Bekerja Dengan Tuan Danil Victor

Bekerja tanpa semangat tanpa tujuan. Elin sering kali kedapatan melamun hari ini di tempatnya bekerja. Di usia 23 tahun Elin masih belum terlalu tua untuk menikah. Namun, pendidikannya yang hanya sebatas SMA saja membuatnya berkecil hati untuk masa depannya kelak. Bahkan tentang jodohnya nanti ia terus berpikir bagaimana bisa memiliki pria yang mecintainya dengan latar belakang Elin yang kurang beruntung.

"Din, target kamu menikah di umur berapa?" Tiba-tiba Elin melayangkan pertanyaan random.

Teman kerjanya itu menatap Elin heran. "Apaan sih target-target? Menikah itu mana bisa di target, Lin. Yah tergantung yang di atas ngasihnya di umurku berapa. Yang penting bukan asal milih." jawab Dinda seraya terkekeh.

"Tapi usia kita ini sudah mendekati wanita tua loh. Sudah kepala dua. Beberapa tahun lagi kepala tiga. Dengan kerjaan kita yang begini-begini terus tiap hari memangnya ada jodoh yang bakalan datang?" tanya Elin lagi.

Sering kali hidupnya di bandingnya dengan sang kakak membuat Elin semakin hilang rasa percaya dirinya. Merasa dirinya sangat rendah di bandingkan wanita di luaran sana. Dinda sempat menggeleng tak percaya dengan ucapan sang teman.

"Coba sekarang aku tanya. Kamu yang katanya punya kakak desainer luar negeri sudah nikah dan dapat jodoh yang tepat belum?" Elin menggelengkan kepalanya cepat sebagai jawaban belum.

"Nah itu berarti jodoh bukan di ukur dari karir kita kan datangnya? Sudah deh santai saja. Jodoh tidak akan tertukar kok. Tempat kerja kita ini sudah paling tepat, Lin. Yang datang rata-rata pria dan mapan semua. Pasti ketemu kok kalau waktunya sudah tepat."

Elin dan Dinda hari ini akhirnya menyelesaikan pekerjaan di waktu hampir malam. Kali ini mereka pulang lebih awal karena sudah mencapai target penjualan. Keduanya berpisah di gedung parkiran. Elin segera memacu kendaraan roda empatnya menuju tempat penjual martabak kesukaan sang ibu. Meski hidup tercukupi dengan ayah yang bekerja menjadi kepala rumah tangga, sang ibu tetaplah wanita yang sejak dulu Elin kenal sederhana. Wajahnya tersenyum bahagia tiap kali mengingat wanita yang sudah melahirkan dan membesarkannya hingga kini.

"Na na na na na...si anak kecil pulang bekerja...ingin membahagiakan ibunya." Elin mulai bernyanyi asal sembari senyum-senyum. Hidupnya memang sehampa itu hanya tidur kerja tidur kerja. Tak ada kegiatan lainnya seperti berlibur bersama teman atau pun berbelanja.

Memiliki teman kerja seperti Dinda juga sangat monoton. Hanya bekerja sebab Dinda merupakan tulang punggung keluarganya. Tak ada waktu bermain dan menghabiskan gaji. Sampai Elin tak sadar jika di depan lampu lalu lintas berubah menjadi warna merah. Suara mobil menabrak begitu keras hingga tubuhnya pun ikut terdorong maju ke depan.

"Hah? Suara apa itu?" tanyanya membulatkan mata syok. Elin benar-benar gugup melihat sosok yang mengetuk pintu mobilnya.

"Nona, bukalah pintunya. Anda menabrak mobil di depan." Elin gelagapan sembari tangannya menurunkan kaca mobil tanpa berniat membuka pintu mobil.

Meminta maaf mungkin ia pikir akan selesai. Bagaimana bisa jika tidak selesai, mobil di depan sana adalah mobil sedan mewah tentu ganti rugi adalah bunuh diri tercepat bagi Elin.

"Pak, saya minta maaf. Saya benar-benar tidak melihat lampu merah tadi. Maafkan saya, Pak." Kedua tangan ia tangkup penuh permohonan. Namun, yang Elin lihat pria tua itu hanya menggelengkan kepala.

"Nona, masalahnya itu bukan milik saya. Anda harus berurusan dengan pemiliknya langsung. Saya tidak berani mengurus hal ini." Elin menatap ke depan dimana mobil masih tetap menyala. Ada bayangan sosok pemilik mobil itu.

Setuju, ia pun turun dan ingin meminta maaf pada pemilik mobil mewah itu. Sempat Elin melirik mobil di sampingnya ketika berjalan. Matanya semakin melebar kala melihat kerusakan yang cukup besar. Body belakang mobil itu melengkung ke dalam dengan banyak goresan akibat ulah Elin sendiri.

"Mampus aku. Apa yang harus aku jual buat ganti ruginya?" gumam Elin.

"Ada apa?" Elin tergugu menatap pria yang menurunkan kaca mobil di depannya. Bunga-bunga di kedua bola mata itu seketika ingin berputar menari dengan kelopak yang mekar nan indah.

Bukannya berucap, Elin justru tersenyum.

"Apa hobimu terus melamun seperti ini?" Danil. Yah pria itu adalah Danil dengan kebiasaannya bertemu Elin adalah melambaikan tangan di depan mata gadis itu.

Di samping Danil ada anak kecil dan wanita yang pernah Elin lihat. Itulah yang membuat Elin sadar dari lamunannya. Ia pun ingin mengutarakan permintaan maaf berharap tidak membayar sepeser pun atas kerusakan yang ia perbuat.

"Tuan, maafkan saya. Saya akan..." Elin tak melanjutkan ucapannya karena wanita di samping Danil menyela dengan sinis.

"Maaf, Tuan Danil. Saya mendapat kabar untuk beberapa kandidat pengasuh Tuan Aditya. Mereka mengajukan penawaran untuk gajinya..." Wanita itu pun juga tidak melanjutkan ucapan ketika Danil memotongnya.

"Katakan pada mereka untuk mengajukan nominal berapa pun asal mampu membuat anakku nyaman."

Glek!! Elin tertegun mendengar tawaran yang sangat menggiurkan itu.

"Saya mau, Tuan." ujar Elin cepat tanpa memikirkan apa pun. Hanya panggilan Tuan dari wanita di samping Danil membuat nyali Elin kembali berkobar.

Oke, satu masalah akhirnya terpecahkan. Elin tahu mereka bukanlah ada hubungan apa-apa. Tidak ada salahnya kan mencoba lagi cara ini?

"Iya, saya berjanji akan menjaga anak anda sebaik mungkin. Dan Anda bisa memotong kerugian mobil ini dari gaji saya, Tuan. Saya harap anda mau menerima saya. Saya akan tulus dan hati-hati menjaganya, Tuan. Saya mohon..." Elin menangkup kedua tangannya. Pikirannya adalah bisa hidup di luar rumah sembari fokus bekerja. Mungkin sesekali bisa meminta izin mengunjungi sang ibu, pikir Elin.

Danil yang semula menatap Elin penuh selidik akhirnya menghela napas. "Baiklah, besok datanglah ke rumah untuk di latih. Saya akan menunggu sebelum jam pergi bekerja." Kaca mobil naik dan menutup pemandangan indah itu.

Elin terdiam mematung seperginya Danil dari sana. Sampai terdengar suara klakson mobil yang meminta Elin segera mengemudikan mobilnya yang juga rusak di bagian depan barulah ia bergegas pergi. Tujuan awal ia tidak lupa, tetap membelikan martabak untuk sang ibu. Tetapi saat menunggu pesanan Elin terus melamun. Ada perasaan senang ada juga perasaan takut karena akan bekerja dengan orang yang baru ia kenal.

***

Celana jeans di bawah lutut, sepatu kets putih, serta baju kaos yang berwarna pink. Tak lupa rambut di ikat rapi.

"Astaga, kau ingin piknik ke kebun binatang mana?"

"Kok piknik, Tuan? Kebun binatang? Saya kan mau kerja, Tuan." jawab Elin saat pagi-pagi sekali datang dengan penampilan terbaiknya.

Danil sampai geleng kepala melihatnya. "Sha, berikan dia pada kepala pelayan. Suruh memakai seragam." ujar Danil melewati Elin menuju meja makan.

"Selamat pagi, anak Ayah." Hangat ia mencium kening putra kecilnya dan mengusap kepalanya. Elin melihat itu semua.

Episodes
1 Si Gadis Kosong
2 Bakti Seorang Anak
3 Perubahan Sikap
4 Pernikahan
5 Bekerja Dengan Tuan Danil Victor
6 Saran Membawa Petaka
7 Panggilan Bunda
8 Pertemuan
9 Kekecewaan Pada Sosok yang Di Kagumi
10 Menantang
11 Melamar
12 Persiapan Pernikahan
13 Permohonan Viera
14 Pernikahan Sesungguhnya
15 Malam Acara
16 Kemarahan Danil
17 Pengumuman
18 Malam Pertama Di Rumah Sakit
19 Masa Lalu Yang Menjadi Penghalang
20 Rencana Sesya
21 Sakit Hati Seorang Anak
22 Jebakan
23 Berkelahi
24 Undangan Makan Malam Untuk Mertua
25 Malam Kerja Keras
26 Tidak Bisa Berjauhan
27 Hadiah Untuk Aditya
28 Kedatangan Keluarga
29 Sikap Berani Elin
30 Kegundahan Elin
31 Kekecewaan
32 Salah Strategi
33 Ibu Sakit
34 Kesedihan Elin dan Keluarga
35 Menjemput Di Bandara
36 Ingin Jujur
37 Mencoba Mendekat
38 Sulit Memahami Sikap Sendiri
39 Keinginan Viera
40 Fitnahan Viera
41 Sakit Yang Teramat Sangat
42 Aksi Nekat Viera
43 Rencana Jahat
44 Di Balik Sikap Kerasnya Danil
45 Kepulangan Sang Ibu
46 Di Usir
47 Masalah Dan Masalah
48 Keegoisan
49 Kemarahan Damian
50 Kekacauan Tanpa Elin
51 Musibah
52 Kejutan Untuk Elin
53 Di Balik Sikap Sesya
54 Memfitnah
55 Kerinduan Pada Wanita Kecilnya
56 Di Luar Kendali
57 Harapan Aditya
58 Kekecewaan Aditya
59 Rahasia Sesungguhnya
60 Jalan Untuk Elin
61 Perjuangan Seorang Ibu
62 Tekad Elin
63 Kejahilan Elin
64 Tawaran Danil Untuk Viera
65 Persahabatan
66 Hilang Kendali
67 Hamil
68 Si Kecilku
69 Menemani Istri Kerja
70 Aditya Yang Pergi
71 Aditya Kembali
72 Sahabat Yang Sesungguhnya
73 Kembali Kebahagiaan Di Rumah Danil
74 Kecemburuan Elin
75 Kekecewaan Seorang Anak
76 Menjemput Ayah Mertua
77 Kecerobohan Danil
78 Keputusan Damian Untuk Kedua Putrinya
79 Viera Ingin Menikah
80 Jebakan Untuk Elin
81 Kesialan Danil
82 Kesalah Pahaman
83 Sulit Melupakan
84 Menikah Bukan Berarti Memiliki Seutuhnya
85 Kekecewaan Aditya
86 Mengabaikan Sang Anak
87 Lima Belas Tahun Berlalu
88 Undangan Pernikahan Dinda
89 Viera Kembali Berulah
90 Akibat Dari Ulah Viera dan Faldo
91 Kemurkaan Aditya
92 Kemungkinan Terburuk Danil
93 Permohonan Sekar Di Tolak
94 Malu Mengakui Ulah Sang Ibu
95 Permohonan Aditya Pada Sang Ibu
96 Kemarahan Ghea
97 Seperti Hari Yang Lalu
98 Keikhlasan Elin Untuk Sang Suami
99 Hari Terakhir
100 Viera Yang Di Campakkan
101 Suasana Yang Berbeda
102 Kebahagiaan Yang Kembali
103 Ke Makam Lagi
104 Kedatangan Richard
105 Keinginan Sederhana Seorang Ibu
106 Cinta Sampai Mati
107 Prasangka Buruk
108 Aturan Danil
109 Kejadian Di Bioskop
110 Kehadiran Seseorang
111 Ghea Yang Mulai Nakal
112 Kebohongan Ghea
113 Tebar Pesona
114 Posesifnya Ghea
115 Mengharap Pujian
116 Cemburu Tanpa Sadar
117 Permintaan Aditya Pada Richard
118 Tamat
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Si Gadis Kosong
2
Bakti Seorang Anak
3
Perubahan Sikap
4
Pernikahan
5
Bekerja Dengan Tuan Danil Victor
6
Saran Membawa Petaka
7
Panggilan Bunda
8
Pertemuan
9
Kekecewaan Pada Sosok yang Di Kagumi
10
Menantang
11
Melamar
12
Persiapan Pernikahan
13
Permohonan Viera
14
Pernikahan Sesungguhnya
15
Malam Acara
16
Kemarahan Danil
17
Pengumuman
18
Malam Pertama Di Rumah Sakit
19
Masa Lalu Yang Menjadi Penghalang
20
Rencana Sesya
21
Sakit Hati Seorang Anak
22
Jebakan
23
Berkelahi
24
Undangan Makan Malam Untuk Mertua
25
Malam Kerja Keras
26
Tidak Bisa Berjauhan
27
Hadiah Untuk Aditya
28
Kedatangan Keluarga
29
Sikap Berani Elin
30
Kegundahan Elin
31
Kekecewaan
32
Salah Strategi
33
Ibu Sakit
34
Kesedihan Elin dan Keluarga
35
Menjemput Di Bandara
36
Ingin Jujur
37
Mencoba Mendekat
38
Sulit Memahami Sikap Sendiri
39
Keinginan Viera
40
Fitnahan Viera
41
Sakit Yang Teramat Sangat
42
Aksi Nekat Viera
43
Rencana Jahat
44
Di Balik Sikap Kerasnya Danil
45
Kepulangan Sang Ibu
46
Di Usir
47
Masalah Dan Masalah
48
Keegoisan
49
Kemarahan Damian
50
Kekacauan Tanpa Elin
51
Musibah
52
Kejutan Untuk Elin
53
Di Balik Sikap Sesya
54
Memfitnah
55
Kerinduan Pada Wanita Kecilnya
56
Di Luar Kendali
57
Harapan Aditya
58
Kekecewaan Aditya
59
Rahasia Sesungguhnya
60
Jalan Untuk Elin
61
Perjuangan Seorang Ibu
62
Tekad Elin
63
Kejahilan Elin
64
Tawaran Danil Untuk Viera
65
Persahabatan
66
Hilang Kendali
67
Hamil
68
Si Kecilku
69
Menemani Istri Kerja
70
Aditya Yang Pergi
71
Aditya Kembali
72
Sahabat Yang Sesungguhnya
73
Kembali Kebahagiaan Di Rumah Danil
74
Kecemburuan Elin
75
Kekecewaan Seorang Anak
76
Menjemput Ayah Mertua
77
Kecerobohan Danil
78
Keputusan Damian Untuk Kedua Putrinya
79
Viera Ingin Menikah
80
Jebakan Untuk Elin
81
Kesialan Danil
82
Kesalah Pahaman
83
Sulit Melupakan
84
Menikah Bukan Berarti Memiliki Seutuhnya
85
Kekecewaan Aditya
86
Mengabaikan Sang Anak
87
Lima Belas Tahun Berlalu
88
Undangan Pernikahan Dinda
89
Viera Kembali Berulah
90
Akibat Dari Ulah Viera dan Faldo
91
Kemurkaan Aditya
92
Kemungkinan Terburuk Danil
93
Permohonan Sekar Di Tolak
94
Malu Mengakui Ulah Sang Ibu
95
Permohonan Aditya Pada Sang Ibu
96
Kemarahan Ghea
97
Seperti Hari Yang Lalu
98
Keikhlasan Elin Untuk Sang Suami
99
Hari Terakhir
100
Viera Yang Di Campakkan
101
Suasana Yang Berbeda
102
Kebahagiaan Yang Kembali
103
Ke Makam Lagi
104
Kedatangan Richard
105
Keinginan Sederhana Seorang Ibu
106
Cinta Sampai Mati
107
Prasangka Buruk
108
Aturan Danil
109
Kejadian Di Bioskop
110
Kehadiran Seseorang
111
Ghea Yang Mulai Nakal
112
Kebohongan Ghea
113
Tebar Pesona
114
Posesifnya Ghea
115
Mengharap Pujian
116
Cemburu Tanpa Sadar
117
Permintaan Aditya Pada Richard
118
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!