di lihat dari perlakuannya. Kania dan Rey bertemu di universitas xx. Saat itu Rey di tugaskan untuk menjadi dosen di universitas xx dan di situlah dia dan Kania mulai menjalin kasih.
Awalnya Rey hanya biasa saja, tapi lama kelamaan dia menjadi terbiasa saat Kania memberikannya perhatiaan dan akhirnya Kania mengutarakan perasaannya pada Rey ketika Rey akan kembali ke pangkalan militer.
Mereka melakukan hubungan jarak jauh dalam kurung waktu yang lama, meski sesekali Rey akan datang mengunjungi Kania saat bertugas di kota tempat tinggal Kania.
Rey mengacak rambutnya frustasi, dia merasa bersalah pada Kania.
' Ada apa dengannya, kenapa dia terlihat seperti tidak sehat begiti dan juga matanya terlihat sedikit merah, apakah dia selalu menangis setiap malam,' ucap Rey dalam hati dengan wajah yang begitu khawatir.
' Aku harus bisa kembali dekat dengan Kania bagaimana pun caranya, Kania tunggu aku, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi' ucap Rey dalam hati bertekat pada dirinya sendiri tidak akan menyia-yiakan Kania lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Filipus Bahan
lanjut tor
2023-02-27
0
fifid dwi ariani
trus ceria
2023-01-05
0
Imer Merlin
keren thor, 👍👍👍👍👍💖
2020-12-22
0