Satu jam berlalu seluruh keluarga Nayla termasuk Ethan dan Serena tampak cemas para dokter dan suster satu pun tidak ada yang keluar sekedar memberi kabar.
" Huh, papa takut Ma dengan cucu kita. " ucap Maya cemas.
" Tenang ma, semua baik-baik saja. " ucap Robert merangkul tubuh istrinya.
KLEK....
Pintu ruangan itu terbuka menampakan seorang dokter yang keluar dari dalam sana.
" Bagaimana keadaan cucu saya dok? " tanya Maya cemas.
" Apa Nayla baik-baik saja?" tanya Ethan panik.
" Mohon tenang dulu bapak ibu dan semuanya. " ucap dokter perempuan itu helaan nafas terdengar dari nya.
" Saya dengan berat hati menyampai kalau Nona Nayla telah dinyatakan meninggal dunia saat ini. " ucap dokter menunduk.
" Tidak mungkin. " lirih Serena air matanya tiada henti ia melirik ke dalam ruangan inap disana sahabat baiknya sahabat setianya sahabat yang menemaninya suka maupun duka telah pergi meninggalkan nya.
" TIDAK! CUCUKU! " histeris Maya yang langsung pingsan dalam dekapan Robert.
" Mama! " pekik Robert, Serena dan Ethan.
" Kita ke UGD saja pak. " ucap dokter perempuan itu menuntun Ethan yang hendak menyusul terhenti saat Robert menginterupsi.
" Kau temani saja istrimu, Mama biar urusan papa kau selesaikan semua proses rumah sakit. " ucap Robert.
DEG....
Ethan menyentak tubuhnya ia baru sadar ia sudah menikah 1 jam yang lalu, bagaimana bisa ia melupakan kehadiran istri kecilnya. Ethan membalikan tubuhnya ia menghampiri Serena yang masih terduduk di lantai dengan pandangan yang kosong air mata gadis itu sudah mengalir.
Ethan meraih tubuh kecil istrinya membenamkan nya di dada nya menenangkan gadis itu yang semakin terisak-isak seperti hati Ethan yang tersayat-sayat.
Ethan mengurus semua proses di rumah sakit selama beberapa jam tepat di sore hari proses terakhir. Proses Pemakaman diadakan. dengan tangisan dari beberapa orang terdekat termasuk keluarga Ethan sendiri.
" Ethan pulang lah duluan, kau pasti lelah. " ucap Robert memberitahu.
" Aku akan disini sampai selesai." jawab Ethan.
" Kasihan istrimu, pulang lah. " ucap Maya menengahi.
" Sebentar lagi kami akan menyusul. " ucap Robert.
Maya begitu kasihan dan prihatin dengan kondisi Serena yang sejak tadi berdiam diri saat makan siang pun gadis itu tidak menyentuh nya sama sekali pandangan nya sanga kosong seperti tidak ada kehidupan didalam nya.
Walaupun Serena merespon kecil setiap tindakan nya terhadap menantu nya tapi tetap saja ia tidak tega membiarkan menantu nya sampai sakit. apalagi mata gadis itu masih akan bengkak seperti mesin yang tidak berhenti mengeluarkan air mata.
" Aku pulang duluan Ma, Pa. " ucap Ethan akhirnya.
Ethan menghampiri Serena yang masih berdiri dengan pandangan kosong di sekitaran pemakaman Nayla. Serena tidak menyadari kehadiran Ethan yang sudah berdiri didekat nya.
" Ayo kita pulang. " ucap Ethan menarik pelan tangan Serena yang kaget dari lamunan nya seakan tersadar dari lamunan nya gadis itu merespon lambat.
" Kita pulang, mama dan papa akan menyusul. " ucap Ethan kembali dengan ekspresi datarnya.
" Ta-tap... " ucap Serena terhenti.
" Tidak boleh membantah suami. " jawab Ethan melirik dengan tatapan tegas.
Serena kembali terdiam gadis muda itu meneguk Saliva nya dalam lebih memilih mengikuti ucapan Om Ethan. sepertinya Serena tahu perubahan sikap Om Ethan seperti ini karena terpaksa menikahi dirinya.
Mungkin Serena akan berbicara lagi dengan Om Ethan untuk perceraian mereka, mungkin itu lebih baik bagi Om Ethan dan keluarganya.
...✿ ✿ ✿ ✿...
Setelah sampai di kediaman orang tua Ethan lelaki itu berlalu begitu saja meninggalkan Serena yang berjalan dibelakang nya yang sedikit jauh tertinggal.
Saat sampai di ruang tengah Ethan menghentikan langkahnya ia menatap Serena yang mendekatinya tanpa mengatakan apapun ia menarik tangan Serena membuat Gadis itu kaget tidak siap tubuh mereka berkontak fisik tiba-tiba.
Tanpa mengatakan apapun Ethan menuntun Serena menaiki anak tangga, toh mereka sudah sah tidak masalah bagi Ethan ingin memegang tangan nya kapan saja lebih dari itu pun bagi Ethan tidak masalah, Eh...????
" Ini kamar kita. " ucap Ethan membuka suara ia memutar knop pintu kamar berwarna Putih polos terpampang kamar luas 2 kali lipat terdapat kamar mandi dan Walk In Closet yang cukup besar serta kasur King Size dan balkon.
Serena terperangah melihatnya ia tidak pernah melihat kamar sebesar ini sebelumnya dan semuanya serba ada dalam kamar ini. ini baru pertama kalinya ia melihat walaupun sering kerumah Ethan ia lebih banyak menghabiskan waktu di kamar sahabatnya yang tidak seluas ini.
" Lalu apa kabar kamar Om Ethan yang dirumahnya? apa lebih besar dari ini. " batin Serena tampak berpikir keras.
" Apa yang kau pikirkan? bersihkan tubuhmu Bi Nar akan mengantar pakaian baru untukmu sebentar, aku keluar dulu ada urusan. " ucap Ethan.
" Ba-baik om. " jawab Serena sedikit gugup.
Ethan segera keluar dengan menutup pintu dan Serena tanpa berlama-lama ia mengambil handuk yang tergantung rapi di samping pintu kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.
Tidak butuh waktu lama Serena membersihkan diri saat ia keluar kamar mandi sudah ada pakaian Dress di bawah lutut satu centi bermotif bunga tulip biru muda.
Setelah bersiap Serena segera menuruni anak tangga berniat berterimakasih sekaligus mungkin Serena akan membantu jika ada pekerjaan di dapur.
" Permisi. " tanya Serena saat melihat dua orang ibu-ibu berusia kisaran 50 tahunan sedang berkutat di dapur.
" Loh, Non Serena kenapa berada di dapur? " tanya Bi Nar mendekati Nona muda nya.
" Bi Nar ya? " tanya Serena.
" Iya Non saya Bi Nar dan dia Mbok Sar. " ucap Bi Nar memperkenalkan diri keduanya.
" Salam kenal Non saya Mbok Sar. " jawab Mbok Sar tersenyum hangat.
" Saya Serena, jangan panggil Non gitu dong aneh dengar nya. " ucap Serena terdengar aneh ditelinga nya.
" Yo, gak bisa Non. gak sopan jatuhnya kalau panggil nama disini. " ucap Mbok Sar menimpali.
" Senyaman Mbok sama Bi Nar aja manggilnya deh. " jawab Serena.
" Non, ada perlu apa sampai ke dapur? " tanya Bi Nar lagi.
" Gak ada Bi Nar, saya cuman mau membantu kalian masak aja. " ucap Serena bersiap mengambil pisau yang tergeletak di atas meja.
" Eh gak usah Non, Non lebih baik datangi Den Ethan aja di Gazebo belakang rumah. " ucap Mbok Sar cepat.
" Gak apa-apa Bi Nar, saya sedikit bosan. " ucap Serena keras kepala ia sudah bersiap mengiris bawang yang tersedia di atas meja.
" Serena. " panggil Ethan yang baru memasuki dapur.
" Tuh kan, Non dipanggil. " bisik Mbok Sar.
" Ngapain kamu? " tanya Ethan saat melihat Serena yang memegang pisau.
" Mau bantu bibi masak. " jawab Serena.
" Tidak usah, itu bukan pekerjaan kamu. ikut saya ada yang harus kita bahas. " Jawab Ethan melirik sebentar dan berlalu pergi.
" Non pergi aja, ini sudah tugas kita. " ucap Bi Nar mengusir pelan.
" Saya pergi dulu Bi Nar, Mbok Sar. " jawab Serena sedikit tidak rela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments